BULETIN OSEANOGRAFI MARINA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

130
(FIVE YEARS 71)

H-INDEX

3
(FIVE YEARS 1)

Published By Institute Of Research And Community Services Diponegoro University (Lppm Undip)

2550-0015, 2089-3507

2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 307-318
Author(s):  
Suryono Suryono ◽  
Ambariyanto Ambariyanto ◽  
Munasik Munasik ◽  
Denny Nugroho Sugianto ◽  
Raden Ario ◽  
...  

Posisi Pulau Panjang berada di sisi barat garis pantai pesisir kota Jepara, menjadikannya sebagai penghalang (barrier) terhadap gelombang yang akan menghantam pesisir Jepara. Pulau Panjang dikelilingi oleh gugusan terumbu karang.  Keterpaparan (exposure) terumbu karang oleh hidrodinamika gelombang yang melewatinya  perlu dikaji. Oleh sebab itu, dibutuhkan penelitian mengenai hidrodinamika gelombang pada terumbu karang di perairan  Pulau Panjang. Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai gelombang yaitu gelombang signifikan (Hs), periode gelombang signifikan (Ts) adalah bervariasi. Nilai gelombang (Hs dan Hs) tinggi, akan  mengakibatkan terumbu karang pada sisi  barat, timur laut dan tenggara  Pulau Panjang lebih menerima keterpaparan  (ekposure)  oleh hidrodinamika  gelombang yang melewatinya. Pada hidrodinamika  gelombang lebih rendah, maka terumbu karang  yang terlindung dari keterpaparan (ekposure) gelombang adalah yang berada pada  sisi timur, barat daya, dan barat laut. Hasil interpolasi (Krigging) didapatkan hasil nilai Hs tertinggi berkisar antara 0,503-1,00. Arah datang gelombang dominan dari timur pulau Panjang, kemudian setelah melewati terumbu karang ada di sisi timur ,timur laut, dan utara  Pulau Panjang maka energinya menjadi berkurang, sehingga terumbu karang yang  ada di sisi barat, barat daya, dan selatan dari Pulau Panjang posisinya lebih aman dari keterpaparan (ekposure) oleh hidrodinamika gelombang yang melewatinya. Gelombang yang datang akan mengalami perubahan karakteristik (panjang, periode, tinggi gelombang) setelah melewati terumbu karang, sehingga  gelombang yang menuju pantai akan semakin berkurang seiring dengan perubahan kedalaman. Tingkat keterpaparan (ekposure) terumbu karang yang ada pada sisi timur,timur laut dan utara  di Pulau Panjang  oleh gelombang cukup tinggi, hal ini diduga yang menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan terumbu karang yang ada diperairan  Pulau Panjang.  The position of Pulau Panjang is on the west side of the coastal coastline of the city of Jepara, making it a barrier against waves that will hit the coast of Jepara. Panjang Island is surrounded by clusters of coral reefs. The exposure (exposure) of coral reefs by the hydrodynamics of the waves that pass through them needs to be studied. The modeling results are then generated into a shapefile map to be overlaid with a shapefile map of changes in coral reefs by interpolation method with Kriging block. The results showed that the wave value, namely the significant wave (Hs), the period of the significant wave (Ts) varied. High wave values (Hs and Hs) will result in coral reefs on the west, northeast, and southeast sides of Panjang Island receiving more exposure (exposure) by the hydrodynamics of the waves that pass through them. At lower wave hydrodynamics, the coral reefs that are protected from wave exposure are those on the east, southwest, and northwest sides. The results of interpolation (Kriging) obtained the highest Hs values ranging from 0.503 to 1.00. The direction of the dominant wave coming from the east of Panjang Island, then after passing through the coral reefs is on the east, northeast, and north of Panjang Island, the energy is reduced, so that the coral reefs on the west, southwest, and south sides of Panjang Island are safer from exposure (exposure) by the hydrodynamics of waves that pass through it. The incoming waves will experience changes in characteristics (length, period, wave height) after passing through the coral reef so that the waves towards the coast will decrease along with changes in depth. The level of exposure to coral reefs on the east, northeast, and north sides of Panjang Island by waves is quite high, this is thought to be one of the factors causing damage to coral reefs in the waters of Panjang Island. 


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 251-258
Author(s):  
Juwita Lesly Senduk ◽  
Jusup Suprijanto ◽  
Ali Ridlo

Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran ≤5 mm. Ukurannya yang kecil menyebabkannya dapat tertransportasikan ke seluruh tempat dan biota termasuk ikan. Ikan pelagis jenis ikan kembung dan ikan selar merupakan salah satu biota laut bernilai ekonomis tinggi dan banyak dikonsumsi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mikroplastik pada ikan kembung dan ikan selar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sampel ikan kembung diambil di TPI Tambak Lorok Semarang, sedangkan ikan selar diambil dari TPI Tawang Rowosari Kendal. Penelitian ini dilakukan  pada bulan Juni–Desember 2020. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu dimulai dengan pengambilan sampel, pengukuran sampel, pembedahan sampel, pelarutan sampel, pemisahan partikel mikroplastik, penyaringan partikel, dan identifikasi langsung secara visual menggunakan mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat mikroplastik pada ikan selar dan kembung di TPI Semarang dan Kendal. Mikroplastik paling banyak dengan rerata 25,2 partikel pada insang dan 19,1 partikel pada pencernaan ditemukan pada ikan kembung di TPI Tambak Lorok, pada ikan selar (Selaroides leptolepis) ditemukan rerata 10,1 partikel pada insang dan 8,4 partikel pada pencernaan. Hasil yang didapatkan ditemukan bentuk fiber, fragmen, pelet, dan film, dengan warna yang beragam yaitu hitam, coklat, biru, putih, merah, transparan, dan kuning.  Microplastics are plastic particles with a size of 5 mm. Its small size causes it easy to be transported to all places, including fish. Pelagic fish species of mackerel and selar fish are one of the marine biota that are economically feasible and widely consumed by the public. This study aims to determine the content of microplastics in mackerel and selar fish. The research method used is descriptive qualitative. Mackerel fish samples were taken at TPI Tambak Lorok Semarang, while selar fish were taken from TPI Tawang Rowosari Kendal. This research was conducted in June – December 2020. The stages of the research carried out were starting with sampling, measuring samples, separating samples, separating microplastic particles, evaluating particles, and directly using a microscope. The results showed that there were microplastics in selar and mackerel in TPI Semarang and Kendal. The most microplastics with an average of 25.2 particles in the gills and 19.1 particles in the digestion were found in mackerel at TPI Tambak Lorok, in selar fish (Selaroides leptolepis) an average of 10.1 particles were found in the gills and 8.4 particles in digestion. The results obtained were found in the form of fibers, fragments, pellets, and films, with various colors, namely black, brown, blue, white, red, transparent, and yellow.


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 223-232
Author(s):  
Ngurah Sedana Yasa ◽  
Lutfi Anshory ◽  
Niken S.N. Handayani ◽  
Alim Isnansetyo ◽  
Murwantoko Murwantoko

Abalon merupakan salah satu moluska bercangkang tunggal yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas potensial dalam peningkatan devisa Negara. Namun permasalahannya adalah mudahnya abalone mengalami stress akibat perubahan berbagai faktor lingkungan seperti suhu, salinitas, bakteri Vibrio dan bahan desinfektan seperti chlorine. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat stress benih abalone terhadap paparan chlorine pada gen heat shock protein (HSP) dan mengetahui perubahan enzim-enzim  antioksidan seperti SOD,CAT,PO dan perubahan struktur histologi otot kaki abalone akibat paparan chlorine. Koleksi benih abalone dengan ukuran cangkang 3-4 cm dari unit hatchery abalone, BPIU2K Karangasem Bali. Uji paparan abalone pada akuarium kaca volume 100 L dengan konsentrasi chlorine 10 ppm. Pengambilan sample (hemolim, otot kaki, gonad) dilakukan pada waktu pengamatan (0,12,24,48 jam). Pengamatan meliputi uji  ekspresi gen heat shock protein (Hsp70 dan Hsp90), aktifitas enzim-enzim antioksidan dan histology pada otot kaki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hsp70 terekspresi paling tinggi pada hemolim abalone yaitu sebesar 350 kali lipat pada paparan jam ke 12 dibandingkan kontrol (P<0.05). Sedangkan, Hsp90 pada waktu yang sama menunjukkan tingkat stress abalone paling tinggi pada otot kaki dengan tingkat ekspresi sebesar 7 kali lipat jika dibandingkan kontrol (P<0.05).  Gen heat shock protein diekspresikan cukup tinggi pada uji paparan chlorine, namun demikian  Hsp70 menunjukkan tingkat ekspresi yang lebih tinggi jika dibanding dengan Hsp90. Hsp70 lebih sensitif sebagai marka stress abalone akibat paparan chlorine. Perubahan struktur histologi menunjukkan cemaran chlorine dapat meningkatkan ukuran diameter hemolim sinus dan kerusakan pada lapisan epithel otot kaki abalone. Abalone is one of the single-shelled mollusks which has high economic value and is a commodity in increasing the country's foreign exchange. However, the problem is that it is easy for abalone to experience stress due to the influence of various environmental factors such as temperature, salinity, Vibrio bacteria and disinfectants such as chlorine. The study was conducted to determine the stress level of abalone seeds produced by hatcheries against residual chlorine. The aim of the study were to see the stress level based on the heat shock protein (HSP) gene and to see changes in antioxidant enzymes such as SOD, CAT, PO and histological structure of abalone foot muscles due to chlorine contamination. Collection of abalone seeds with a 3-4 cm shell size from the abalone hatchery unit, BPIU2K Karangasem Bali. Abalone exposure test using a glass volume of 100 L with a chlorine concentration of 10 ppm. Furthermore, sampling was carried out (hemolime, leg muscles, gonads) at the time of observation (0.12,24,48 hours). Observations included heat shock protein gene expression (Hsp70 and Hsp90) and histology in foot muscles. The results showed that Hsp70 was the highest expressed in hemolime abalone 350 times at 12 hours exposure compared to controls (P <0.05). Meanwhile, Hsp90 at the same time showed the highest level of stress on leg muscles with an expression level of  7 times when compared to controls (P <0.05). It was concluded that the heat shock protein gene was expressed high enough in the chlorine exposure test, however, Hsp70 was more sensitive as a sign of abalone stress as indicated by a higher expression level when compared to Hsp90. Changes in the histological structure show that chlorine contamination can increase the diameter of the sinus hemolime and damage to the epithelial layer of the abalone foot muscles.


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 291-298
Author(s):  
Jusup Suprijanto ◽  
Juwita Lesly Senduk ◽  
Dewi Basthika Makrima

Mikroplastik adalah salah satu pencemar laut. Mikroplastik tidak dapat terdegradasi dengan cepat. Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran <5mm. Ukurannya yang kecil menyebabkannya dapat tertransportasikan ke seluruh tempat termasuk sistem tubuh ikan dan cumi-cumi. Penelitian dilakukan bertujuan mengetahui mikroplastik pada cumi – cumi (Loligo sp.) dan ikan kembung (Rastrelliger sp.). Penelitian dilakukan bulan Juli 2020 – November 2020 di Semarang Jawa Tengah. Pengambilan sampel dilakukan di TPI Tambak Lorok Semarang.  Pengukuran cumi-cumi dilakukan menggunakan jangka sorong dan ikan diukur menggunakan penggaris. Pembedahan cumi-cumi dan ikan dilakukan menggunakan gunting bedah untuk memisahkan alat pencernaan, tentakel serta insang ikan yang akan digunakan sebagai sampel. Pelarutan dilakukan menggunakan perendaman KOH 10% selama 24 jam untuk melarutkan bahan organik. Pemisahan partikel mikroplastik dilakukan setelah seluruh bahan organik pada sampel larut seluruhnya. Pemisahan partikel mikroplastik dilakukan menggunakan perendaman ZnCl2 selama 24 jam. Penyaringan sampel dilakukan setelah sampel mempunyai 2 layer, layer pertama diambil 10 ml kemudian disaring menggunakan kertas whatman dengan vacump pump. Sampel yang telah disaring dikeringkan, dilanjutkan uji FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat mikroplastik dalam cumi – cumi dan ikan kembung yang ada di TPI Tambak Lorok Semarang, FTIR menunjukkan terdapat polimer plastik jenis nitrile dan nylon. Microplastic is one of the pollutants of the sea. Microplastics do not degrade quickly. Microplastics are plastic particles <5mm in size. Its small size allows it to be transported all over the place including the body systems of fish and squid. The research was conducted to determine the microplastics in squid (Loligo sp.) And mackerel fish (Rastrelliger sp.). The research was conducted in July 2020 - November 2020 in Semarang, Central Java. Sampling was carried out at TPI Tambak Lorok Semarang. Measurements of squid were carried out using a caliper and fish were measured using a ruler. Squid and fish surgery is performed using surgical scissors to separate the digestive organs, tentacles and fish gills that will be used as samples. Dissolving was carried out using 10% KOH immersion for 24 hours to dissolve organic matter. The separation of microplastic particles is carried out after all the organic material in the sample is completely dissolved. The separation of microplastic particles was carried out using ZnCl2 immersion for 24 hours. Filtering of the sample is carried out after the sample has 2 layers, 10 ml of the first layer is taken then filtered using Whatman paper with a vacump pump. The filtered sample was dried, followed by the FTIR test. The results showed that there were microplastics in the squid and mackerel in Tambak Lorok Semarang, FTIR showed that there were plastic polymers of nitrile and nylon types. 


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 259-268
Author(s):  
Ayuk Milasari ◽  
Dwi Haryo Ismunarti ◽  
Elis Indrayanti ◽  
Farid Muldiyatno ◽  
Aris Ismanto ◽  
...  

Lokasi geografis Teluk Lampung yang terletak di Pulau Sumatra bagian Selatan dan dipisahkan dari Pulau Jawa melalui Selat Sunda mempunyai akses langsung dengan perairan lepas dari Samudera Hindia. Hal ini akan berpengaruh terhadap pola sirkulasi arus permukaan yang terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan arus permukaan di Teluk Lampung dengan menggunakan pendekatan model hidrodinamika khususnya pada musim peralihan II (Oktober – November 2020). Verifikasi model dilakukan dengan cara membandingkan hasil model arus dengan hasil pengukuran arus lapangan menggunakan currentmeter valeport yang dilaksanakan dari tanggal 12 Oktober sampai 9 November 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus permukaan dominan dibangkitkan oleh pasang surut dengan prosentase arus pasang surut sebesar 89,09 %. Tipe pasang surut adalah tipe campuran condong harian ganda dengan nilai Formzahl 0,4. Kecepatan arus maksimum 0,168 m/s ke arah 352° dan arus minimum 0,017 ke arah 33°, sehingga arah pergerakan cenderung bolak balik. Pada kondisi pasang, arus bergerak ke utara yaitu dari Selat Sunda masuk ke perairan Teluk Lampung, dan sebaliknya pada saat surut arus bergerak ke arah selatan keluar dari perairan Teluk Lampung menuju Selat Sunda. The geographical location of Lampung Bay, which is located in the southern part of Sumatra Island and separated from Java Island by the Sunda Strait, has direct access to the waters off the Indian Ocean. This will affect the surface current circulation pattern that is formed. This research aims to model surface currents in Lampung Bay using a hydrodynamic model approach, especially in 2nd transitional monsoon (October - November 2020). Model verification is carried out by comparing the results of the current model with the results of field current measurements using a valeport current meter which was carried out from 12 October to 9 November 2020. The results showed that the dominant surface current was generated by tides with a tidal current percentage of 89.09%. The tidal type is a mixed type of mixed tide prevailing semidiurnal with a Formzahl value of 0.4. The maximum current speed is 0.168 m/s in the direction of 352° and the minimum current is 0.017 in the direction of 33°, so that the direction of movement tends to be back and forth. At high tide, the current moves northward from the Sunda Strait into the waters of Lampung Bay, and vice versa at low tide the current moves southward out of the waters of the Lampung Bay towards the Sunda Strait.


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 233-241
Author(s):  
Padma Paramita ◽  
Sesa Wiguna ◽  
Fathia Zulfati Shabrina ◽  
Aida Sartimbul

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi tinggi akan kejadian tsunami. Salah satu wilayah tersebut adalah Kabupaten Serang bagian barat. Saat ini evolusi teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat dimanfaatkan untuk membantu upaya mitigasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi tsunami dan menyediakan peta bahaya tsunami sebagai salah satu upaya mitigasi bencana berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) berdasarkan panduan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode matematis yang dikembangkan oleh Berryman-2006. Metode ini merupakan metode yang sederhana namun cukup akurat dalam memperkirakan daerah yang berpotensi terdampak tsunami. Data Digital Elevation Model (DEM) dan shapefile rupa bumi yang bersumber dari Badan Informasi Geospasial (BIG) Indonesia merupakan data utama yang digunakan. Hasil analisis menunjukkan bahwa potensi bahaya tsunami di Kabupaten Serang bagian barat terdiri dari 3 kelas yaitu kelas rendah, sedang, dan tinggi yang didominasi oleh kelas bahaya tinggi dengan total luas area terdampak sebesar 377,64 ha. Peta bahaya tsunami ini selanjutnya dapat dijadikan sebagai salah satu basis informasi dalam perencanaan mitigasi bencana di Kabupaten Serang.  Indonesia is a country that has a high potential for tsunami events. One of these areas is the western part of Serang Regency. Currently, the evolution of remote sensing technology and Geographic Information Systems (GIS) can be utilized to assist mitigation efforts. The purpose of this study is to analyze the potential for tsunamis and provide a tsunami hazard map as one of the efforts to mitigate disasters based on Geographic Information Systems (GIS) based on guidelines from the National Disaster Management Agency (BNPB). The method used in this research is a mathematical method developed by Berryman-2006. This method is a simple but fairly accurate method for estimating areas potentially affected by a tsunami. Digital Elevation Model (DEM) data and the shapefile of the earth's appearance sourced from the Indonesian Geospatial Information Agency (BIG) are the main data used. The results of the analysis show that the potential tsunami hazard in the western part of Serang Regency consists of 3 classes, namely low, medium, and high classes which are dominated by high hazard classes with a total area of 377.64 ha affected. This tsunami hazard map can then be used as one of the information bases in disaster mitigation planning in Serang Regency.


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 269-276
Author(s):  
Bayu Munandar ◽  
Anindya Wirasatriya ◽  
Denny Nugroho Sugianto ◽  
Ambariyanto Ambariyanto ◽  
Sunaryo Sunaryo

Suplay massa air di Laut Filipina dan Maluku bagian utara berasal dari Samudera Pasifik. Variabilitas klorofil-a (chl-a) dapat dipengaruhi oleh suplay massa air dari suatu wilayah atau pengaruh interaksi atmosfer dan laut. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan pengaruh interaksi atmosfer-laut terhadap variabilitas chl-a secara spasial dan temporal. Data yang digunakan yaitu data citra satelit dengan periode 2003-2019 dan argo float. Hasil menunjukkan chl-a di Laut Filipina selalu berada dibawah 0,1 mg/m3 di sepanjang tahun dan Laut Maluku bagian utara mengalami peningkatan saat musim timur (0,27 mg/m3). Kenaikan chl-a di Laut Maluku bagian utara diikuti dengan kenaikan kecepatan angin (musim timur) yang menyebabkan Ekman Mass Transport (EMT). EMT bergerak kearah timur laut yang membawa massa air menjauhi pantai dan terjadi proses coastal upwelling. Coastal upwelling inilah menjadi faktor utama peningkatan chl-a di Laut Maluku bagian utara. Sebaliknya, kenaikan kecepatan angin di Laut Filipina tidak membangkitkan EMT dan tidak meningkatkan chl-a.  Chl-a yang stabil di sepanjang tahun di Laut Filipina membuktikan kecepatan angin kuat tidak terlalu dominan untuk mempengaruhi variabilitas chl-a. Rendahnya chl-a kemungkinan disebakan oleh massa air dari Samudera Pasifik yang dibawa oleh Arus Lintas Indonesia (ARLINDO). Water mass supply in the Philippine Sea and northern Maluku derived from the Pasific Ocean. The variability of chlorophyll-a (chl-a) was affected by the supply of water mass from the area or the impact of air and sea interactions. This study aimed to define the effect of air-sea interaction on the spatial and temporal variability of chl-a. The required data in this study was satellite image data with the period 2003-2019 and argo float. The results showed that chl-a in the Philippine Sea was always below 0.1 mg / m3 throughout the year and the northern Maluku Sea increased during the eastern monsoon (0.27 mg / m3). The increasing of chl-a in the northern Maluku Sea was followed by the increasing of wind speed (east monsoon) which impacted the Ekman Mass Transport (EMT). EMT moved to the northeast carrying the water mass away from the coast and turned up coastal upwelling process. Coastal upwelling was the main factor of chl-a increasing in the North Maluku Sea. In otherwise, wind speed increasing in the Philippine Sea caused vertical mixing (west monsoon) but did not increase chl-a. The stable value of chl-a throughout the years in the Philippine Sea verified that strong wind speeds are not too dominant to affect the variability of chl-a.. The low chl-a was probably caused by the water mass from the Pacific Ocean that carried by Indonesian Through Flow (ARLINDO).


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 277-282
Author(s):  
Wike Ayu Eka Putri ◽  
Anna Ida Sunaryo Purwiyanto ◽  
Fitri Agustriani ◽  
Fauziyah Fauziyah ◽  
Lilik Maslukah ◽  
...  

Muara Sungai Musi dan Pulau Payung adalah kawasan bagian hilir Sungai Musi yang menerima banyak masukan limbah dan bahan pencemar akibat aktifitas di sepanjang aliran sungai. Polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) adalah salah satu komponen pencemar organik yang keberadaannya mengancam kehidupan biota perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa PAH pada sampel air laut dan sedimen yang berasal dari Muara Sungai Musi dan sekitar Pulau Payung. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juli 2019. Contoh air laut diambil dengan water sampler pada 5 stasiun penelitian dan contoh sedimen diambil menggunakan ekman grab pada 8 stasiun penelitian. Kadar PAH dianalisa dengan High Performance Liquid Chromatography (HPLC), cara kerja merujuk pada APHA (2017) 6440 B divalidasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan PAH total dalam sampel air Muara Sungai Musi dan sekitar Pulau Payung berkisar antara batas minimum deteksi alat (<0,004)-0,0,62 ppb. Adapun kandungan PAH total dalam sampel sedimen berkisar antara 11,92-558,41 ppb. Secara keseluruhan terlihat bahwa kandungan PAH dalam sampel air dan sedimen yang berasal dari Sungai Musi dan sekitar Pulau Payung masih aman bagi organisme. Musi River Estuary and Payung Island are the downstream areas of the Musi River which receive a lot of inputs of waste and pollutants due to activities along the river flow. Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) is one component of organic pollutants which dangerous for the aquatic organism. This study aims to identify the PAHs compounds in seawater and sediment samples from the Musi River Estuary and around Payung Island. Sampling was carried out in July 2019. Seawater samples were taken with a water sampler and sediment samples were taken using ekman grab at 7 research stations. PAH levels were analyzed by High Performance Liquid Chromatography (HPLC), the method refers to APHA (2017) 6440 B. The results showed that the PAH content in the Muara River Musi water samples and around Payung Island ranged from under detection limit(<0,004)-0.62 ppb. The PAH content in sediment samples ranged from 11.92-558.41 ppb. Overall PAHs content in water and sediment samples from the Musi River and around Payung Island are still good for the aquatic organism.


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 283-290
Author(s):  
Rini Pramesti ◽  
Subagiyo Subagiyo ◽  
Wilis Ari Setyati ◽  
Titis Buana

Padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang mampu menyimpan dan menyerap karbon melalui proses fotosintesis yang disimpan dalam bentuk biomassa dan disimpan di akar, rhizome dan daun sehingga dapat mengurangi gas CO2 di udara. Ekosistem ini belum banyak diperhatikan fungsinya dibandingkan dengan ekosistem darat. Penelitian ini bertujuan  mengetahui  kerapatan, tutupan  lamun dan serapan karbon dalam biomassa berupa jaringan atas substrat dan bawah substrat. Penelitian dilakukan pada bulan November 2018 di Pantai Krakal - Yogyakarta. Identifikasi  jenis  lamun  dengan buku panduan  seagrasswatch,  kerapatan  dan  tutupan dengan metode line transect quadrant. Analisis kandungan karbon menggunakan metode pengabuan. Hasil penelitian menunjukkan lokasi ini memiliki biomassa di bagian atas 7,36 – 9,92 gbk/m2 dan bagian bawah 39,36 – 95,68 gbk/m2. Kedua bagian ini mampu menyimpan dan menyerap karbon rata-rata sebesar 30,42 ± 13,85 gC/m2 dan 0,2 ± 0,06 gC/d/m2. Hasil penelitian menunjukkan padang lamun di lokasi ini mampu menyimpan dan menyerap karbon meskipun dalam jumlah yang kecil. Seagrass beds are coastal ecosystems capable of absorbing and storing carbon through photosynthesis and stored of roots, rhizomes and leaves that it can reduce CO2 gas in the air. The function of this ecosystem has not been given much attention compared to the terrestrial ecosystem. The research was studied to determine density, cover of seagrass  and carbon uptake in biomass of the upper and lower substrate. The research was carried in November 2018 at Krakal Beach - Yogyakarta. Identification of the type seagrass was carried by seagrasswatch manual, the density and cover was carried by the line transect quadrant method. The carbon content was analysis by the ashing method. The results was showed that this location has a biomass at the top of 7.36 - 9.92 gbk/m2 and the bottom of 39.36 - 95.68 gbk/m2. Both of these parts are able to store and absorb carbon are average of 30.42 ± 13.85 gC/m2 and 0.2 ± 0.06 gC/d/m2. The results showed that the seagrass beds on this beach were able to store and absorb of carbon with small amounts.


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 299-306
Author(s):  
Erick Samuel Frederico Hasibuan ◽  
Endang Supriyantini ◽  
Sunaryo Sunaryo

Perairan Silugonggo merupakan area pemukiman warga dengan banyak aktivitas perikanan dan kelautan seperti: pertambakan, industri perikanan dan merupakan alur pelayaran. Tingginya aktivitas pemukiman dan industri akan menghasilkan limbah organik dalam jumlah besar. Bahan organik yang melimpah dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan organik di perairan sungai Silugonggo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Kandungan bahan organik diketahui melalui analisis parameter TOM (Total Organic Matter), BOD5 (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand). Pengambilan sampel dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2019 dan 20 Januari 2020. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode kasus dengan pengamatan secara langsung di lapangan dan penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling. Hasil pengukuran parameter penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai TOM sebesar 8,11 – 11,9 mg/L. Hasil pengukuran parameter (a) BOD5 sebesar 8,07 – 24,66 mg/L dan (b) COD sebesar 26,04 – 79,21 mg/L, hasil tersebut berada di bawah baku mutu yang ditetapkan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah. Tingginya nilai TOM dikarenakan banyaknya masukan limbah bahan organik dari aktivitas di perairan sungai Silugonggo, seperti: pertambakan, industri perikanan, dan alur pelayaran. Silugonggo waters is a residential area with many fishery and marine activities such as: aquaculture, fishing industry and shipping lanes. High residential and industrial activities will produce large amounts of organic waste. Abundant organic matter can cause environmental pollution. This study aims to determine the content of organic matter in the waters of the Silugonggo River, Juwana District, Pati Regency. The content of organic matter is known through parameter analysis of TOM (Total Organic Matter), BOD5 (Biochemical Oxygen Demand) and COD (Chemical Oxygen Demand). Sampling was carried out on December 20, 2019 and January 20, 2020. The method used in this study used the method of direct observation in the field and the date of the research location using the purposive sampling method. The results of the measurement of research parameters were analyzed using analysis of variance. The results showed that the TOM value was 8.11–11.9 mg/L. Parameter measurement results (a) BOD5 of 8.07–24.66 mg/L and (b) COD of 26.04–79.21 mg/L, these results are below the quality standard stipulated according to the Decree of the Minister of the Environment No. 51 of 2004 concerning Wastewater Quality Standards. The high value of TOM is due to the large number of inputs of organic matter from activities in the waters of the Silugonggo river, such as: aquaculture, fishing industry, and shipping lanes.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document