scholarly journals PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 91-101
Author(s):  
Yesi Nurmalasari ◽  
Rakhmi Rafie ◽  
Efrida Warganegara ◽  
Lingga Desta Wahyuni

Hemoglobin merupakan suatu protein tetrametrik eritrosit yang tersusun dari protein globin dan heme. Radikal bebas dapat menyebabkan lisisnya membran eritrosit. Proses tersebut dapat dicegah dengan pemberian antioksidan. Daun kelor termasuk dalam antioksidan alami yang memiliki sifat neurofektif melalui mekanisme antioksidatif. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) Terhadap kadar hemoglobin pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan. Jenis penelitian eksperimental murni (true-experiment) menggunakan pre and post with control group design. Sampel adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan berusia 1-4 minggu dengan  berat  100-150  gram sejumlah 28 ekor. Sampel dibagi empat kelompok meliputi Kelompok murni (KM) kelompok yang tidak diberikan ekstrak daun kelor, Kelompok Perlakuan 1 (KP1) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 150 mg/kgBB, Kelompok Perlakuan 2 (KP2) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 450 mg/kgBB,dan Kelompok Positif (KP) kelompok yang diberikan suplemen vitamin dosis 5,4 ml/kgBB. Uji Paired T-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05) pada Kelompok Murni (KM) p=0,155, Kelompok Perlakuan 1(KP1) p=0,329, Kelompok Perlakuan 2(KP2) p=0,014 dan Kelompok Positif (KP) p=0,012. Uji Kruskal-Wallis didapatkan p=0,027 (p>0,05)berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok, uji Post Hoc dengan menggunakan Mann-whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna secara statistik(p<0,05) pada Kelompok Perlakuan 2 (KP2) dengan nilai p=0,002, dan Kelompok Positif (KP) dengan nilai p=0,002. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar hemoglobin tikus putih (Rattus norvegicus) Galur wistar jantan pada  kelompok perlakuan 2 (KP2) dosis 450 mg/kgBB dan Kelompok Positif (KP) dosis 5,4 ml/kgBB.

2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 63-68
Author(s):  
Thatit Nurmawati ◽  
Nawang Wulandari

Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara akut dan kronis dimana dapat timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudahnya, sehingga diperlukan penatalaksanaan yang tepat untuk meningkatkan kualitas penderitanya dengan melakukan pengenadalian glukosa darah. Pemanfaatan tanaman yakon dapat menurunkan kadargula darah diantaranya bagian umbi dan daun. Umbi yakon mengandung karbohidrat dan polyphenol, sedangkan daun Yakon mengandung komponen phenol yang terdiri dari chlorogenic, caffeic dan ferulic, dapat memperbaiki sel β di pankreas sehingga dapat meningkatkan sekresi insulin. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan seduhan daun Yakon dan cairan dari umbi terhadap kadar gula darah tikus putih yang terinduksi streptozotocin. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain Quasy Eksperimental Pre-Post Test With Control Group design. Populasi penelitian adalah tikus putih (Rattus norvegicus) sebanyak 16 ekor. Tikus dibagi menjadi dua kelompok, 8 ekor tikus pertama diberikan cairan dari umbi 100mg/kgBB/hari dan 8 ekor tikus kedua diberikan seduhan daun yakon 14ml 2xsehari, keduanya diberikan selama 3 hari. Pengambilan darah post pada 1 hari setelah perlakuan. Pengukuran kadar gula darah menggunakan Blood glucose test meter Gluco Dr. Analisa data dengan Paired t-test dan Independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh seduhan daun yakon terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih dengan p 0,000 dan juga ada pengaruh umbi yakon terhadap penurunan gula darah dengan p 0,012. Dari dua kelompok umbi dan seduhan daun yakon tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap penurunan kadar gula darah dengan p 0,294. Pemberian seduhan daun Yakon dan umbi yakon diharapkan dapat menjadi solusi dan pengobatan alternaif dalam menurunkan kadar gula darah.


2013 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 184-191
Author(s):  
Cut Arsyiyanti ◽  
Ahmad Syauqy ◽  
Kusmiyati Tjahjono

Latar Belakang : Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang jika jumlahnya berlebih dapat memicu berbagai macam penyakit diantaranya gout. Biji pepaya mengandung zat fitokimia seperti flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat menormalkan kadar profil lipid dan menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus biji pepaya terhadap kadar asam urat pada tikus dislipidemia. Metode: Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test randomized control group design terhadap 24 ekor tikus Sprague Dawley dislipidemia yang kemudian dibagi secara acak dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan pakan standar, kontrol positif yang diberikan pakan standar dan tinggi lemak, serta dua kelompok perlakuan yang diberikan pakan standar, tinggi lemak dan jus biji pepaya dengan dosis 400 mg dan 800 mg selama 30 hari. Kadar Asam urat diperiksa dengan metode Spektrofotometri. Data di analisis dengan uji Paired t-test dan Anova serta uji LSD pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Perubahan kadar asam urat kelompok kontrol negatif, k ontrol positif dan perlakuan 400 mg dan 800 mg secara berturut-turut adalah -11,21 (p=0,352), 18,91 (p=0,360), -30,43 (p=0,024), dan -16,67(p=0,127). Perubahan kadar asam urat antar kelompok dengan uji Anova menunjukkan signifikansi sebesar 0,017. dilanjutkan uji Post-Hoc antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan dosis 400 mg dan 800 mg menunjukkan signifikansi berturut-turut 0,003 dan 0,019. Simpulan: Pemberian jus biji pepaya selama 30 hari pada dosis 400 mg/ekor/hari efektif menurunkan kadar asam urat pada tikus dislipidemia.


2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 706-714
Author(s):  
Rani Pramesti ◽  
Nurmasari Widyastuti

Latar Belakang: Stres oksidatif yang disertai dengan peningkatan kadar kolesterol, akan memicu oksidasi LDL yang akan memperburuk inflamasi dan aterosklerosis sehingga dapat menyebabkan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Flavonoid dapat memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah, mengurangi kepekaan LDL terhadap pengaruh radikal bebas dan dapat menurunkan kadar lipid darah. Salah satu sayuran yang mengandung flavonoid berupa quercetin yang bisa dimanfaatkan adalah daun ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus daun ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) terhadap kadar kolesterol LDL tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) yang diberi pakan tinggi lemak. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental dengan rancangan penelitian pre-post test with control group design  dengan 12 ekor tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi dua kelompok. Pada saat intervensi, kedua kelompok mendapatkan pakan standar BR-2 sebanyak 12 mg/200grBB/hari. Kelompok kontrol hanya diberi pakan standar dan kelompok perlakuan diberi jus daun ubi jalar dengan dosis 0.006 ml/grBB/hari selama 14 hari. Pengukuran serum kolesterol LDL dilakukan sebanyak tiga kali yaitu setelah aklimatisasi, setelah pemberian pakan tinggi lemak dan setelah pemberian jus daun ubi jalar. Cara pengukuran dengan metode pemeriksaan CHOD-PAP. Data dianalisis dengan uji Paired t-test, Independen t-test, Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil: Kadar kolesterol LDL pada kelompok perlakuan menunjukkan sebanyak 4 tikus mengalami penurunan, rerata penurunan sebesar 5.44 mg/dl sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 4 tikus mengalami peningkatan, rerata peningkatan sebesar 4.79 mg/dl. Tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0.05) pada perubahan kadar kolesterol LDL antar kelompok.Kesimpulan: Pemberian jus daun ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) sebanyak 0,006 ml/grBB/hari selama 14 hari tidak dapat menurunkan kadar kolesterol LDL tikus Wistar jantan (Rattus norvegicus) yang diberi pakan tinggi lemak 


2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 142-149
Author(s):  
Siti Muflikhatur R ◽  
Hesti Murwani Rahayuningsih

Latar Belakang: Peningkatan kadar kolesterol total merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.  Manajemen kadar kolesterol total dapat dilakukan dengan upaya kuratif dan preventif. Simvastatin merupakan salah satu obat penurun kadar kolesterol total. Pengendalian asupan efektif untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol total. Konsumsi makanan fungsional berpotensi dalam mencegah peningkatan kadar kolesterol total, salah satunya adalah konsumsi daun salam. Flavonoid yang terkandung dalam daun salam terbukti efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya perbedaan pengaruh antara ekstrak dan rebusan daun salam dalam mencegah peningkatan kadar kolesterol total darah tikus Sprague dawley.Metoda: Rancangan penelitian adalah true experimental jenis pre-post test randomized control group design terhadap 24 ekor tikus Sprague dawley yang dibagi acak dalam 4 kelompok. Tikus diberi pakan tinggi lemak bersamaan dengan pemberian ekstrak dan rebusan dengan dosis masing-masing ekstrak dari 0,72 gram daun segar dan rebusan 0,72 gram secara sonde sekali sehari. Kadar kolesterol total diperiksa dengan metode CHOD-PAP spektrofotometri. Data dianalisis menggunakan paired t-test dan uji one way ANOVA yang dilanjutkan uji Post-Hoc LSD pada tingkat kepercayaan 95%.Hasil: Kadar kolesterol total pada seluruh kelompok meningkat secara signifikan (p=0,000). Peningkatan kadar kolesterol total pada kelompok kontrol negatif adalah 147,88 %, kelompok control positif 11,64 %, kelompok perlakuan ekstrak 39,03 %, dan kelompok perlakuan rebusan 77,84 %. Terdapat perbedaan perubahan kadar kolesterol total antar kelompok secara signifikan (p=0,000).Simpulan: Perlakuan yang memiliki efek menahan laju peningkatan kadar kolesterol total terbesar sampai terkecil adalah 0,018 gram simvastatin, 0,034 gram ekstrak daun salam, dan 0,72 gram rebusan daun salam.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 408-414
Author(s):  
Yesi Nurmalasari ◽  
Rakhmi Rafie ◽  
Efrida Warganegara ◽  
Indah Mulia Herwisdiane

Latar Belakang:Hiperglikemia adalah suatu kondisi medis berupa peningkatan kadar glukosa darah melebihi kadar normal yang menjadi karakteristik beberapa penyakit terutama diabetes melitus. Salah satu cara untuk menurunkan kadar glukosa darah yaitu dengan ekstrak alami tanaman habbatussauda (Nigella sativa). Habbatussauda (Nigella sativa) mengandung thymoquinone yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin di dalam jaringan tubuh dan juga dapat memperbaiki kerusakan sel-β pankreas sehingga meningkatkan sekresi insulin. Tujuan:Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak habbatussauda (Nigella sativa) terhadap kadar glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan yang diinduksi aloksan sebagai upaya preventif hiperglikemia. Metode : Penelitian eksperimental murni pre and post test with control group design. Sampel yang digunakan sebanyak 25 ekor tikus jantan dibagi menjadi 5 kelompok. Hasil : Nilai rerata ± SD GDP sebelum perlakuan, setelah diinduksi aloksan dan setelah perlakuan pada KM (126 ± SD 3,53), (128 ± SD 3,24), dan (124,6 ± SD 8,47), pada KN (121,6 ± SD 7,12), (182,2 ± SD 18,11), dan (149 ± SD 14,90), pada KP (122 ± SD 3,536), (161,8 ± SD 6,76), dan (108,4 ± SD 9,52), pada P1 (123,80 ± SD 4,65), (139,8 ± SD 1,48), dan (100,8 ± SD 5,40), dan pada P2 (122,6 ±SD 3,36), (164 ±SD 9,13), dan (112,2 ± SD 4,71). Uji Paired T-test menunjukkan peningkatan kadar glukosa darah yang bermakna (p


Author(s):  
Rany Adelina ◽  
Noorhamdani Noorhamdani ◽  
Annasary Mustafa

<p>ABSTRACT</p><p><br />Background: Carrot is included in high beta carotene vegetable. Therefore, there were limited studies about the effect of cooking on nutrient content. Beta carotene found in carrots are provitamin A carotenoids that have strong antioxidant activity.</p><p><br />Objectives: To determine the amount of beta carotene in carrots treated with two different cooking methods, that were, boiling and sautéing.</p><p><br />Methods: A posttest–only control group design was used for this study. Samples of this study were local carrots varieties, and were selected by quota sampling. The carrots were divided into three groups, with fresh carrots (n=6) as control groups, and boiled carrots (n=6) and sautéed carrots (n=6) as treatment groups. Beta carotenes were extracted using petroleum ether-acetone solvents. They were separated by using column chromatography and measured by spectrophotometer at wave length 450nm. Data collected were analyzed with one way anova followed by post hoc tests duncan, independent t-test, and<br />paired t-test.</p><p><br />Results: The level of beta carotene between fresh carrots, boiled carrots, and sauteed carrots have significant difference with p=0.013 (anova, p&lt;0.05), whereas the level of beta carotene in boiled carrots and sauteed carrots have no significantly difference with p=0.376 (independent t-test, p&gt;0.05). However,<br />there is a significant decrease in the level of beta carotene in beginning and end groups from the boiling method with p=0.027, and the level of beta carotene in beginning and end groups from the sauteing method have a signifi cant decrease with p=0.020 (paired t-test, p&lt;0.05).</p><p><br />Conclusions: Boiling and sauteing decreased beta carotene levels in carrots.</p><p><br />KEYWORDS: beta carotene, boiling, carrot, sauteeing</p><p><br />ABSTRAK</p><p><br />Latar belakang: Wortel termasuk dalam sayuran dengan kandungan beta karoten yang tinggi. Walaupun demikian, studi mengenai pengaruh pemasakan terhadap kandungan gizinya masih terbatas. Beta karoten merupakan salah satu jenis karotenoid provitamin A dan berperan sebagai antioksidan kuat yang sangat bermanfaat bagi proses metabolisme yang terjadi pada tubuh manusia.</p><p><br />Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan kandungan beta karoten pada wortel yang diolah dengan perebusan dan penumisan.</p><p><br />Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental rancangan acak lengkap. Desain penelitian ini adalah the posttest-only control group design. Populasi dan sampelnya adalah wortel varietas lokal. Sampel dipilih dengan cara kuota sampling untuk dibagi dalam tiga kelompok, yaitu wortel mentah (n=6) sebagai kelompok kontrol, sedangkan kelompok perlakuan adalah wortel yang direbus dengan air (n=6) dan wortel yang ditumis dengan minyak goreng (n=6). Variabel yang diukur adalah kandungan beta karoten pada masing-masing kelompok menggunakan kromatografi kolom dan spektrofotometri pada panjang gelombang 450 nm. Analisis data menggunakan oneway anova dilanjutkan dengan post hoc tests duncan, uji independent t-test, dan paired t-test.</p><p>Hasil: Kandungan beta karoten antara wortel mentah, direbus, dan ditumis berbeda secara signifikan yaitu p=0,013 (anova, p&lt;0,05). Kandungan beta karoten pada wortel direbus tidak berbeda secara signifikan dengan wortel ditumis yaitu p=0,376 (uji independent t-test, p&gt; 0,05). Terbukti adanya perbedaan kandungan beta karoten pada kelompok awal dan akhir dari teknik pengolahan perebusan menurun secara signifikan yaitu p=0,027, sedangkan kandungan beta karoten awal dan akhir dari teknik pengolahan penumisan menurun secara signifikan yaitu p=0,020 (uji paired t-test, p&lt;0,05).</p><p><br />Kesimpulan: Perebusan dan penumisan berpengaruh terhadap penurunan kandungan beta karoten dalam wortel.</p><p><br />KATA KUNCI: beta karoten, perebusan, penumisan, wortel</p>


2013 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 330-338
Author(s):  
Neny Meirindasari ◽  
Hesti Murwani R ◽  
Kusmiyati Tjahjono

Latar Belakang : Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di dunia. Salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular adalah dislipidemia yaitu abnormalitas profil lipid dalam darah. Pengendalian kadar kolesterol yang tepat dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Pengendalian kadar kolesterol dapat dilakukan dengan mengonsumsi pangan fungsional yang berpotensi menurunkan kadar kolesterol salah satunya adalah biji pepaya. Biji pepaya mengandung flavonoid, saponin, dan tanin yang berpotensi dalam menurunkan kadar kolesterol darah. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh jus biji pepaya terhadap kadar kolesterol total pada tikus dislipidemia.Metode: Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test randomized control group design terhadap 28 ekor tikus Sprague Dawly dislipidemia yang kemudian dibagi secara acak dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan pakan standar, kontrol positif yang diberikan pakan standar dan tinggi kolesterol, serta dua kelompok perlakuan yang diberikan pakan standar, tinggi kolesterol dan jus biji pepaya dengan dosis 400 mg dan 800 mg selama 30 hari. Kadar kolesterol total diperiksa dengan metode spektrofotometri. Data dianalisis dengan uji Paired t-test dan Anova serta uji Post-Hoc dengan LSD pada tingkat kepercayaan 95%.Hasil: Perubahan kadar kolesterol total kelompok kontrol negatif, kontrol positif dan perlakuan 400 mg dan 800 mg secara berturut-turut adalah 12,15% (p=0,178), 16,33% (p=0,192), -10,64% (p=0,221), and -6,53% (p=0,536). Perbedaan perubahan kadar kolesterol total antar kelompok dengan uji Anova menunjukkan signifikansi sebesar 0,241.Simpulan: Pemberian jus biji pepaya selama 30 hari pada dosis 400 mg/ekor/hari paling efektif menurunkan kadar kolesterol total pada tikus dislipidemia.


Author(s):  
Yunita Liana ◽  
Yofa Anggriani Utama

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Proses penyembuhan tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh oleh banyak faktor, salah satunya adalah jenis obat-obatan. Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada kulit. Salah satu tanaman yang berpotensi terhadap penyembuhan luka adalah tanaman betadine. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak daun betadine terhadap ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka sayat tikus putih (Rattus norvegicus). Desain penelitian studi eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian post test only control group design. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Teknik Kimia Politeknik Sriwijaya Palembang untuk pelaksanaan ekstraksi dan pembuatan salep ekstrak daun betadine, di Animal House Fakultas Kedokteran Unsri Palembang untuk pemeliharaan dan perlakuan pada tikus putih dan Laboratorium Patologi RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang untuk pemeriksaan jaringan kulit tikus putih. Jumlah sampel 30 tikus putih. Analisis statistik uji homogenitas antar kelompok dengan menggunakan levene test, Independent t-test, Uji One Way Anova untuk mengetahui jaringan granulasi dan jarak tepi luka dilanjutkan dengan uji post hoc multiple comparisons t-test games howel. Hasil uji statistik salep ekstrak daun betadine mempunyai efek yang sama dengan salep madecassol terhadap ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka pada luka sayat tikus putih. Dosis yang paling efektif adalah pada dosis 40% salep ekstrak daun betadine. Diharapkan perlu penelitian lanjutan tentang efek daun betadine terhadap protein-protein pada saat proses inflamasi toksisitas dari daun betadine.


2015 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 62-70
Author(s):  
Daniati Ristia Ayu ◽  
Martha Irene Kartasurya

Latar Belakang : Hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, infark miokardia, gagal jantung dan penyakit ginjal. Tomat mengandung likopen yang mempunyai aktivitas antioksidan sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Minyak zaitun meningkatkan absorbsi likopen dari tomat dan mengandung asam oleat yang dapat menurunkan tekanan darah. Tujuan: Menganalisis pengaruh penambahan minyak zaitun terhadap tekanan darah sistolik penderita hipertensi yang diberi jus tomat.Metode : Jenis penelitian adalah true experiment dengan rancangan pre –post test with control group design. Subjek penelitian adalah wanita menopause dengan tekanan darah sistolik 140 ­– 159 mmHg yang dibagi menjadi dua kelompok, 12 pada kelompok perlakuan dan 12 pada kontrol. Intervensi dilakukan selama 7 hari. Tekanan darah sistolik diukur menggunakan Sphygmomanometer air raksa. Asupan makanan diukur menggunakan metode food recall 2x24 jam dan dianalisis menggunakan nutrisurvey. Aktivitas fisik dianalisis menggunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Analisis statistik menggunakan uji paired t-test, Wilcoxon, independent t-test dan Mann Whitney.Hasil : Ada penurunan tekanan darah sistolik pada kelompok perlakuan dari 150,9±1,7 mmHg menjadi 136,4±4,5 mmHg (p=0,002) dan pada kelompok kontrol dari 148,5±4,5 mmHg menjadi 138,4±5,5 mmHg (p=0,0001). Rerata penurunan tekanan darah sistolik pada kelompok perlakuan 14,5±4,7 mmHg, lebih besar daripada kelompok kontrol 10,1±2,3 mmHg (p=0,007)Kesimpulan : Jus tomat dengan minyak zaitun sebanyak 10ml selama 7 hari menurunkan tekanan darah sistolik lebih banyak daripada jus tomat saja.


2013 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 667-674
Author(s):  
Partika Kharunia Dewi ◽  
Muhammad Sulchan

Latar Belakang : Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di dunia. Salah satu faktor risiko terjadinya penyakit ini ialah hiperkolesterolemia yang ditandai oleh tinggi nya kadar kolesterol total dalam darah. Pengendalian kadar kolesterol total yang tepat dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler. Apel dan susu tinggi kalsium rendah lemak kemungkinan bermanfaat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus apel dan susu tinggi kalsium rendah lemak terhadap kadar kolesterol total pada tikus Sprague Dawly hiperkolesterolemia.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan pre-post test randomized control group design yang menggunakan 25 ekor tikus hiperkolesterolemia. Pengelompokan dilakukan secara acak menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan pakan standar, kontrol positif yang diberikan pakan standar dan tinggi kolesterol, dan empat kelompok perlakuan yang diberikan pakan standar, tinggi kolesterol dan intervensi berupa kombinasi jus apel dengan dan tanpa kulit 4,62 g dan susu tinggi kalsium rendah lemak 6,16 ml selama 14 hari. Serum kolesterol total sebelum dan sesudah perlakuan diperiksa menggunakan metode CHOD-PAP. Data dianalisis dengan uji Paired t-test, Wilcoxon dan Anova.Hasil: Kadar kolesterol total darah pada kelompok K- turun dari 51,8mg/dl menjadi 50,3mg/dl sedangkan pada kelompok K+ naik dari 37,8mg/dl menjadi 41,3mg/dl. Pemberian intervensi menyebabkan kadar kolesterol total darah pada kelompok P1, P3 dan P4 turun sedangkan P2 naik. Kadar kolesterol total darah pada kelompok P1 turun dari 51mg/dl menjadi 46,3mg/dl, kelompok P3 turun dari 48,2mg/dl menjadi 42,4mg/dl dan kelompok P4 turun dari 46mg/dl menjadi 44mg/dl. Kadar kolesterol total darah pada kelompok P2 naik dari 50mg/dl menjadi 55,3mg/dl. Berdasarkan uji Annova tidak terdapat perbedaan signifikan pada perubahan kadar kolesterol total sebelum dan saat intervensi (p=0,224). Simpulan: Pemberian intervensi berupa kombinasi jus apel dengan kulit dan jus apel tanpa kulit pada dosis 4,62 g serta susu tinggi kalsium rendah lemak pada dosis 6,16 ml selama 14 hari tidak dapat menurunkan kadar kolesterol total darahLatar Belakang : Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di dunia. Salah satu faktor risiko terjadinya penyakit ini ialah hiperkolesterolemia yang ditandai oleh tinggi nya kadar kolesterol total dalam darah. Pengendalian kadar kolesterol total yang tepat dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler. Apel dan susu tinggi kalsium rendah lemak kemungkinan bermanfaat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus apel dan susu tinggi kalsium rendah lemak terhadap kadar kolesterol total pada tikus Sprague Dawly hiperkolesterolemia.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan pre-post test randomized control group design yang menggunakan 25 ekor tikus hiperkolesterolemia. Pengelompokan dilakukan secara acak menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan pakan standar, kontrol positif yang diberikan pakan standar dan tinggi kolesterol, dan empat kelompok perlakuan yang diberikan pakan standar, tinggi kolesterol dan intervensi berupa kombinasi jus apel dengan dan tanpa kulit 4,62 g dan susu tinggi kalsium rendah lemak 6,16 ml selama 14 hari. Serum kolesterol total sebelum dan sesudah perlakuan diperiksa menggunakan metode CHOD-PAP. Data dianalisis dengan uji Paired t-test, Wilcoxon dan Anova.Hasil: Kadar kolesterol total darah pada kelompok K- turun dari 51,8mg/dl menjadi 50,3mg/dl sedangkan pada kelompok K+ naik dari 37,8mg/dl menjadi 41,3mg/dl. Pemberian intervensi menyebabkan kadar kolesterol total darah pada kelompok P1, P3 dan P4 turun sedangkan P2 naik. Kadar kolesterol total darah pada kelompok P1 turun dari 51mg/dl menjadi 46,3mg/dl, kelompok P3 turun dari 48,2mg/dl menjadi 42,4mg/dl dan kelompok P4 turun dari 46mg/dl menjadi 44mg/dl. Kadar kolesterol total darah pada kelompok P2 naik dari 50mg/dl menjadi 55,3mg/dl. Berdasarkan uji Annova tidak terdapat perbedaan signifikan pada perubahan kadar kolesterol total sebelum dan saat intervensi (p=0,224).  *)Penulis Penanggungjawab Simpulan: Pemberian intervensi berupa kombinasi jus apel dengan kulit dan jus apel tanpa kulit pada dosis 4,62 g serta susu tinggi kalsium rendah lemak pada dosis 6,16 ml selama 14 hari tidak dapat menurunkan kadar kolesterol total darah.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document