scholarly journals Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Wanita Pekerja Seksual di Kota Padang

2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 376
Author(s):  
Wilda Tri Yuliza ◽  
Hardisman Hardisman ◽  
Dien Gusta Anggraini Nursal
Keyword(s):  

HIV/AIDS memiliki risiko yang besar ditularkan melalui hubungan seksual termasuk Wanita Pekerja Seksual (WPS) dan pelanggannya karena melakukan perilaku seksual yang tidak aman. Meningkatnya prevalensi HIV/AIDS pada WPS di Indonesia berhubungan dengan rendahnya perilaku pencegahan yang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada WPS di Kota Padang. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method, pendekatan kuantitatif menggunakan cross sectional dengan sampel 50 WPS dari berbagai kalangan di Kota Padang, analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square. Pendekatan kualitatif dengan indepth interview kepada 10 informan yang terdiri dari WPS, mucikari, dan petugas. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar WPS di Kota Padang memiliki perilaku pencegahan yang baik (66%), faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada WPS di Kota Padang adalah pendidikan (p= 0,024), pengetahuan (p= 0,002), sikap (p= 0,001), dukungan teman sesama WPS (p= 0,027) dan dukungan petugas (p= 0,013). Kondom tersedia di lokasi hotspot WPS, baik itu dibeli sendiri oleh WPS maupun didapatkan secara gratis dari KPA Kota Padang. Akan tetapi tidak semua WPS selalu menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan pelanggan, dikarenakan adanya permintaan dari pelanggan dan kurangnya kenyamanan saat menggunakan kondom. Hal tersebut membuktikan lemahnya posisi tawar WPS kepada pelanggan dalam penggunaan kondom.

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 55-63
Author(s):  
Machria Rachman

HIV (Human Immunodeficiency Virus)  dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat secara global. Prevalensi HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi juga cukup tinggi yakni 4.557 kasus. Cara penularan HIV terbesar adalah melalui hubungan seksual (71 %). Sejumlah 18,23% orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah wanita pekerja seks (WPS). Meskipun lokalisasi di Banyuwangi telah resmi ditutup pada tahun 2013, namun praktik prostitusi masih terselubung dijalankan. Hubungan seksual tanpa kondom menjadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi pengetahuan dan sikap WPS dengan persuasi penggunaan kondom di eks lokalisasi Gempol Porong Kabupaten Banyuwangi. Desain penelitian adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yaitu WPS di Eks Lokalisasi Gempol Porong berjumlah 32 orang yang diambil dengan teknik Total sampling. Pengambilan data dengan metode angket dan dianalisis statistik menggunakan SPSS 20.0 version. Hasil penelitian menunjukkan bahwa WPS yang memiliki pengetahuan rendah dalam penanggulangan HIV/AIDS sebanyak 56,2 %, sikap negatif sebesar 53,1% dan sebanyak 59,4% tidak melakukan persuasi penggunaan kondom. Analisis uji chi-Square menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan WPS dalam penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom (ρ = 0,002α), serta ada hubungan antara sikap WPS dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom (nilai ρ = 0,000α). Variabel yang berpengaruh terhadap penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom adalah sikap, dengan  probabilitas sikap negatif WPS sebesar 78%. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pihak terkait guna peningkatan 100% penggunaan kondom sehingga dapat menekan angka pertumbuhan HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi.


2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 59
Author(s):  
Rahmah Fitrianingsih ◽  
Yulia Irvani Dewi ◽  
Rismadefi Woferst

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus yang mudah menular dan mematikan juga merusak sistem kekebalan tubuh.Kelompok yang rentan adalah IRT. Hal ini disebabkan perilaku pencegahan yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk  menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan HIV/AIDS dengan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 100 orang responden yang diambil berdasarkan kriteria inklusi menggunakan teknik cluster sampling.Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitas. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan analisa bivariat menggunakan uji Chi Square untuk variabel faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan HIV/AIDS. Hasil penelitian analisis univariat menunjukkan mayoritas IRT berada dalam rentang usia 26-35 tahun (37%), beragama Islam (94%), pekerjaan wiraswasta (46%), istri yang tidak melakukan pemeriksaan HIV/AIDS (88%), dan suami yang tidak melakukan pemeriksaan HIV/AIDS (95%). Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan pengetahuan (p value 0.023) dan pendidikan ( p value 0.004) terhadap perilaku pencegahan. Variabel yang tidak berhubungan adalah sikap (p value 0.199), ekonomi (p value 0.641) dan lama menikah (p value 0.275) terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan IRT lebih peduli terhadap kesehatannya dengan melakukan upaya pencegahan HIV/AIDS.


2017 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 92
Author(s):  
Arrum Firda Ayu Maqfiroch ◽  
Zahroh Shaluhiyah

ABSTRAKPenanggulangan HIV AIDS membutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak. Salah satu pihak yang terlibat adalah OHIDHA. OHIDHA merupakan anggota keluarga yang hidup bersama ODHA dan memberikan dukungan kepada ODHA. Stigma di Kabupaten Sukoharjo dan Grobogan masih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang menentukan respons OHIDHA dalam upaya penanggulangan HIV AIDS di Kabupaten Sukoharjo dan Grobogan.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan data kuantitatif melalui wawancara dengan kuesioner. Penelitian ini didukung dengan penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan data FGD. Jumlah responden adalah 92 OHIDHA, proporsi 50% dan selang kepercayaan 95%. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi, bivariat menggunakan Chi-Square dan multivariat menggunakan regresi logistik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan respons OHIDHA adalah hubungan dengan ODHA (p-value=0,001), lama hidup dengan ODHA (p-value=0,030), lama mengetahui status ODHA (p-value=0,001) dan sikap (p-value=0,005). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa sikap (p-value=0,006) merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling signifikan dibanding variabel lainnya.Kata Kunci : OHIDHA, respons, Grobogan, Sukoharjo Respons of People Living With HIV AIDS to Control HIV and AIDS in Sukoharjo and Grobogan District; Controlling HIV and AIDS requird the involvement of various sector. One of the sector involved is People Living With HIV AIDS (PLWHA).  PLWHA is a family member who lives with people living with HIV and provide support to people living with HIV. Stigma in Sukoharjo and Grobogan still high. This study aims to determine the factors that determine whether the PLWHA response in control to HIV and AIDS in Sukoharjo Grobogan. This research was a quantitative study with cross sectional approach. Quantitative data collection techniques through interviews with questionnaires . This research was supported by qualitative research with FGD. The number of respondents was 92 PLWHA, the proportion of 50% and 95% confidence interval . Analysis of the data using univariate analysis with frequency distribution, bivariate using Chi-Square and multivariate using logistic regression. The results showed that the variables related to the PLWHA response is a relationship with people living with HIV ( p = 0,001 ) , long life with people living with HIV ( p = 0.030 ) , longer know the status of PLWHA ( 0.001 ) and attitude ( p = 0.005 ). Multivariate analysis showed that the attitude (p value = 0,006) was a variable that has the most significant effect compared to other variables .Keywords : AIDS , response , Grobogan , Sukoharjo


2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 184-194
Author(s):  
Rossida Kusuma Dewi ◽  
Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum ◽  
Mayang Widya Saputri ◽  
Dicha Febriyanti ◽  
Sonia Pebrianti

The prevention program of the impact of HIV / AIDS is a form of handling the existence of the stigma and discrimination of PLWHA. This study aims to analyze the relationship of personal factors consisting of knowledge, perceptions and attitudes of friends about prevention the impact of HIV / AIDS with the stigma of student at the PLWHA, as well as looking for the factors that most influence student stigma against people living with HIV/AIDS. This research is an analytic observational study with a cross sectional approach with a research population of all students of the 2016 and 2017 batches classes of the University in Sukoharjo, totaling 12,457 students with a sample used was 500 students with Proportional Random Sampling. The data collection was using a self administered questionnaire and the data were analyzed using the Chi-Square test in the bivariate test while the logistic regression test was used for multivariate analysis. The results of the bivariate test showed that knowledge (p value = 0,0001), perception (p value = 0,0001), and the attitudes of friends (p value = 0,0001) with stigma of students towards PLWHA with a significant level of a = 0,05. The multivariate test found that the attitude of friends is the most influential factor on student stigma in PLWHA (OR=5,627). It is necessary to provide information to students and the scope of their friendship about HIV/AIDS, as well as HIV prevention programs to reduce stigma in PLWHA.  Keywords : personal factors, friend attitude, HIV/AIDS, stigma, PLWHA


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 158
Author(s):  
Febrianti Maharani

Stigma terkait AIDS adalah segala prasangka, penghinaan dan diskriminasi yang ditujukan kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) serta individu, kelompok atau komunitas yang berhubungan dengan ODHA tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stigma terhadap ODHA di kalangan remaja SMA se Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru tahun 2016. Jenis penelitian analitik dengan desain <em>cross sectional</em>. Populasi seluruh siswa-siswi kelas I dan 2 di SMA Se kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru dengan jumlah 1701, dengan sampel berjumlah 212 orang. dengan <em>systematic random sampling</em>. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data meliputi analisis univariat, bivariat dengan <em>uji chi square</em>, multivariat dengan uji <em>regresi logistic</em> ganda. Hasil penelitian diperoleh proporsi remaja yang memiliki stigma berat terhadap ODHA di SMA se Kecamatan Senapelan Kota Pekabaru berjumlah 148 (69,8%), ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan (POR: 2,180; CI 95% ; 1,119-4,250), Persepsi (POR: 2,071; CI 95%: 1,059-4,049), Interaksi dengan ODHA (POR : 3,841; CI 95%: 1,275-11,569) Status ekonomi keluarga (POR: 2,025; CI 95%: 1,068-3,841) dengan terhadap stigma pada ODHA oleh remaja sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah variabel jenis kelamin. Kesimpulan dalam penelitian ini ada kecenderungan pengetahuan rendah, persepsi negatif, tidak pernah berinteraksi dengan ODHA dan status ekonomi keluarga rendah memiliki stigma berat terhadap ODHA. Saran bagi remaja agar, menambah wawasan tentang HIV/AIDS, aktif dalam organisasi (PIK) Pusat Informasi Konseling Remaja. Bagi sekolah, tenaga kesehatan dan orang tua agar tidak memberikan stigma terhadap ODHA.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
I Ketut Andika Priastana ◽  
Hendra Sugiarto

Introduction. Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that attacks the human immune system and Acquired immunodeficiency Syndrome (AIDS) is a collection of symptoms of disease caused by HIV. UNICEF stated that the number of deaths among adolescents due to HIV/AIDS has increased. In Indonesia, cases of HIV/AIDS have begun to attack adolescents, one of the causes of which is a lack of knowledge about HIV/AIDS. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge about HIV/AIDS with the prevention attitude against HIV/AIDS in adolescents in Jembrana, Bali, Indonesia. Methods. The research design used was cross sectional, random sampling technique with a sample of 82 people. The statistical analysis used was Chi square test with a significance level of 5%. Results. The results showed that the majority of respondents in the category of sufficient knowledge, namely as many as 53.7% and most had an agreeing attitude towards the prevention of HIV/AIDS as many as 65.9%. The results of the analysis of the Chi square test showed that the relationship between the level of knowledge about HIV/AIDS and the attitude of prevention of HIV/AIDS in adolescents showed p value = 0.001 (p value <0.05). Conclusion. This study found that there was a correlation between the level of knowledge about HIV/AIDS and the attitude of preventing HIV/AIDS in adolescents. Teenagers can improve their knowledge more optimally so that they are more vigilant and supportive of HIV/AIDS prevention.


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Rini Sari

Data statistik kasus HIV/AIDS  di Indonesia sampai bulan September 2014 orang yang meninggal akibat HIV/AIDS sebanyak 9.796 orang. HIV/AIDS tidak hanya memberikan dampak psikologis yang besar bagi penderitanya. Pasien HIV/AIDS perubahan karakter psikososial yaitu : hidup dalam stres,  depresi,  merasa  kurangnya  dukungan  sosial,  dan perubahan  perilaku.  Tujuan  penelitia  ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehilangan pada pasien HIV/AIDS di  Poliklinik  Care  Support  and  Treatment  (CST)  RSUD  Kabupaten  Batang.  Metode  :  desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah  pasien  HIV/IDS  di  poliklinik  CST     RSUD  Kabupaten  Batang  sebanyak  50  orang. Pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Analisa data  menggunakan  uji  chi  square.  Hasil  penelitian  dengan    analisa  univariat  diperoleh  86% responden  mendapatkan  dukungan  keluarga  yang  cukup  dan  60%  responden  melalui  tingkat kehilangan  yang  cukup.  Analisa  bivariat  dengan  chi  square  diperoleh  ρ  value  0,006  <  0,05. Kesimpulan penelitian ini  ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehilangan pada pasien HIV/AIDS di Poliklinik Care Support and Treatment (CST) RSUD Kabupaten Batang. Saran untuk perawat adalah dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS dengan melibatkan keluarga dalam pemberian konseling pada pasien HIV/AIDS sehingga keluarga dapat mengetahui pentingnya manfaat dukungan keluarga pada pasien HIV/AIDS. 


2014 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 95
Author(s):  
Yuneti Octavianus Nyoko ◽  
I Wayan Gede Artawan Eka Putra ◽  
Anak Agung Sagung Sawitri

Latar belakang dan tujuan: Infeksi HIV meningkatkan risiko terserang penyakit tuberkulosis (TB) dan sebaliknya infeksi TB meningkatkan progresifitas HIV. Di Bali, koinfeksi TB pada pasien HIV/AIDS mengalami peningkatan dari 26% di tahun 2012 menjadi 30% di tahun 2013. Penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan terjadinya koinfeksi HIV/TB masih terbatas di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik demografi, klinis dan faktor risiko terinfeksi HIV dengan koinfeksi HIV/TB di Klinik Amertha Yayasan Kerti Praja Bali. Metode: Disain penelitian adalah cross-sectional menggunakan data sekunder pasien HIV/AIDS yang menerima terapi antiretroviral (ARV) tahun 2002-2012. Variabel bebas adalah karakteristik demografi: jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status bekerja, keberadaan pengawas minum obat; variabel klinis: kadar hemoglobin, berat badan, kadar CD4; dan faktor risiko terinfeksi HIV. Status koinfeksi HIV/TB sebagai variabel tergantung. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat (chi-square) dan multivariat (cox regression).Hasil: Dari 531 pasien yang dianalisis sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (57,6%) serta berumur ≥31 tahun (50,8%). Kejadian koinfeksi HIV/TB dijumpai pada 5,5% pasien. Analisis multivariat menunjukkan variabel yang secara independent berhubungan terhadap terjadinya koinfeksi HIV/TB adalah kadar CD4 awal ≤200 cell/mm3 (PR=10,34; 95%CI: 1,39-76,69; p=0,022) dan faktor risiko terinfeksi HIV melalui IDU (PR=3,27; 95%CI:1,56-6,88;p=0,002). Simpulan: Pasien yang memulai terapi ARV dengan kadar CD4  ≤200 cell/mm3 dan terinfeksi HIV melalui IDU berhubungan dengan koinfeksi HIV/TB.


2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 144
Author(s):  
Sundari Mulyaningsih

<em>The number of HIV/AIDS in Indonesia is more increasing and its distribution has been very complex. Now, HIV/AIDS is also attacking housewives, whose activity is mostly at home. In Yogyakarta, there are many obstacles to the practice of taking ARV, because of the less openness of HIV/AIDS sufferers, uncontrollable distribution and irregular consumption of ARV. The purpose of this research is to know investigate the relation between the knowledge of HIV/AIDS and the counseling of HIV/AIDS among housewives with HIV/AIDS in Yogyakarta. This research is </em>quantitative<em> study with a cross-sectional approach. The sample is 47 housewives with HIV/AIDS. The data was collected through the interview using a structured questionnaire and analyzed by chi-square to know investigate the relation between the knowledge of HIV/AIDS and the counseling of HIV/AIDS. This research showed that the majority of respondents had less knowledge about HIV/AIDS (61.7%) and did not attend counseling (59.6%). The analysis between two variables using chi-square result p=0.000, it means that there was a correlation between knowledge of HIV/AIDS and the counseling of HIV/AIDS among housewives with HIV/AIDS in Yogyakarta.</em>


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 932-940
Author(s):  
Sitti Hasnah E. Abon ◽  
Rafael Paun ◽  
Maria M. Dwi Wahyuni ◽  
Soleman Landi

LGBT rentan dengan penularan IMS dan HIV. Kota Kupang tahun 2010 dengan tiga spot sebagai tempat kumpul dengan jumlah yang masih terbatas namun di tahun 2015 terjadi peningkatan tetapi tidak ditunjang dengan kunjungan kelompok LGBT ke layanan VCT. Tercatat  sepanjang tahun 2015 sebanyak 18 orang saja yang mau ke layanan VCT. Pemanfaatan layanan VCT sangat penting karena merupakan pintu masuk untuk pencegahan dan perawatan HIV dan AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor promosi kesehatan tentang hiv/aids, stigma internal diri, dan dukungan sosial dengan pemanfaatan layanan voluntary counselling dan testing (VCT) oleh kelompok LGBT Di Kota Kupang. Jenis penelitian adalah mix method yang memadukan metode kualitatif dan  kuantitatif, dengan desain Cross Sectional. Populasi penelitian adalah kelompok LGBT yang berjumlah  460 orang.  Sampel penelitian sebanyak 210 orang yang di pilih secara random sampling. Analisis yang digunakan univariat, bivariat menggunakan  uji chi square dan multivariate menggunakan uji Regresi Logistik Berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor promosi kesehatan (ᵖ = 0,336 > α 0,005) dan  stigma (ᵖ  0,546 > α 0,005) tidak berhubungan dengan pemanfaatan layanan VCT kelompok LGBT.  Sedangkan faktor dukungan sosial mempunyai hubungan (ᵖ = 0,037  < α 0,005) dengan pemanfaatan layanan VCT oleh kelompok LGBT.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document