scholarly journals KEEFEKTIFAN ICE BREAKING DAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN DIKELAS

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 67-74
Author(s):  
Heni Purwa Pamungkas ◽  
Mohamad Arief Rafsanjani

Pembelajaran di era abad ke 21 berpusat pada peserta didik (student center learning). Pembelajaran diupayakan untuk membiasakan mahasiswa agar menjadi pebelajar sepanjang hayat (lifelong learning). Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keefektifan ice breaking dan model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar serta keaktifan mahasiswa dalam prose pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan metode eksperimen. Dalam penelitian ini, ada dua kelas yang dibandingkan, yaitu: kelas kontrol dan kelas eksperimen dimana masing-masing kelas mendapatkan perlakuan (treatment) yang berbeda. Instrumen penelitian berupa lembar observasi keaktifan belajar, angket mahasiswa, serta soal pre test dan post test. Analisis data dilakukan secara kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat keaktifan belajar dan hasil belajar antara kelas control dengan kelas eksperimen. Selain itu, kenaikan hasil belajar di kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol.

2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 1230-1238
Author(s):  
Erpina Ulva ◽  
Maimunah Maimunah ◽  
Atma Murni

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis (KPMM) siswa pada materi Aritmetika Sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari peenerapan model PBL terhadap KPMM siswa ditinjau dari keseluruhan siswa level tinggi, sedang dan rendah dan ditinjau dari setiap level sekolah yang menjadi sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pre-test post-test control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri se-Kabupaten Kuantan. Populasi berasal dari sekolah level tinggi, sedang, dan rendah. Sampel dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Taluk Kuantan (level tinggi), SMP Negeri 3 Taluk Kuantan (level sedang) dan SMP Negeri 2 Benai (level rendah). Penelitian dilakukan ditiga sekolah tersebut, setiap sekolah ada 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa signifikan 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat pengaruh penerapan PBL terhadap KPMM siswa ditinjau dari keseluruhan siswa yang mana KPMM siswa dengan menggunakan model PBL lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sedangkan jika ditinjau dari level sekolah diperoleh signifikan 0,001 < 0,05 (level tinggi), 0,824 > 0,05 (level sedang) dan 0,140 > 0,05 (level rendah). Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh penerapan PBL terhadap KPMM dilevel tinggi dan pada level sekolah sedang dan rendah tidak terdapat pengaruh yang signifikan


Author(s):  
Sri Tuti Widiarsari ◽  
Adun Rusyana ◽  
Anna Fitri Hindriana

Penelitian bertujuan untuk untuk menggambarkan keterlaksanaan pembelajaran dengan penerapan model jigsaw pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Banjaran, untuk memperoleh data pengaruh penerapan model jigsaw terhadap keterampilan menjelaskan dan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di Banjaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII disalah satu SMP Negeri di Banjaran Kabupaten Majalengka yang berjumlah 136 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, sehingga sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII F yang berjumlah 22 siswa sebagai kelas eksperimen menerapkan model jigsaw. Instrumen penelitian yang digunakan adalah task dan rubric, tes essay dan lembar observasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah uji normalitas, uji t perlakuan dan uji N-Gain. Berdasarkan hasil analisis data uji t satu perlakuan diperoleh nilai statistik uji hipotesis memperoleh nilai t = 63,997 dengan Sig. 0,000 < 0,05 artinya terdapat pengaruh penerapan model problem based learning terhadap keterampilan menjelaskan pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Banjaran. Berdasarkan hasil analisis data uji t satu perlakuan pada keterampilan menjelaskan dengan perolehan rata-rata nilai 81,00 diperoleh nilai statistik uji hipotesis yang menunjukan bahwa penerapan model jigsaw dapat meningkatkan keterampilan menjelaskan konsep pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di Banjaran. Hasil analisis uji hipotesis keterampilan pemecahan masalah dengan nilai rata-rata post test 79,91 menunjukkan bahwa penerapan model jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di Banjaran. Rerata� N-Gain kemampuan pemecahan masalah siswa dengan penerapan model jigsaw 0,43 termasuk kriteria sedang. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model jigsaw dapat meningkatkan keterampilan menjelaskan dan kemampuan pemecahan masalah pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di� BanjaranKeywords: Model jigsaw; Keterampilan menjelaskan konsep; Kemampuan pemecahan masalah


Author(s):  
Rahma Diani ◽  
Antomi Saregar ◽  
Ayu Ifana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan model pembelajaran problem based learning dan inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi listrik dinamis. Penelitian ini adalah penelitian quasi experimental dengan rancangan penelitian post-test only control group design. Data yang diperoleh berupa data hasil kemampuan berpikir kritis. Instrumen yang digunakan berupa instrumen tes kemampuan berpikir kritis. Uji hipotesis dari uji-t sampel berkorelasi menghasilkan nilai thitung sebesar 2,03 dan ttabel sebesar 1,99 dengan keputusan uji thitung > ttabel atau 2,03 > 1,99 maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan antara model problem based learning dan model inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negei 8 Bandar Lampung. Perbedaan tersebut dilihat dari nilai rata-rata keseluruhan dari indikator berpikir kritis yang berasal dari nilai rata-rata setiap indikator kemampuan berpikir kritis dari kedua model pembelajaran yaitu nilai rata-rata keseluruhan model problem based learning sebesar 75 dan nilai rata-rata model inkuiri terbimbing sebesar 71. Berdasarkan perbedaan nilai tersebut dapat dinyatakan bahwa model problem based learning lebih baik daripada model inkuiri terbimbing.Kata kunci: Inkuiri Terbimbing, Kemampuan Berpikir Kritis, Problem Based Learning


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 59-65
Author(s):  
Silvia Harleni ◽  
Enny Susilawaty

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan model Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah program linier dengan memanfaatkan software QM pada mahasiswa STKIP Budidaya Binjai. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan desain penelitian pre-test and post-test control group design. Program QM dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam pembelajaran pemrograman linier tanpa melupakan pentingnya penguasaan konsep, teori, dan prosedur. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji regresi sederhana. Rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah pembelajaran adalah 60,63 dan 81,36. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-r, setelah dilakukan perhitungan diperoleh nilai rhitung  kemampuan pemecahan masalah mahasiswa kelas eksperimen adalah 0,86, sedangkan nilai rtabel adalah 0,388. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas penggunaan model Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah program linier dengan memanfaatkan software QM pada mahasiswa STKIP Budidaya Binjai.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 1239-1245
Author(s):  
Putri Madhavia ◽  
Atma Murni ◽  
Sehatta Saragih

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa. Artikel ini mendeskripsikan pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan desain pre-test post-test control group design dengan populasi siswa kelas VII SMP Negeri se-Kabupaten Kuantan Singingi Tahun ajaran 2019/2020, yang dibagi ke dalam tiga level sekolah yaitu, sekolah tinggi, sedang dan rendah. Dari masing-masing level sekolah dipilih dua kelas secara acak dan ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen penelitian ini adalah soal tes Kemampuan Komunikasi Matematis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes. Data dianalis menggunakan uji-t dan anova satu arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan PBL terhadap kemampuan komunikasi matematis ditinjau dari keseluruhan siswa. Pengaruh penerapan PBL terhadap kemampuan komunikasi matematis ditinjau dari level sekolah menunjukkan bahwa untuk level sekolah tinggi siswa yang lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional, sedangkan pada level sekolah sedang dan rendah tidak terdapat pengaruh yang signifikan


Author(s):  
Ujiati Cahyaningsih ◽  
Anik Ghufron

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Problem-Based Learning terhadap karakter kreatif dan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain Pre-test-Post-test Control Group Design. Penelitian ini menggunakan dua kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah lima SD Unggulan di Purwokerto dan sampelnya adalah kelas IV di tiga SDN unggulan: kelas IV di SDN 1 Sokanegara, SDN 2 Sokanegara, dan SDN 1 Kranji. Data dianalisis menggunakan one sample t-test, uji Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) dengan rumus T Hotelling, dan dilanjutkan secara univariat dengan uji independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada penggunaan model Problem-Based Learning terhadap karakter kreatif dan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika. Kata Kunci: model problem-based learning, kreativitas, dan berpikir kritis 2


2019 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 20
Author(s):  
LA RUDI ◽  
MUH. ALIM MARHADI ◽  
ACI .

Telah dilakukan penelitian “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Asam Basa” yang dilaksanakan di SMAN 7 Kendari pada kelas XI MIA3 tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan model PBL dengan pendekatan saintifik dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MIA3 SMA Negeri 7 Kendari pada materi asam basa. Metode penelitian yang digunakan yaitu  Pre-Eksperimen dengan desain penelitian One-group Pretest-Postest Design. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian instrumen penelitian berupa soal pilihan ganda berjumlah 20 butir soal, lembar observasi dan angket. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan: (1) Hasil belajar kimia siswa kelas XI MIA3 pada SMA Negeri 7 Kendari Tahun Ajaran 2018/2019 sebelum pembelajaran dengan menggunakan model PBL dengan pendekatan saintifik dikategorikan rendah dengan nilai rata-rata pre-test yaitu 29,42 akan tetapi setelah pembelajaran dengan menggunakan model PBL dengan pendekatan saintifik dikategorikan sedang dengan nilai rata-rata post-test sebesar 78,46; (2) Penerapan model PBL dengan saintifik pada materi asam basa efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata N-gain sebesar 0,70 (kategori sedang); (3) Siswa memberikan respon yang sangat baik terhadap penerapan model PBL dengan pendekatan saintifik dengan nilai rata-rata sebesar 82,95%. Kata Kunci: Problem Based Learning, Pendekatan Saintifik, Asam Basa, Hasil  Belajar


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Iftitahurrahimah Iftitahurrahimah ◽  
Yayuk Andayani ◽  
Syarifa Wahidah Al Idrus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan komunikasi siswa pada materi pokok larutan elektrolit dan non-elektrolit. Penelitian quasy eksperimen menggunakan rancangan post-test only control grup design dengan populasi seluruh siswa kelas X MIA SMAN 8 MATARAM. Kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) dan kelas X MIA 4 sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan model konvensional ditentukan dengan teknik purposive sampling. Data kemampuan komunikasi siswa dikumpulkan menggunakan tes tulis untuk kemampuan komunikasi tulisan, sedangkan lembar observasi untuk data kemampuan komunikasi lisan. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi tulisan siswa di kelas eksperimen yaitu 75,15 dengan kriteria tinggi, sedangkan di kelas kontrol 57,10 dengan kriteria sedang, kemampuan komunikasi lisan siswa di kelas eksperimen yaitu 10,54 dengan kriteria sangat rendah dan di kelas kontrol yaitu 5,18 dengan kriteria sangat rendah. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5% menunjukkan bahwa model Problem Based Learning memberikan pengaruh terhadap kemampuan komunikasi tulisan siswa materi pokok larutan elektrolit dan non-elektrolit. Uji hipotesis menggunakan uji-t juga menunjukkan bahwa model Problem Based Learning memberikan pengaruh terhadap kemampuan komunikasi lisan siswa materi pokok larutan elektrolit dan non-elektrolit.


2017 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 53-60
Author(s):  
M Nasir ◽  
Wagino Wagino ◽  
Maulana Pasaribu

Peningkatan prestasi dan aktivitas belajar siswa pada pelajaran Menggunakan Alat Ukur diperlukan untuk memperbaharui cara pengajaran lama yang berpusat pada guru atau Teacher Center Learning (TCL). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa dalam menggunakan alat ukur mekanik dengan model Problem Based Learning(PBL).Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas menggunakan model siklus Kemmis dan Mc. Taggart.Jumlah Responden sebanyak 40 siswa. Instrumen penelitiannya pre test dan post test, observasi, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan angket.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai meningkat dibuktikan dengan hasil nilai siklus terakhir pre test 55% dan post test 90% yang tuntas. Nilai afektif dan psikomotor meningkat yaitu79,75% dan.78,25%, dan sudah melewati indikator pencapaian kelulusan yaitu 75%. Nilai angket memperoleh kriteria baik dengan nilai Tingkat Pencapaian Responden (TPR) 81,89%. Dengan ini berarti model PBL dapat membantu guru menyajikan pelajaran di depan kelas.


Author(s):  
Siti Sanah ◽  
Dede Ahmad Ghazali ◽  
Ahmad Hafair

Penelitian ini bertolak dari permasalahan pembelajaran nahwu  yaitu rendahnya hasil belajar santri kelas ibtidai Pondok Pesantren Majma’ul Anhar. Maka dari itu, seorang guru hendaknya memilih model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar santri sebelum dan sesudah menggunakan model Problem Based Learning (PBL), serta untuk mengetahui peningkatan hasil belajar santri. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi-Eksperimen dengan one group pre-test post-test design. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik seperti wawancara, observasi, tes, dan studi kepustakaan. Penggunaan model Problem Based Learning dalam pembelajaran nahw terbukti meningkatkan hasil belajar santri, sebagaimana ditunjukan oleh nilai n-gain dengan hasil 0,34 yang berada pada taraf sedang.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document