scholarly journals ASUPAN ZAT GIZI DAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SALAH SATU SLTP KOTA PEKANBARU

2019 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 73-81
Author(s):  
Yanti Ernalia ◽  
Lusiana Tamba

Anemia pada remaja putri masih menjadi masalah  gizi  yang cukup tinggi kejadiannya di Indonesia termasuk di Kota Pekanbaru Provinsi Riau Indonesia. Ada kaitan asupan zat gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian anemia pada siswi di salah satu sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Kota Pekanbaru, serta kaitannya dengan asupan zat gizi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional. Penelitian di lakukan di salah satu SLTP Kota Pekanbaru dengan jumlah sampel 57 siswa berusia 11-15 tahun dengan teknik purposive sampling. Data asupan zat gizi diperoleh dengan menggunakan metode food recall 24 jam, dan data anemia remaja diperoleh dengan metode hemocue menggunakan hemoglobinometer digital. Data yang telah dikumpulkan diolah dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi dan dilakukan analisis secara bivariat. Diperoleh hasil  11 remaja putri  (19.3 %) mengalami anemia.  Sebagian besar remaja putri memiliki kekurangan asupan protein, zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Terdapat  perbedaan rata – rata asupan protein, zat besi, asam folat, dan vitamin B12 antara remaja putri anemia dengan tidak anemia, namun tidak bermakna secara statistik.  Hasil statistik menunjukkan ada kaitan antara asupan protein dengan anemia pada remaja putri (p = 0.041). Rendahnya asupan protein menjadi faktor resiko anemia pada remaja putri di salah satu SLTP Kota Pekanbaru. Diperlukan pemantauan status gizi (riwayat gizi) remaja putri yang termasuk kategori golongan wanita usia subur dan peningkatan asupan gizi remaja memalui komunikasi informasi, dan edukasi gizi.

2015 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 599-606
Author(s):  
Titien Indah Saputri ◽  
Hartanti Sandi Wijayanti

Latar Belakang: Mutih merupakan budaya pantang makan yang dilakukan ibu nifas dengan hanya mengkonsumsi nasi, tempe, tahu, beberapa jenis sayur dan buah. Rendahnya jumlah asupan dan variasi makanan menyebabkan ibu nifas berisiko mengalami defisiensi protein, zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Hal tersebut dapat menjadi faktor risiko terjadinya anemia gizi pada ibu nifas.Tujuan: Menganalisis perbedaan asupan protein, zat besi, asam folat, vitamin B12, dan kejadian anemia pada ibu nifas mutih dan tidak mutih.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Jumlah sampel terdiri dari 16 ibu nifas mutih dan 16 ibu nifas tidak mutih. Pemilihan subjek penelitian dengan purposive sampling. Asupan zat gizi diperoleh dari Semiquantitative Food Frequency Questionaire dan kadar hemoglobin diukur menggunakan metode cyanmethemoglobin. Perbedaan kadar hemoglobin diuji menggunakan uji independent t-test, dan asupan zat gizi, meliputi protein, zat besi, asam folat, dan vitamin B12 menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil: . Kejadian anemia pada ibu nifas mutih sebesar 93,7%, sedangkan pada ibu nifas tidak mutih hanya sebesar 25%. Terdapat perbedaan bermakna asupan protein  (p<0.01),  vitamin B12 ( p<0.01), dan kejadian anemia (p<0.01) antara ibu nifas mutih dan tidak mutih. Tidak terdapat perbedaan bermakna asupan zat besi dan asam folat antara ibu nifas mutih dan tidak mutih (p= 0.07 dan p=0.19). Asupan protein, zat besi, asam folat, dan vitamin B12 kedua kelompok tidak mencukupi kebutuhan seharusnya.Simpulan: Terdapat perbadaan kadar hemoglobin, asupan protein, dan vitamin B12 antara ibu nifas mutih dan tidak mutih. 


2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 988-993
Author(s):  
Usydatul Falasifah ◽  
Etika Ratna Noer

Latar belakang : Masalah kesehatan yang sering dijumpai dikalangan anak usia 4-5 tahun  disebabkan oleh faktor gizi. Asupan energi dan aktivitas fisik merupakan faktor yang dapat mempengaruhi status gizi. Adanya perbedaan wilayah tempat tinggal dapat menyebabkan adanya perbedaan status gizi pada anak usia 4-5 tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbadaan asupan energi, aktivitas fisik, dan status gizi antara anak usia 4-5 tahun di taman kanak-kanak daerah urban dan suburban.Metode : Subyek penelitian dengan desain cross-sectional ini terdiri dari 34 anak berada di daerah urban dan 34 anak berada di daerah suburban yang dipilih secara purposive sampling. Data yang diteliti meliputi asupan energi yang diperoleh dari formulir food recall, aktivitas fisik diperoleh dari formulir recall aktivitas  fisik, dan status gizi diukur dengan nilai Z-skor berdasarkan IMT/U. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney.Hasil : Rerata asupan energi dan aktivitas  fisik antara kedua kelompok tidak ada beda, sedangkaan rerata status gizi antara kedua kelompok terdapaat beda. Tidak terdapat perbedaan asupan energi (p=0,080) dan aktivitas fisik (p=0.272) antara kedua kelompok. Terdapat perbadaan status gizi antara kedua kelompok (p=0,050).Simpulan : Tidak terdapat perbedaan asupan energi dan aktivitas fisik antara anak usia 4-5 tahun di taman kanak-kanak daerah urban dan suburban. Terdapat perbedaan status gizi antara anak usia 4-5 tahun di taman kanak-kanak daerah urban dan suburban.


2013 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 713-719
Author(s):  
Nugraheni Saptyaningtiyas ◽  
Aryu Candra Kusumastuti

Latar Belakang : Anemia merupakan masalah utama pada wanita hamil dan menyusui. Hal tersebut berkaitan dengan defisiensi asupan mikronutrien seperti zat besi, asam folat dan vitamin B12. Anemia pada ibu dapat berhubungan dengan pola asuh ibu, kualitas dan kuantitas ASI yang akan berpengaruh pada status gizi bayi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kejadian anemia pada ibu menyusui dengan status gizi bayi usia 7-12 bulan.Metode : Desain penelitian cross-sectional dengan subjek 51 ibu menyusui yang dipilih secara purposive sampling. Kadar hemoglobin ibu diukur menggunakan metode Cyanmethemoglobin, berat badan bayi diukur dengan Baby Scale. Asupan mikronutrien ibu diperoleh dengan metode Recall 24 jam dan asupan MPASI diperoleh dengan metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) kemudian dihitung dengan nutrisoft. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58,8% ibu menyusui mengalami anemia dan 9,8% bayi usia 7-12 bulan mengalami gizi kurang. Rerata kadar hemoglobin ibu 11,8 gr/dL dan rerata z-score bayi -0,40 ± 1,00 SD. Asupan MPASI 74,5% tergolong kurang. Tidak ada hubungan bermakna antara kejadian anemia pada ibu menyusui dengan status gizi bayi usia 7-12 bulan (p=0,95) dan tidak ada hubungan bermakna antara asupan MPASI dengan status gizi bayi usia 7-12 bulan (p=0,16).Simpulan : Tidak ada hubungan antara kejadian anemia ibu menyusui dengan status gizi bayi usia 7-12 bulan.


2019 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 110-117
Author(s):  
Youvita Indamaika Simbolon ◽  
Triyanti Triyanti ◽  
Ratu Ayu Dewi Sartika

Latar belakang: Tingkat kepatuhan diet di Indonesia rata-rata masih rendah. Diet dalam menjaga makanan seringkali menjadi kendala karena masih tergoda dengan segala makanan yang dapat memperburuk kesehatan. Metode: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional. Sampel yang diteliti adalah seluruh penderita diabetes melitus tipe 2 dengan rentang usia 25-65 tahun yang sedang rawat jalan, sampel diambil dengan metode non-random sampling dengan teknik purposive sampling sebanyak 130 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran antropometri, pengisian kuesioner, form food recall 1x24 jam dan semi-quantitative food frequency questionnaire (SFFQ). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 13,8% responden yang patuh diet. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan diet diabetes melitus tipe 2 dengan jenis kelamin (p=0,008) dan lama menderita (p=0,044). Hasil uji regresi logistik menunjukkan lama menderita merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kepatuhan diet diabetes melitus tipe 2. Kesimpulan: Penderita diabetes melitus diharapkan untuk memperhatikan pola makan yang dianjurkan dan melaksanakannya dengan baik, mampu secara aktif untuk meningkatkan pengetahuannya terkait penyakit diabetes melitus dan faktor-faktor terkait lainnya dan tetap mempertahankan pola makan yang sudah dijalankan bagi yang sudah lama menderita diabetes melitus tipe 2.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 144
Author(s):  
Fretika Utami Dewi

Asupan energi inadekuat, penyakit non infeksi, diet khusus dan lama hari perawatan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi di rumah sakit. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan asupan energi, cairan dan lama hari rawat inap dengan perubahan berat badan pada pasien balita diare di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Rancangan penelitian cross sectional yang bersifat deskriptif analitik. Jumlah sampel sebanyak 30 orang balita diare yang diambil secara purposive sampling. Data asupan energy dan cairan diperoleh dengan food recall 24 jam selama pasien dirawat. Data berat badan diperoleh dengan menimbang sampel saat awal dan akhir perawatan. Data dianalisis menggunakan uji regresi linear sederhana dan uji spearman. Hasil penelitian : sampel terbanyak berusia 2 tahun (36,7%), bentuk makanan nasi lunak (86,7%), nutrisi parenteral KA-EN 3B (66,7%), asupan energy 40% defisit berat, asupan cairan 83,3% diatas kebutuhan dan lama lama rawat inap < 5 hari (73,3%). Sampel yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 21 orang (70%). Uji regresi linear sederhana asupan energi dengan perubahan berat badan p value 0,5, uji spearman asupan cairan dengan perubahan berat badan p value 0,049, lama hari rawat inap dengan perubahan berat badan p value 0,820. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara asupan energi, lama hari rawat inap dengan perubahan berat badan, ada hubungan asupan cairan dengan perubahan berat badan.


2010 ◽  
Vol 4 (6) ◽  
pp. 251 ◽  
Author(s):  
Sri Syatriani ◽  
Astrina Aryani

Anemia dikalangan remaja masih merupakan masalah kesehatan yang penting akibat pertumbuhan remaja sangat pesat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi protein, zat besi, vitamin B12, dan vitamin C dengan kejadian anemia pada siswi salah satu SMP di Makassar. Penelitian ini dengan disain studi cross sectional. Sampel adalah siswi kelas I dan II yang dipilih secara purposive sampling sebanyak 50 orang. Pengumpulan data konsumsi makanan dengan formulir recall 24 jam dan pengukuran kadar Hb dengan alat hemocue. Hasil penelitian dengan analisis chi-square diperoleh ada hubungan antara konsumsi protein (p=0,000), konsumsi zat besi (p=0,002), konsumsi vitamin B 12 (p=0,044), dan konsumsi vitamin C (p=0,006) dengan kejadian anemia. Untuk itu, disarankan para siswi meningkatkan konsumsi makanan sumber protein terutama protein hewani, zat besi, vitamin B12, dan vitaminC serta mengatur pola makan. Kata kunci: Anemia, konsumsi nutrisi, remajaAbstractAnemia is a public health problem which is still higher prevalence in teenagers because during this period in very rapid growth. This study aims to determine the relationship of several factors such as consumption of protein, iron, vitamin B12, and vitamin C with the incidence of anemia in junior high school students in Makassar. The study was cross sectional study. Sample are first and second grade students who are selected by purposive sampling is 50 people. Food consumption data collection was performed with 24 hour recall form and measurement of Hb by using hemocue. The result with chi-square analysis found that there is relationship between protein consumption (p=0,000), consumption of iron (p=0,002), intake of vitamin B12 (p =0,044), and consumption of vitamin C (p=0,006) with the incidence of anemia. It is suggested that the student increase the consumption of food from protein, especially animal protein, iron, vitamin B12, and vitamin C as well as regulate diet.Key word: anemia, nutnition consumption, teeneger.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 83-92
Author(s):  
Erlyta Windi Mulyasari ◽  
Mia Srimiati

Berdasarkan data Riskesdas (2013) prevalensi hipertensi di Indonesia pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%. Jawa Barat termasuk provinsi lima terbesar yang memiliki prevalensi hipertensi tertinggi sebesar 29,4%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Depok (2016) hipertensi merupakan penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara asupan zat gizi makro, aktivitas fisik dan tingkat stress dengan kejadian hipertensi di Wilayah Kota Depok. Desain penelitian cross sectional study. Sampel penelitian 80 orang dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Asupan zat gizi makro diperoleh dari wawancara food recall 1x24 jam, aktivitas fisik dari pengisian International Physical Activity Questionnare (IPAQ) dan tingkat sress dari pengisian kuesioner Perceived Stress Scale (PSS). Uji korelasi menggunakan spearman ordinal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan kejadian hipertensi. Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dan lemak, aktivitas fisik, tingkat stress dengan kejadian hipertensi. Semakin tua umur seseorang, maka semakin berisiko untuk menderita hipertensi.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Hayun Manudyaning Susilo

Premenstrual Syndrome pada remaja masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Beberapa saat sebelum menstruasi, sejumlah wanita mengalami rasa tidak nyaman yang biasa disebut dengan Premenstrual Syndrome (PMS). Salah satu penyebab PMS adalah kurangnya asupan zat gizi. Untuk mengurangi terjadinya Premenstrual Syndrome adalah berolah raga, mengurangi kafein, nikotin, alkohol, gula, garam, istirahat cukup, memperhatikan gizi dan nutrisi. Dalam hal ini asupan zat gizi pada remaja adalah sesuatu yang penting dan diharapkan mampu menangani masalah Premenstrual Syndrome ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan zat gizi dengan Premenstrual Syndrome pada mahasiswa Kebidanan Muhammadiyah Madiun. Rancangan penelitian menggunakan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini mahasiswa yang kuliah di Kebidanan Muhammadiyah Madiun yang berjumlah 156 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian mahasiswa akademi kebidanan muhammadiyah madiun yang berjumlah 112, diambil secara Purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu food recall dan kuesioner, hasilnya dianalisa menggunakan uji Spearman Rank dengan taraf signifikasi α=0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa hampir seluruhnya yaitu 104 orang (92,9%) mengalami Premenstrual Syndrome sedang. Sedangkan responden yang mempunyai status gizi sedang yaitu sebanyak 53 orang (47,3%). Dari uji Spearman Rank didapatkan hasil ρ=0,002. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status zat gizi dengan kejadian Premenstrual Syndrome pada remaja putri. Oleh karena itu, disarankan pada remaja putri untuk mempertahankan asupan gizi yang baik, sehingga dapat mencegah Premenstrual Syndrome.


2015 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
Risa K. F. Sahalessy ◽  
Nova H. Kapantow ◽  
Nelly Mayulu

Abstract: Nutritional transition is very important to reduce infectious disease prevalence and under nourishment. Whenever we have a balance food intake, our nutrition status will be good. This study aimed to obtain the relation between the energy intake and the nutrition status based on the anthropometric indices: W/A, H/A, W/H, and IMT/A. This was an analytical study with a cross sectional design, using the purposive sampling method. Total samples were 90 children aged under 3 years. Data were collected by using interview about food recall, body weight, and height. The results showed that 62 children (68.9%) had normal nutritional status by using index IMT/A; good nutrition with W/A in 66 children (73.3%); H/A normal in 41 children (45.6%); and W/H normal in 71 children (78.9%). The Spearman’s rank test showed a coefficient value (r) equal to -0,245 and p 0.02 < 𝛼 = 0.05. Conclusion: In most of the children aged under 3 years there was a significant relationship between energy intake and nutrition status (W/A).Keywords: energy intake, nutrition statusAbstrak: Transisi gizi sangat penting untuk menurunkan prevalensi penyakit infeksi dan W/Akekurangan gizi. Status gizi dikatakan baik apabila asupan makanan seimbang. Asupan makanan yang melebihi kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelebihan berat badan dan penyakit, sebaliknya, asupan makanan yang kurang dapat menyebabkan tubuh menjadi kurus dan rentan terhadap penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi dengan status gizi berdasarkan indeks antropometri BB/U, TB/U, BB/TB, dan IMT/U. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan potong lintang. Sampel diperoleh dengan metode purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 batita yang memenuhi kriteria sampel. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner food recall, timbangan berat badan, dan alat ukur tinggi badan.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62 batita (68,9%) memiliki status gizi IMT/U nomal; 66 batita (73,3%) BB/U gizi baik; 41 batita (45,6%) TB/U normal; dan 71 batita (78,9%) BB/TB normal. Uji satistik Spearman’s rank mendapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,245 dan nilai p 0,02 <α=0,05. Simpulan: Pada sebagian besar batita umur 1-3 tahun terdapat hubungan bermakna antara asupan energi dan status gizi (BB/U).Kata kunci: asupan energi, status gizi


2017 ◽  
Vol 16 (3) ◽  
Author(s):  
Arinda Lironika Suryana ◽  
Zora Olivia

Obesitas merupakan masalah gizi dan kesehatan kronis karena prevalensinya yang terus meningkat dan menjadi faktor risiko dari penyebab kematian ke-lima di dunia. Obesitas adalah suatu keadaan penumpukan lemak berlebihan atau abnormal yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Salah satu penyebab terjadinya obesitas adalah asupan makan sehari-hari yang berlebihan. Obesitas yang terjadi dalam jangka waktu lama akan berdampak pada perubahan profil lipid seperti kolesterol total, LDL dan HDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan makan dan profil lipid pegawai dengan status gizi normal dan obesitas di Politeknik Negeri Jember. Jenis penelitian ini observasional analitik dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Politeknik Negeri Jember. Sampel penelitian adalah pegawai yang bekerja di Politenik Negeri Jember dan berstatus PNS yang berumur ≥ 30 tahun dan berjumlah 36 orang. Sampel dibagi kedalam dua kelompok yaitu status gizi normal dan obesitas. Teknik sampling dengan purposive sampling. Data asupan makan dikumpulkan dengan metode wawancara dan food recall, status gizi dengan pengukuran antropometri dan data profil lipid dengan pemeriksaan laboratorium. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Independent T-test dan Mann Whitney dengan signifikansi p = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak didapatkan perbedaan yang signifikan dari asupan karbohidrat (p= 0,203; p>0,05), protein (p= 0,303; p>0,05) dan serat (p= 0,481; p>0,05) pada kedua kelompok responden. Sedangkan, asupan energi (p=0,002; p<0,05) dan lemak (p=0,027; p<0,05) terdapat perbedaan yang signifikan antara responden dengan status gizi normal dan obesitas. Tidak didapatkan perbedaan kadar kolesterol total (p=0,351), LDL (p=0,173) dan HDL (p=0,250) antara kelompok dengan status gizi normal dan obesitas.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document