scholarly journals PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

JIPMat ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Muhammad Saifuddin Zuhri ◽  
FX. Didik Purwosetiyono

NCTM (2000) menetapkan 5 keterampilan proses yang perlu dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika yaitu: (1) pemecahan masalah (problem solving); (2) Penalaran dan pembuktian (reasoning and proof); (3) Komunikasi (communication); (4) Koneksi (connection); dan (5) Representasi (representation). Berdasarkan 5 keterampilan proses di atas, penalaran merupakan salah satu keterampilan yang memegang peranan penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil profil kemampuan penalaran matematis dalam pemecahan masalah pada mahasiswa calon guru matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif karena  mendeskripsikan bagaimana profil kemampuan penalaran dalam pemecahan masalah pada mahasiswa calon guru matematika melalui jawaban yang diberikan siswa terhadap tes tertulis serta wawancara. Subjek yang akan dijadikan penelitian ini adalah mahasiswa calon guru matematika Program Studi Pendidikan Matematika Universtias PGRI Semarang. Pemilihan subjek pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes tertulis dan wawancara. Analisis data dilakukan berdasarkan data hasil tes tertulis dan data hasil wawancara. Kemudian dilakukan triangulasi metode untuk menghasilkan data dari subjek penelitian yang valid. Hasil dari penelitian ini adalah Subjek dengan gender laki-laki memiliki kemampuan penalaran matematis sebagai berikut: menyajikan pernyataan secara lisan, tertulis, tanpa menggunakan gambar, mampu membuat dugaan bahwa untuk mengetahui waktu yang diperlukan kedua mobil berpapasan adalah dengan menjumlahkan kecepatan kedua mobil, mampu menjelaskan dengan menggunakan model, tetapi subyek tidak melakukan  koreksi terhadap jawabannya. Subjek dengan gender perempuan memiliki kemampuan penalaran matematis sebagai berikut: mengidentifikasi fakta dan masalah yang diketahui dalam soal tersebut dengan jelas dan logis, subjek juga mengilustrasikan permasalahan menggunakan gambar, subyek mampu memilih konsep dan aturan yang akan digunakan dalam penyelesaian masalah secara tepat, Subjek melaksanakan rencana yaitu dengan mengalikan kecepatan mobil A dengan waktu (t) tertentu dijumlahkan dengan kecepatan mobil B dengan waktu (t) tertentu., dan subyek tidak melakukan  koreksi terhadap jawabannya, karena telah yakin dengan jawaban tersebut. 

Author(s):  
Lia Yulianah ◽  
Khomsatun Ni'mah ◽  
Diar Veni Rahayu

The purpose of this study was to examine the mathematical concepts of students in solving the problem of polyhedron of cubes and cuboids with assisted of Schoology media. This research uses qualitative methods with descriptive approach. This study describes the ability to understand mathematical concepts that owned of students with Schoology media. Research subjects is three students selected by purposive sampling based on conditions and situations that occured during the current co-19 pandemic. The data collection used consists of tests of understanding the ability of mathematical concepts. Based on the results of research showed that the ability to understanding students' of mathematical concepts with Schoology-assisted able to provide understanding of material polyhedron of cubes and cuboids by the average results of students getting value 91,67. Where the first student is able to reach an understanding indicator of mathematical concepts from given by agreeing to the concept, classifying objects according to certain properties, giving concepts in various forms of mathematical representation, explaining the relationship between one concept with another concept, and applying the concept in problem solving . While the second and third students can only reach four indicators from the second indicator given. Nevertheless, students show positive responses to Schoology media. Keywords: Understanding Mathematical Concepts, Schoology Media


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 42
Author(s):  
Trimahesti Trimahesti ◽  
Kriswandani Kriswandani ◽  
Novisita Ratu

Abstrak: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika dalam mengerjakan soal olimpiade SMP bagi siswa kelas IX SMP N 8 Salatiga. Subjek penelitian terdiri dari 4 siswa yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil tes dan wawancara diketahui semua subjek tidak memenuhi kelima tahap Krulik & Rudnick pada soal nomor 1. Pada langkah awal tahap membaca dan berfikir (read and think) subjek  telah melakukan kesalahan dalam memahami soal/masalah. Sedangkan untuk soal nomor 2 hanya 1 subjek yang tidak mampu melewati tahap kelima pada tahap teori Krulik dan Rudnick yaitu refleksi dan pengembangan (reflect and extend). Abstract:  This is a qualitative descriptive research. The purpose of this research is to know the ability of mathematics problem solving in doing Junior High Olympics for students of grade IX SMP N 8 Salatiga. The research subjects consist of 4 students selected by purposive sampling technique. Based on the results of tests and interviews are known that all subjects did not meet the five stages of Krulik & Rudnick in question number 1. In the first step of reading and thinking phase, the subject has made a mistake in understanding the problem. Meanwhile, in question number 2 only 1 subject who is not able to pass the fifth stage at the stage of Krulik and Rudnick theory, that is reflect and extend.


2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Akmil Fuadi Rahman ◽  
Maslianti Maslianti

. Pembelajaran matematika di kelas masih banyak yang menekankan pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir kreatif. Siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari yang sudah diajarkan guru, sehingga siswa tidak bisa berkreasi untuk menemukan jawaban dengan caranya sendiri. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menerapkan model CPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahhui: (1) aktivitas belajar siswa kelas VIII dengan menggunakan model pembelajaran CPS pada SMPN 23 Banjarmasin, dan (2) ada tidaknya pengaruh model CPS dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif   pada siswa kelas VIII SMPN 23 Banjarmasin. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen dengan  randomized posttest-only control group design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negri 23 Banjarmasin, pengambilan sampel menggunakan  teknik purposive sampling, dan di dapat kelas VIII D sebagai kelas esperimen dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan dengan dengan menggunakan model CPS sedangkan kelas kontrol di lakukan pembelajaran dengan menggunakan model PBL.Data yang diperoleh menggunakan statistik berupa uji normal, uji homogeny, uji t dan Uji u. hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) aktivitas siswa selama proses belajar dengan menggunakan model CPS berada pada kriteria baik, (2) kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas eksperimen menggunakan model CPS lebih tinggi dari pada kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas kontrol dengan menggunakan model PBL, sehingga dapat dikatakan bahwa model CPS memberi pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif pada siswa. Kata kunci: model CPS, PBL, kemampuan berpikir kreatif pada siswa


Gunahumas ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 357-386
Author(s):  
Yomi Chaeroni ◽  
Nizar Alam Hamdani ◽  
Akhmad Margana ◽  
Dian Rahadian

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kemampuan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan salah satu kemampuan matematika tingkat tinggi yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Selain itu kemampuan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah matematis jarang diterapkan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Salah satu model pembelajaran yang dapat menjadi alternatif bagi pembelajaran matematika dan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis adalah model pembelajaran IMPROVE. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan i-spring suite 8 pada model pembelajaran IMPROVE untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen karena penelitian ini menggunakan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol sebagai subyek penelitian. Cara pengambilan subjek penelitian yang digunakan adalah purposive sampling. Subjek penelitian dipilih sebanyak dua kelas dari keseluruhan peserta didik kelas XI SMA Muhammadiyah Banyuresmi tahun pelajaran 2019/2020. Dari hasil penelitian dan perhitungan statistik diperoleh kesimpulan: 1) Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis peserta didik yang dalam pembelajarannya menggunakan i-spring suite 8 pada model pembelajaran IMPROVE; 2) Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis peserta didik yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional/direct instruction; 3) Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis peserta didik yang dalam pembelajarannya menggunakan i-spring suite 8 pada model pembelajaran IMPROVE dibandingkan dengan peserta didik yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional/direct instruction; 4) Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis peserta didik yang dalam pembelajarannya menggunakan i-spring suite 8 pada model pembelajaran IMPROVE dan yang menggunakan model konvensional/direct instruction.Kata kunci: Kemampuan Pemahaman Matematis, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Model IMPROVEABSTRACT This research is motivated by the fact that the ability to understand and the ability to solve mathematical problems is one of the high-level mathematical abilities that must be possessed by every student. In addition, the ability to understand and the ability to solve mathematical problems are rarely applied in mathematics learning in schools. One learning model that can be an alternative for mathematics learning and mathematical understanding and problem solving abilities is the IMPROVE learning model. This study aims to determine the application of ispring suite 8 on the IMPROVE learning model to improve students' mathematical understanding and problem solving abilities. The research method used is quasi-experimental because this study uses one experimental class and one control class as research subjects. The method of taking the research subject used was purposive sampling. The research subjects were selected as many as two classes from all grade XI students of SMA Muhammadiyah Banyuresmi in the 2019/2020 academic year. From the results of research and statistical calculations conclusions: 1) There is an increase in the ability to understand and solve mathematical problems of students who in learning use the i-spring suite 8 on the IMPROVE learning model; 2) There is an increase in the ability of understanding and solving mathematical problems of students who in learning use conventional learning models / direct instruction; 3) There is an increase in students' mathematical understanding and problem solving abilities in learning using i-spring suite 8 in the IMPROVE learning model compared to students in learning using conventional learning models / direct instruction; 4) There is no difference in the ability to understand and solve mathematical problems of students who in learning use the i-spring suite 8 on the IMPROVE learning model and who use the conventional model / direct instruction.Keywords: Mathematical Understanding Ability, Mathematical Problem Solving Ability, IMPROVE Model


2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 435-446
Author(s):  
Nur Asih ◽  
Sendi Ramdhani

AbstrakTujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Means End Analysis (MEA) lebih baik dari pada konvensional, untuk mengetahui sikap kemandirian belajar siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Means End Analysis (MEA), dan untuk mengetahui hambatan siswa dalam menyelesaikan soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis. Metode penelitiannya adalah eksperimen kuasi dan desain penelitiannya Nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA PASUNDAN CIKALONGKULON dengan sampel sebanyak dua kelas. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Kelas XI MIPA-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA-1 sebagai kelas kontrol. Instrumen berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis, angket dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis data, peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Means End Analysis (MEA) lebih baik dari konvensional. Hasil angket siswa kelas XI MIPA-3 memperoleh hasil hampir seluruhnya positif respon siswa terhadap model pembelajaran Means End Analysis (MEA).Kata Kunci: Kemandirian, MEA, Pemecahan Masalah Matematis. Increased Mathematical Problem Solving Ability and Student Learning Independence Using the Means-End Analysis Learning Model AbstractThe purpose of this research is to find out whether the improvement of students 'mathematical problem-solving abilities using the Means-End Analysis (MEA) learning model is better than conventional learning, to determine the attitudes of students' learning independence towards mathematics learning using the Means-End Analysis (MEA) learning model, and to find out the obstacles of students in solving problems mathematical problem solving abilities. The research method is a quasi-experiment and the research design is Nonequivalent control group design. The population in this study were all students of class XI SMA PASUNDAN CIKALONGKULON with a sample of two classes. The sampling technique uses a purposive sampling technique. Class XI MIPA-3 as an experimental class and class XI MIPA-1 as a control class. The instruments were in the form of tests of mathematical problem-solving abilities, questionnaires, and interviews. Based on the results of data analysis, the improvement of students' mathematical problem-solving abilities using the Means-End Analysis (MEA) learning model is better than conventional. The results of the XI MIPA-3 class questionnaire obtained almost entirely positive student responses to the Means-End Analysis (MEA) learning model.Keywords: Independence, MEA, Mathematical Problem Solving.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 33-39
Author(s):  
Ayu Apriliya Cinthyadewi ◽  
Sanusi ◽  
Swasti Maharani

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan penyelesaian masalah matematika siswa SMP melalui pendekatan Means Ends Analysis (MEA). Tahapan pendekatan MEA meliputi identifikasi perbedaan antara Current State dan Goal State, organisasi Sub Goals dan pemilihan operator atau solusi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah enam siswa kelas VII SMP Negeri 3 Mejayan Kabupaten Madiun. Teknik pengambilan subjek penelitian yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik yaitu membandingkan data hasil tes dan data wawancara. Data hasil penelitian dianalisis melalui reduksi, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah siswa kemampuan tinggi mampu mengidentifikasi dan memahami informasi penting dari permasalahan, mampu melakukan abstraksi, terampil mengoperasikan simbol matematika serta mampu menuliskan langkah penyelesaian dengan sistematis dan rinci. Siswa kemampuan sedang mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah namun belum sistematis menuliskan langkah penyelesaian. Siswa kemampuan rendah mampu menyelesaikan masalah namun tidak menuliskan langkah penyelesaian secara sistematis dan rinci serta tidak menuliskan kesimpulan. Penelitian ini dapat dikaji lebih lanjut untuk dijadikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 31-39
Author(s):  
Tiara Veronica ◽  
Eko Swistoro ◽  
Dedy Hamdani

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembelajaran yang menggunakan model Problem Solving Fisika (PSF) terhadap hasil belajar pada ranah kognitif dan kemampuan pemecahan masalah fisika. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua jenis disain penelitian yang berbeda, yaitu Quasi Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design untuk melihat pengaruh model PSF terhadap hasil belajar kognitif dan Pre-Experimental Design dengan bentuk One Group Pretest-Posttest Group Design untuk melihat pengaruh model PSF terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Analisis pengaruh model PSF terhadap hasil belajar kognitif dilakukan dengan uji-t dan uji lanjut dengan Cohen’s d menggunakan Microsoft Excel 2010. Hasil analisis diperoleh bahwa terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan model PSF terhadap hasil belajar kognitif siswa yaitu sebesar 0,72 yang berada dalam kategori sedang. Analisis pengaruh model PSF terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika dilakukan dengan perhitungan gain yaitu pengurangan rata-rata posttest dengan pretest dan uji lanjut. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa model PSF memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa sebesar 1,80 yang berada dalam kategori kuat.Kata kunci: Model Problem Solving Fisika, Hasil Belajar Kognitif, Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 45-49
Author(s):  
Nurul Ilmiyah ◽  
Anisa Fitri

This study aims to describe the mathematical problem solving ability of students at the University of Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro. This study is a qualitative study with research subjects of the Nahdlatul Ulama University Mathematics Education Study Program Sunan Giri Bojonegoro odd semester 2019 - 2020, namely semester 1 students of class 2019. Determination of research subjects using purposive sampling. Data collection techniques using written tests and interviews. Data analysis techniques used include data collection, data reduction, data presentation and verification. The validity of the data used in this study uses time triangulation that compares written data and interviews. The results showed that students 'mathematical problem solving abilities were still low, it was seen from the percentage of students' problem solving abilities where students who were unable to solve problems still occupied the highest presentations and students who were able to solve problems very well occupied the lowest percentage. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan subjek penelitian mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Univesitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro semester ganjil tahun akademik 2019 – 2020, yaitu mahasiswa semester 1 angkatan 2019. Penentuan subjek penelitian menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan triangulasi waktu yang membandingkan antara data tertulis dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa masih rendah, hal tersebut terlihat dari presentase kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dimana mahasiswa yang tidak mampu memecahkan masalah masih menduduki presentasi tertinggi dan mahasiswa yang mampu memecahkan masalah dengna sangat baik menduduki presentase paling rendah.  


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 144
Author(s):  
Vera Mandailina ◽  
Mahsup Mahsup

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan melibatkan 42 siswa yang terdiri dari dua kelas dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes hasil belajar. Teknik analisis data yang dilakukan adalah uji prasyarat analisis dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis dengan uji-t. Berdasarkan analisis data hasil belajar diperoleh rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (51,77) lebih tinggi dari pada rata-rata kelas kontrol (39,95). Pada uji normalitas dan homogenitas juga diketahui bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Setelah dilakukan uji-t diperoleh nilai  thitung sebesar 2,33 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar 1,684. Karena thitung  > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa  metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) efektif terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kubus dan balok kelas VIII SMP.Abstract:  This study aims to determine the effectiveness of the Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) learning method on student learning outcomes in class 8 of Junior High School. The type of research used was quasi-experiment involving 42 students consisting of two classes with purposive sampling technique. Data collection techniques are carried out through learning outcomes tests. The data analysis technique performed is an analysis prerequisite test with normality test, homogeneity test, and hypothesis testing with t-test. Based on the analysis of learning outcomes data obtained the average experimental class learning outcomes (51.77) is higher than the control class average (39.95). In the normality and homogeneity test it is also known that the experimental class and the control class are normally distributed and homogeneous. After the t-test is done, the tcount is 2.33 while the t-table is at the significant level of 0.05 is 1.684. Because t count> t table, then H0 is rejected and H1 is accepted. So, a conclusion can be drawn that the Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) method is effective on student learning outcomes on the subject of cubes and beams in class 8 of Junior High School.


Author(s):  
Riskayani Riskayani ◽  
I Komang Werdhiana ◽  
Amiruddin Hatibe

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep kalor melalui penerapan problem solving menggunakan strategi heuristik pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Palu. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan the non-equivalent pretest-posttest design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Palu. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Kelas X MIA 7 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 6 sebagai kelas kontrol. Instrumen pemahaman konsep berupa tes esai yang telah divalidasi oleh validator. N-gain rata-rata yang mengikuti pembelajaran problem solving menggunakan strategi heuristik adalah 27,17% dan N-gain rata-rata yang mengikuti model konvensional menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi adalah 4,15%. Disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep kalor melalui penerapan pembelajaran problem solving menggunakan strategi heuristik pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Palu. Kata Kunci: Problem Solving Menggunakan Strategi Heuristik, Pemahaman Konsep Kalor


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document