scholarly journals GAMBARAN SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA KARYAWAN

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Liya Muzdalifah ◽  
Triana Arisdiani ◽  
Hermanto Hermanto

AIDS  atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah IMS (infeksi menular seksual) viral yang berkembang dari infeksi HIV atau Human Immunodeficiency Virus. HIV/AIDS telah mencapai proporsi epidemik diseluruh dunia. Kasus HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, dengan jumlah orang yang dilaporkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kejadian yang sesungguhnya. Hal ini terlihat dari jumlah kasus AIDS yang dilaporkan setiap tahunnya yang sangat meningkat secara signifikan. Diperkirakan terdapat sekitar 630.000 ODHA di Indonesia pada tahun 2015. Penelitian bertujuan ini untuk mengetahui gambaran sikap pencegahan HIV/AIDS pada karyawan di Desa Sidorejo. Penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 263 responden dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini didapatkan hasil sebagian besar responden memiliki sikap baik tentang HIV/AIDS sebanyak 228 orang atau 86,7%. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dapat digunakan sebagai dasar awal untuk melanjutkan penelitian dibidang sama dengan variabel penelitian lain yang belum diungkap sehingga didapatkan hasil informasi yang lebih luas dan lengkap. Kata kunci : Sikap, HIV/AIDS, karyawan DESCRIPTION OF HIV / AIDS PREVENTION ATTITUDE IN EMPLOYEES ABSTRACTAIDS or Acquired Immuno Deficiency Syndrome is a viral sexually transmitted infection that develops from HIV infection or the Human Immunodeficiency Virus. HIV / AIDS has reached epidemic proportions throughout the world. The case of HIV / AIDS is an iceberg phenomenon, with far fewer people reported compared to actual events. This can be seen from the number of AIDS cases reported each year which has increased significantly. It is estimated that there were around 630,000 PLWHA in Indonesia in 2015. The purpose of this study was to find a picture of HIV / AIDS prevention attitudes among employees in Desa Sidorejo. Descriptive research with cross sectional method. The total sample of 263 respondents using purposive sampling. This study found that the majority of respondents had good attitudes about HIV / AIDS as many as 228 people or 86.7%. Future studies are expected to be able to be used as an initial basis for continuing research in the same field as other research variables that have not been revealed so that the results obtained are more extensive and complete. Keywords: Attitudes, HIV / AIDS, employees

2021 ◽  
Vol 2 (9) ◽  
pp. 1475-1487
Author(s):  
Anton Charliyan

Implementasi Kebijakan Pencegahan dan Penanggulangan Human Immunodeficiency Virus – Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV & AIDS) Di Kota Tasikmalaya masih memiliki permasalahan dimana Kota Tasikmalaya adalah salsatu yang memiliki kasus infeksi HIV & AIDS tinggi di provinsi Jawa Barat. Untuk mengatasi masalah tingginya jumlah kasus penyakit HIV & AIDS yang terjadi di Kota Tasikmalaya, pemerintah Kota Tasikmalaya menetapkan sebuah peraturan dalam upaya melakukan pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS, yakni Perda Kota Tasikmalaya No. 2 Tahun 2008 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV & AIDS). Namun ternyata dari hasil observasi awal yang dilakukan penulis Perda tersebut belum sepenuhnya dapat diimplementasikan dengan baik, dapat dilihat dari (1) Kurangnya sosialisasi peraturan daerah tersebut kepada masyarakat, (2) Minimnya sumber daya manusia di KPA Kota Tasikmalaya, dimana belum seluruh anggota KPA mengetahui secara detail  pelaksanaan Perda tersebut. (3) Belum seluruh kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS dilakukan. Serta (4) belum terdapatnya sarana prasarana yang memadai dalam rangka pencegahan dan penanggulangan  HIV & AIDS.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah implementasi  kebijakan Pencegahan dan Penanggulangan Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV & AIDS) di Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik Purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.teknik analisis data dengan, reduksi data, display data, seta penarikan kesimpulan, teknik keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Perda belum tersosialisasi dengan baik karena masing-masing pihak merasa mempunyai tugasnya sendiri, Dinas Kesehatan maupun KPA belum merata dalam mensosialisasikan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS dan belum mampu melaksanakannya. (2) Sumber daya manusia serta anggaran yang ada masih jauh dari cukup untuk mengimplementasikan Perda ini. (3) Struktur birokrasi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS di kota Tasikmalaya sudah cukup baik, hanya tinggal memaksimalkan kinerja masing-masing aktor dan kesadaran akan tanggung jawabnya tersebut. (4) Sikap para pelaksana atau implementor kebijakan ini masih terhambat oleh kesadaran dan aturan akan tugas dan fungsi masing-masing pihak dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS di Kota Tasikmalaya ini. Hal ini disebakan belum adanya Peraturan yang spesifik menggambarkan tugas masing-masing aktor. Kesimpulannya implementasinya belum efektf.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 139
Author(s):  
Ni Kadek Putri Silvia Maha Dewi ◽  
Made Pasek Kardiwinata

ABSTRAK Persepsi adalah proses individu melakukan pengamatan melalui penginderaan terhadap objek tertentu yang kemudian diseleksi, diatur, serta diinterpretasikan untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti. Persepsi yang negatif dapat berpengaruh terhadap sikap dan penerimaan seseorang yang dapat memunculkan stigma dan diskriminasi. Tujuan penelitian ini mengetahui persepsi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan design penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional pada 102 responden yang dipilih secara non-probability sampling yaitu accidental sampling. Hasil univariat penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa FK Unud berada pada tingkat persepsi negatif yaitu sebesar 52,94%. Kemudian, variabel yang lebih besar proporsinya memiliki persepsi baik yaitu variabel jenis kelamin laki-laki, program studi kesehatan masyarakat, semester delapan, mahasiswa yang pernah berinteraksi dengan ODHA, mahasiswa yang pernah mengikuti organisasi terkait ODHA, dan mahasiswa yang memiliki status interaksi baik.  Didapatkan juga bahwa tingkatan semester dan intensitas interaksi memiliki hubungan yang signifikat dengan persepsi mahasiswa terhadap ODHA. Oleh karena itu, disarankan bahwa pihak Fakultas Kedokteran maupun Program Studi menyediakan program peningkatan pengetahuan mahasiswa FK tentang HIV/AIDS dengan cara mengintegrasikan ke acara-acara mahasiswa untuk dapat meningkatkan persepsi mahasiswa terhadap pasien khususnya ODHA. Kata Kunci: Persepsi, ODHA, Mahasiswa Fakultas Kedokteran.


Author(s):  
Nousiba L. Jaml ◽  
Hussein M. Kolaise ◽  
Amal J. Al-Farran ◽  
Hanan N. Serri ◽  
Ahmed A. Amer ◽  
...  

Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) is a chronic, potentially life-threatening condition caused by the human immunodeficiency virus (HIV). . HIV is a sexually transmitted infection (STI), it suppress the immune system and interferes with the ability of body to fight against infection and disease. There's no cure for HIV/AIDS, but medications can dramatically slow the progression of the disease. These drugs have ability to reduce AIDS deaths in many developed nations. A number of knowledge, attitude, and practice studies conducted in different parts of world reveal widespread misconceptions about the disease among young people. Medical students are the budding doctors of tomorrow and have just entered the noble profession. Thus, there is a need to assess impact of education on knowledge and attitudes towards HIV/AIDS among students. The results of this study showed that the education had an effect on the students who participating; It also helped increase knowledge and change misconceptions about the disease.


2018 ◽  
Vol 69 (6) ◽  
pp. 1019-1026 ◽  
Author(s):  
Valentine Marie Ferré ◽  
Fifonsi A Gbeasor-Komlanvi ◽  
Gilles Collin ◽  
Anoumou Claver Dagnra ◽  
Quentin Le Hingrat ◽  
...  

Abstract Background Sub-Saharan Africa is a region of both high human immunodeficiency virus (HIV) and anal cancer incidence. We conducted the first national study in Togo to assess human papillomavirus (HPV), HIV, and other sexually transmitted infection (STI) prevalence among men who have sex with men (MSM). Methods A multicentric cross-sectional study was conducted among MSM recruited in 4 Togolese cities. Anal swabs were collected to test HPV, herpes simplex virus (HSV), and 7 STIs. Results Among the 207 MSM, HIV and high-risk HPV (hrHPV) overall prevalence were 26.1% and 44.9%, respectively. The most common hrHPV types were HPV-35 (15.0%) and HPV-16 (13.0%). Prevalence of hrHPV and multiple HPV infections were higher among HIV-infected than among HIV-uninfected MSM (85.2% vs 30.7%, P < 10–5 and 85.2% vs 28.7%, P < 10–5, respectively). Other STIs, except hepatitis B virus, were also more prevalent among HIV-infected MSM (Neisseria gonorrhoeae, P = .03; Mycoplasma genitalium, P = .04; HSV-2, P = .001; and a trend for Chlamydia trachomatis, P = .06). In multivariate analysis (adjusted odds ratio [95% confidence interval]), HIV (10.1 [4.0–25.6]), living in Lomé (2.8 [1.1–7.1]), HSV-2 excretion (26.7 [2.9–244.3]), C. trachomatis (11.7 [2.3–58.9]), and M. genitalium infection (9.6 [3.1–29.9]) were associated with increased risk of hrHPV infection. Conclusions We report a high burden of anal STIs with an unusual hrHPV type distribution among MSM, highlighting the critical need of implementation of a national strategy regarding prevention of STIs and vaccination against HPV.


2019 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 35-47
Author(s):  
Guspratiwi Syahdinar Abadi ◽  
Toha Muhaimin ◽  
Lita Lita ◽  
Nurlisis Nurlisis ◽  
Syamsul Bahri Riva’i ◽  
...  

  The UPTD Puskesmas the hope of Raya Pekanbaru owns the number of be in the low teens the age of 15-24 the years that came and visited and hiv testing as much as 292 people, have been given counseling as much as 200 people, told there were hiv positive 2 a person, and given chief assessor numbers counseling after the test hiv as much as 207 people. Data on the sexually transmitted infection ( IMS ) in adolescents the age of 15-24 years who got serious disease would as much as 92 a person with 4 the syphilis and 15 a person gonorrhea (GO).The purpose of this research to gain an understanding of the factors causing the behavior runs the risk of HIV/AIDS in adolescents.The place of research in four to senior high school in the working areas of the UPTD Puskesmas the hope of Raya Pekanbaru. A design study analytic cross-sectional with the total sample 314 teenagers appeared.An analyzer used the univariat, bivariat (chi square), and multivariate (regression double logistic).The analysis multivariate variable are associated with risky behavior hiv the sexes (OR: 28,838 CI: 95 % 9,084-91,549) and neighborhood (OR: 0,104 CI: 95 % 0,026-0,418). Conclusions sexes 28 times had a chance to behave risky HIV/AIDS and neighborhood 3 times risky HIV/AIDS. Advice recommended for the UPTD Puskesmas and schools turn back pkpr and activities youth to enhancing teen health.  


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 140-144
Author(s):  
Aprilia Nurtika Sari

HIV (Human Immunodeficiency Virus)/ AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah utama di Indonesia. Namun demikian, dalam kehidupan sehari-hari, topik mengenai HIV/ AIDS masih menjadi tabu untuk dibicarakan. Padahal, ketidaktahuan merupakan awal dari bahaya yang dapat mengancam jiwa karena HIV/AIDS merupakan penyakit yang menular. Siapapun dapat tertular HIV/AIDS jika tidak melindungi diri dengan benar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah ibu rumah tangga sejumlah 50 orang yang didapatkan dengan teknik accidental sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018 di RT 01 RW 01 Dusun Pucung Lor Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS termasuk kategori cukup, yaitu 23 responden (46%), dan 27 responden (54%) termasuk kategori kurang. Berdasarkan karakteristik responden, sebagian besar adalah ibu rumah tangga yang berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 30 (60%) responden, dan tingkat pendidikan SMP sebanyak 26 (52%) responden. Simpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar ibu rumah tangga memiliki pengetahuan yang kurang tentang HIV/AIDS. Petugas kesehatan perlu memaksimalkan upaya dalam memberikan penyuluhan - penyuluhan kesehatan khususnya mengenai HIV/AIDS kepada ibu rumah tangga. Sehingga mereka mempunyai pengetahuan yang baik dan mampu mencegah penularan HIV/AIDS.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 12-27
Author(s):  
Ratna Frenty Nurkhalim

HIV / AIDS is an infectious disease caused by infection with the Human Immunodeficiency Virus (HIV) which attacks the immune system. (RI Ministry of Health, 2017). The high case of HIV / AIDS in women is feared to have an impact on the increase in cases of HIV / AIDS in children who get from perinatal transmission or transmission of infections that occur during pregnancy or childbirth. Another contributing factor is the lack of knowledge and awareness about HIV / AIDS that has threatened ordinary people including women of childbearing age. This study aims to determine the level of knowledge of women of childbearing age about HIV / AIDS in the Gurah Health Center area of ​​Kediri Regency. The method used was cross-sectional by distributing questionnaires to a group of women of childbearing age with a total sample of 98 respondents. With variables including the characteristics of respondents and knowledge of HIV / AIDS. Based on the research results obtained for the most age at the end of adulthood (35.7%), the most education was high school / vocational school (62.2%), IRT work (65.3%), electronic media information sources (41.8%). While knowledge of HIV / AIDS was sufficient as much as 43.9%, knowledge about transmission is low (49.9%), knowledge of prevention about limiting sexual relations (70.4%), condom use (55.1%), knowledge of signs and symptoms of people appear healthy (73.5%) , knowledge of characteristics affected by HIV / AIDS (59.2%), knowledge of prevention of HIV / AIDS testing (54.1%), and place of testing services (53.1%). The conclusion that can be taken was the level of knowledge of women of childbearing age about HIV / AIDS was in the sufficient category and was expected to be further improved so that it becomes a high level by conducting counseling by health workers in the Puskesmas and other agencies.   HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. (Kemenkes RI, 2017). Tingginya kasus HIV/AIDS pada perempuan dikhawatirkan akan ikut berdampak pada peningkatan kasus HIV/AIDS pada anak-anak yang didapat dari penularan melalui perinatal atau penularan infeksi yang terjadi pada saat kehamilan atau persalinan. Faktor penyebab lainnya adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang HIV/AIDS yang telah mengancam kalangan orang biasa termasuk wanita usia subur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang HIV/AIDS di wilayah Puskesmas Gurah Kabupaten Kediri. Metode yang digunakan adalah cross-sectional dengan menyebarkan kuesioner ke kelompok wanita usia subur dengan jumlah sampel sebanyak 98 responden. Dengan variabel meliputi karakteristik responden dan pengetahuan HIV/AIDS. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil untuk usia terbanyak pada dewasa akhir (35.7%), pendidikan terbanyak yaitu SMA/SMK (62.2%), pekerjaan IRT (65.3%), sumber informasi media elektronik ( 41.8%). Sedangkan pengetahuan HIV/AIDS yaitu cukup sebanyak 43.9%, pengetahuan mengenai penularan yaitu rendah (49.9%), pengetahuan pencegahan tentang membatasi hubungan seksual (70.4%), pemakaian kondom (55.1%), pengetahuan tanda dan gejala orang tampak sehat (73.5%), pengetahuan ciri terkena HIV/AIDS (59.2%), pengetahuan penanggulangan adanya tes HIV/AIDS (54.1%), dan tempat pelayanan tes (53.1%). Simpulan yang dapat diambil adalah tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang HIV/AIDS berada pada kategori cukup dan diharapkan dapat lebih ditingkatkan sehingga menjadi tingkatan yang tinggi dengan dilakukan penyuluhan oleh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas maupun instansi lainnya.


2016 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 178
Author(s):  
Yeni Tasa ◽  
Ina Debora Ratu Ludji ◽  
Rafael Paun

<em>Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immuno Deficiency Syndrome </em>(HIV-AIDS)  merupakan penyakit menular yang jumlah penderitanya terus bertambah. Ibu rumah tangga merupakan penderita HIV/AIDS terbanyak di Kabupaten Belu. Pemanfaatan <em>Voluntary Counseling and Testing</em> (VCT) yang rendah oleh  orang dengan HIV/AIDS (odha) termasuk ibu rumah tangga terinfeksi HIV/AIDS menyebabkan  penyebaran HIV/AIDS sulit dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan umur, tingkat pendidikan, persepsi tentang penyakit, persepsi tentang pelayanan kesehatan, pekerjaan suami, pendapatan keluarga, keterjangkauan, persepsi keparahan penyakit dan persepsi stigma diri sendiri dengan pemanfaatan VCT oleh ibu rumah tangga terinfeksi HIV di Kabupaten Belu. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, disain <em>cross sectional.</em> Jumlah sampel adalah 90 orang yang merupakan total populasi<em>.</em> Penelitian dilakukan di Kabupaten Belu pada bulan Januari sampai Juli 2015. Analisa data secara deskriptif dan bivariat. Hasil analisis bivariat dengan uji <em>chisquare</em>menunjukkan adanya hubungan pendidikan (p=0,040), persepsi tentang penyakit (p=0,0001), persepsi tentang pelayanan kesehatan (p=0,0001), pendapatan keluarga (p=0,016), pekerjaan suami (0,037), keterjangkauan (p=0,038), persepsi keparahan penyakit (p=0,0001) dan persepsi stigma diri sendiri (p=0,0001) dengan pemanfaatan VCT. Persepsi tentang penyakit dan pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan dengan memperluas penyebaran informasi tentang penyakit HIV/AIDS dan manfaat VCT.<p><strong>Kata kunci</strong> :  HIV/AIDS, ibu rumah tangga,  pemanfaatan VCT</p>


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 128
Author(s):  
Rokhani Rokhani ◽  
Mustofa Mustofa

Orang dengan infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) akan mengalami penurunan sistem imunitas pada tubuhnya, kondisi ini akan menyebabkan kondisi kesehatan semakin menurun hingga akan memunculkan berbagai macam gangguan kesehatan seperti infeksi oportunistik dan menurunnya berat badan hingga menjadi AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan titer virus yang dimiliki oleh pasien, dan mendiskripsikan kondisi kesehatan pasien serta karakteristik yang dimiliki pasien setelah terinfeksi oleh HIV selama 10 tahun. Penelitian ini menggunakan explanatory research dengan pendekatan cross-sectional study. Data diperoleh dengan teknik wawancara terpimpin pada 80 pasien yang terinfeksi HIV yang dianalisa dengan univariat menggunakan distribusi frequensi dan analisa bivariat dengan q-square. hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang signifikan antara umur, jenis kelamin, kondisi kesehatan dan viral load dengan lama hidup orang dengan HIV/AIDS. Konsumsi ARV, penerimaan terhadap status HIV-nya dan sikap positif dalam meninggalkan perilaku beresiko sangat penting bagi orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Kata kunci: Lama Hidup,  ODHA, 10 tahun dengan HIV/AIDS


2021 ◽  
Vol 33 (3) ◽  
pp. 156
Author(s):  
Afif Nurul Hidayati ◽  
Citra Dwi Harningtyas ◽  
Damayanti Damayanti ◽  
Maylita Sari ◽  
Linda Astari ◽  
...  

Background: The main target of human immunodeficiency virus (HIV) is cluster of differentiation 4 (CD4) T lymphocytes and several other immune cells that have CD4 receptors. They are also present in skin and mucosa, such as Langerhans cells (LC). Mucocutaneous lesions are one of the first clinical presentations of immunosuppression in HIV seropositive patients that manifest at different stages of the infection and require early diagnosis and prompt treatment. Purpose: To determine the clinical characteristics and the pattern of various mucocutaneous manifestations in Human immunodeficiency virus/Acquired immune deficiency syndrome (HIV/AIDS) patients at Intermediate Care and Infectious Diseases Dr. Soetomo General Academic Hospital Surabaya. Methods: This is a descriptive retrospective study with a cross-sectional design. The study subject was classified as all HIV-AIDS patients with mucocutaneous manifestations treated in Intermediate Care and Infectious Diseases Dr. Soetomo General Academic Hospital Surabaya in 2019. Result: Out of the 614 patients who participated in the study, 72.1% were males. The majority of patients were in the age group 25–49 years (75.4%). The most common risk factor was heterosexuality (41.7%). Based on the distribution of mucocutaneous manifestations, the most common mucocutaneous manifestation was candidiasis mucocutan 387 patients (49.4%) followed by the pruritic papular eruption (PPE) 118 patients (15.1%) and human papillomavirus infection 57 patients (7.3%). Conclusion: Mucocutaneous manifestations occur throughout the course of HIV infection, and they can be considered as good clinical indicators for the progression of the disease and underlying immune status in resource-poor settings.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document