scholarly journals Efektifitas Hypnopregnancy Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Ibu Hamil

2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 90-94
Author(s):  
Raden Ayu Aminah Maya ◽  
Rosmiarti Rosmiarti

Latar Belakang: Selama kehamilan, tubuh ibu hamil mengalami perubahan besar yang bias membuat ibu hamil seringkali merasa tidak nyaman, baik itu perubahan fisiologis maupun psikologis. Perubahan ini menimbulkan gejala spesifik sesuai dengan tahapan kehamilan yang terdiri dari tiga trimester. Perubahan psikologis yang sering terjadi pada ibu hamil seperti kecemasan/ stress. Dampak kecemasan yang lain adalah dapat menurunkan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil selama masa kehamilan Terapi non farmakologi yang   dapat dilakukan meliputi relaksasi,guided imagery, progressive   muscle   relaxation,  hipnoterapi dan terapi music klasik. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui efektifitas hypnopregnancy dalam meningkatkan kualitas tidur ibu. Metode: penelitian ini adalah penelitian quasi eksperiment dengan bentuk rancangan perbandingan kelompok statis (Static Group Comparison) dan menggunakan uji statistik chi square. Data didapatkan dari wawancara melalui lembar observasi langsung dengan instrument The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Sampel penelitian ini berjumlah 30 orang yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kontrol. Hasil:uji statistik, diperoleh tingkat signifikansi ρ<0.05 (ρ: 0.009), yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara hypnopreganncy terhadap kualitas tidur ibu hamil.Kesimpulan:hypnopregnancy dapat digunakan sebagai salah satu terapi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas tidur ibu.

2020 ◽  
Vol 26 (3) ◽  
Author(s):  
Syela C Akasian ◽  
Flora Rumiati ◽  
William William

Musik merupakan suatu alunan nada yang bisa dinikmati, umumnya digunakan untuk menghilangkan rasa penat atau stres seseorang. Secara ilmiah musik juga dapat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas tidur terutama pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh musik terhadap kualitas tidur pada usia dewasa muda khususnya mahasiswa fakultas kedokteran yang biasanya memiliki kualitas tidur buruk. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik simple random sampling. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida angkatan 2018 sebanyak 96 mahasiswa. Pembagian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kuesioner tambahan untuk melihat kebiasaan mendengarkan musik pada mahasiswa dilakukan secara serentak saat proses perkuliahan.  Sebagian besar mahasiswa  memiliki kualitas tidur yang buruk yaitu 88 (91,7%) mahasiswa. Tiga dari  48  mahasiswa yang memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur  memiliki kualitas tidur baik. Lima dari delapan mahasiswa yang memiliki kualitas tidur baik  tidak memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara kebiasaan mendengarkan musik dan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida (p  0,714). 


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 27-32
Author(s):  
Piscolia Dynamurti Wintoro ◽  
Wiwin Rohmawati ◽  
Ana Sulistyowati

Latar Belakang: Seorang ibu hamil biasa mengalami kecemasan. Pada TM III kecemasan disebabkan oleh kekhawatiran menghadapi persalinan dan apakah bayinya lahir normal atau cacat. Kecemasan meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom. Metode: Desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom, sebanyak 40 responden dengan teknik total sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A) untuk mengukur tingkat kecemasan dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Analisis data yang digunakan chi square. Hasil : Penelitian ini menunjukkan ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi dengan P value sebesar 0,021. Simpulan : Ibu hamil trimester III dapat memperbaiki kualitas tidur dengan mengurangi aktivitas dan istirahat yang cukup, perasaan cemas dengan cara relaksasi, senam ibu hamil, dan yoga.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 286
Author(s):  
Nina Setiawati ◽  
Lutfatul Latifah ◽  
Aprilia Kartikasari

Lebih dari separuh wanita hamil yang merasa tidak nyaman karena mual dan muntah dilaporkan telah mengalami gangguan tidur selama kehamilan. Durasi tidur yang tidak memadai dan kualitas tidur yang buruk selama kehamilan dapat meningkatkan kehamilan dengan risiko, termasuk gangguan pertumbuhan janin, dan depresi pascapersalinan. Yoga umumnya digunakan untuk relaksasi dan terbukti efektif untuk mengurangi stres dan kecemasan pada wanita hamil sehingga dimungkinkan untuk meningkatkan kualitas tidur bagi wanita hamil. Salah satu bentuk latihan yoga pada ibu hamil adalah pranayama dan postur yoga restoratif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pranayama dan postur yoga restoratif efektif untuk meningkatkan kualitas tidur pada wanita hamil. Studi quasy eksperimental dengan kelompok kontrol ini dilakukan pada 58 wanita hamil dengan mual muntah yang didapatkan dengan metode purposive sampling. Responden dibagi menjadi dua kelompok, 29 responden di setiap kelompok. Pranayama dan postur yoga restoratif diberikan pada kelompok intervensi dalam 30 menit selama 7 hari terus menerus. Kualitas tidur diukur oleh Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil analisis data menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam skor kualitas tidur ibu hamil sebelum dan sesudah diberi pranayama dan postur yoga restoratif (p>0.05). Wanita hamil trimester kedua dan ketiga yang mengalami mual dan muntah dalam penelitian ini tampaknya tidak mengalami peningkatan kualitas tidur setelah melakukan pranayama dan postur yoga restoratif. Frekuensi dan keteraturan dalam melakukan yoga menjadi poin penting yang perlu diperhatikan untuk hasil yang lebih ba


2020 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
Author(s):  
Mohamad Naim Bin Hasan ◽  
William William ◽  
Flora Rumiati

Kelebihan berat badan merupakan faktor independen yang berkontribusi terhadap kualitas tidur yang buruk. Sleep apnea merupakan timbulnya episode abnormal pada frekuensi napas yang berhubungan dengan penyempitan saluran napas atas pada saat tidur. Sleep apnea dapat berupa henti napas (apnea) atau menurunnya ventilasi yang akan menyebabkan gangguan bernapas saat tidur. Semakin besar nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) atau bertambahnya berat badan, kemungkinan untuk mengalami Obstructive Sleep Apnea (OSA) semakin tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran angkatan 2016 FKIK Ukrida. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan studi komparatif, yaitu untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan kualitas tidur pada mahasiswa golongan berat badan lebih dan berat badan normal. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sebanyak  88 responden berpartisipasi dalam penelitian ini, terdiri dari 44 mahasiswa yang mempunyai berat badan normal dan 44 mahasiswa yang mempunyai berat badan lebih. Responden mengisi kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).   Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 64 responden (72,7%) mempunyai kualitas tidur buruk, dan 24 responden (27,3%) memiliki kualitas tidur yang baik, serta durasi tidur terbanyak adalah < 6 jam.  Berdasarkan uji Chi-Square, disimpulkan adanya hubungan antara berat badan dengan kualitas tidur (p = 0,000, p < 0,05) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2016 FKIK Ukrida.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Ni Luh Gede Puji Andini ◽  
Made Hendra Satria Nugraha ◽  
M Widnyana ◽  
I Made Muliarta

Mahasiswi yang sedang memasuki akhir semester akan dihadapkan dengan berbagai tuntutan akademik yang harus diselesaikan dengan waktu yang diberikan dan penyelesain skripsi pada akhir semester. Mahasiswi yang menghadapi hal tersebut akan mengalami stres dan mengalami perubahan pada kualitas tidur yang dapat mempengaruhi indeks massa tubuh seseorang. Perubahan  pola hidup tersebut seringkali menjadi beban tambahan selain beban akademik bagi mahasiswi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress dan kualitas tidur terhadap indeks massa tubuh mahasiswi tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional dengan Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling dengan jumlah sampel 61 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tingkat stres dengan menggunakan kuisioner DASS42 (Depression Anxiety Stres Scale 42), mengukur kualitas tidur dengan menggunakan kuisioner PSQI (The Pittsburgh Sleep Quality Index) dan mengukur IMT. Uji hipotesis yang digunakan adalah chi-square untuk menganalisis hubungan tingkat stres dengan IMT diperoleh nilai p sebesar 0,740 sehingga nilai p>0,005, kualitas tidur dengan IMT diperoleh nilai p sebesar 0,200 sehingga p>0,005 dan stres dengan kualitas tidur diperoleh nilai p sebesar 0,001 sehingga nilai p<0,001. Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik tersebut, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stres dan kualitas tidur terhadap indeks massa tubuh dan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres terhadap kualitas tidur mahasisiwi tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Kata kunci: Mahasiswi, Stres, Kulitas Tidur, IMT


2018 ◽  
Author(s):  
Ali Asghar Khosrobeygi

The purpose of this research is to compare the effectiveness of progressive muscle relaxation training, guided imagery and the combination of these two methods on sleep quality and headache coping strategies for women with migraine in Arak city. The statistical population of this study is all women with migraine headaches in Arak city, and a statistical sample of 90 people was selected by simple random sampling from the referrals to 4 private clinics of neurology and psychiatry. Therefore, 30 subjects were placed in experimental group 1 (relaxation), 30 in experimental group 2 (guided imagery) and 30 in experimental group 3 (combination of these two methods), where the subjects were matched in terms of gender, age and education level. The research method was of extended designs of the experimental designs, and a questionnaire was used in addition to using the library method for collecting data. The scales used in this study were 3 scales of sleep quality, pain (migraine) coping strategies and demographics. Inferential statistics (covariance) were used for data analysis; the results showed that progressive muscle relaxation training, guided imagery, and the combination of these two methods had a positive effect on migraine headache coping strategies and sleep quality in women with migraine. There was also a difference in the effectiveness of the two methods of progressive muscle relaxation, guided imagery and the combination of these two methods on the strategies for coping with migraine headaches and sleep quality of these women, and the combined method was more effective than the other two methods separately.The studies of this research concluded that the guided imagery technique focuses on cognitive and emotional components and can be used to improve migraine headaches due to the ability of imagination force of people to initiate, exacerbate or sustain attacks of effective headache, as well as the progressive muscle relaxation increases the parasympathetic cycle activity, which consequently leads to nerve stress neutralizing and ineffectiveness, and this adaptive skill prevents raising its symptoms through breaking the chain of undesirable effects of stress, thereby it can improve the quality of life in migraine patients.Given that migraine is an important health problem, and considering that migraine studies are very limited and little applied research has been conducted in this field, therefore performing a comprehensive study is necessary for developing appropriate strategies.


2020 ◽  
Vol 8 (10) ◽  
pp. 852-854
Author(s):  
Garima Kaletha ◽  
◽  
Satheesh Kumar

A correlative study between mobile addiction and quality of sleep among students at selected college,Dehradun Aim:To identify relationship between mobile addiction and quality of sleep among students at selected college Dehradun. Objectives of the Study: To assess the mobile addiction and quality of sleep among students.To find the correlation between mobile addiction and quality of sleep among students.To find the association between mobile addiction and quality of sleep among students. Methodology: A quantitative research approach was used to assess the mobile addiction and quality of sleep. The research design selected was correlative research design. The study was conducted at Shri Guru Ram Rai,College of Nursing,Patel Nagar, Dehradun and population of age group of 16-19 years were taken.Non-random convenient sampling technique was used and sample size was 100 in number.Problematic mobile phone use questionnaire(PMPUQ)and Pittsburgh sleep quality index(PSQI)was used as tool for data collection. Reliability of PMPUQ and PSQI is 0.98 and 0.8respectively.The research tool consisted of two Parts Part A is demographic variable and Part B is Problematic mobile phone use questionnaire(PMPUQ)and Pittsburgh sleep quality index(PSQI).The content validity done by three experts in field of Nursing. The collected data was analyzed and interpreted by using descriptive and inferential statistics. The conceptual framework was based on Health behavioral model. Results: The frequency and percentage distribution of adults depicts that (27%) of subjects are of 17-18 years of age, (58%) are of 19-20 years of age , (11%) are of 21-22 years of age and remaining (4%)are of 23-24 of age. All the samples are 100 in number out of which maximum percentage (86%) are females and remaining (14%) are males. Highest percentage (91%) of subjects belong to Hindu Religion,(5%) are of Muslim Religion,(1%)are of Sikh Religion and (3%) subject belongs to Christian Religion. Majority (46%) of subjects have 1 Sibling, (33%) of subjects have 2 sibling, (12%) are have no siblings and remaining (9%)of subjects have more than 2 sibling. Majorities (100%) of subject are in graduation 1st year, (0%) are in 11th and 12th standard. (100%) of students have smart phones.(51%) of people use mobile phone when needed or attend call,(24%)less than 6 hours (22%)more than 6 hours and remaining (3%)whole day. (29%) of people sleep before 10pm,(69%)before12am and remaining(2%)12am-2am. Study showed that there is no significant association between the level of scores of PMPUQ and (age,gender,religion,no of sibling, education)demographic variables and the calculated chi-square values were less than the table value at the 0.05 level of significance. The calculated t-test value of PMPUQ scale was 1.83.There is no significance association between the level of scores of PSQI and (age,gender,religion,no of sibling)demographic variables .The calculated chi-square values were less than the table value at the 0.05 level of significance. The calculated t-test value of PSQI scale was 0.603 Correlation between mobile addiction and quality of sleep is -0.131. Recommendation: 1. A Similar study may be conducted on a larger sample for wider generalization. 2. An Experimental study can be conducted to find out more about mobile addiction and quality of sleep. 3. The study may be conducted at different setting. Conclusion:The study concludes that there is no significant association between mobile addiction and quality of sleep with demographic variables among students at selected college, Dehradun and there is negative correlation between mobile addiction and quality of sleep.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Arita Murwani ◽  
Husna Sri Utari

Latar belakang : Kecemasan merupakan hal yang dialami oleh semua orang ketika mereka merasakan hal yang mengancam mereka, kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kualitas tidur adalah ukuran dimana seseorang itu dapat kemudahan dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur. Skripsi merupakan penyusunan tugas akhir mahasiswa dalam suatu proses pembelajaran yang digunakan untuk evaluasi kegiatan belajar mengajar pada suatu institusi. Kendala yang sering dihadapi pada mahasiswa adalah menuangkan ide kedalam bahasa ilmiah dan kesulitan dengan standar tata tulis ilmiah. Kesulitan tersebut pada akhirnya dapat mengakibatkan gangguan psikologis seperti stress, rendah diri, frustrasi, kehilangan motivasi, menunda penyusunan skripsi hingga ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsinya. Bahkan akibatnya kesulitan yang dirasakan tersebut berkembang menjadi sikap yang negatif yang akhirnya dapat menimbulkan suatu kecemasan. Tujuan : Mengetahui hubungan kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa yang menyusun skripsi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta. Metode : Penelitian ini merupakan peneitian kuantitatif dengan design cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah 44 mahasiswa  keperawatan angkatan 2016  di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta. Teknik pengamblan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu berjumlah 44 responden . Instrumen dalam penelitian ini menggunakan Zung SelfRating Anxiety Scale (SAS/SRAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil : Dengan menggunakan uji chi square p-value=0,001 (p<0,05). Dari hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kualitas tidur. Kesimpulan : Terdapat hubungan kecemasan dengan dengan kualitas tidur pada mahasiswa yang menyusun skripsi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Ni Dyah Putu Purnamasari ◽  
M. Widnyana ◽  
Ni Komang Ayu Juni Antari ◽  
Ni Luh Nopi Andayani

Mahasiswa merupakan individu dewasa muda yang produktif dan rentan mengalami kekurangan tidur. Kondisi kurang tidur memiliki dampak pada menurunnya konsentrasi belajar pada mahasiswa serta gangguan kesehatan salah satunya obesitas. Obesitas dan kegemukan merupakan masalah kesehatan yang mempertinggi risiko terjadinya penyakit non-infeksi antara lain kardiovaskular, diabetes, atau bahkan penyakit kanker yang menurut WHO memiliki angka kematian dua kali lipat lebih tinggi dari angka kematian akibat penyakit infeksi. Penelitian ini memiliki tujuan yakni mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan indeks massa tubuh pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Rancangan penelitian yang digunakan yakni observasional analytic, menggunakan metode pendekatan studi cross sectional, serta teknik simple random sampling dalam pengambilan sampel. Sampel berjumlah 85 orang, yang dinilai kualitas tidurnya dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) menggunakan rumus yakni berat badan (satuan kg) dibagi dengan tinggi badan kuadrat (satuan meter). Hipotesis diuji menggunakan uji chi-square dengan tujuan menganalisis hubungan kualitas tidur dengan IMT. Analisis data memperoleh nilai p=0,000 (p < 0,05), sampel dengan kualitas tidur buruk berjumlah 52 orang (61,1%) dan dominan memiliki IMT berlebih (44,7%), sedangkan 33 orang (38,9%) tergolong kualitas tidur baik dan dominan memiliki IMT normal (25,9%). Simpulan yang didapatkan yakni ada hubungan antara kualitas tidur dengan IMT pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Sampel dengan kualitas tidur buruk dominan memiliki IMT berlebih dengan nilai IMT  25,0 dan sampel dengan kualitas tidur baik dominan memiliki IMT normal dengan nilai IMT  18,5 ? < 24,9.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 37-47
Author(s):  
Nurul Faidah ◽  
Ni Wayan Suniyadewi Suniyadewi ◽  
Chani Mialuara Hutami

Pada lansia terjadi perubahan neurologis secara fisiologis mengalami penurunan jumlah dan ukuran neuron pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan lansia tidak dapat memenuhi kebutuhan tidur normalnya. Salah satu terapi meningkatkan kualitas tidur pada lansia adalah melakukan pijat tengkuk menggunakan virgin coconut oil . Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat tengkuk dengan VCO terhadap kualitas tidur pada lansia. Metode:Desain penelitian yang digunakan pra eksperimental dengan One-group Pretest – Posttest Design, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non Probability Sampling yaitu dengan purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini yaitu, 33 responden dan diperoleh sampel sebanyak 15 responden adapun  kriteria inklusi dalam penelitian ini klien dengan gangguan tidur tanpa menggunakan obat penenang atau obat tidur, Klien yang kooperatif dan bersedia menandatangani informed concent, kriteria eksklusi Klien yang memiliki kesadaran composmentis Pelaksanaan penelitian untuk mengukur kualitas tidur diukur dengan Pittsburgh sleep quality index (PSQI) dari. pengukuran kualitas tidur lansia dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan intervensi. instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pittsburgh sleep quality index. Intervensi pijat tengkuk dengan Virgin Coconut Oil ini dilakukan 2 kali dalam satu minggu selama 4 minggu. setelah dilakukan uji normalitas data diperoleh hasil 0,28 yang berarti data berdistribusi normal sehingga analisa menggunakan paired T-test.  Hasil:Hasil penelitian menunjukan kualitas tidur pre tes rerata kualitas tidur sebesar 7,9 dengan standar deviasi 1,4 dan post tes didapatkan rerata kualitas tidur sebesar 4,5 dengan standar deviasi 0,83. Berdasarkan analisa data menggunakan uji paired T-test diperoleh nilai p value = 0,000 <α (0.05) yang artinya ada pengaruh pijat tengkuk dengan Virgin Coconut Oil terhadap kualitas tidur pada lansia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan lansia dengan masalah kualitas tidur agar rutin melakukan pijat tengkuk dengan VCO  secara teratur dan berkesinambungan. In the elderly, physiological changes occur physiologically decreasing the number and size of neurons in the central nervous system resulting in the elderly unable to meet their normal sleep needs. One of the therapies to improve sleep quality in the elderly is to massage the neck using virgin coconut oil (VCO). This study aims to determine the effect of cervical massage with VCO on sleep quality in the elderly. The research design used was pre-experimental with One-group Pretest - Posttest Design and the number of respondents was 20 people. The results showed sleep quality before being given progressive muscle relaxation therapy obtained an average sleep quality of 7.9 with a standard deviation of 1.4 and after being given progressive muscle relaxation a mean sleep quality of 4.5 with a standard deviation of 0.83. Based on data analysis using the Wilcoxon Sign Rank Test, p value = 0,000 <α (0.05) is obtained, which means there is an effect of nape massage with VCO on sleep quality in the elderly. Based on the results of the study, it is expected that the elderly with sleep quality problems can routinely perform neck massage with VCO regularly and continuously.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document