scholarly journals Uji Fitokimia Secara Kualitatif Pada Buah dan Ekstrak Air Buah Mangrove

2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Husnul Khatimah Ramli ◽  
Tatty Yuniarti ◽  
Noor Pitto Sari Nio Lita ◽  
Yuliati Hotmauli Sipahutar

Mangrove diketahui mempunyai komponen fitokimia yang mempunyai kemampuan bioaktif. Uji kualitatif komponen fitokimia diperlukan untuk screening awal eksplorasi komponen bioaktif tanaman. Air adalah pelarut komponen fitokimia yang relatif aman dan tidak polutif. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan komponen fitokimia yang terdapat pada buah mangrove sebelum dan sesudah diekstraksi menggunakan pelarut air. Jenis buah mangrove yang digunakan adalah Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, dan Avicennia marina. Pembuatan ekstrak buah mangrove dilakukan dengan menggunakan pelarut akuades, dengan proses pecacahan, pembilasan dengan asam sitrat 0,5%, perendaman akuades, pengeringan, sonikasi, dan penyaringan filtrat. Hasil uji fitokimia (kualitatif) menunjukkan kandungan fitokimia yang terdapat pada ekstrak buah Rhizophora mucronata adalah saponin dan steroid, sedangkan kandungan yang terdapat pada ekstrak buah Rizophora apiculata dan Avicennia marina adalah tanin, saponin, dan steroid. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelarut akuades dan pembilasan dengan asam sitrat 0,5% dapat melarutkan komponen fitokimia tanin, saponin dan steroid dalam buah mangrove.

2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Agus Putra A. Samad ◽  
Pitri Agustina ◽  
Mus Herri

Langsa merupakan salah satu kota pesisir Aceh yang memiliki kawasan mangrove yang  sangat  potensial.  Kota  ini  memiliki  panjang  garis  pantai  16  km dengan luas kawasan mangrove sebesar 7.837 Ha. Keberadaan mangrove di wilayah ini menjadi aset strategis untuk dikembangkan menjadi basis kegiatan ekonomi untuk memakmurkan masyarakat dan meningkatkan pendapatan  asli  daerah. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk melestarikan potensi sumberdaya ekosistem mangrove yang ada di Kota Langsa agar dapat memberikan fungsi ekologis dan ekonomis secara berkesinambungan kepada masyarakat disekitarnya. Kajian ini dilakukan menggunakan metode survei, analisa laboratorium dan observasi lapangan. Hasil pengamatan terhadap komposisi jenis tumbuhan yang terdapat di ekosistem mangrove menunjukkan 8 jenis tumbuhan mangrove yaitu: jenis Avicennia lanata, Avicennia marina, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera parviflora, Rhizophora apiculata, Rhizophora  mucronata, Sonneratia Caseolaris dan Xylocarpus granatum. Nilai rata-rata parameter kualitas air di ekosistem mangrove secara beturut-turut adalah DO (6.3 ppm),salinitas (27 ‰), pH tanah dasar (6.0), pH tanah permukaan (5.08), pH air (7.33), suhu (30 oC) dan kecerahan (5 m).  Perhitungan terhadap nilai manfaat ekosistem mangrove meliputi: 1) Nilai manfaat langsung perikanan tangkap: Rp. 8.710.000.000 per tahun, 2) Nilai manfaat budidaya tambak: Rp. 93.940.000.000,- per tahun, 3) Nilai penahan abrasi dan banjir: Rp. 300.000.000,- per hektar per tahun, 4) Nilai sebagai penyediaan unsur hara: Rp. 28.634.000,- per tahun, 5) Nilai manfaat pilihan: Rp. 210.000.000,- per tahun dan 6) Nilai manfaat keberadaan: Rp. 1.464.493.000,- per tahun.  Nilai keberadaan ekosistem mangrove yang dinilai adalah Nilai Keaslian = 70 % (lebih dari asli), Nilai Keindahan Alam = 74 % (lebih dari indah), Nilai Kenyamanan = 66% (kondisi lebih dari nyaman),  dan Nilai Aspirasi masyarakat = 98 % (sangat didukung masyarakat). Alternatif  pengelolaan  dan  pemanfaatan  ekosistem  mangrove  yang diperkirakan cocok secara ekonomi dan ekologis terdiri dari beberapa kegiatan pilihan yaitu budidaya ikan, udang, tiram dan kepiting, budidaya ikan kerapu dan kakap, pengolahan buah dan daun mangrove, dan pengembangan obyek wisata.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 115-125
Author(s):  
Maywa Widiya Pratiwi ◽  
Firman Farid Muhsoni

Kawasan hutan mangrove memiliki keanekaragaman hayati dan biota yang beragam, kawasan ini potensial dikembangkan sebagai kawasan ekowisata bahari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui indeks kesesuaian wisata, daya dukung kawasan, dan daya dukung pemanfaatan ekowisata mangrove di Desa Taddan Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. Metode pengambilan data mangrove menggunakan transek garis dan plot (Line Transect Plot). Hasil penelitian mendapatkan jenis mangrove di lokasi penelitian adalah Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Avicennia marina, dan Aegiceras cornitulatum. Kesesuaian kawasan untuk dimanfaatkan sebagai kawasan ekowisata bahari kategori mangrove untuk semua stasiun pada kondisi sesuai bersyarat. Daya dukung kawasan menunjukkan hasil kemampuan suatu kawasan dalam menyediakan ruang bagi pemanfaatan sebanyak 199 orang per hari, sedangkan untuk per trip sebanyak 25 orang per trip. Daya dukung pemanfaatan dengan mempertimbangkan persentase kawasan untuk konservasi sebesar 10% maka diperoleh hasil sebanyak 20 orang per hari


2021 ◽  
Vol 22 (9) ◽  
Author(s):  
Agung Suwanto ◽  
Noverita Dian Takarina ◽  
Raldi Hendro Koestoer ◽  
Evi Frimawaty

Abstract. Suwanto A, Takarina ND, Koestoer RH, Frimawaty E. 2021. Diversity, biomass, covers, and NDVI of restored mangrove forests in Karawang and Subang Coasts, West Java, Indonesia. Biodiversitas 22: 4115-4122. Indonesia has been recognized as the country with greatest diversity of mangrove species with significant amount of carbon sink and biomass. In few recent decades, mangrove forests have been deforested significantly. One of the solutions to deal with mangrove deforestation is through restoration. West Java north coasts are one of the areas that have experienced deforestation, however and mangrove restorations have been conducted mainly in Karawang and Subang coasts. Correspondingly this research aims to assess the mangrove diversity using index and biomass resulted from restoration program in those coasts. To assess the mangrove diversity in each coast on June 2021, 6 sampling stations containing 3 replicated sample plots of size 10 m × 10 m were located. In total 8 species with 1549 trees were been sampled. In Subang the order of mangrove species from common to less-common species were Avicennia marina > Rhizophora mucronata > Sonneratia caseolaris > Acanthus ilicifolius > Bruguiera gymnorhiza. While the order in Karawang was Avicennia marina > Rhizophora mucronata > Rhizophora apiculata > Sonneratia caseolaris > Bruguiera gymnorhiza. The mangrove diversity (H)’ was significantly different (p = 0.000, F = 2.216) with diversity in Subang Coast (average H' = 1.326, 95% CI: 1.15-1.5) was higher than in Karawang (average H’ = 1.063, 95%CI: 0.934-1.2). Estimated restored mangrove covers in Subang were 3.612 km2 and 0.46 km2 in Karawang. R. mucronata was mangrove species that has the highest biomass with the value of 1337.91 mg ha-1 and the lowest was A. marina with value of 14.3 mg ha-1. The results suggest that restoration areas in Subang and Karawang have significant contributions to maintain mangrove diversity, biomass, and covers.


2020 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 119-133
Author(s):  
Rismawaty Rusdi ◽  
Isdrajad Setyobudiandi ◽  
Ario Damar

Perencanaan dan pengelolaan yang baik hanya dapat dipenuhi apabila tersedia informasi yang lengkap dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang ditinjau dari kondisi ekologi dan nilai ekonomi untuk menilai status keberlanjutan dan menentukan rekomendasi pengelolaan ekosistem mangrove. Pengumpulan data ekologi, ekonomi, dan sosial dilakukan dengan metode observasi, wawancara dilakukan dengan metode purposive sampling, dan kajian literatur. Analisis ekologi menggunakan indeks nilai penting, analisis ekonomi menggunakan surplus consumer, replacement cost, contingent value, dan analisis keberlanjutan menggunakan modifikasi perangkat lunak Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH). Jenis mangrove yang berhasil diidentifikasi adalah Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops tagal, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Xylocarpus moluccensis, Aegiceras corniculatum, Lumnitzera racemosa and Avicennia marina. Hasil analisis nilai ekonomi total ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang dengan luas 86,31 ha sebesar Rp5.050.275.373,00 /tahun atau rata-rata sebesar Rp58.513.212,00 /ha/tahun. Status keberlanjutan ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang masih tergolong kurang berkelanjutan. Oleh karena itu, beberapa rekomendasi strategi yang disarankan adalah rehabilitasi vegetasi mangrove; mengendalikan kegiatan pemanfaatan ekosistem mangrove yang bersifat eksploitatif; melibatkan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan ekosistem mangrove; membuat peraturan secara formal terkait pengelolaan ekosistem mangrove.


2014 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
Author(s):  
Agil Al Idrus, I Gde Mertha Gito Hadiprayitno, dan M. Liwa Ilhamdi

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah menganalisis kekhasan morfologi spesies mangrove diGili Sulat. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survey melaluipengamatan langsung secara in situ terhadap morfologi populasi-populasi dalam spesiesmangrove di lapangan. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatifkemudian deskripsikan untuk menggambarkan kekhasan morfologi spesies mangrove diGili Sulat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh spesies mangrove komponenmayor yang populasinya menunjukkan morfologi yang khas di Gili Sulat, yaitu Bruguieragymnorrhiza, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Ceriopstagal, Sonneratia alba, dan Avicennia marina. Kekhasan morfologi spesies mangrovetersebut mencakup karakter tinggi pohon, warna dan diameter batang, struktur akar danjumlah bunga.Kata kunci: kekhasan, mangrove, morfologiABSTRACTThe aims of this reseach is to analyze specific morphology of species mangrove inGili Sulat. Data collected in this reseach is done by survey method through in situobservation to populations morphology of mangrove species in the field. Data is analyzedby qualitative and quantitative and then describing to explain specific morphology ofmangrove species in Gili sulat. The result show that there are seven major component ofmangrove species with specific population morphology in Gili sulat, namely Bruguieragymnorrhiza, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Ceriopstagal, Sonneratia alba, and Avicennia marina, respectively. The specific morphologycharacter of these mangrove species are heigh of trees, colour and diameter of stem, rootstructure and number of flower.Key Words: specific, mangrove, morphology


2020 ◽  
Vol 23 (1) ◽  
pp. 67-76
Author(s):  
Tatty Yuniarti ◽  
Yuliati Sipahutar ◽  
Husnul Khatimah Ramli ◽  
Noor Pitto Sari Nio Lita

 Mangrove diketahui mempunyai kemampuan bioaktif untuk menghambat aktivitas enzim tirosinase. Penelitian bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak buah mangrove yang berperan dalam menghambat melanosis udang vaname selama penyimpanan 10 hari pada 0oC. Buah mangrove yang digunakan adalah Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata dan Avicennia marina. Buah mangrove diekstraksi menggunakan air. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 25% dan 50%. Udang disimpan selama 10 hari pada suhu 0oC menggunakan coldbox. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF). Parameter uji melanosis, organoleptik, warna dianalisis dengan ANOVA, dengan uji lanjut duncan. Parameter organoleptik dianalisis dengan uji non parametrik kruskal wallis, uji lanjut multiple comparison. Hasil penelitian menunjukkan udang yang direndam menggunakan ekstrak mangrove R. mucronata 50% dan R. apiculata 50% kemudian disimpan pada suhu 0oC mempunyai nilai melanosis terendah dibandingkan dengan ekstrak mangrove lainnya. Kenampakan organoleptik udang dapat dipertahankan dengan perendaman ekstrak R. mucronata 50% dan R. apiculata 50%, seluruh ekstrak tidak mempengaruhi bau khas dan tekstur udang vaname. Uji warna menunjukkan R. mucronata 25% mempunyai nilai L* tertinggi yang tidak berbeda nyata dengan R mucronata 50%. Nilai L* udang yang direndam A. marina 25% memiliki tingkat keefektifan terendah dalam mempertahankan nilai L*, seluruh jenis ekstrak, tidak mempengaruhi nilai a* dan b* warna udang. Ekstrak buah mangrove R. mucronata 50% dan R.apiculata efektif dalam menghambat melanosis udang.  


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 117-124
Author(s):  
Suryono Suryono ◽  
Nur Taufiq-SPJ ◽  
Ibnu Pratikto ◽  
Raden Ario

Kabupaten Jepara memiliki potensi wilayah pesisir dengan panjang garis pantai 81,6 km. Mangrove sebagai sabuk pantai hijau memiliki sebaran di setiap kecamatan pesisir. Salah satu lokasi sebaran mangrove di pesisir Jepara berada di desa Bumiharjo Kecamatan Keling. Identifikasi potensi luasan lahan serta sebaran mangrove adalah salah upaya mengetahui potensi sumberdaya pesisir. Metode penelitian yang digunakan adalah overlay peta RBI dan peta satelit landsat 8 guna mengetahui lokasi serta luasan sebaran mangrove di lokasi penelitian.Selanjutnya dilakukan investigasi ekologi mangrove dengan Survei Lapang guna mengetahui distribusi dan kelimpahan mangrove. Hasil penelitian menunjukan bahwa hutan mangrove dilokasi penelitian adalah seluas 4,75 Ha. Hasil identifikasi komposisi jenis mangrove ditemukan sebanyak 6 spesies mangrove yaitu: Avicennia marina, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata, Soneratia alba, serta Soneratia muconata. Kerapatan rata-rata vegetasi mangrove berkisar antara 4000 – 10.000 individu/ha. Tegakan mangrove memiliki tinggi batang 5-6 meter, diameter batang berkisara antara 4,3- 5,0 cm. Kerapatan mangrove didominasi oleh Rhizophora mucronata. dengan kerapatan paling dominan adalah semai (Sapling). Hal ini menunjukan bahwa mangrove yang ada di desa Bumiharjo Kecamatan Keling kabupaten Jepara adalah dominan mangrove hasil replant. Jepara Regency has a potential coastal area with a coastline length of 81.6 km. Mangroves as coastal green belts have distribution in each coastal district. One of the mangrove distribution locations on the coast of Jepara is in the village of Bumiharjo, Keling district. Identification of the potential land area and the distribution of mangroves is an effort to determine the potential of coastal resources. The research method used is an overlay RBI map and satellite map Landsat 8 to determine the location and extent of the distribution of mangroves in research locations. Subsequently carried out an investigation of mangrove ecology with a Field Survey (Ground Truth) to determine the distribution and abundance of mangroves. The results showed that the mangrove forest in the study area was 4.75 Ha. The results of the identification of the composition of mangrove species were found as many as 6 species of mangroves, namely: Avicennia marina, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata, Soneratia alba, and Soneratia muconata. the average density of mangrove vegetation ranges between 4000 - 10,000 individuals/ha. Mangrove stand has a stem height of 5-6 meters. the diameter of the stem is between 4.3 - 5.0 cm. Mangrove density is dominated by Rizophora mucronata. with the most dominant density is the seedling (Sapling). This shows that the mangroves on the coast of the Jepara district are replanted mangrove species. (rehabilitation).


2015 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1 ◽  
Author(s):  
Dwi Budi Wiyanto ◽  
Elok Faiqoh

Hutan mangrove merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting baik dari segi fisik, biologi maupun sosial ekonomi. Akibat meningkatnya kebutuhan hidup sebagian manusia telah mengintervensi ekosistem tersebut. Hal ini dapat terlihat dari adanya alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak, permukiman, areal industri dan sebagainya.Salah satu kawasan hutan mangrove di Bali adalah Teluk Benoa. Tujujan penelitian ini yaitu untuk mengetahui struktur dan vegetasi dan jenis-jenis mangrove yang dominan di hutan mangrove Teluk Benoa-Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sample survey method atau survey di lapangan. Pada setiap stasiun pengamatan sepanjang transek garis, dibuat petak (plot) dengan ukuran 10 meter x 10 meter sebanyak 3 plot untuk tiap stasiun. Selanjutnya pada setiap plot dilakukan pengamatan dan penghitungan jumlah individu mangrove per spesies yang ditemukan. Untuk keperluan analisis data, masing-masing individu pohon, anakan dan semai dicatat nama jenis dan keliling batang setinggi dada, sedangkan untuk vegetasi strata seedling dicatat nama jenis dan jumlah individu masing-masing jenis. Vegetasi mangrove yang ditemukan yaitu 11 spesies mangrove sejati dan 1 jenis mangrove ikutan yaitu Waru Laut (Thespesia popunema). Pada stasiun I, vegetasi mangrove tingkat pohon didominasi oleh Sonneratia alba (INP) sebesar 130.61, tingkat anakan didominasi oleh Rhizophora mucronata (INP) sebesar 246.11. Pada stasiun II, vegetasi mangrove tingkat pohon didominasi oleh Rhizophora mucronata (INP) sebesar 109.59, sedangkan tingkat anakan didominasi oleh Rhizophora stylosa (INP) sebesar 91.60. Pada stasiun III, vegetasi mangrove tingkat pohon didominasi oleh Rhizophora apiculata (INP) sebesar 92.26, sedangkan tingkat anakan didominasi oleh Rhizophora apiculata (INP) sebesar 82.89. Pada stasiun IV, vegetasi mangrove tingkat pohon didominasi oleh Sonneratia alba (INP) sebesar 93.77, sedangkan tingkat anakan didominasi oleh Avicennia marina (INP) sebesar 103.04. Pada stasiun V, vegetasi mangrove tingkat pohon didominasi oleh Bruguira gymnorrhyiza (INP) sebesar 115.31, sedangkan tingkat anakan didominasi oleh Rhizophora stylosa (INP) sebesar 136.62.


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Syahrul Muharamsyah ◽  
M Sofwan Anwari ◽  
Hafiz Ardian

Mangrove forests are unique ecosystems that have ecological, biological and socio-economic functions. The function of mangrove forests on the environment is very important especially in the coastal and oceanic regions. Mangrove forests providers of wood, leaves as raw material for medicines, and natural dye. This study aims to inventory the diversity of species of mangrove vegetation in Mendalok Village, Sungai Kunyit Subdistrict, Mempawah Regency. The benefits of this study are to provide the data on mangrove forest vegetation as basic data for local government and related agencies in efforts to protect and preserve mangrove forests in Mendalok Village, Sungai Kunyit Subdistrict, Mempawah Regency. Inventory the tree in mangrove forest used a line with measured 200 meters. There are 6 lines and the distance between the lines as far as 100 meters. The lines of observation are placed by purposive sampling. The results of research found 11 types of species and consisted of 6 genera. The genera are Avicennia, Bruguiera, Ceriops, Rhizophora, Soneratia and Xylocarpus. The species found were Avicennia alba, Avicennia marina, Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera parviflora, Ceriops decandra, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Sonneratia caseolaris, Xylocarpus mollucensis. Diversity of mangrove species in Mendalok Village, Sungai Kunyit Subdistrict, Mempawah Regency was high and should be maintained for conservation and ecotourism area. Keywords : conservation, ecotourism, mangrove, Mendalok Village


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document