scholarly journals Efek Ekstrak Etanol Daun Gedi Merah (Abelmoschus manihot (l.) medik) Terhadap Persentase Interleukin-10 (Il-10) dan Sel T Sitotoksik (Cd8+) Tikus Model Diabetes Tipe II

2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Nur Kamilah ◽  
Reza Hakim ◽  
Yudi Purnomo

Pendahuluan: Inflamasi  akibat kerusakan oksidatif yang dipicu hiperglikemia berperan terhadap progresivitas diabetes melitus (DM). Interleukin-10 (IL-10) dan CD8+ berpengaruh terhadap proses inflamasi. Abelmoschus manihot (L.) Medik memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan yang diharapkan dapat menurunkan inflamasi pada patofisiologi DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol Abelmoschus manihot (L.) Medik terhadap persentase IL-10 dan CD8+ tikus model DM.Metode: Tikus Sprague Dawley jantan, 4-6 minggu dikelompokkan menjadi kelompok kontrol normal (KN), kelompok kontrol diabetes melitus (KDM), kelompok ekstrak etanol daun gedi merah (EEDGM) 200 mg/kgBB, EEDGM 400 mg/kgBB dan EEDGM 800 mg/kgBB (n=5). Hewan coba diinduksi diet tinggi lemak-fruktosa (DTLF) selama 10 minggu dan Streptozotocin (STZ) dosis rendah 25 mg/kgBB intraperitoneal dosis ganda pada minggu ke 4. EEDGM 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB diberikan selama 4 minggu. Pengukuran persentase CD8+ dan IL-10 menggunakan flowcytometry. Analisa data menggunakan One Way Anova dilanjutkan dengan uji LSD (p<0,05).Hasil: Induksi DTLF dan STZ pada kelompok KDM menurunkan persentase IL-10 dan meningkatkan persentase CD8+ dibandingkan KN (p<0.05). Pemberian EEDGM dosis 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB signifikan meningkatkan persentase IL-10 berturut-turut sekitar ½  dan ¾ dibandingkan kelompok KDM (p<0,05). Pemberian EEDGM dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB menurunkan persentase CD8+ berturut-turut 1/5, 1/3 dan 1/10 dibandingkan kelompok KDM (p<0,05).Kesimpulan: Pemberian EEDGM meningkatkan persentase IL-10 dan menurunkan persentase CD8+ tikus model diabetes

2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Ahmad Fuadi ◽  
Yoyon Arif ◽  
Yudi Purnomo

Hiperglikemia pada Diabetes Melitus (DM) meningkatkan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dan berperan terhadap risiko komplikasi nefropati diabetik. Daun gedi merah (Abelmoschus manihot (L.) Medik) berkhasiat sebagai antidiabetik dan antioksidan tetapi penelitian ekstrak etanol daun gedi merah (EEDGM) untuk mencegah nefropati diabetik belum banyak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek EEDGM terhadap kadar SOD dan MDA ginjal tikus model DM.Metode: Tikus Sprague dawley jantan usia 4-6 minggu dikelompokan menjadi 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan (n=25 ekor). Tikus DM dibuat dengan diet tinggi lemak-fruktosa (DTLF) dan streptozotocin (STZ) 25 mg/kgBB i.p multiple dose. Ekstrak etanol daun gedi merah (EEDGM) diberikan per oral selama 4 minggu. Kadar SOD dan MDA ginjal diukur menggunakan SOD rat kit dan MDA rat kit. Hasil dianalisa dengan One Way Anova dilanjutkan dengan uji BNT (p<0,05).Hasil: Pemberian EEDGM dosis 800 mg/kgBB menghambat penurunan kadar SOD jaringan ginjal dengan persentase sekitar 60% dibandingkan KDM (p<0,05). Pemberian EEDGM dosis 400 mg/kgBB menghambat peningkatan kadar MDA jaringan ginjal dengan persentase sekitar 20% dibandingkan KDM (p<0,05). Induksi DTLF dan STZ menurunkan kadar SOD jaringan ginjal dengan persentase sekitar 40% dan meningkatkan kadar MDA jaringan ginjal dengan persentase sekitar 30%.Kesimpulan: Pemberian EEDGM dapat menghambat penurunan kadar SOD dan peningkatan kadar MDA jaringan ginjal tikus model DM.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Hendra Putra ◽  
Fathia Annis ◽  
Yudi Purnomo

Pendahuluan: Hiperglikemia pada diabetes melitus (DM) meningkatkan produksi reactive oxygen species (ROS) yang berperan terhadap komplikasi makroangiopati diabetik. Daun gedi merah dikenal memiliki efek antioksidan dan antihiperglikemia sehingga diharapkan dapat menghambat kerusakan oksidatif pada DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol daun gedi merah dalam mencegah kerusakan oksidatif pada DM dengan mengamati kadar Superoxide Dismutase (SOD) dan Malondialdehyde (MDA) aorta tikus model DM.Metode: Tikus Sprague Dawley jantan berusia 4-6 minggu dikelompokkan menjadi 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan (n= 5 ekor). Hewan coba diinduksi diet tinggi lemak-fruktosa (DTLF) dan Stretpzotocin (STZ) 25 mg/kgBB intraperitoneal multiple dose. Selanjutnya kelompok perlakuan diberikan ekstrak etanol daun Gedi merah (EEDGM) dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB. Pengukuran kadar SOD dan MDA aorta menggunakan Elisa SOD rat kit dan Elisa MDA rat kit. Analisa data menggunakan One Way Anova dilanjutkan dengan uji BNT (p<0,05).Hasil: Pemberian EEDGM dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB menghambat penurunan kadar SOD aorta berturut-turut sekitar 10%, 30% dan 50% dibandingkan kelompok kontrol diabetes melitus (KDM) (p<0,05) sementara kadar MDA aorta diturunkan kurang lebih sekitar 20%, 40%, dan 70% (p<0,05). Induksi DTLF dan STZ pada kelompok KDM menurunkan kadar SOD aorta 50% dan meningkatkan MDA aorta 2 kali lipat dibandingkan KN (p<0,05).Kesimpulan: Pemberian EEDGM 200 – 800 mg/kgBB menghambat penurunan kadar SOD aorta dan menghambat peningkatan kadar MDA aorta tikus model DM.


2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 76-82
Author(s):  
Isvi Thuba Mustaghfiroh ◽  
Enny Probosari

Latar Belakang: Hiperglikemi atau  peningkatan kadar glukosa darah melebihi batas normal (lebih dari 126 mg/dl untuk glukosa darah puasa) merupakan karakteristik yang timbul pada penderita diabetes melitus (DM).   Tempe dan pati resisten yang dihasilkan dari modifikasi umbi garut dengan autoclaving cooling cycling sebanyak 3 siklus diketahui memiliki efek hipoglisemik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian tepung tempe dan pati garut termodifikasi terhadap kadar glukosa darah.Metode: Jenis penelitian ini adalah true-experimental dengan desain pre and post randomized controlled group desain, menggunakan 24 ekor tikus Sprague dawley jantan berusia 3 bulan , dibagi menjadi 4 kelompok (K, P1, P2, P3) yang diinjeksi dengan 40 mg/kg BB STZ lalu dilanjutkan dengan  perlakuan pakan standar, pakan standar + PGT, pakan standar + tepung tempe, pakan standar+PGT + tepung tempe untuk kelompok K, P1, P2, P3 selama 14 hari. Kadar glukosa darah diperiksa menggunakan metode GOD-PAP. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji wilcoxon dan one-way ANOVA. Hasil: Tidak terjadi penurunan kadar glukosa darah yang signifikan (p<0,05) pada semua kelompok baik kontrol maupun perlakuan setelah 14 hari perlakuan. Uji Anova menunjukkan tidak ada beda ketiga kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol p=0,642. Simpulan: Pemberian tepung tempe dan pati garut termodifikasi tidak terbukti menurunkan kadar glukosa darah.


2020 ◽  
Vol 6 (01) ◽  
pp. 13-29
Author(s):  
Nikeherpianti Lolok ◽  
Wa Ode Yuliastri ◽  
Fiqri Algafiq Abdillah

Diabetes melitus ditandai dengan terjadinya hiperglikemi. Indonesia merupakan negara menempati urutan ke 7 dengan penderita DM sejumlah 8,5 juta. Penggunan obat bahan alam sudah banyak digunakan secara empiris oleh masyarakat, diantaranya ekstrak daun pandan wangi dan daun salam masing-masing telah dilaporkan memilikiefek hipoglikemik dan berpotensi sebagai antioksidan yang dapat memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, termasuk pankreas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight.) memberikan efek  dalam penurunan kadar gula darah pada tikus (Rattus norvegicus) putih galur wistar yang diinduksi diabetes dibandingkan dengan kelompok negative serta Untuk megetahui kelompok kombinasi Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight.) dapat memberikan hasil yang optimal dalam penurunan kadar gula darah dibandingkan kelompok positif. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Sampel diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan  pelarut etanol 96%. Pengujian efek antidiabetes hewan uji dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol positif, kombinasi ekstrak dan kelompok kontrol negatif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan One-Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil uji terhadap tikus yang diinduksi diabetes menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak daun pandan wangi dan daun salam secara signifikan mampu menurunkan kadar gula darah dibandingkan kontrol negatif (p<0,05), namun hasilnya tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol positif (p>0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun pandan wangi dan daun salam memiliki kemampuan menurunkan kadar gula darah pada tikus yang diinduksi diabetes


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 13-18
Author(s):  
Ni Made Ari Widayani ◽  
Anisa Hanifatin Rahayu

Pendahuluan: Komplikasi mikrovaskular yang sering dialami pasien Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan penyembuhan luka. Daun Bakung Putih (Crinum asiaticum L.) memiliki kandungan flavonoid, saponin, dan alkaloid, sedangkan foam bermanfaat untuk menjaga kelembapan luka yang dibutuhkan untuk mempercepat penyembuhan luka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh foam dengan ekstrak daun bakung putih, dalam mempercepat kontraksi luka.  Metode: Penelitian ini menggunakan desain true experimenta llaboratory in vivo metode yang digunakan yaitu randomized posttes tonly controlled group design dengan jumlah tikus 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok (n=7). Data yang diukur adalah kontraksi luka setelah pemberian dengan rute transdermal, dan dianalisis dengan uji normalitas data, uji homogenitas varian, uji One-way ANOVA, uji Posthoc (ujiTukey) dengan tingkat signifikansi 0,05 (p<0,05) dan taraf kepercayaan 95% (α=0,05).  Hasil: Berdasarkan hasil uji One Way ANOVA, data persentase luas kontraksi luka menunjukan angka signifikasi (p< 0,05), sehingga terbukti terdapat perbedaan persentase luas kontraksi luka yang signifikan antar kelompok uji. Hasil uji post hoc (uji tukey) kontraksi luka kelompok tikus DM dibaluti foam dengan ekstrak daun bakung putih 0.2 g memiliki perbedaan signifikan dengan kelompok tikus DM dibaluti foam tanpa ekstrak (p=0,01; α=0,05).  Kesimpulan: Simpulan adalah penggunaan CFD (Crinum asiaticum L.) Foam dengan kandungan ekstrak 0.2 g dapat mempercepat kontraksi luka dibandingkan penggunaan foam tanpa ekstrak dan dengan kandungan ekstrak 2 g, serta 4 g.


2013 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 622-629
Author(s):  
Selma Avianty ◽  
Fitriyono Ayustaningwarno

Latar Belakang : Penderita diabetes melitus tipe 2 membutuhkan makanan selingan untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi serta mengontrol kadar glukosa darah. Ubi jalar dan kedelai hitam mengandung tinggi serat, amilosa, dan rendah indeks glikemik sehingga pembuatan snack bar ubi jalar kedelai hitam diharapkan menjadi makanan selingan dengan nilai gizi baik serta tidak menimbulkan hiperglikemia.Tujuan : Menganalisis kandungan zat gizi dan tingkat kesukaan snack bar ubi jalar dan kedelai hitam.  Metode : Penelitian dengan rancangan acak lengkap 1 faktor yaitu tiga variasi warna ubi jalar, meliputi merah, kuning, dan ungu. Data kandungan gizi dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA dilanjutkan uji Tukey, sedangkan tingkat kesukaan dianalisis menggunakan uji Friedman.Hasil : Satu takaran saji 56 g snack bar ubi merah, kuning, ungu secara berurutan mengandung 131,89; 149,79; 142,30 kkal energi, 30,86; 35,68; 33,32 g karbohidrat, 0,41; 0,39; 0,43g lemak, 1,19; 0,897; 1,28g protein, 1,74; 1,66; 2,13g serat, dan 10,24; 13,89; 8,91g amilosa. Hasil uji kesukaan warna, tekstur tertinggi pada snack bar ubi merah dan aroma,rasa tertinggi pada snack bar ubi kuning. Kesimpulan : Satu takaran saji 56 g ketiga variasi snack bar memiliki kandungan protein, lemak, serat lebih rendah, serta karbohidrat lebih tinggi dibandingkan perhitungan kandungan gizi makanan selingan yang dianjurkan bagi penderita diabetes melitus tipe 2. Uji tingkat kesukaan panelis terhadap aroma, warna, tekstur, dan rasa pada ketiga variasi snack bar memperoleh penilaian netral hingga suka.


2020 ◽  
Vol 10 (24) ◽  
pp. 30-37
Author(s):  
Laksni Rahayu ◽  
Purbowati ◽  
Galeh Septiar Pontang

Latar belakang:Makanan tinggi energi, lemak dan rendah serat dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan, konstipasi, hiperkolesterol, dan berbagai penyakit degenartif lainnya seperti diabetes melitus. Jamur tiram merupakan salah satu sumber pangan rendah lemak dan tinggi serat. Bahan makanan tinggi serat dapat menurunkan kadar indeks glikemik. Tujuan : Menganalisis kadar indeks glikemik produk nugget ayam campuran jamur tiram putih (Pleurotus Ostreatus). Metode : Merupakan penelitian True experimental pretest – posttest..obyek penelitian ini menggunakan hewan coba tikus galur wistar jantan dengan jumlah sampel 28 ekor yang dibagi menjadi 4 kelompok dengan pembagian 1 kelompok pangan acuan (Glukosa) dan 3 kelompok yang diberikan produk (nugget ayam, nugget jamur tiram putih, dan nugget ayam campuran jamur tiram putih) masing masing 7 ekor tikus. Kadar glukosa darah diukur menggunakan microlab. Analisis statistik menggunakan uji one way anova (α=0,05). Hasil : Nilai indeks glikemik pada nugget ayam adalah 66,43 dan nugget ayam campuran jamur tiram putih adalah 68,28 dalam kategori sedang IG (55 -70) sedangkan pada nugget jamur tiram putih adalah 84,14 dalam kategori tinggi. Tidak ada perbedaan nilai indeks glikemik pada nugget ayam, nugget jamur tiram putih dan nugget ayam campuran jamur tiram putih p-value 0,824. Simpulan : Nilai indeks glikemik pada nugget ayam dan nugget ayam campuran jamur tiram putih dalam kategori sedang yaitu 66,43 untuk nugget ayam 68,28 untuk nugget ayam campuran jamur tiram putih dan dalam kategori tinggi pada nugget jamur tiram putih yaitu 84,14 serta tidak ada perbedaan nilai indeks glikemik pada nugget berbahan dasar ayam dan jamur tiram putih.


PRAXIS ◽  
2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 180
Author(s):  
Bernadia Branitamahisi

Abstract: Type 2 diabetes mellitus is the highest prevalence among diabetes types, but there is no treatment that overcome obstacle in the process of surgery, rejection reactions, and increased complications that occur. The aim of this study was to investigate the insulin sensitivity improvement by Mesenchymal Stem Cell-Conditioned Medium(MSC-CM) through increased IRS-1 tyrosine phosphorylation (IRS-1tyr612) on the type 2 diabetic rat with and without treatment. This experimental study is purely laboratory Posttest Control Group using male Sprague Dawley rat, 7 weeks old and 150-200gram weight. Rat is divided into 3 research groups, K(-): normal control; K(+): diabetic control; P:treatment, type 2 DM rat+MSC-CM 0,1ml/200gBW ip. Giving MSC-CM is done every 3 days 10 times. On day 30 after therapy, an IRS-1tyr612 expression analysis was performed with skeletal muscle immunohistochemistry (IHC). Data analysis was performed by Kruskal-Wallis and Independent Sample T-test at 95% significance. Percentage of positive score of IRS-1tyr612 expression K(-)(75%)> P(62,5%)> K(+)(12,5%). Average expression of IRS-1tyr612 P(45,46±9,15)> K(-)(44,41±4,61)> K(+)(21,29±3,49) with significant difference of K(-)-K(+) and P-K(+). Giving MSC-CM may increase the expression of IRS-1tyr612 on type 2 diabetic animal model rat. Keywords: MSC-CM, insulin sensitivity, IRS-1tyr612, type 2 DM Abstrak: Diabetes melitus tipe 2 merupakan tipe diabetes dengan prevalensi tertinggi, namun belum ada pengobatan yang dapat mengatasi hambatan dalam proses operasi, reaksi rejeksi, dan banyaknya komplikasi yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbaikan sensitivitas insulin oleh Media Terkondisi Sel Punca Mesensimal (MT-SPM) melalui peningkatan fosforilasi tirosin 612 IRS-1(IRS-1tyr612) pada tikus model DM tipe 2 dengan dan tanpa terapi. Penelitian ini eksperimental murni laboratorium Posttest Control Group menggunakan hewan uji tikus Sprague Dawley jantan usia 7 minggu dan berat badan 150-200gram. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok penelitian, yaitu K(-): kontrol normal; K(+): kontrol diabetik; P: perlakuan, tikus DM tipe 2 + MT-SPM 0,1ml/200g bb ip. Pemberian MT-SPM dilakukan setiap 3 hari sebanyak 10 kali. Pada hari ke-30 setelah terapi, dilakukan analisis ekspresi IRS-1tyr612 dengan IHC otot skelet. Analisis data dilakukan dengan Independent Sample T-test dan Kruskal Wallis pada signifikansi 95%. Prosentase skor positif ekspresi IRS-1tyr612 K(-)(75%) > P(62,5%) > K(+)(12,5%). Rerata ekspresi IRS-1tyr612 P(45,46±9,15) > K(-)(44,41±4,61) > K(+)(21,29±3,49) dengan perbedaan yang bermakna secara statistik pada K(-)–K(+) dan P–K(+). Pemberian MTSPM dapat meningkatkan ekspresi IRS-1tyr612 pada tikus model DM tipe 2. Kata kunci: MT-SPM, sensitivitas insulin, IRS-1tyr612,DM tipe 2


Author(s):  
Manjunath Shetty ◽  
Smita Shenoy ◽  
Vasudha Devi ◽  
Nitesh Kumar ◽  
Arul Amuthan ◽  
...  

Objective: The objective of this study was to evaluate the prophylactic effect of Kadukkai maathirai (KM) against ethanol-induced hepatotoxicity in rats.Methods: Four groups (n=6) of adult female Sprague–Dawley rats were used. Ethanol was administered in the dose of 45% v/v 15 mL/kg/body weight twice a day for 8 weeks in the study. The four groups were treated orally for 8 weeks with 2% gum acacia (control), ethanol (toxic control), ethanol + KM 72 mg/kg, and ethanol + KM 400 mg/kg, respectively. At the end of 8 weeks, blood was collected by a retro-orbital puncture for the estimation of liver enzymes (aspartate aminotransferase [AST] and alanine aminotransferase [ALT]). The liver was dissected out for histopathology. Using one-way ANOVA and post hoc Tukey’s test, the data were analyzed.Results: There was a significant (p<0.05) decrease in the serum AST and ALT level in rats treated with KM 72 mg/kg as compared to toxic control. Liver parenchyma showed near normal architecture in KM 72 mg/kg-treated group as compared to ethanol-treated group which showed extensive ballooning degeneration of hepatocytes and microvesicular steatosis.Conclusion: KM, in the dose of 72 mg/kg, which is the therapeutic dosage described in Siddha additional literature, exerted hepatoprotective effect against ethanol-induced liver damage in rats.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document