HIV-AIDS adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus. HIV dapat ditularkan melalui seks, transfusi darah, berbagi jarum suntik dan penularan ibu-ke-bayi (perinatal). Faktor risiko heteroseksual adalah yang tertinggi, yaitu 82,8%, diikuti oleh homoseksual sebesar 7,4% dan perinatal sebesar 4,0%. Di Kabupaten Gresik pada tahun 2016, ditemukan bahwa jumlah penderita HIV telah meningkat sebesar 29% dari 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara HIV Stadium dan Infeksi Oportunistik pada Wanita Hamil di Rumah Sakit Umum Ibnu Sina Gresik. Penelitian non-reaktif ini menggunakan desain analitik cross-sectional. Sampel diambil menggunakan teknik total sampling. Data sekunder diambil sejak 2013 - Maret 2018 menggunakan lembar pengumpulan data dan analisis menggunakan uji chi-Square (alpha: 0,05). Hasil penelitian menunjukkan ada 29 ibu hamil dengan HIV-AIDS, 96,6% pasien berasal dari Kabupaten Gresik, dan 3,4% dari luar, sebagian besar kelompok usia> 25-30 tahun (34,5%), 96,6% responden telah menikah. , pendidikan sebagian besar sekolah menengah (58,6%), sebagian besar responden (75,9%) tidak memiliki infeksi oportunistik, stadium HIV pada tingkat asimtomatik mencapai 51,7% dan tingkat stadion simtomatik mencapai 48,3%. Ada korelasi antara stadium HIV dan infeksi oportunistik dengan p-value 0,011. Sehingga perlu perhatian yang optimal terutama pemberian terapi ART dan pengobatan infeksi oportunistik pada ibu hamil Hak Cipta(Fleeson et al., 2017). Dengan menggunakan uji Koefisien Kontinjensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelengkapan catatan rekam medis adalah 161 (84,3%) dan 30 (15,7%) rekam medis tidak lengkap, tingkat klaim diklaim 161 (84,3%) dan 30 (15,7%). ) file memiliki klaim yang tertunda. Berdasarkan hasil uji statistik koefisien kontigensi terdapat pengaruh berkas berkas terhadap penyelesaian klaim = 0,000 <α (0,05)), kemudian ditolak H0. Perlu ada kebijakan dari dokter yang bertanggung jawab atas setiap instalasi, perlu untuk mensosialisasikan kepada dokter DPJP untuk lebih memahami pentingnya penggunaan rekam medis dan meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara perawat dan dokter DPJP(Oktoriani, Sutrisno, Mayasari, & Sodik, 2018).