scholarly journals PENGARUH MOBILISASI PERGELANGAN TANGAN SETELAH DIBERIKAN ULTRASOUND TERHADAP PENURUNAN NILAI NYERI PASIEN CARPAL TUNNEL SYNDROME

2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 152-157
Author(s):  
Raditya Kurniawan Djoar ◽  
Anastasia Martha

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan bentuk cedera tekanan yang berulang pada nervus medianus dan merupakan syndrome penjepitan saraf yang paling sering ditemukan. Kejadian CTS ini telah menjadi pusat perhatian peneliti karena merupakan salah satu jenis cummulative trauma disorders (CTD) yang paling banyak dijumpai. Karena permasalahan tersebut, akibatnya pergelangan tangan menjadi terbatas dan tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya sehingga berpengaruh terhadap pekerjaan sehari-hari.  Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penambahan intervensi berupa mobilisasi saraf medianus, carpal dan tendon gliding setelah diberikan Ultrasound terhadap penurunan nilai nyeri CTS. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan quasi eksperimental, dengan desain penelitian pre and post test two groups design Populasi penelitian ini adalah pasien CTS di RSUD Sidoarjo sebanyak 70 orang yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok 1 yang mendapatkan terapi ultrasound dan kelompok 2 yang mendapatkan terapi ultrasound serta ditambahkan dengan mobilisasi saraf medianus, carpal dan tendon gliding. Uji statistic yang digunakan adalah independent t test. Hasil penelitian menunjukan  bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai nyeri pada kelompok yang diberikan ultrasound dan kelompok yang diberikan  penambahan dengan mobilisasi saraf medianus, carpal dan tendon gliding (Asymp. Sig 2-tailed 0,00). Penurunan nyeri pada kelompok ini lebih significant dikarenakan penggunaan kombinasi dari intervensi tersebut. Latihan mobilisasi saraf medianus dapat membantu mengembalikan aliran pembuluh darah balik vena dari saraf medianus sehingga mengurangi tekanan di dalam epineurium sehingga mengurangi nyeri dengan ditambah latihan tendon gliding dapat mengembalikan aliran pembuluh darah balik vena dari saraf medianus sehingga mengurangi tekanan di dalam epineurium sehingga nyeri berkurang.  

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 12-17
Author(s):  
Ayu Permata ◽  
Ismaningsih Ismaningsih

Latar Belakang: Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan kumpulan gejala dan tanda penyakit yang disebabkan oleh terjepitnya saraf medianus di terowongan karpal pada pergelangan tangan. Kondisi CTS ini merupakan salah satu jenis neuropati yang paling sering terjadi. Sindrom ini timbul dengan gejala nyeri, baal, dan kelemahan pada tangan akibat penekanan nervus medianus. Carpal tunnel syndrome merupakan suatu syndrome yang berhubungan dengan gerakan yang berulang (repetitive motion) dan posisi yang menetap pada durasi yang lama sehingga memperngaruhi suplai darah ke tangan dan menimbulkan rasa nyeri. Tujuan: Penelitian ini ditujukan kepada penderita kondisi Carpal Tunnel Syndrom untuk mengurangi nyeri. Intervensi fisioterapi yang diberikan pada kondisi CTS  yaitu penurunan nyeri yang dapat dilakukan dengan berbagai tindakan diantaranya dengan pemberian teknik Neuromuskuler Taping Metode Penelitian: Case study dengan desain penelitian pre and post test yaitu membandingkan antara tingkat nilai nyeri sebelum dan sesudah  yang diukur dengan alat ukur Visual Analogue Scale (VAS) terhadap pemberian intervensi  Neuromuskuler Taping pada kondisi carpal tunnel syndrome selama 3 mingggu. Hasil: Analisa uji beda nilai nyeri dengan VAS pada kelompok sampel dengan nilai signifikasi yaitu 0,006 yang menunjukkan < 0.05yang bermakna ada pengaruh pemberian Neruromusculer taping terhadap perubahan tingkat nyeri VAS penderita Carpal Tunnel Syndrom.


2020 ◽  
Author(s):  
Sera Manik

Ergonomi menjadi pilar kesehatan dan menjadi salah satu indikator kesejahteraan. perbaikan ergonomi perlu dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap penyakit CTDs (Cumulative Trauma Disorders) akibat faktor risiko kerja postur janggal, beban, frekuensi dan durasi yang bersumber dari pekerjaan, seperti nyeri tengkuk, nyeri pinggang bawah atau low back pain, rasa baal pada jari telunjuk, jari tengah dan jari manis yang disertai nyeri terbakar pada malam hari, kekakuan, lemah dan nyeri saat tangan digunakan dan dikenal dengan nama Carpal Tunnel Syndrome. Dalam ergonomi, postur tubuh adalah faktor yang sangat penting, salah satunya postur duduk yang setiap orang lakukan setiap hari dalam durasi berjam-jam. Tujuan utama membuat desain ergonomi untuk kursi atau tempat duduk dan meja adalah menciptakan sedemikian rupa bentuk kursi dan meja belajar, sehingga dapat mempertahankan postur tulang punggung yang fi siologis, dengan demikian diharapkan kerja otot tidak perlu berkontraksi secara berlebihan. Masalah ketidaksesuaian aspek ergonomi antara sarana kerja dan manusia serta pengaruhnya terhadap kesehatan belum mendapatkan perhatian yang serius di Indonesia. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya tempat-tempat kerja yang belum berpedoman dengan kaidah ergonomi dalam hal penyediaan peralatan kerja bagi tenaga kerja. Ketepatan dimensi merupakan salah satu faktor penentu kenyamanan yang menunjang aspek fungsional dari suatu rancangan. Untuk menghasilkan suatu desain yang tepat dimensi perlu pertimbangan yang matang dan observasi yang cermat terkait dengan faktor manusia sebagai pengguna produk.


Author(s):  
Mariska Nada Debora ◽  
Suparto Suparto ◽  
Irvan Tanpomas

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah sindrom akibat penekanan nervus medianus di dalam terowongan karpal di pergelangan tangan. Komplikasi jangka panjang dari CTS meliputi penurunan fungsi tangan, kerusakan saraf dan otot, rasa sakit, cacat, kelemahan dan hilangnya sensibilitas yang persisten di daerah distribusi nervus medianus. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian CTS pada ibu rumah tangga yang mencuci pakaian menggunakan tangan di desa Guji Baru. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini ada 100 orang. Sebanyak 33 orang (33%) menderita CTS. Kelompok usia dengan persentase tertinggi yang mengalami CTS adalah usia 40 –45 tahun yaitu 10 orang (30%). Lama kerja dengan persentase penderita CTS tertinggi ½ jam – 1 jam yaitu sebanyak 29 orang (88%). Obesitas ditemukan pada 20 orang (60%). Diabetes ditemukan pada 3 orang (9%). CTS dikeluhkan pada saat hamil oleh 7 orang (21%). Semua responden mencuci pakaian dengan posisi janggal (100%). Dari 100 orang, 33 orang menderita CTS. Kata kunci: sindrom terowongan karpal, ibu rumah tangga, mencuci pakaian, posisi pergelangan tangan


2016 ◽  
Vol 40 (5) ◽  
pp. 617-623 ◽  
Author(s):  
Batol Golriz ◽  
Monireh Ahmadi Bani ◽  
Mokhtar Arazpour ◽  
Mahmood Bahramizadeh ◽  
Sarah Curran ◽  
...  

Background: Different types of splints have been used as a conservative intervention to improve symptoms in patients with Carpal tunnel syndrome (CTS). Although a number of studies have been undertaken to compare different splints, information and understanding of the influence of these interventions are lacking. Objectives: The purpose of this study was to compare the effect of a classic thermoplastic wrist splint or a wrist splint with an additional metacarpophalangeal unit on pain, function, grip strength, and pinch strength in patients with mild-to-moderate carpal tunnel syndrome. Study design: Quasi experimental design. Methods: A total of 24 patients received conservative treatment using either the classic wrist splint or the wrist splint with the metacarpophalangeal unit for a period of 6 weeks. Primary outcome measures were pain, function, grip strength, and pinch strength. Data were collected immediately before and after using the two types of splints at baseline (0 weeks) and 6 weeks. Statistical analysis was performed using the paired t-test and an independent t-test. Results: Compared to baseline, both the classic thermoplastic wrist splint and the wrist splint with a metacarpophalangeal unit significantly decreased pain and increased function, pinch strength, and grip strength. Comparisons of the two types of splints for grip strength ( P = 0.675) and pinch strength ( P = 0.650) revealed that there were no significant differences between the two after 6 weeks of wear. However, there were significant differences in pain levels ( P = 0.022) and the Disability of the Arm, Shoulder, and Hand score ( P = 0.027) between the two types of splints from baseline to 6 weeks. Conclusion: The wrist splint with a metacarpophalangeal unit was more effective than the classic thermoplastic wrist splint in pain reduction and improvement of function. Clinical relevance A wrist splint with a metacarpophalangeal unit may be an appropriate conservative treatment in the rehabilitation of patients with mild-to-moderate carpal tunnel syndrome.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 71
Author(s):  
I Putu Darmawijaya ◽  
Luh Pande Putu Novita Yani ◽  
Agung Wahyu Permadi

Pekerja pandai besi bekerja menggunakan tangan dan pergelangan tangan secara aktif menggenggam alat yang digunakan saat bekerja, menempa besi secara berulang-ulang mengalami keluhan akibat kerja menjadi faktor risiko timbulnya Carpal Tunnel Syndrome. Keluhan yang terjadi berupa nyeri yang dapat mempengaruhi aktifitas pekerja pandai besi. Untuk mengurangi adanya keluhan nyeri dapat diberikan active stretching pergelangan tangan. Rancangan penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah pre-eksperimental dengan one group pretest-postest design. Sampel yang menjadi subyek penelitian berjumlah 15 orang. Analisis penelitian ini menggunakan uji t berpasangan (paired t-test). Hasil uji mendapatkan nilai signifikan 0,000 yang artinya 0,000 < 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian active stretching pergelangan tangan mengurangi keluhan nyeri Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja pandai besi di Desa Sidan Kabupaten Gianyar. Kata Kunci: pekerja pandai besi, Carpal Tunnel Syndrome, aktif stretching


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 34-42
Author(s):  
Didik Purnomo ◽  
Akhmad Alfajri Amin ◽  
Redita Cahyani Ardiningsih

Latar Belakang : Di Indonesia, prevalensi CTS antara 5,6% sampai dengan 15%. Penelitian Harsono pada pekerja suatu perusahaan ban di Indonesia melaporkan prevalensi CTS pada pekerja sebesar 12,7%. Penelitian ini dilakukan di RSUD dr.R.Soetijono Blora menggunakan sampel sebanyak 8 orang partisipan dengan metode quasi eksperimen jenis pretest-posttest. Intervensi yang diberikan berupa ultrasound dan terapi latihan. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh ultrasound dan terapi latihan pada carpal tunnel syndrome Hasil : uji normalitas dengan saphiro wilk test didapatkan nilai sig VAS sebelum terapi 0.522, nilai sig VAS sesudah terapi 0.120, nilai sig MMT sebelum terapi 0.297, nilai sig MMT sesudah terapi 0.142, nilai sig WHDI sebelum terapi 0.988 dan nilai sig WHDI sesudah terapi 0.626 karena seluruh nilai sig. >0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti distribusi data pada penelitian ini normal. Uji hipotesis dengan paired sample t test mendapatkan hasil untuk nilai VAS sig. 2 tailed sebesar 0,002, untuk nilai MMT sig. 2 tailed sebesar 0,005 dan untuk nilai WHDI sig. 2 tailed sebesar 0,001 dengan sig. 2 tailed < 0,05 berarti Ho ditolak Ha diterima, menunjukkan terjadi perubahan yang signifikan untuk penurunan derajat nyeri, peningkatan kekuatan otot fleksor wrist dan peningkatan fungsional aktivitas partisipan. Kesimpulan : intervensi yang diberikan berupa ultrasound dan terapi latihan berpengaruh dalam menurunkan derajat nyeri, meningkatkan kekuatan otot fleksor wrist dan kemampauan aktivitas fungsional partisipan.


1999 ◽  
Vol 7 (6) ◽  
pp. 26-29
Author(s):  
Jan Minshew

The first article reporting the rising incidence of carpal tunnel syndrome in histotechnologists was written by Pearl Gervais and published in the Louisiana Society for Histotechnology newsletter in 1991. Following that article, the growing interest in the number of injuries within the profession prompted a nationwide survey of histotechnologists. The results of that survey appeared in the first part of a three part article published in the Journal of Histotechnology, 18:139,1995. The articles were written by a group of professionals from the University of Michigan. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) was used as the model for potential Cumulative Trauma Disorder (CTD).


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Ni Luh Made Susanthi Pramandani ◽  
I Made Ady Wirawan

ABSTRAK Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan salah satu gangguan pada lengan tangan akibat penyempitan terowongan karpal sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus. Gerakan tangan saat menggunakan keyboard dan mouse dalam bermain game online memiliki tingkat repetisi tinggi pada jari tangan sehingga dapat berpengaruh terhadap kejadian CTS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dan faktor risiko CTS pada siswa SMA pemain game online di Kota Denpasar. Penelitian kuantitatif analitik dengan rancangan cross-sectional study. Responden berjumlah 70 siswa dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil menunjukan proporsi CTS responden sebesar 31,43% dengan kategori ringan. Seluruh variabel karakteristik individu yang mencakup usia (p=0,25) dan jenis kelamin (p=0,50) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian CTS, sedangkan variabel pola bermain, perangkat bermain, dan repetitive motion (p=0,00) terbukti memiliki hubungan bermakna dengan kejadian CTS. Pola bermain merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian CTS pada siswa pemain game online dengan OR= 23,74. Oleh karena itu diperlukan adanya dukungan pemerintah berupa program preventif - rehabilitatif bagi pecandu game untuk mengedukasi siswa dan orangtua terkait dampak game online.   Kata Kunci: Carpal Tunnel Syndrome, Siswa, Game Online


1994 ◽  
Vol 19 (4) ◽  
pp. 434-438 ◽  
Author(s):  
T. K. COBB ◽  
K.-N. AN ◽  
W. P. COONEY ◽  
R. A. BERGER

Carpal tunnel syndrome is one of the many so-called cumulative trauma disorders thought by some to be related to the performance of repetitive tasks in the work-place. The cause of this disorder is unknown. We have observed lumbrical muscle incursion into the carpal tunnel during finger flexion. This study was conducted to determine the amount of this incursion in normal wrists. Five cadaver upper limbs were analyzed radiographically with radiopaque markers on the flexor retinaculum and the lumbrical muscle origins in four finger positions: full extension, 50% flexion, 75% flexion, and 100% finger flexion. The lumbrical muscle origins were an average of 7.8 mm distal to the carpal tunnel in full finger extension. They moved an average of 14 mm into the carpal tunnel with 50% finger flexion, 25.5 mm with 75% flexion, and 30 mm with 100% flexion. Abnormal lumbrical muscles have been cited as a possible cause of carpal tunnel syndrome. These findings suggest that lumbrical muscle incursion during finger flexion is a normal occurrence and is a possible cause of work-related carpal tunnel syndrome.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 7-12
Author(s):  
Ruhana F Mujahad

              Carpal tunnel syndrome can result fromexcessive movement in the joints can lead tocarpal synovial joints increases and tapping themedian nerve in the carpal tunnel so that itappears one of the various complaints of pain. Toreduce the pain of carpal tunnel syndrome can begiven additional mobilization of the median nerveafter ultrasound therapy which have beencommonly used in physiotherapy services in manyhospitals. To determine the effect of the mediannerve mobilization after ultrasound therapy todecrease the value of the pain of carpal tunnelsyndrome. This research uses quasi experimentalapproach, research design pre and post test twogroups design. The first group of elderly givenultrasound therapy and the second group wasgiven the mobilization of the median nerve. Thenumber of samples in this study of 12 samples,sample taker technique by purposive samplingtechnique that uses existing population criteria ofinclusion and exclusion. In the study the effect oftest used Wilcoxon test and Mann Whitney testdifferent influences. Wilcoxon test results on themedian nerve mobilization group after the additionof ultrasound therapy asymp values obtained. Sig(2-tailed) = 0.026 indicates the value of p <0.05there is the influence of pain using the VAS valuereduction in carpal tunnel syndrome. From theresults of Mann Whitney test result Sig (2-tailed) =0.183 (Asymp. Sig (2-tailed)> 0.05), which meansthere is no significant difference in both groups, inthe sense that both have effects in lowering painCarpal Tunnel Syndrome. No effect of the mediannerve mobilization after ultrasound therapy todecrease the value of the pain of carpal tunnelsyndrome.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document