scholarly journals Aktivitas Sitotoksik Fraksi N-Hexan Kayu Beta-Beta dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test

2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 51-58
Author(s):  
Hasnaeni Hasnaeni ◽  
Mamat Pratama ◽  
Fidyah Lisa Aslindah

Telah dilakukan penelitian dengan sampel kayu beta-beta (Lunasia amara Blanco) famili Rutaceae. Penelitian ini  dilakukan dengan pengujian sitotoksisitas  Fraksi n-Hexan kayu beta-beta (Lunasia amara Blanco) terhadap larva udang Artemia salina Leach. Uji sitotoksik dilakukan dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) menggunakan Artemia salina Leach. Pengujian ini dilakukan dengan membagi ke dalam kelompok perlakuan yakni kelompok ekstrak uji dengan 5 variasi konsentrasi (10 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 250 ppm, 500 ppm dan 1000 ppm) dan kelompok kontrol. Dilakukan 3 kali pengulangan. Larva yang mati akan dihitung setelah 24 jam perlakuan, dilanjutkan dengan analisis probit untuk menentukan nilai LC50. Hasil uji BSLT Kayu Beta-beta (Lunasia amara   Blanco) yang diperoleh yakni 26,001 ppm. Pada penelitian ini diketahui toksisitas fraksi n-Hexan  dari tanaman kayu beta-beta (Lunasia amara Blanco) memperlihatkan  toksisitas yang sangat toksik dengan nilai LC50 adalah 26,001 μg/ml. 

2014 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Ross Nurul Rohmah ◽  
Nuniek Ina Ratnaningtyas ◽  
Ari Asnani

Ganoderma lucidum is polyporus fungi from Basidiomycetes which can be used as traditional medicines. Toxicity test with Brine Shrimp Lethality Test (BST) method using Artemia salina was conducted to find out toxic effect of G.lucidum. An extract would have toxic effect if the LC50 < 1000 µg/ml. The aims of this experiment were to know about the toxicity level from G.lucidum with Brine Shrimp Lethality Test (BST) method and determined the concentration of fruiting body extract of G.lucidum which had the best toxicity effect in LC50. There were two extraction methods used in this experiment, first one stage extraction and then multilevel extraction with hexane, ethyl acetate, and ethanol. Each solvent was made in 1000 ppm, 500 ppm, 250 ppm, and 125 ppm. This process was repeated for three times. This experiment used G.lucidum extract which was tested to A.salina and secunder compound metabolit test from the most toxic G. lucidum was done with phytochemical analysis. The result indicated that fruiting body extract from G.lucidum could kill A.salina because all extract was positively contained alkaloid and terpenoid but negatively contained flavonoid. Fruiting body extract from G.lucidum which had lowest LC50 wass ethyl asetat extract with one stage extraction in concentration 53,70 ppm and highest LC50 was ethanol extract with multilevel extraction in concentration 501,18 ppm.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Kurnia Ritma Dhanti

Latar belakang : Pengembangan senyawa antikanker dari bahan alami perlu dilakukan untuk meminimalisir efek samping dari penanganan penyakit kanker yang saat ini banyak dilakukan. Suatu senyawa dapat diketahui potensi antikankernya dengan pendekatan menggunakan metode BST (Brine Shrimp Lethality Test). Ekstrak metanol daun saga (Abrus precatorius L.) bersifat toksik terhadap larva A. salina Leach.   Tujuan : Mengetahui bagian teraktif dari ekstrak metanol daun saga yang dipartisi (dipisahkan) menggunakan pelarut etanol.   Metode : Ekstrak metanol daun saga dipartisi dengan pelarut etanol hingga terbentuk bagian larut dan tidak larut. Kedua bagian tersebut diuji menggunakan metode BST dengan 5 kali ulangan dan 3 replikasi yang masing-masing menggunakan 10  ekor larva A.salina.   Hasil : Dari perhitungan didapatkan nilai LC50 bagian larut etanol sebesar 144,544 ppm sedangkan nilai LC50 bagian tidak larut etanol sebesar 151,356 ppm.   Kesimpulan : Bagian larut etanol menyebabkan persentase kematian yang lebih tinggi daripada bagian tidak larut. Nilai LC50 bagian larut etanol lebih rendah dibanding bagian tidak larutnya. Semakin rendah nilai LC50 senyawa, maka semakin berpotensi pula untuk dikembangkan sebagai agen antikanker.   Kata kunci : toksisitas, Abrus precatorius L., Artemia salina Leach., antikanker, partisi. 


2019 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 265
Author(s):  
Faradila Y. Karim ◽  
Nickson J Kawung ◽  
Billy Th. Wagey

ABSTRACTBioactive compounds that are suspected of having anticancer activity are first tested for activity by means of a toxicity test. The purpose of this test is to obtain data on the ability of the activity of a bioactive compound to kill cells at small doses so as to obtain a lethal concentration or lethal data. These two measurements are often called LC50 or LD50, concentrations that can kill 50% of test animals. This study aims to test the cytotoxic activity of Thalassia hemprichii seagrass extract using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method.The results of the study showed that the mortality of Artemia salina larvae was influenced by the concentration of the test, meaning that the higher the concentration the more test animals died. Furthermore, the results of the probit analysis contained the toxicity activity of bio active compounds from seagrasses where the LC50 was 3.95 mg / l. A substance is declared to have the potential for cytotoxic activity if it has a value of LC50 at concentrations <1000 ppm for extracts and at concentrations <30 ppm for a compound. Keywords: Cytotoxic Activity, Thalassia hemprichii, Brine shrimp Lethality Test (BSLT)  


al-Kimiya ◽  
2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 15-20
Author(s):  
Ary Andini ◽  
Endah Prayekti ◽  
Fadillah Triasmoro ◽  
Indah Nur Kamaliyah

Kolagen dan kitosan dapat digunakan sebagai bahan pembalut luka karena memiliki karakteristik yang baik. Namun, pembalut luka kolagen-kitosan perlu dilakukan uji sitotoksisitas sebelum diaplikasikan secara in vivo, seperti Brine Shrimp Lethally Test (BSLT). Pembalut luka kolagen-kitosan tidak dapat larut dalam Dimetil Sulfoksida (DMSO) dan aquadest dengan mudah, oleh karena itu perlu pertimbangan alternatif pelarut karena kolagen dan kitosan lebih mudah larut dalam pelarut asam seperti asam klorida (HCl) dan asam asetat ( CH3COOH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Lethal Concentration  50 (LC50) dari pembalut luka kolagen-kitosan yang dilarutkan dalam pelarut DMSO, HCl, CH3COOH dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Pembalut luka kolagen-kitosan didapatkan dengan mencampurkan larutan kitosan 2% dan kolagen dengan perbandingan 1:1 w/w kemudian dihomogenkan, dicetak, dan dikeringkan.  Penelitian ini menggunakan uji sitotoksisitas dengan metode BSLT dan LC50 dihitung menggunakan Analisis Probit. Pembalut luka dilarutkan dalam pelarut DMSO 1%, CH3COOH 1%, dan HCl 1% hingga homogen, kemudian diencerkan dengan berbagai konsentrasi yaitu 100 ppm, 250 ppm, 250 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm dengan tiga kali ulangan untuk setiap perlakuan. Setelah itu uji BSLT dilakukan dengan menggunakan Artemia salina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembalut luka yang dilarutkan dalam DMSO 1% memiliki LC50 > 1000 ppm, sedangkan pada pelarut CH3COOH dan pelarut  HCl menunjukkan  LC50< 30. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelarut DMSO bersifat non-toksik (LC50  > 1000 ppm), tetapi pelarut CH3COOH 1% dan HCl 1% bersifat sangat toksik (LC50 < 30 ppm) sebagai pelarut alternatif pembalut luka kolagen-kitosan pada uji BSLT.


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 86
Author(s):  
Febri Tianandari ◽  
Rasidah Rasidah

Ketumbar (Coriandrum sativum L.) adalah salah satu jenis tanaman rempah-rempah yang sudah sangat dikenal di masyarakat. Skrining fitokimia pendahuluan serbuk ketumbar mengungkapkan adanya kandungan protein, karbohidrat, senyawa fenolik, tanin, flavonoid. Senyawa sitotoksik adalah suatu senyawa atau zat yang dapat merusak sel normal dan sel kanker dan juga dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel tumor. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek sitotoksik ketumbar terhadap Arthemia salina Leach, dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil penelitian ini diketahui bahwa ekstrak etanol 70% buah ketumbar (Coriandrum sativum Linn) memiliki efek sitotoksik terhadap larva Arthemia salina Leach. Nilai LC50 dari ekstrak etanol buah ketumbar (Coriandrum sativum Linn)  terhadap larva Arthemia salina Leach yaitu 40,548 ppm.Kata kunci: Sitotoksik, ketumbar (Coriandrum sativum Linn), BSLT 


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 14-20
Author(s):  
Marsah Rahmawati Utami ◽  
Yusi Ardiyanti

Latar Belakang: Minyak atsiri biasa digunakan sebagai bahan baku minyak wangi,  obat-obatan dan kosmetik. Dalam bidang farmasi, minyak atsiri digunakan sebagai antibakteri, anti nyeri dan anti infeksi. Efek farmakologis ini berhubungan dengan metabolit sekunder yang terkandung dalam minyak atsiri tersebut. Efektifitas komponen-komponen aktif metabolit sekunder sebagai obat dapat ditentukan dengan analisis toksisitas sebagai uji pendahuluan. Analisis toksisitas yang biasa digunakan yaitu dengan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Uji ini menggambarkan tingkat ketoksikan ekstrak terhadap larva Artemia salina. Hasil uji ini dapat dimanfaatkan sebagai uji pendahuluan untuk mengidentifikasi bioaktivitas tanaman yang lebih luas. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan menganalis aktivitas toksisitas minyak atsiri daun kemanggi, rimpang lengkuas dan daun sirih merah serta kandungan senyawa kimianya. Metode: Minyak atsiri diisolasi dengan metode destilasi uap, diuji aktivitas toksisitasnya dengan metode BSLT, dan kandungan senyawa kimia dianalisis dengan GC-MS. Simpulan: Hasil uji Brine Shrimp Lethality Test menunjukkan bahwa minyak atsiri daun kemanggi, rimpang lengkuas, dan sirih merah memiliki tingkat toksisitas dengan LC50 secara berturut-turut adalah 57,21 ppm, 110,01 ppm, 360,51 ppm. Berdasarkan hasil analisis GC-MS komponen utama senyawa penyusun minyak atsiri daun kemanggi adalah lemonal dan beta citral, komponen utama minyak atsiri rimpang lengkuas adalah 2,6-dimetilfenil borat, 1,8-cineol, sedangkan komponen utama senyawa penyusun  minyak atsiri sirih merah adalah sabinena dan beta mircena.


2008 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Frengki F ◽  
Roslizawaty R ◽  
Desi Pertiwi

Toxicity test and phytochemical screening of ant plant ethanol extract were done. The toxicity test was done by employing the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. Sample of ant plant taken from the Aceh Besar forest have been extracted with ethanol. The sample was thenconcentrated using a rotary evaporator until a crude extract was obtained. The extract was tested by toxicity to larva Artemia salina L. Thetoxicity test for larvae Artemia salina Leach have been done by employing the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method at four concentrationlevels, i.e: 250 ppm, 125 ppm, 50 ppm, and 25 ppm. The result of the research showed that ethanol extract of ant plant Aceh had acute toxicityby LC value 61.11 ppm. The extract had identified were fenolik, saponin, steroid and terpenoid.____________________________________________________________________________________________________________________Key words: rine Shrimp Lethality Test, LC5050, Ant Plant, Aceh, Bphytochemical Screening 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document