Analisa In Silico Kunyit (Curcuma longa) sebagai Inhibitor Murine Double Minute 2 Protein untuk Terapi Glioblastoma Multiforme
<p>Tumor otak meliputi berbagai kanker yang tumbuh dari sel otak (tumor otak primer) ataupun berasal dari tumor sistemik yang mengalami metastasis ke otak (tumor otak sekunder). Dari seluruh tipe tumor otak primer, Glioblastoma Multiforme merupakan tumor otak yang paling sering dijumpai dan merupakan salah satu yang paling ganas. Pada 85% kasus Glioblastoma Multiforme, umumnya ditemukan kaitan dengan adanya gangguan tingkat molekuler pada jalur tumor suppresor gene p53, sehingga semakin banyak terapi yang dikembangkan dengan berfokus pada jalur ini. Salah satu jalur yang dapat dipakai sebagai model terapi adalah menginhibisi protein murine double minute 2 yang merupakan inhibitor dari p53. Kunyit (<em>curcuma longa</em>) adalah salah satu tanaman tradisional yang sudah sangat sering digunakan dalam dunia medis dan berbagai ekstrak nya telah diteliti mempunyai efek anti-kanker.</p>Penelitian ini adalah sebuah studi <em>in silico</em> yang meneliti potensi berbagai bahan kimia aktif dari kunyit sebagai inhibitor pada protein murine double minute 2 menggunakan AutoDock 4.2 dan berdasarkan prinsip algoritma genetik Lamarckian. Hasil docking menunjukkan <em>binding energy</em> berkisar dari rentang -4.81 kcal/mol sampai -2.34 kcal/mol, dengan senyawa curcumenol mempunyai <em>binding energy</em> yang paling kecil dan curcumin mempunyai <em>binding energy </em>yang paling besar. Studi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut (<em>in vivo</em> dan <em>in vitro</em>) terkait bahan kimia aktif kunyit dan efek nya sebagai terapi Glioblastoma Multiforme.