scholarly journals TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMA NEGERI 4 PALU

2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 109-116
Author(s):  
Indriani Saputri ◽  
Nita Damayanti ◽  
Sakina Abdullah

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang melemahkan system kekebalan tubuh. Secara global, sekitar 38 juta orang yang hidup dengan HIV pada akhir 2019. Jumlah kumulatif kasus terbanyak pada Afrika Selatan dan Afrika Timur sekitar 25,7 juta orang, sementara di Asia dan Pasifik sekitar 3,7 juta orang, amerika 3,7 juta orang, eropa 2,5 juta orang dan western pasifik 1,9 juta orang dengan HIV/AIDS. Total penderita HIV/AIDS dikota palu tahun 2007 hingga tahun 2016 sebanyak 523 orang, dengan 237 orang dinyatakan positif AIDS dan 91 orang diantaranya telah meninggal. Penelitian bertujua untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Palu. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional terhadap 89 siswa (i) di SMA Negeri 4 PALU pada tahun 2020 yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 4 PALU. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner onlineyang telah dibagikan oleh peneliti melalui link google form. Analisa data menggunakan SPSS 24 dengan uji frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Palu didapatkan hasil tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 44 orang (49,4%), kemudian disusul dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak 29 orang (32,6%) dan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 16 orang (18,0). (2) Tingkat pengetahuan remaja tentang Pengertian dan Penyebab HIV di SMA Negeri 4 Palu yang paling banyak diraih oleh kategori Baik yaitu sebanyak 47 orang (52,8%), kemudian disusul dengan tingkat pengetahuan kategori Cukup sebanyak 27 orang (30,3%) dan yang paling sedikit yaitu tingkat pengetahuan kategori Kurang sebanyak 15 orang (16,9%). (3) Tingkat pengetahuan remaja tentang cara penularan HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Palu tahun 2021 yang paling banyak diraih oleh kategori cukup yaitu sebanyak 39 orang (43,8%), kemudian disusul dengan tingkat pengetahuan kategori baik sebanyak 31 orang (34,8%) dan yang paling sedikit yaitu ti ngkat pengetahuan kategori kurang sebanyak 19 orang (21,3%).(4) Tingkat pengetahuan remaja tentang Gejala HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Palu tahun 2021 yang paling banyak diraih oleh kategori cukup yaitu sebanyak 38 orang (42,7%), kemudian disusul dengan tingkat pengetahuan kategori kurang sebanyak 27 orang (30,3%) dan yang paling sedikit yaitu tingkat pengetahuan kategori baik sebanyak 24 orang (27,0%).(5) tingkat pengetahuan remaja tentang pengendalian dan pencegahan HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Palu tahun 2021 yang paling banyak diraih oleh kategori cukup yaitu sebanyak 35 orang (39,3%), kemudian disusul dengan tingkat pengetahuan kategori baik sebanyak 32 orang (36,0%) dan yang paling sedikit yaitu tingkat pengetahuan kategori kurang sebanyak 22 orang (24,7%). Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Palu didapatkan hasil tingkat pengetahuan cukup.

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 55-63
Author(s):  
Machria Rachman

HIV (Human Immunodeficiency Virus)  dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat secara global. Prevalensi HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi juga cukup tinggi yakni 4.557 kasus. Cara penularan HIV terbesar adalah melalui hubungan seksual (71 %). Sejumlah 18,23% orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah wanita pekerja seks (WPS). Meskipun lokalisasi di Banyuwangi telah resmi ditutup pada tahun 2013, namun praktik prostitusi masih terselubung dijalankan. Hubungan seksual tanpa kondom menjadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi pengetahuan dan sikap WPS dengan persuasi penggunaan kondom di eks lokalisasi Gempol Porong Kabupaten Banyuwangi. Desain penelitian adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yaitu WPS di Eks Lokalisasi Gempol Porong berjumlah 32 orang yang diambil dengan teknik Total sampling. Pengambilan data dengan metode angket dan dianalisis statistik menggunakan SPSS 20.0 version. Hasil penelitian menunjukkan bahwa WPS yang memiliki pengetahuan rendah dalam penanggulangan HIV/AIDS sebanyak 56,2 %, sikap negatif sebesar 53,1% dan sebanyak 59,4% tidak melakukan persuasi penggunaan kondom. Analisis uji chi-Square menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan WPS dalam penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom (ρ = 0,002α), serta ada hubungan antara sikap WPS dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom (nilai ρ = 0,000α). Variabel yang berpengaruh terhadap penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom adalah sikap, dengan  probabilitas sikap negatif WPS sebesar 78%. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pihak terkait guna peningkatan 100% penggunaan kondom sehingga dapat menekan angka pertumbuhan HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi.


Author(s):  
María Adelaida Álvarez-Serrano ◽  
Encarnación Martínez-García ◽  
Adelina Martín-Salvador ◽  
María Gázquez-López ◽  
María Dolores Pozo-Cano ◽  
...  

Human immunodeficiency virus (HIV) infection is still a public health issue. Human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome (HIV/AIDS) creates, in society, stigmatizing attitudes, fear, and discrimination against infected people; even health professionals do not feel trained enough to adequately take care of these patients, which affects the quality of care provided to such patients. The purpose of this study was to explore nursing students’ attitudes and other related factors toward people with HIV/AIDS, as well as their evolution in subsequent academic years. A cross-sectional study was performed with students in four academic years from four Spanish health sciences institutions (n = 384). Data were collected voluntarily and on an anonymous basis, utilizing the “Nursing students’ attitudes toward AIDS” (EASE) validated scale. The students’ attitudes toward people with HIV/AIDS were relatively positive, with a total mean EASE value of 85.25 ± 9.80. Statistically significant differences were observed according to the academic year (p = 0.041), in 4 out of 21 items of the scale and among students with no religious beliefs. By adjusting every variable, only the weak association with religion was maintained (p = 0.045).


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Liya Muzdalifah ◽  
Triana Arisdiani ◽  
Hermanto Hermanto

AIDS  atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah IMS (infeksi menular seksual) viral yang berkembang dari infeksi HIV atau Human Immunodeficiency Virus. HIV/AIDS telah mencapai proporsi epidemik diseluruh dunia. Kasus HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, dengan jumlah orang yang dilaporkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kejadian yang sesungguhnya. Hal ini terlihat dari jumlah kasus AIDS yang dilaporkan setiap tahunnya yang sangat meningkat secara signifikan. Diperkirakan terdapat sekitar 630.000 ODHA di Indonesia pada tahun 2015. Penelitian bertujuan ini untuk mengetahui gambaran sikap pencegahan HIV/AIDS pada karyawan di Desa Sidorejo. Penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 263 responden dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini didapatkan hasil sebagian besar responden memiliki sikap baik tentang HIV/AIDS sebanyak 228 orang atau 86,7%. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dapat digunakan sebagai dasar awal untuk melanjutkan penelitian dibidang sama dengan variabel penelitian lain yang belum diungkap sehingga didapatkan hasil informasi yang lebih luas dan lengkap. Kata kunci : Sikap, HIV/AIDS, karyawan DESCRIPTION OF HIV / AIDS PREVENTION ATTITUDE IN EMPLOYEES ABSTRACTAIDS or Acquired Immuno Deficiency Syndrome is a viral sexually transmitted infection that develops from HIV infection or the Human Immunodeficiency Virus. HIV / AIDS has reached epidemic proportions throughout the world. The case of HIV / AIDS is an iceberg phenomenon, with far fewer people reported compared to actual events. This can be seen from the number of AIDS cases reported each year which has increased significantly. It is estimated that there were around 630,000 PLWHA in Indonesia in 2015. The purpose of this study was to find a picture of HIV / AIDS prevention attitudes among employees in Desa Sidorejo. Descriptive research with cross sectional method. The total sample of 263 respondents using purposive sampling. This study found that the majority of respondents had good attitudes about HIV / AIDS as many as 228 people or 86.7%. Future studies are expected to be able to be used as an initial basis for continuing research in the same field as other research variables that have not been revealed so that the results obtained are more extensive and complete. Keywords: Attitudes, HIV / AIDS, employees


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 139
Author(s):  
Ni Kadek Putri Silvia Maha Dewi ◽  
Made Pasek Kardiwinata

ABSTRAK Persepsi adalah proses individu melakukan pengamatan melalui penginderaan terhadap objek tertentu yang kemudian diseleksi, diatur, serta diinterpretasikan untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti. Persepsi yang negatif dapat berpengaruh terhadap sikap dan penerimaan seseorang yang dapat memunculkan stigma dan diskriminasi. Tujuan penelitian ini mengetahui persepsi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan design penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional pada 102 responden yang dipilih secara non-probability sampling yaitu accidental sampling. Hasil univariat penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa FK Unud berada pada tingkat persepsi negatif yaitu sebesar 52,94%. Kemudian, variabel yang lebih besar proporsinya memiliki persepsi baik yaitu variabel jenis kelamin laki-laki, program studi kesehatan masyarakat, semester delapan, mahasiswa yang pernah berinteraksi dengan ODHA, mahasiswa yang pernah mengikuti organisasi terkait ODHA, dan mahasiswa yang memiliki status interaksi baik.  Didapatkan juga bahwa tingkatan semester dan intensitas interaksi memiliki hubungan yang signifikat dengan persepsi mahasiswa terhadap ODHA. Oleh karena itu, disarankan bahwa pihak Fakultas Kedokteran maupun Program Studi menyediakan program peningkatan pengetahuan mahasiswa FK tentang HIV/AIDS dengan cara mengintegrasikan ke acara-acara mahasiswa untuk dapat meningkatkan persepsi mahasiswa terhadap pasien khususnya ODHA. Kata Kunci: Persepsi, ODHA, Mahasiswa Fakultas Kedokteran.


2019 ◽  
Author(s):  
diefvania shelly athala safilla

HIV-AIDS adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus. HIV dapat ditularkan melalui seks, transfusi darah, berbagi jarum suntik dan penularan ibu-ke-bayi (perinatal). Faktor risiko heteroseksual adalah yang tertinggi, yaitu 82,8%, diikuti oleh homoseksual sebesar 7,4% dan perinatal sebesar 4,0%. Di Kabupaten Gresik pada tahun 2016, ditemukan bahwa jumlah penderita HIV telah meningkat sebesar 29% dari 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara HIV Stadium dan Infeksi Oportunistik pada Wanita Hamil di Rumah Sakit Umum Ibnu Sina Gresik. Penelitian non-reaktif ini menggunakan desain analitik cross-sectional. Sampel diambil menggunakan teknik total sampling. Data sekunder diambil sejak 2013 - Maret 2018 menggunakan lembar pengumpulan data dan analisis menggunakan uji chi-Square (alpha: 0,05). Hasil penelitian menunjukkan ada 29 ibu hamil dengan HIV-AIDS, 96,6% pasien berasal dari Kabupaten Gresik, dan 3,4% dari luar, sebagian besar kelompok usia> 25-30 tahun (34,5%), 96,6% responden telah menikah. , pendidikan sebagian besar sekolah menengah (58,6%), sebagian besar responden (75,9%) tidak memiliki infeksi oportunistik, stadium HIV pada tingkat asimtomatik mencapai 51,7% dan tingkat stadion simtomatik mencapai 48,3%. Ada korelasi antara stadium HIV dan infeksi oportunistik dengan p-value 0,011. Sehingga perlu perhatian yang optimal terutama pemberian terapi ART dan pengobatan infeksi oportunistik pada ibu hamil Hak Cipta(Fleeson et al., 2017). Dengan menggunakan uji Koefisien Kontinjensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelengkapan catatan rekam medis adalah 161 (84,3%) dan 30 (15,7%) rekam medis tidak lengkap, tingkat klaim diklaim 161 (84,3%) dan 30 (15,7%). ) file memiliki klaim yang tertunda. Berdasarkan hasil uji statistik koefisien kontigensi terdapat pengaruh berkas berkas terhadap penyelesaian klaim = 0,000 <α (0,05)), kemudian ditolak H0. Perlu ada kebijakan dari dokter yang bertanggung jawab atas setiap instalasi, perlu untuk mensosialisasikan kepada dokter DPJP untuk lebih memahami pentingnya penggunaan rekam medis dan meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara perawat dan dokter DPJP(Oktoriani, Sutrisno, Mayasari, & Sodik, 2018).


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  

Background: Depression is one of the commonest psychiatric disorders seen among Human immunodeficiency virus/Acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) individuals and these two conditions are significant public health issues. Also, lack of social support increases the risk of depression among them. Aim: To determine the extent and type of social support and correlates of depression among HIV/AIDS patients attending General Hospital in south-south, Nigeria. Setting: The research was conducted in the HIV/AIDS outpatient clinic of the General hospital in south-south, Nigeria. Methods: A cross-sectional study design was carried out on three hundred and twenty-three patients living with HIV/AIDS from June to October 2016. The instruments used were Socio-demographic questionnaire, Mini international neuropsychiatric interview M.I.N.I (A1-A6 module, English version 6.0), and OSLO-3 items social support scale. Results: Majority (95.7%) of the respondents received social support and more than half (53.6%) of the respondents have strong social support. There was a significant association between social support and depression (X2 =18.38, df =1, p=0.001). The majority (83.3%) of the respondents were females and depression was significantly associated with marital status (X2=7.36, df=2, p=0.03).Also, there was a significant association between monthly income and depression(X2=9.31, df=2, p=0.01). In multivariate regression, absence of social support (B=2.120, p=0.001, OR=8.327) was the most significant predictor for depression Conclusion: This finding implies that depression is one of the mental health issues that affect HIV/AIDS infected individuals in Nigeria and lack of social support increases the risk of depression among them.


2019 ◽  
Author(s):  
diefvania shelly athala safilla

HIV-AIDS adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus. HIV dapat ditularkan melalui seks, transfusi darah, berbagi jarum suntik dan penularan ibu-ke-bayi (perinatal). Faktor risiko heteroseksual adalah yang tertinggi, yaitu 82,8%, diikuti oleh homoseksual sebesar 7,4% dan perinatal sebesar 4,0%. Di Kabupaten Gresik pada tahun 2016, ditemukan bahwa jumlah penderita HIV telah meningkat sebesar 29% dari 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara HIV Stadium dan Infeksi Oportunistik pada Wanita Hamil di Rumah Sakit Umum Ibnu Sina Gresik. Penelitian non-reaktif ini menggunakan desain analitik cross-sectional. Sampel diambil menggunakan teknik total sampling.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 140-144
Author(s):  
Aprilia Nurtika Sari

HIV (Human Immunodeficiency Virus)/ AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah utama di Indonesia. Namun demikian, dalam kehidupan sehari-hari, topik mengenai HIV/ AIDS masih menjadi tabu untuk dibicarakan. Padahal, ketidaktahuan merupakan awal dari bahaya yang dapat mengancam jiwa karena HIV/AIDS merupakan penyakit yang menular. Siapapun dapat tertular HIV/AIDS jika tidak melindungi diri dengan benar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah ibu rumah tangga sejumlah 50 orang yang didapatkan dengan teknik accidental sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018 di RT 01 RW 01 Dusun Pucung Lor Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS termasuk kategori cukup, yaitu 23 responden (46%), dan 27 responden (54%) termasuk kategori kurang. Berdasarkan karakteristik responden, sebagian besar adalah ibu rumah tangga yang berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 30 (60%) responden, dan tingkat pendidikan SMP sebanyak 26 (52%) responden. Simpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar ibu rumah tangga memiliki pengetahuan yang kurang tentang HIV/AIDS. Petugas kesehatan perlu memaksimalkan upaya dalam memberikan penyuluhan - penyuluhan kesehatan khususnya mengenai HIV/AIDS kepada ibu rumah tangga. Sehingga mereka mempunyai pengetahuan yang baik dan mampu mencegah penularan HIV/AIDS.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 12-27
Author(s):  
Ratna Frenty Nurkhalim

HIV / AIDS is an infectious disease caused by infection with the Human Immunodeficiency Virus (HIV) which attacks the immune system. (RI Ministry of Health, 2017). The high case of HIV / AIDS in women is feared to have an impact on the increase in cases of HIV / AIDS in children who get from perinatal transmission or transmission of infections that occur during pregnancy or childbirth. Another contributing factor is the lack of knowledge and awareness about HIV / AIDS that has threatened ordinary people including women of childbearing age. This study aims to determine the level of knowledge of women of childbearing age about HIV / AIDS in the Gurah Health Center area of ​​Kediri Regency. The method used was cross-sectional by distributing questionnaires to a group of women of childbearing age with a total sample of 98 respondents. With variables including the characteristics of respondents and knowledge of HIV / AIDS. Based on the research results obtained for the most age at the end of adulthood (35.7%), the most education was high school / vocational school (62.2%), IRT work (65.3%), electronic media information sources (41.8%). While knowledge of HIV / AIDS was sufficient as much as 43.9%, knowledge about transmission is low (49.9%), knowledge of prevention about limiting sexual relations (70.4%), condom use (55.1%), knowledge of signs and symptoms of people appear healthy (73.5%) , knowledge of characteristics affected by HIV / AIDS (59.2%), knowledge of prevention of HIV / AIDS testing (54.1%), and place of testing services (53.1%). The conclusion that can be taken was the level of knowledge of women of childbearing age about HIV / AIDS was in the sufficient category and was expected to be further improved so that it becomes a high level by conducting counseling by health workers in the Puskesmas and other agencies.   HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. (Kemenkes RI, 2017). Tingginya kasus HIV/AIDS pada perempuan dikhawatirkan akan ikut berdampak pada peningkatan kasus HIV/AIDS pada anak-anak yang didapat dari penularan melalui perinatal atau penularan infeksi yang terjadi pada saat kehamilan atau persalinan. Faktor penyebab lainnya adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang HIV/AIDS yang telah mengancam kalangan orang biasa termasuk wanita usia subur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang HIV/AIDS di wilayah Puskesmas Gurah Kabupaten Kediri. Metode yang digunakan adalah cross-sectional dengan menyebarkan kuesioner ke kelompok wanita usia subur dengan jumlah sampel sebanyak 98 responden. Dengan variabel meliputi karakteristik responden dan pengetahuan HIV/AIDS. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil untuk usia terbanyak pada dewasa akhir (35.7%), pendidikan terbanyak yaitu SMA/SMK (62.2%), pekerjaan IRT (65.3%), sumber informasi media elektronik ( 41.8%). Sedangkan pengetahuan HIV/AIDS yaitu cukup sebanyak 43.9%, pengetahuan mengenai penularan yaitu rendah (49.9%), pengetahuan pencegahan tentang membatasi hubungan seksual (70.4%), pemakaian kondom (55.1%), pengetahuan tanda dan gejala orang tampak sehat (73.5%), pengetahuan ciri terkena HIV/AIDS (59.2%), pengetahuan penanggulangan adanya tes HIV/AIDS (54.1%), dan tempat pelayanan tes (53.1%). Simpulan yang dapat diambil adalah tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang HIV/AIDS berada pada kategori cukup dan diharapkan dapat lebih ditingkatkan sehingga menjadi tingkatan yang tinggi dengan dilakukan penyuluhan oleh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas maupun instansi lainnya.


2016 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 178
Author(s):  
Yeni Tasa ◽  
Ina Debora Ratu Ludji ◽  
Rafael Paun

<em>Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immuno Deficiency Syndrome </em>(HIV-AIDS)  merupakan penyakit menular yang jumlah penderitanya terus bertambah. Ibu rumah tangga merupakan penderita HIV/AIDS terbanyak di Kabupaten Belu. Pemanfaatan <em>Voluntary Counseling and Testing</em> (VCT) yang rendah oleh  orang dengan HIV/AIDS (odha) termasuk ibu rumah tangga terinfeksi HIV/AIDS menyebabkan  penyebaran HIV/AIDS sulit dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan umur, tingkat pendidikan, persepsi tentang penyakit, persepsi tentang pelayanan kesehatan, pekerjaan suami, pendapatan keluarga, keterjangkauan, persepsi keparahan penyakit dan persepsi stigma diri sendiri dengan pemanfaatan VCT oleh ibu rumah tangga terinfeksi HIV di Kabupaten Belu. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, disain <em>cross sectional.</em> Jumlah sampel adalah 90 orang yang merupakan total populasi<em>.</em> Penelitian dilakukan di Kabupaten Belu pada bulan Januari sampai Juli 2015. Analisa data secara deskriptif dan bivariat. Hasil analisis bivariat dengan uji <em>chisquare</em>menunjukkan adanya hubungan pendidikan (p=0,040), persepsi tentang penyakit (p=0,0001), persepsi tentang pelayanan kesehatan (p=0,0001), pendapatan keluarga (p=0,016), pekerjaan suami (0,037), keterjangkauan (p=0,038), persepsi keparahan penyakit (p=0,0001) dan persepsi stigma diri sendiri (p=0,0001) dengan pemanfaatan VCT. Persepsi tentang penyakit dan pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan dengan memperluas penyebaran informasi tentang penyakit HIV/AIDS dan manfaat VCT.<p><strong>Kata kunci</strong> :  HIV/AIDS, ibu rumah tangga,  pemanfaatan VCT</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document