Hubungan Alexithymia dengan Kecanduan Media Sosial pada Remaja di Jakarta Selatan

2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Yunita Mansyah Lestari ◽  
Suzy Yusna Dewi ◽  
Aulia Chairani

ABSTRAK   Alexithymia ditandai dengan ketidakmampuan dalam mengenali dan mengekpresikan emosi serta pemikiran yang berorientasi eksternal sehingga mereka memiliki hubungan interpersonal yang buruk. Remaja dengan alexithymia cenderung menjadi kecanduan media sosial.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Alexithymia terhadap kecanduan media sosial pada remaja di Jakarta Selatan. Subjek penelitian adalah remaja yang berusia 13-19 tahun dan tinggal di Jakarta selatan. Pengambilan data menggunakan metode consecutive sampling dan snowball sampling dengan menyebar kuesioner menggunakan link googleform. Jumlah subjek penelitian sebanyak 207 orang (41 = laki-laki, 166 = perempuan). Skala yang digunakan adalah Toronto Alexithymia Scale (TAS-20) dan Social Media Disorder (SMD). Analisa data menggunakan metode chi-square pada SPSS 25. Hasil penelitian didapatkan 85 orang mengalami alexithymia, 88 mengalami kecanduan dan 62 orang mengalami alexithymia dan kecanduan media sosial. p-value didapatkan 0,000. Hal ini berarti terdapat hubungan antara Alexithymia dengan Kecanduan Media Sosial pada remaja di Jakarta Selatan. Kata Kunci :Alexithymia, Kecanduan Media Sosial, Remaja     ABSTRACT   Alexithymia is characterized by an inability to recognize and express emotions and have external oriented thoughts so that they have poor interpersonal relationships. Teenagers with alexithymial tend to become addicted to social media. This study aims to determine the relationship between Alexithymia towards social media addiction in adolescents in South Jakarta. The research subjects were adolescents aged 13-19 years and lived in south Jakarta. Retrieval of the data was using consecutive sampling and snowball sampling method by distributing questionnaires using the googleform link. The number of research subjects was 207 people (41 = men, 166 = women). The scale was used is the Toronto Alexithymia Scale (TAS-20) and Social Media Disorder (SMD). Data analysis using the chi-square method in SPSS 25. The results showed that 85 people had alexithymia, 88 were addicted and 62 people had alexithymia and were addicted to social media. p-value obtained is 0,000. This means that there is a relationship between Alexithymia and Social Media Addiction in adolescents in South Jakarta. Keyword : Adolescents, Alexithymia, Social Media Addiction

2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Elmi Nuryati

Asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu itu ternyata berbahaya bagi kesehatan seperti layaknya polutan dari pembakaran mineral dan mesin kendaraan bermotor. Polutan dari  kayu bakar dalam industry pembakaran genteng dapat menjadi salah satu penyebab infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penggunaan kayu bakar dalam industry pembekaran genteng dengan kejadian ISPA pada daerah home industri  Desa Pandansari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2017. Jenis penelitian adalah analitik komparatif dengan desain crosectional. Populasi dalam penelitian ini semua warga desa Pandansari Selatan kecamatan sukoharjo dengan jumlah sampel 80 responden. Teknik sampling yang digunakan consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan wawancara. Analisis data dilakukan secara bivariat dengan menggunaka uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara penggunaan kayu bakar dalam industry pembakaran genteng dengan kejadian ispa dengan p value >  0,05, nilai OR 2,206. Hal tersebut menunjukkan bahwa kayu bakar yang menghasilkan asap sangat berbahaya dan berperan besar dalam menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan akut. 


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 157
Author(s):  
Arnika Dwi Asti ◽  
Shynta Novariananda ◽  
Tri Sumarsih

Prevalensi stroke meningkat setiap tahunnya. Pasien stroke mengalami kelumpuhan anggota tubuh yang menyebabkan perubahan dan penurunan fungsi kehidupan fisik dan psikologis. Kondisi ini membuat pasien stroke membutuhkan bantuan orang lain dalam aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, salah satu anggota keluarga sebagai unit terdekat pasien akan berperan sebagai caregiver yang membantu memenuhi kebutuhan pasien stroke. Caregiver sendiri juga memiliki orientasi pemenuhan kebutuhan, perawatan dan pikiran untuk diri sendiri. Pengabaian pemenuhan kebutuhan ini dapat mengakibatkan stres fisik dan mental pada caregiver. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan beban caregiver dengan stres keluarga pada pasien stroke. Ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Sejumlah 122 orang caregiver utama diambil sebagai responden penelitian dengan tehnik consecutive sampling. Data dianalisa menggunakan Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berada pada rentang beban sedang sebanyak 63 orang (51,64 %) dan tingkat stres sedang sebanyak 60 orang (49,18%). Uji korelasi chi-square menunjukkan nilai p value 0,035 < 0,05 sehingga dinyatakan terdapat hubungan antara beban caregiver dengan tingkat stres keluarga pada pasien stroke. Semakin tinggi beban caregiver maka tingkat stres yang dirasakan juga semakin tinggi. Penting bagi perawat jiwa untuk mengetahui mengenai beban caregiver dan stres yang dirasakan sehingga dapat membantu melalui program manajemen stres bagi caregiver pasien stroke.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 167-175
Author(s):  
Friska Ernita Sitorus

Kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja sebagai alat untuk mengevaluasi organisasi. Dalam rangka peningkatan manajemen di tingkat Puskesmas, maka unsur-unsur manajemen yang terdiri atas perencanaan, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian dan penilaian telah dikernbangkan. Penerapan fungsi-fungsi manajemen sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai puskesmas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan manajemen dengan kinerja petugas kesehatan. Penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas kesehatan sebanyak 150 orang dengan jumlah sampel 88 orang. Sampel diambil dengan menggunakan consecutive sampling. Penelitian ini dianalisis uji chi-square dan Regresi Logistik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa perencanaan, (p-value 0,02), pelaksanaan dan pengendalian (p-value 0,01), pengawasan dan pertagnggungjawaban (p-value 0,00) mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja petugas kesehatan. Berdasarkan analisis multivariate didapatkan bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan kinerja petugas kesehatan adalah Pengawasan dan Pertanggungjawaban dimana p-value 0.03 dan nilai Exp (B) 5,885 dimana Pengawasan dan Pertanggungjawaban yang dilakukan dengan baik mempunyai peluang 5.885 kali petugas kesehatan melakukan kinerja yang baik dibandingkan dengan Pengawasan dan Pertanggungjawaban yang cukup. perencanaan, (p-value 0,02), pelaksanaan dan pengendalian (p-value 0,01), pengawasan dan pertagnggungjawaban (p-value 0,00) mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja petugas


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 307
Author(s):  
Desi Christin Saragih ◽  
Heni Dwi Windarwati ◽  
Ayut Merdikawati

Adolescent growth and development is influenced by 2 factors, namely internal and external factors. Internal factors are factors that influence the fulfillment of developmental tasks originating from within the individual, both physical and psychological, while external factors are factors that influence the fulfillment of developmental tasks originating from outside the individual self. There are several examples of external factors, namely biological and physical environment, psychosocial and depression, family and cultural factors, and economic factors. Psychosocial factors involve psychological and social aspects. The social aspect can be done without having to face to face directly or can be done online using social media. the freedom of a person to use social media causes various abuses of social media, for example cyberbullying. Cyberbullying in adolescents is influenced by several factors, namely personality type, perception of the victim, the role of parent and child interaction. The research aims to determine the relationship of personality types with the tendency of cyberbullying behavior in adolescents. The study was conducted on 10th grade high school teenagers in Malang. The sample was 126 students with a purposive sampling technique. Data was collected using Eysenck Personality Questionare and cyberbullying instruments. Data were analyzed using Chi Square test. There is no significant relationship between personality types and the tendency of cyberbullying behavior in 10th grade teenagers in Malang with Asymp. Sig 0.128 or p-value> 𝞪 (0.05).


2020 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 445-451
Author(s):  
Asnuddin Asnuddin ◽  
Asrini Mattrah

Social media use: The role of parents' perceptions about social media impact in early marriageBackground: Early marriage is a marriage that is conducted at adolescence, the factors causing early marriage are socio-cultural factors, economic pressure, level of education, difficulty in getting a job, social media, religion and views and beliefsPurpose: To find out the influence of social media and the role of parents on the incidence of early marriageMethod: A quantitative research using descriptive analytical research method with cross sectional study design with variable use of social media with the criteria for the results "active and inactive". For the variable of the role of parents with 2 outcome criteria, namely "influential and not influential". And for the variable incidence of early marriage, there are 2 criteria, namely age 14-16 years and age 17-19 years, the questionnaire used has been through the validity of previous researchers. Then the results of the data obtained were analyzed in the SPSS program using the Chi Square testResults: From the Chi Square test results for social media variables obtained p value = 0.001, then the value of p = 0.001 <0.05 (α) while the role of parents variable Chi Square test results obtained p value = 0.022, therefore the value of p = 0.022 <0.05 (α).Conclusion: Based on the results of the study it can be concluded that, there is a significant influence between the use of social media and the role of parents in the event of early marriage Keywords: Social media; Parents, Early marriagePendahuluan: Pernikahan usia dini adalah perkawinan yang dilakukan pada usia remaja, faktor penyebab pernikahan usia dini adalah faktor sosial budaya, desakan ekonomi, tingkat pendidikan, sulit mendapat pekerjaan, media sosial, agama serta pandangan dan kepercayaan.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh media sosial dan peran orang tua terhadap kejadian pernikahan dini di Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng Metode: Penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study dengan variabel penggunaan media sosial dengan kriteria hasil “aktif dan tidak aktif”. Untuk variabel peran orang tua dengan 2 kriteria hasil yaitu “berpengaruh dan tidak berpengaruh”. Dan untuk variabel kejadian pernikahan dini ada 2 kriteria  yaitu umur 14-16 tahun dan umur 17-19 tahun,  kuesioner yang di gunakan sudah melalui uji validitas peneliti sebelumnya. Kemudian hasil data yang di dapatkan dianalisis di program SPSS dengan menggunakan uji Chi SquareHasil: Dari hasil uji Chi Square untuk variabel media sosial didapatkan nilai p=0,001, maka nilai p=0.001<0.05 (α) sedangkan variabel peran orang tua hasil uji Chi Square didapatkan nilai p=0,022, oleh karena itu nilai p=0.022<0.05 (α).Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa, Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan media sosial dan peran orang tua terhadap kejadian pernikahan dini


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 94-97
Author(s):  
Yolandita Aura ◽  
Noerfitri Noerfitri

Pendahuluan: Keadaan remaja yang mudah dipengaruhi lingkungan sekitar dapat berpengaruh terhadap sikap serta perilaku giziya termasuk dalam hal kebiasaan makannya, dan bila tidak disadari secara dini akan berdampak pada kesehatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi seimbang dengan sikap dan perilaku gizi seimbang pada remaja di SMA Korpri Bekasi. Metode: Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X-XI sebanyak 130 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah ditetapkan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dilakukan secara daring dengan google form. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan di SMA Korpri Bekasi. Hasil: Hasil analisis univariat, siswa yang memiliki pengetahuan yang baik sebesar 53,1% dan pengetahuan yang kurang baik sebesar 46,9% sedangkan yang memiliki sikap yang positif 56,9% dan yang memiliki sikap negatif 43,1%. Hasil bivariate dengan uji chi-square didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi seimbang dengan sikap gizi p-value = 0,514 (p>0,05) dan terdapat hubungan antara pengetahuan gizi seimbang dengan perilaku gizi seimbang p-value = 0,032 (p<0,05), dengan nilai OR = 0,466. Kesimpulan: Diharapkan melalui seminar dan bimbingan dari pihak sekolah dapat menambah pengetahuan dan memperbaiki sikap serta perilaku siswa terkait gizi seimbang.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
Kristiani Sianturi ◽  
Rini Handayani ◽  
Putri Handayani ◽  
Cut Alia Keumala Muda

Background: Firefighters.are often under pressure and get complaints from the public when extinguishing fires. They are often having heavy workloads and time targets to extinguish fires. It makes them have work stress. The initial survey showed of 80% firefighters having moderate-heavy work stress. Purpose: The aim was to know the risk factors of work stress in Firefighters in West Jakarta in 2019. Method: The research design used a cross-sectional design study. The population and samples are 105 Firefighters in West Jakarta (total sampling). The analysis was done in bivariate which was used the chi-square test. Result: The proportion of moderate-heavy work stress in Firefighters is 60.9%. Bivariate analysis show that there are relation of age (p-value < 0.001) interpersonal relationship (p-value = 0.014), and mental workload (p-value = 0.004) with work stress on Firefighters. It also show that there are no relation between level of education (p-value = 0.163), marital status (p-value = 0.071) and years of service (p-value = 0.351) with work stress on firefighter. Conclusion: The risk factors of work stress in firefighters are age, interpersonal relationships, and mental workloads.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
HERNITATI HERNITATI ◽  
MELLY MELLY ◽  
MAGDALENA MAGDALENA

Latar Belakang Penelitian, Sebagian besar ibu hamil mengalami kecemasan untuk menghadapi proses persalinan. Latihan yang dapat dilakukan ibu hamil untuk memperlancar proses persalinan seperti senam hamil, yoga hamil dan relaksasi. Salah satu latihan yang digemari ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil merupakan suatu bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamen-ligamen, serta otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. Melalui latihan yang teratur senam hamil bertujuan untuk menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam mempercepat proses persalinan. Senam hamil juga dapat membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan selama kehamilan, letak janin, mengurangi sesak nafas, menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan serta memberikan kenyamanan pada ibu saat persalinan sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan lancar (Yuliarti dalam Ekayanthi, I,G, dkk, 2014). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh senam hamil terhadap proses persalinan kala II di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kota Pekanbaru. Metode penelitian ini adalah observasional (Non eksperimental) dengan rancangan Quasi Eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengikuti latihan senam hamil di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kota Pekanbaru sebanyak 32 orang. Penggunaan sampel pada penelitian ini 20 orang ibu hamil. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi dengan menggunakan lembar Partograf. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa p value sebesar 0.025 (p < 0.05). Kesimpulan  penelitian ini adalah ada pengaruh senam hamil terhadap proses persalinan kala II diPuskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kota Pekanbaru. Saran bagi tenaga kesehatan Meningkatkan pemberian pelatihan pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil agar proses persalinan berlangsung lebih cepat dan bagi ibu Dapat menerapkan pelaksanaan senam hamil secara teratur pada kehamilan berikutnya agar proses persalinan dapat lebih cepat.


Jurnal JKFT ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Popy Irawati ◽  
Arif Firmansyah

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tujuan Peneitian Untuk mengetahui factor- dukungan keluarga  yang berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan diet pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Cipondoh Kota Tangerang-Banten. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes millietus sebanyak 86 responden. Teknik pengambilan sampel yang dipilih secara non probability sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak dilakukan secara acak. Dengan teknik Consecutive Sampling. Hasil uji chi-square dengan menunjukan p value α 0,01 sehingga Ha diterima bahwa terdapat hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet pada pasien Diabetes Militus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus.


2021 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 1119-1126
Author(s):  
Indri Ramayanti ◽  
Wieke Anggraini ◽  
Fatinah Fairuz Qonitah ◽  
Ahmad Ghiffari ◽  
Thia Prameswarie

Background: COVID-19 (coronavirus disease 2019) is a contagious infection currently affecting people worldwide, including in Indonesia. The spread of this virus is extremely rapid, and the number of deaths continues to rise. Compliance with the health protocol is one method of preventing the spread of COVID-19. The purpose of this study is to determine the relationship between generation-Z (gen-Z) knowledge and attitudes toward the use of masks, keeping distance, and washing hands as a means of preventing COVID-19 in religious activities at houses of worship in Palembang. Method: The observational analytic cross-sectional research design with the study's population consists of generation Z members who participate in religious activities in places of worship. The cluster random sampling method yielded 147 respondents. The data collected are primary data obtained directly from the research subjects via a questionnaire and secondary data obtained from the Palembang City Ministry of Religion. They were using the Pearson chi-square test to analyze descriptive data. Results: According to the findings, 79 people (53.7%) out of 147 respondents have good knowledge, while 75 people have a good attitude (51% ). The results obtained a statistically significant p-value of 0.05, indicating a relationship between gene Z knowledge and attitude and adherence to the use of masks, keeping distance, and washing hands. Conclusion: There is a significant relationship between knowledge and attitudes toward COVID-19 infection prevention in Generation Z who participate in religious activities in Palembang City.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document