scholarly journals PENGARUH PERSEPSI E-LEARNING TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA KEBIDANAN DALAM MASA PANDEMIK DI STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

2020 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Fitria Prabandari ◽  
Sumarni Sumarni

Program studi Kebidanan STIKES Muhammadiyah Gombong merupakan pendidikan yang berorientasi pada perkembangan IPTEK dan telah melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam masa pandemic Covid-19 ini mahasiswa harus melakukan pembelajaran jarak jauh untuk mengurangi risiko penyebaran virus, sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan evaluasi tentang kepuasan mahasiswa terkait pembelajaran e-learning. Pembelajaran e-learning adalah bagian dari pembelajaran jarak jauh, sedangkan pembelajaran online adalah bagian dari e-learning. E-learning mengacu pada penggunaan informasi berbasis jaringan dan teknologi komunikasi dalam pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di program studi Kebidanan STIKES Muhammadiyah Gombong dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah 59 responden. Analisis data menggunakan analisis non statistik atau disebut sebagai analisis statistik sederhana. Uji hipotesis tentang hubungan antar dua variabel digunakan Chi Square menunjukkan variabel persepsi berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa dengan nilai p 0,000. Terdapat pengaruh persepsi e-learning terhadap kepuasan mahasiswa Kebidanan dalam masa pandemik di STIKES Muhammadiyah Gombong. Kata Kunci: e-learning, Kepuasan, Persepsi 

2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Laila Kamila ◽  
Maulidiyah Salim

Abstract: Coronary heart is a disease that offense to blood vessels and heart attack due to constriction of blood vessels. A high level of cholesterol in blood or exceeds the normal limit can form sediment in wall of blodd vessels which cause blood vessels constriction or blockage. This research object to determine whether there is a correlation between cholesterol level total and hypertension with coronary heart disease in patients who hospitalized in Regional Public Hospital of dr. Soedarso Pontianak. This study was used cross sectional design, purposive sampling technique, it gained 50 people as samples. The measurement of blood pressure was done in heart poly and cholesterol total level in clinic laboratory of Regional Public Hospital of dr. Soedarso by using enzymatic CHOD-PAP method. It can be obtained that 10 people had hypertension and 40 people did not.the average of total cholesterol was 224 mg/dl. Maximum value of total cholesterol was 224 mg/dl and 152 mg/dl as minimum value. Data has been analyzed by using statistical test, Chi-Square, to determine the correlation of total cholesterol wit coronary heart disease, obtained p value=0,024 (less than α=0,05). Correlation of hypertension and coronary heart disease gained p value=0,923 (more than α=0,05), it can be concluded that total cholesterol correlated with coronary heart disease, and there was not a correlation between hypertension and coronary heart disease.Abstrak: Jantung koroner adalah penyakit yang  menyerang pembuluh darah dan serangan jantung, karena penyempitan pada pembuluh darah. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah melebihi normal dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol total dan hipertensi dengan penyakit jantung koroner pada pasien di RSUD dr. Soedarso Pontianak. Disain penelitian  ini menggunakan cross sectional, teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, didapat jumlah sampel 50 orang. Pengukuran Tensi Darah dilakukan di poli Jantung dan pemeriksaan kadar kolesterol total di laboratorium klinik RSUD dr. Soedarso Pontianak dengan metode enzimatik CHOD-PAP. Hasil penelitian didapatkan 10 orang mengalami hipertensi dan 40 orang non hipertensi. Rata-rata kadar kolesterol total 224 mg/ dl. Nilai maksimum kadar kolesterol total yaitu 224 mg/dl dan nilai minimum yaitu 152 mg/dl. Analisa data dengan uji statistik Chi-square untuk mengetahui hubungan kolesterol total dengan penyakit jantung koroner didapatkan nilai p = 0,024 (lebih kecil dari  α 0,05). Uji hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner didapat nilai p = 0,923 (lebih besar dari α 0,05), dapat disimpulkan terdapat hubungan kadar kolesterol total dengan penyakit jantung koroner dan tidak ada hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner.


Jurnal JKFT ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Imas Yoyoh ◽  
Imam Mutaqqijn ◽  
Nurjanah Nurjanah

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke tungkai, yang dapat berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 54 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang perawatan kaki dan lembar observasi tentang risiko ulkus kaki diabetes. Uji analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian sebanyak 54 responden didapatkan data kategori perawatan kaki baik dengan risiko ulkus rendah sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan kategori perawatan kaki kurang baik dengan risiko ulkus tinggi sebanyak 21 responden (70,0%). Hasil analisis diperoleh nilai OR = 3,267 artinya perawatan kaki yang kurang baik mempunyai peluang 3,267 kali untuk risiko tinggi ulkus. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,036 dimana nilai p-value < 0,05, maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Pasien DM dengan perawatan kaki yang kurang baik berpeluang untuk terjadinya risiko ulkus tinggi dibandingkan dengan pasien DM yang perawatan kakinya baik. 


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Isrizal Isrizal ◽  
Resna Reza Yunia Lestari

Latar belakang: Masih tingginya angka penyakit artritis reumatoid dan tingkat pengetahuan lansia terhadap cara mengatasi nyeri artritis reumatoid masih sangat kurang, sehingga belum maksimalnya pengobatan dalam mengatasi kekambuhan nyeri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk diketahui hubungan pengetahuan terhadap cara mengatasi nyeri artritis reumatoid pada lansia di Panti Tresna Werdha Budi Luhur di Kota Linggau Tahun 2019. Metode: Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 25 Juni - 1 Juli 2019. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, teknik pengambilan sampel yang digunakan nonprobability sampling (purposive sampling). Instrumen yang digunakan adalah kuesioner serta analisa menggunakan uji chi square. Penelitian ini dilakukan di Panti Tresna Werdha Budi Luhur di Kota Linggau. Sampel pada penelitian ini adalah lansia yang berada di Panti Tresna Werdha Budi Luhur di Kota Linggau, yang berjumlah 30 orang. Hasil: penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 16 orang (53,3%) dan sebagian besar responden memiliki cara mengatasi nyeri artritis rheumatoid baik sebanyak 22 orang (73,3%). Ada hubungan pengetahuan terhadap cara mengatasi nyeri artritis reumatoid pada lansia di Panti Tresna Werdha Budi Luhur di Kota Linggau Tahun 2019 (ρ=0,022). Saran: Disarankan bagi para kader untuk lebih sering melakukan penyuluhan tentang Artritis Rheumatoid dan upaya penatalaksanaannya minimal satu bulan sekali. Selain itu disarankan bagi para kader untuk mengikuti penyuluhan atau pelatihan tentang lansia terutama Artritis Reumatoid dan upaya penatalaksanaannya. Kata kunci       : Pengetahuan, Nyeri, Atritis Reumatoid, Lansia


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Harsono . ◽  
Bagoes Widjanarko ◽  
Priyadi Nugraha Prabamurti

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Indonesia pada tahun 2015, baru mencapai 55%. Padahal dari sisi perilaku per indikator idealnya diatas 80%. Faktor risiko timbulnya Penyakit Tidak Menular(PTM) antara lain karena gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas, peminum alcohol dan narkoba. Lemahnya upaya preventif dan promotif dalam upaya kesehatan masyarakat (UKM) disebabkan salah satunya oleh distribusi tenaga promotif preventif di Puskesmas masih belum merata.. Keberadaan tenaga kontrak Promotor Kesehatan di Puskesmas diharapkan mampu menjawab kekurangan tenaga promotif preventif di Kabupaten Indramayu. Namun keberadaan mereka menjadi prokontra sehingga dapat berpengaruh pada kinerja dalam pelayanan promosi kesehatan di Puskesmas.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tenaga kontrak promotor kesehatan dalam pelayanan promosi kesehatan Puskesmas di Kabupaten Indramayu. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi cross sectional. Besar sampel adalah 35 orang. Analisis data secara univariat, bivariat dengan Chi square dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja tenaga kontrak promotor kesehatan dalam pelayanan promosi kesehatan Puskesmas di Kabupaten Indramayu sebagian besar responden berkinerja tinggi (51,4%). Hasil uji statistic menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (p=000), kemampuan diri (p=0,000), persepsi beban kerja (p=0,011), motivasi (p=0,010), imbalan (p=0,024) dan sarana prasarana (p=0,001) dengan kinerja tenaga kontrak promotor kesehatan dalam pelayanan promosi kesehatan Puskesmas di Kabupaten Indramayu. Faktor yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap kinerja tenaga kontrak promotor kesehatan adalah faktor pengetahuan dengan nilai Odds Ratio (OR=17,84 95% CI=1,99-149,5) dan kemampuan diri (OR=17,36 95% CI=1,4-220). Rekomendasi pada penelitian ini adalah perlu adanya pelatihan e-learning dan in-house training, pembinaan tenaga kontrak, dan penyediaan sarana prasarana promosi kesehatan. Abstract The application of clean and healthy life behavior at household order in Indonesia in 2015, had just reached 55%. From the behavior side, where every indicator should be above 80% as the ideal one. The weakness of preventive and promotion effort in accordance with the community health efforts, one of the reasons is because the distribution of the health preventive and promotion agent into the community health centre is not all totally covered yet. The presence of the out-sourcing health promoter agent in the community’s health center is expected to be able to supply the lack of health preventive and promotion agent in Indramayu. However, their presence become pros and cons, which can influence to the performance in theservice of health promotion in community’s health centre. This research aimed to analyze the elements which influence their performance to carry out health promotion service in every community’s health centre in Indramayu. Type of observational study with cross sectional design.The population in this study amounted to 105 people, consisting of 35 contract workers, 35 heads of Puskesmas, and 35 co-workers contract workers.The sampling technique is purposive sampling in total population or saturated sampling, so the same sample size is 105 people. The data are analyzed by univariat, bivariat method with Chi square and multivariate with logistic regression. The results of this study indicate that the performance of health promotion contract workers in health promotion service of Puskesmas in Indramayu Regency most of the respondents are high performers (51.4%). Based on the test of Chi-Square, it shows that the elements related to the out-sourcing health promoter in carrying out the health champagne service at community’s health centre in Indramayu are knowledge (score p=000), self ability (p=0,000), duty perception (p=0,011), motivation (p=0,010), reward (p=0,024), means and infrastructures (0,001). The most influence factors to the performance to the out-sourcing health promoter in carrying out the health champagne service at community’s health centre are knowledge factor (p=0,009) with the OR score=17,84 95% CI=1,99-149,5.Therefore, as the recommendation, the training for the candidates of health promoters, e-learning, in-house training, and also the out-sourcing coaching as well, and providing means and infrastructures of health promotion.


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 6-9
Author(s):  
Irmayani

Diare adalah pengeluaran kotoran (tinja) dengan frekuensi yang meningkat (tiga kali dalam 24 jam) disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lembek atau cair, dengan atau tanpa darah/lendir dalam tinja.(Wijoyo, yosef 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan jajan dengan terjadinya penyakit diare pada anak di SD Inpres Amaro Kabupaten barru. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian Analitik Correlative dengan desain Cross Sectional Study, populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang ada di SD Inpres Amaro Kabupaten Barru sebanyak 109 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, didapatkan 51 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. analisa data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji Chi- Square Test dengan interval kemaknaan α 0,05. Dari hasil analisis bivariat pada kebiasaan jajan didapat nilai ρ = 0,004 dan personal hygiene didapat nilai ρ = 0,008. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kebiasaan jajan dengan terjadinya penyakit diare pada anak di SD Inpres Amaro Kabupaten Barru


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Satrio Dwi Cahyono ◽  
Hery Ernawati ◽  
Ririn Nasriati

Peran keluarga sangat penting dalam tahap-tahap perawatan kesehatan, mulai dari tahapan peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan, sampai dengan rehabilitasi. Kesibukan keluarga membuat dukungan terhadap pasien stroke dalam masa penyembuhan berkurang terutama motivasi yang rendah menjalani fisioterapi, sehingga pasien stroke merasa berduka karena orang terdekat tidak bersedia membantu penyembuhan. Penyakit stroke membuat pasien merasa cacat, citra diri terganggu, tidak mampu, jelek, memalukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan motivasi melakukan fisioterapi pada pasien stroke. Desain penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi pasien stroke Di Poli  Syaraf dan Fisioterapi RSUD Dr. Hardjono Ponorogo pada bulan Januari sampai Juli tahun 2020 sebanyak 2029 pasien dengan rata-rata perbulan 290 pasien dengan besar sampel sejumlah 58 responden. Sampling menggunakan Purposive Sampling. Teknis pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan Uji Chi Square Signifikasi α 0,05. Hasil penelitian pada variabel dukungan keluarga kepada pasien stroke sebagian besar 37 responden (63,8%) dukungan keluarga positif. Pada variabel motivasi menjalani fisioterapi sebagian besar 35 responden (60,3%) motivasi tinggi. Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh value = 0,000 lebih kecil dari α=0,05 artinya Ho ditolak berarti ada hubungan dukungan keluarga dengan motivasi menjalani fisioterapi pada pasien pasca stroke.Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan ada hubungan dukungan keluarga dengan motivasi menjalani fisioterapi pasien pasca stroke, semakin rendah dukungan keluarga maka semakin rendah motivasi menjalani fisioterapi dan sebaliknya maka peneliti menyarankan pada pihak rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan masyarakat dengan memasang gambar atau banner tentang pentingnya dukungan keluarga dan fisioterapi stroke.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 81-86
Author(s):  
Rahmaniah

Stunting pada baduta merupakan masalah gizi kronis yang masih menjadi perhatian di Indonesia. Stunting mengindikasikan efek kumulatif dari kekurangan atau ketidakcukupan asupan energi, zat gizi makro dan mikro dalam jangka panjang atau hasil dari infeksi kronis atau infeksi yang terjadi berulang kali. Diantara faktor yang mempengaruhi kejadian stunting adalah frekuensi pemberian makanan dan riwayat ASI eksklusif. Di Indonesia Prevalensi stunting tahun 2013 sebesar 37,2%, di Sulawesi Barat sebesar 47,0% dan Sulawesi Barat menempati prevalensi kedua tertinggi setelah Nusa Tenggara Timur. Di Polewali Mandar jumlah stunting sebanyak 300 balita. Wilayah kerja Puskesmas Campalagian berada diurutan kedua tertinggi stunting setelah Tutar dengan jumlah balita stunting 53 balita, yang terdiri dari 35 baduta dan 18 diatas baduta. Di Kecamatan Campalagian dari 13 desa yang ada, Desa Parappe merupakan desa dengan persentase tertinggi stunting baduta. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan frekuensi pemberian makanan dan riwayat Asi eksklusif dengan kejadian stunting pada baduta. Jenis penelitian observasional dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh baduta sebanyak 193 di wilayah kerja Puskesmas Campalagian. Sampel penelitian adalah baduta di Desa Parappe sebanyak 65. Data frekuensi pemberian makanan dan riwayat ASI eksklusif didapatkan menggunakan kuesioner, sedangkan data stunting didapatkan dari hasil pengukuran. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data dengan uji chi-square. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa frekuensi pemberian makanan dengan stunting (p=0.12) dan riwayat ASI eksklusif dengan stunting (p=0.10). Berarti p>α= 0,05, sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi pemberian makanan dan riwayat ASI eksklusif dengan kejadian stunting baduta. Disarankan terhadap petugas gizi di Puskesmas Campalagian agar meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada ibu yang memiliki anak usia 6-23 bulan tentang pentingnya pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) dari segi kualitas maupun kuantitas dan pola pemberian MP ASI yang sesuai dengan umur anak.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 223-234
Author(s):  
Arif Rahman Hakim ◽  
Lolita Sary ◽  
Nova Muhani

Pelayanan kesehatan selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas sangat penting bagi keberlangsungan hidup ibu dan bayi, termasuk dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Tingginya angka kunjungan ANC di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin tidak diikuti dengan tingginya pemanfaatan rawat inap kebidanan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rencana pemilihan tempat persalinan pada pasien peserta JKN di poliklinik kandungan dan kebidanan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi cross sectional. Jumlah populasi 417 orang, dengan jumlah sampel 101 orang dan diambil dengan purposive sampling. Data penelitian diperoleh dari hasil kuesioner rencana pemilihan tempat persalinan dan karakteristik responden (pekerjaan, pendidikan, akses pelayanan kesehatan, status ekonomi, dan diagnosa tenaga medis). Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi-Square. Analisis multivariat dilakukan dengan uji regresi binari logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi responden paling banyak pada kategori rencana pemilihan tempat persalinan FKTP (75 orang, 74,3%), pekerjaan IRT (59 orang, 58,4%), pendidikan perguruan tinggi (52 orang, 51,5%), status ekonomi baik (76 orang, 75,2%), akses pelayanan kesehatan dekat (60 orang, 59,4%), dan diagnosa tenaga medis risiko rendah (75 orang, 74,3%). Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi rencana pemilihan tempat persalinan adalah diagnosa tenaga medis (p<0,001).


Author(s):  
Febi Ratnasari ◽  
Yulia Fransisca Gandaria ◽  
H.Y.G Wibisono ◽  
Rina Puspita Sari

Menjalani kehidupan sebagai narapidana mengalami kehilangan kebebasan fisik, kehilangan kontrol atas hidup, kehilangan keluarga, kehilangan barang dan jasa, kehilangan  hubungan  heteroseksual, kurangnya stimulasi, dan gangguan psikologis yang dapat menjadi tekanan yang dapat menyebabkan stres. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres warga binaan di LP Perempuan Kelas II A Kabupaten Tangerang. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 4.746 orang dengan rerata dalam sebulan 396 orang. Sampel rumus Slovin didapatkan 199 . Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Menggunakan uji chi square. Hasil penelitian Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres warga binaan di  LP Perempuan Kelas II A  Tangerang dengan p value 0,000 (< alpha= 0,05). Kesimpulan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres warga binaan. Pelayanan kesehatan di Lapas tidak hanya fokus pada kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental sehingga dapat mendeteksi dini adanya masalah gangguan mental di lembaga pemasyarakatan dan mendapatkan penanganan yang komprehensif.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document