scholarly journals HUBUNGAN SHIFT KERJA DAN LAMA KERJA DENGAN KELELAHAN PETUGAS AIR TRAFFIC CONTROLLER (ATC) DI TOWER ATC BANDARA SOEKARNO HATTA

2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 80
Author(s):  
Gin Gin Yulenda

<p>Di Bandara Soekarno Hatta dalam sehari frekuensi pesawat yang <em>take off–landing</em> bisa mencapai 1216 pesawat per hari atau sekitar 72 penerbangan per jam. Berdasarkan rekapitulasi data kondisi petugas ATC Di Bandara Soekarno Hatta pada bulan Februari hingga 11 April 2017, terdapat 50 petugas (2,1%) ATC yang mengalami kelelahan (Yoga, 2017). Meskipun persentase kelelahan rendah, akan tetapi risiko terjadinya kecelakaan pesawat tinggi. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan shift kerja dan lama kerja dengan kelelahan petugas ATC di Bandara Soekarno Hatta tahun 2017.</p><p>Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan <em>cross sectional </em>yaitu pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Sumber data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder. Cara penetapan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin sebanyak 185 sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>purposive sampling</em>.</p><p>Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan Sebanyak 29 responden (49,5%) petugas ATC mengalami kelelahan rendah, Petugas ATC bekerja dalam 3 shift yaitu pagi, siang, dan malam, Responden yang bekerja &gt;120 menit sebanyak 53 orang (28,6%), tidak ada hubungan antara <em>shift</em> kerja dengan kelelahan dan Tidak ada hubungan antara lama kerja dengan kelelahan petugas ATC di Tower ATC Bandara Soekarno Hatta.</p>Saran yang diberikan kepada petugas ATC berkaitan dengan pentingnya pemanfaatan istirahat yang optimal seperti peregangan otot, berjalan-jalan di ruang kantor, berbincang-bincang, dan makan-makanan bergizi. Selain itu peningkatan kerja sama antara petugas ATC dan asisten petugas ATC, dan peningkatan fungsi koordinator ATC.

2019 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Aliyatur Rofi’a ◽  
Umi Rahayu ◽  
Suprijandani .

Air Traffic Controller is a job that plays an important role in air traffic in charge of controlling aircraft activity. So, it is required to always be ready and not to make the slightest mistake given the impact of air traffic accidents. The complexity and responsibility on the physical health of workers and the chaos of air traffic and aircraft accidents that can endanger the lives of other individuals. The purpose of this study was determine the factors that influence work stress on Air Traffic Controller workers at Juanda International Airport in 2019.This type of research is analytic observational research with a cross-sectional study design. The procedure of data collection is done by observation, interviewing, disseminating and filling out the related questionnaire, and testing the work environment. The sample in this study were 60 Air Traffic Controller workers by simple random sampling. Data were analyzed by univariate, bivariate, and multivariate with statistical test namely Logistic Regression.The results of work stress assessment showed that the work stress level of most workers experienced a mild work stress of 55%, workers who experienced moderate work stress as much as 45%, while workers who experienced severe work stress and workers who did not experience work stress did not exist. Factors that influence the work stress on Air Traffic Controller workers at Perum LPPNPI Madya Surabaya Branch Juanda International Airport in 2019 are workload, education, and work routine.It is recommended to measure lighting, temperature, and humidity regularly in the workspace, scheduling work hours for sure, checking work stress, adjusting to work, and maximizing rest time. Keywords : Air Traffic Controller, Workload, Work Stress


2013 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 19-27 ◽  
Author(s):  
Yvonne Pecena ◽  
Doris Keye ◽  
Kristin Conzelmann ◽  
Dietrich Grasshoff ◽  
Peter Maschke ◽  
...  

The job of an air traffic controller (ATCO) is very specific and demanding. The assessment of potential suitable candidates requires a customized and efficient selection procedure. The German Aerospace Center DLR conducts a highly selective, multiple-stage selection procedure for ab initio ATCO applicants for the German Air Navigation Service Provider DFS. Successful applicants start their training with a training phase at the DFS Academy and then continue with a unit training phase in live traffic. ATCO validity studies are scarcely reported in the international scientific literature and have mainly been conducted in a military context with only small and male samples. This validation study encompasses the data from 430 DFS ATCO trainees, starting with candidate selection and extending to the completion of their training. Validity analyses involved the prediction of training success and several training performance criteria derived from initial training. The final training success rate of about 79% was highly satisfactory and higher than that of other countries. The findings demonstrated that all stages of the selection procedure showed predictive validity toward training performance. Among the best predictors were scores measuring attention and multitasking ability, and ratings on general motivation from the interview.


2014 ◽  
Author(s):  
Dan Chiappe ◽  
Thomas Strybel ◽  
Kim-Phuong Vu ◽  
Lindsay Sturre

2011 ◽  
Author(s):  
Jarek Krajewski ◽  
David Sommer ◽  
Sebastian Schnieder ◽  
Martin Golz

2016 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 66-70
Author(s):  
Erliera Erliera ◽  
Nurdiana Nurdiana ◽  
Maya Indah Triastuti

Saliva merupakan salah satu komponen penting yang berperan dalam melindungi jaringan di dalam rongga mulut. Namun, setiap individu  memiliki laju aliran dan pH saliva yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya terhadap stimulus mekanis seperti pada pemakaian pesawat ortodonti cekat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan laju aliran dan pH saliva pasien dengan piranti ortodonti cekat dan tanpa piranti ortodonti pada mahasiswa FKG USU. Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dan sampel yang diambil sebesar 44 orang yang terdiri dari 22 orang pemakai piranti ortodonti cekat dan 22 orang bukan pemakai piranti ortodonti. Pengumpulan saliva dilakukan dengan metode passive drool. Perbandingan laju aliran saliva antara kedua kelompok dianalisis menggunakan uji Mann – Whitney U dan perbandingan pH saliva dengan menggunakan uji-t independent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju aliran saliva tertinggi sebesar 1,16 ml/menit dan pH saliva tertinggi sebesar 7,60 terdapat pada pasien pemakai piranti ortodonti cekat dan laju aliran terendah 0,08 ml/menit dan pH saliva terendah 6,40 pada pasien tanpa piranti ortodonti cekat. Sebagai kesimpulan, terdapat perbedaan yang signifikan untuk laju aliran dan pH saliva antara pasien dengan piranti ortodonti cekat dengan pasien tanpa piranti ortodonti (p<0,05), dimana laju aliran dan pH saliva pada pasien dengan piranti ortodonti cekat lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa piranti ortodonti.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Alfiah Ni’matul Masruroh ◽  
Laily Isroin ◽  
Siti Munawaroh

Peran teman sebaya bagi remaja santri sangat berpengaruh dalam memberikan dukungan sosial bagi sesamanya. Santri yang mengalami stres diharapkan mampu membangun strategi koping yang tepat sebagai upaya untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi terhadap masalah dan tekanan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan mekanisme koping stres pada remaja di Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan studi korelasional. Desain penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan Cross Sectional. jumlah sampel 95 responden dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner atau google form secara online. Penelitian menggunakan analisis uji chi-squere dengan  P value<0,05. Hasil penelitian ini didapatkan responden yang mendapat dukungan sosial yang positif sebanyak 51 responden (53,7%) dan mekanisme koping stress yang di dapatkan data 53 (55,8%) responden memiliki mekanisme koping stres yang adaptif. Berdasarkan hasil analisa pada penelitian ini adalah p value (0,000) < α (0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan pada keeratan hubungan dengan nilai Contingency Coefficient = 0,409 kategori sedang. Hasil penelitian ini tidak semua santri mendapat dukungan sosial dari teman sebaya dan melakukan mekanisme koping yang maladaptif. Maka peneliti menyarankan pada santri untuk memiliki mekanisme koping yang adaptif sesuai dengan dirinya dan pentingnya dukungan sosial teman sebaya yang dapat membantu memecahkan masalah dan mengurangi stres yang dialami.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Siti Komariah ◽  
Hary Nugroho

Latar Belakang:Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Penyebab komplikasi kehamilan diantaranya kurangnya pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilannya, usia pasien < 20 tahun dan > 35 tahun serta anak lebih dari 3.Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, usia dan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan pada ibu hamil trimester III.Metode Penelitian:Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sehingga sampel adalah ibu hamil trimester III yang berkunjung di Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisyiyah Samarinda berjumlah 84 orang. Analisis yang digunakan uji chi square.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, terdapat usia berisiko antara < 20 tahun dan > 35 tahun, terdapat paritas berisiko > 3 orang anak dan komplikasi kehamilan berupa hipertensi, anemia, preeklempsia dan plasenta previa. Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,001 < α : 0,05 dan odds ratio : 6,800 > 1). Ada hubungan usia dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,003 < α : 0,05 dan odds ratio : 5,837 > 1). Ada hubungan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,002 < α : 0,05 dan odds ratio : 6,250 > 1).Kesimpulan: Terdapat pengetahuan kurang baik berjumlah 27 responden (32,1%), usia berisiko (< 20 tahun dan ≥ 35 tahun) berjumlah 25 responden (29,8%), paritas berisiko (1 atau ≥ 3 orang anak) berjumlah 21 responden (25%) dan ada komplikasi kehamilan berjumlah 18 responden (21,4%), Ada hubungan pengetahuan, usia dan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisyiyah Samarinda.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Laila Kamila ◽  
Maulidiyah Salim

Abstract: Coronary heart is a disease that offense to blood vessels and heart attack due to constriction of blood vessels. A high level of cholesterol in blood or exceeds the normal limit can form sediment in wall of blodd vessels which cause blood vessels constriction or blockage. This research object to determine whether there is a correlation between cholesterol level total and hypertension with coronary heart disease in patients who hospitalized in Regional Public Hospital of dr. Soedarso Pontianak. This study was used cross sectional design, purposive sampling technique, it gained 50 people as samples. The measurement of blood pressure was done in heart poly and cholesterol total level in clinic laboratory of Regional Public Hospital of dr. Soedarso by using enzymatic CHOD-PAP method. It can be obtained that 10 people had hypertension and 40 people did not.the average of total cholesterol was 224 mg/dl. Maximum value of total cholesterol was 224 mg/dl and 152 mg/dl as minimum value. Data has been analyzed by using statistical test, Chi-Square, to determine the correlation of total cholesterol wit coronary heart disease, obtained p value=0,024 (less than α=0,05). Correlation of hypertension and coronary heart disease gained p value=0,923 (more than α=0,05), it can be concluded that total cholesterol correlated with coronary heart disease, and there was not a correlation between hypertension and coronary heart disease.Abstrak: Jantung koroner adalah penyakit yang  menyerang pembuluh darah dan serangan jantung, karena penyempitan pada pembuluh darah. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah melebihi normal dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol total dan hipertensi dengan penyakit jantung koroner pada pasien di RSUD dr. Soedarso Pontianak. Disain penelitian  ini menggunakan cross sectional, teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, didapat jumlah sampel 50 orang. Pengukuran Tensi Darah dilakukan di poli Jantung dan pemeriksaan kadar kolesterol total di laboratorium klinik RSUD dr. Soedarso Pontianak dengan metode enzimatik CHOD-PAP. Hasil penelitian didapatkan 10 orang mengalami hipertensi dan 40 orang non hipertensi. Rata-rata kadar kolesterol total 224 mg/ dl. Nilai maksimum kadar kolesterol total yaitu 224 mg/dl dan nilai minimum yaitu 152 mg/dl. Analisa data dengan uji statistik Chi-square untuk mengetahui hubungan kolesterol total dengan penyakit jantung koroner didapatkan nilai p = 0,024 (lebih kecil dari  α 0,05). Uji hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner didapat nilai p = 0,923 (lebih besar dari α 0,05), dapat disimpulkan terdapat hubungan kadar kolesterol total dengan penyakit jantung koroner dan tidak ada hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner.


Jurnal JKFT ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Imas Yoyoh ◽  
Imam Mutaqqijn ◽  
Nurjanah Nurjanah

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke tungkai, yang dapat berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 54 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang perawatan kaki dan lembar observasi tentang risiko ulkus kaki diabetes. Uji analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian sebanyak 54 responden didapatkan data kategori perawatan kaki baik dengan risiko ulkus rendah sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan kategori perawatan kaki kurang baik dengan risiko ulkus tinggi sebanyak 21 responden (70,0%). Hasil analisis diperoleh nilai OR = 3,267 artinya perawatan kaki yang kurang baik mempunyai peluang 3,267 kali untuk risiko tinggi ulkus. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,036 dimana nilai p-value < 0,05, maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Pasien DM dengan perawatan kaki yang kurang baik berpeluang untuk terjadinya risiko ulkus tinggi dibandingkan dengan pasien DM yang perawatan kakinya baik. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document