scholarly journals Efek Antidiabetes Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Dan Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight.) Pada Tikus Putih Dengan Metode Induksi Aloksan

2020 ◽  
Vol 6 (01) ◽  
pp. 13-29
Author(s):  
Nikeherpianti Lolok ◽  
Wa Ode Yuliastri ◽  
Fiqri Algafiq Abdillah

Diabetes melitus ditandai dengan terjadinya hiperglikemi. Indonesia merupakan negara menempati urutan ke 7 dengan penderita DM sejumlah 8,5 juta. Penggunan obat bahan alam sudah banyak digunakan secara empiris oleh masyarakat, diantaranya ekstrak daun pandan wangi dan daun salam masing-masing telah dilaporkan memilikiefek hipoglikemik dan berpotensi sebagai antioksidan yang dapat memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, termasuk pankreas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight.) memberikan efek  dalam penurunan kadar gula darah pada tikus (Rattus norvegicus) putih galur wistar yang diinduksi diabetes dibandingkan dengan kelompok negative serta Untuk megetahui kelompok kombinasi Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight.) dapat memberikan hasil yang optimal dalam penurunan kadar gula darah dibandingkan kelompok positif. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Sampel diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan  pelarut etanol 96%. Pengujian efek antidiabetes hewan uji dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol positif, kombinasi ekstrak dan kelompok kontrol negatif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan One-Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil uji terhadap tikus yang diinduksi diabetes menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak daun pandan wangi dan daun salam secara signifikan mampu menurunkan kadar gula darah dibandingkan kontrol negatif (p<0,05), namun hasilnya tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol positif (p>0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun pandan wangi dan daun salam memiliki kemampuan menurunkan kadar gula darah pada tikus yang diinduksi diabetes

2019 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 238-245
Author(s):  
Rochanisa Sita Arifani ◽  
Nurmasari Widyastuti ◽  
Choirun Nissa

Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatarbelakangi oleh resistensi insulin. Resistensi insulin mengakibatkan peningkatan lemak tubuh yang dapat mengganggu kerja sistem saraf, termasuk sinyal yang mengatur tekanan darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik. Mengkonsumsi serealia tinggi serat dan antioksin seperti sorgum dapat menurunkan tekanan darah sistolik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian tepung sorgum terhadap tekanan darah sistolik tikus wistar diabetes.  Metode: Penelitian dengan desain true experimental pre and post test with randomized control group design. Sampel yang digunakan 18 ekor tikus wistar jantan, dibagi dalam 3 kelompok secara acak yaitu kontrol positif (K+), negatif (K-), dan perlakuan tepung sorgum (P). K+ dan P di injeksi STZ 45 mg/kgBB dan NA 110 mg/kgBB. Kelompok K – dan K + diberi pakan standar sebanyak 20 g/hari, sedangkan P diberi pakan yang terdiri dari tepung sorgum 5 g/hari dan pakan standar sebanyak 15 g/hari selama 28 hari. Tiga hari setelah injeksi, hari ke-14 intervensi, dan paska intervensi tikus diperiksa tekanan darah sistolik menggunakan metode pengukuran langsung di ekor tikus secara non invasif menggunakan spyghmomanometer. Intervensi pemberian tepung sorgum pada kelompok P diberikan selama 28 hari. Analisis data menggunakan uji paired t-test, one way anova, dan kruskal wallis.Hasil: Terdapat perbedaan signifikan tekanan darah sistolik tikus sebelum intervensi (p=0,003) dan setelah intervensi (p=0,001). Kelompok K- dan K+ mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dan pada kelompok P terjadi penurunan tekanan darah sistolik. Penurunan tekanan darah sistolik pada kelompok perlakuan sebesar 89,3 mmHg (43,9%).Simpulan: Tepung sorgum dapat menurunkan tekanan darah sistolik tikus wistar diabetes secara signifikan.


2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
MENTARI AMENDA SAPUTRI ◽  
HERIN SETIANINGSIH

<p class="Default">Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Gaya hidup masyarakat terutama dalam mengkonsumsi diet yang tidak sehat dapat meningkatkan kadar LDL yang dapat menyebabkan  penyakit kardiovaskular. Rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>)<em> </em>yang banyak dibudidayakan di Indonesia mengandung flavonoid dan triterpenoid yang diduga dapat menurunkan kadar LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) <em> </em>terhadap kadar LDL pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni laboratorik dengan rancangan penelitian <em>Post Test Control Group Design. </em>Sampel yang digunakan adalah 24 ekor tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang dibagi ke dalam tiga kelompok: kelompok yang diberi diet standar selama 28 hari (K1), kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari (K2), dan kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari dan pada hari ke-15 sampai hari ke-28 diberi ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) dengan dosis 140mg/200grBB/hari (K3). Hasil analisis statistik <em>One Way Anova </em>menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar LDL yang signifikan antara ketiga kelompok pada penelitian ini (p&lt;0,001). Kadar LDL pada K2 (=16,00±3,29) meningkat secara bermakna dibandingkan dengan K1 (=10,62±1,77). Sedangkan kadar LDL pada K3 (=6,88±2,42) menurun secara bermakna dibandingkan dengan K2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) berpengaruh terhadap kadar LDL darah pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak.</p><p><strong>Kata kunci</strong> : diet tinggi lemak, LDL, <em>Kappaphycus alvarezii</em></p>


PHARMACON ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 151
Author(s):  
Ausich Singal ◽  
Edwin De Queljoe ◽  
Paulina Yamlean

ABSTRACT This study aims to determine the effect of infusion of conjoined pumpkin leaves (Sechium edule) on reducing total blood cholesterol of male white rats (Rattus norvegicus). The subjects of this study were 15 male white rats with an average body weight of 200 grams which were divided into 5 groups, each group consisted of 3 mice. The method used is a laboratory experiment with a completely randomized design. The results were obtained from 2 measurements of blood cholesterol levels, namely measurements before and after treatment. The treatment begins with the provision of high-fat foods for 48 days. On the 49th day a blood cholesterol level was measured before treatment. Furthermore, treatment was given to each group, namely aquades in the negative control group, simvastatin in the positive control group, and squash leaves infusion with their respective doses in the dose group I (40%), the dose group II (20%), and the dose group III (10%). Measurement of cholesterol levels after treatment was carried out on day 54. Data were analyzed by Paired t-test and One Way ANOVA. The analysis showed that there were no significant differences between treatment groups. Judging from the change in average and percentage, 40% infusion dose of siamese pumpkin leaves gives the best reduction in cholesterol levels. Keywords: Cholesterol, pumpkin leaves, male white mouse infusion. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun labu siam (Sechium edule ) terhadap penuruan kolesterol darah total tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Subjek penelitian ini berupa tikus putih jantan berjumlah 15 ekor dengan berat badan rata-rata 200 gram yang dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok sebanyak 3 ekor. Metode yang digunakan yaitu eksperimen laboratorium dengan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian diperoleh dari 2 kali pengukuran kadar koleterol darah yaitu pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan. Perlakuan dimulai dengan pemberian makanan tinggi lemak selama 48 hari. Pada hari ke49 dilakukan pengukuran kadar kolesterol darah sebelum perlakuan. Selanjutnya diberikan perlakuan pada tiap kelompok yaitu aquades pada kelompok kontrol negatif, simvastatin pada kelompok kontrol positif, dan infusa daun labu siam dengan dosis masing-masing pada kelompok dosis I (40 %), kelompok dosis II (20 %), dan kelompok dosis III (10%). Pengukuran kadar kolesterol sesudah perlakuan dilakukan pada hari 54. Data diananlisis dengan Paired t-test dan One Way ANOVA. Hasil analisa menunjukan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan. Dilihat dari perubahan rerataan dan presentase, dosis infusa  40% daun labu siam memberikan penurunan kadar koleterol terbaik. Kata kunci : Infusa daun Labu siam, kolesterol, tikus putih jantan.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 48 ◽  
Author(s):  
Oki Sandra Agnesa ◽  
Joko Waluyo ◽  
Jekti Prihatin ◽  
Sri Rahayu Lestari

Penyakit jantung koroner (PJK) terutama disebabkan oleh aterosklerosis karena hiperkolesterolimia. Oksidasi low density lipoprotein (LDL) oleh reactive oxygen species (ROS) sebagai penyebab utama proses aterogenik dapat dicegah dengan kehadiran antioksidan seperti vitamin E. Buah dan sayuran banyak mengandung vitamin. Salah satu buah yang mengandung vitamin E adalah buah merah (Pandanus conoideus Lam.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah merah terhadap kadar LDL darah pada tikus putih (Rattus norvegicus L.). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium yang didesain mengikuti Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan dengan parameter penelitian adalah kadar LDL darah tikus putih. Data dianalisis menggunakan one way anova dilanjutkan dengan uji Duncan 95%. Berdasarkan hasil penelitian, minyak buah merah memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar LDL darah tikus putih.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Ahmad Fuadi ◽  
Yoyon Arif ◽  
Yudi Purnomo

Hiperglikemia pada Diabetes Melitus (DM) meningkatkan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dan berperan terhadap risiko komplikasi nefropati diabetik. Daun gedi merah (Abelmoschus manihot (L.) Medik) berkhasiat sebagai antidiabetik dan antioksidan tetapi penelitian ekstrak etanol daun gedi merah (EEDGM) untuk mencegah nefropati diabetik belum banyak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek EEDGM terhadap kadar SOD dan MDA ginjal tikus model DM.Metode: Tikus Sprague dawley jantan usia 4-6 minggu dikelompokan menjadi 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan (n=25 ekor). Tikus DM dibuat dengan diet tinggi lemak-fruktosa (DTLF) dan streptozotocin (STZ) 25 mg/kgBB i.p multiple dose. Ekstrak etanol daun gedi merah (EEDGM) diberikan per oral selama 4 minggu. Kadar SOD dan MDA ginjal diukur menggunakan SOD rat kit dan MDA rat kit. Hasil dianalisa dengan One Way Anova dilanjutkan dengan uji BNT (p<0,05).Hasil: Pemberian EEDGM dosis 800 mg/kgBB menghambat penurunan kadar SOD jaringan ginjal dengan persentase sekitar 60% dibandingkan KDM (p<0,05). Pemberian EEDGM dosis 400 mg/kgBB menghambat peningkatan kadar MDA jaringan ginjal dengan persentase sekitar 20% dibandingkan KDM (p<0,05). Induksi DTLF dan STZ menurunkan kadar SOD jaringan ginjal dengan persentase sekitar 40% dan meningkatkan kadar MDA jaringan ginjal dengan persentase sekitar 30%.Kesimpulan: Pemberian EEDGM dapat menghambat penurunan kadar SOD dan peningkatan kadar MDA jaringan ginjal tikus model DM.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 47-57
Author(s):  
Panca Buana Wijaya ◽  
Tyas Rini Saraswati ◽  
Silvana Tana ◽  
Sunarno Sunarno ◽  
Erma Prihastanti

Consumption of liquor such as Ciu in excessive doses can cause a decrease in hematological status. Balimo stem is an alternative treatment to improve hematological status due to excessive alcohol consumption because it contains alkaloids, flavonoids, and other secondary metabolic compounds, that have functions as antioxidant effects. This study aims to examine and analyze the effect of Balimo immersion water on the hematological status of mice with the observed variables, namely the erythrocytes count, hemoglobin levels, hematocrit value, and total count of leukocytes in rats that had been given Ciu. The study used 20 Rattus norvegicus male rats which were divided into 4 groups. The data were analyzed using one-way ANOVA. The results showed no significant differences (p <0.05) on the Balimo immersion water treatment, but if it was seen from the difference in the mean data of each variable, it could still be seen the difference from each treatment. In this study, it can be concluded that Balimo immersion water was able to improve the hematological status of rats that had been given Ciu liquor with a 0,2 mL dose.


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 68
Author(s):  
Andina Dwinanda ◽  
Nita Afriani ◽  
Hardisman Hardisman

Kadar kolesterol berlebihan dalam tubuh akan mengakibatkan penumpukan lemak di hepar. Salah satu alternatif obat tradisional yang dapat menurunkan kadar kolesterol adalah tanaman seledri. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa fraksi air herba seledri dapat menurunkan kadar kolesterol total pada keadaan hiperkolesterol. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh pemberian jus seledri terhadap gambaran mikroskopis hepar yang diinduksi diet hiperkolesterol pada tikus percobaan. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan desain post test control group. Sampel berjumlah 25 ekor tikus yang terdiri atas 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan 1, perlakuan 2 dan perlakuan 3. Masing-masing perlakuan diberikan diet hiperkolesterol yang dibuat dari minyak babi sebanyak 2 gram dan kuning telur puyuh rebus 1 gram selama 14 hari. Selanjutnya diberikan jus seledri dengan dosis masing-masing kelompok perlakuan yaitu 0,72ml/200gBB; 1,44ml/200gBB; dan 2,16ml/200gBB yang diberikan dua kali sehari selama 14 hari berikutnya. Histopatologi hepar tikus diamati dengan menghitung jumlah sel yang mengalami perlemakan. Analisis data menggunakan uji one way Anova terhadap semua kelompok. Hasil analisis memperlihatkan terjadi perubahan jumlah sel berlemak yang bermakna secara statistik antara kelompok kontrol dengan ketiga kelompok perlakuan dengan nilai p<0,05. Simpulan penelitian ini adalah jus seledri dapat mengurangi perlemakan sel hepar akibat penumpukan lemak dengan dosis efektif yaitu 0,72ml/200gBB.


2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 19-26
Author(s):  
Dian Yuliartha Lestari ◽  
Rizky Trimaulidia

High salt diet and prednisone administration will increase blood pressure which chronically causes heart muscle remodeling so that it appears macroscopically as left ventricular hypertrophy. Bay leaf extract contains flavonoids which can lower blood pressure and decrease left ventricular thickening. To determine the effect of bay leaf extract (Syzygiumpolyanthum) on the left ventricle thickening of rat heart (Rattus norvegicus wistar strain) in hypertensive model.  True experimental post-test only controls group design with simple random sampling technique. The subjects of this study were 25 male Wistar rats aged 2-3 months weighing 150-200 grams. Rats were induced with prednisone 1.5 mg/ KgBW / day in 2% NaCl for 6 weeks followed by administration of bay leaf extract at a dose of 70 mg/ KgBW, a dose of 140 mg/ KgBW, and a dose of 280 mg/ KgBW. Data analyzed by One Way ANOVA, Post Hoc Bonferroni, followed by Linear: One Way ANOVA test showed significant differences between treatments (p = 0.000). The Bonferroni Post Hoc test concluded that there were significant differences in the treatment of the P2 and P3 groups. Linear regression test obtained R square 0.663 and obtained the equation Y = 1965.838 - 1.275X. The extract of bay leaf (Syzygiumpolyanthum) has an effect on decreasing the left ventricle thickening of the white male rat heart (Rattus norvegicus wistar strain) hypertension model.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 102-109
Author(s):  
Ni Wayan Sukma Antari ◽  
Ida Ayu Manik Damayanti ◽  
Nadya Treesna Wulansari

This study aims to determine the increase in the quality of spermatozoa and testosterone after giving L-carnitine to white rats (Rattus norvegicus). This study was conducted by giving L-carnitine as a treatment for 42 days in white rats with a dose variation of 100 mg/kg bw, 150 mg/kg bw, and 200 mg/kg bw and user controls as a comparison. The variables observed in this study were the quality of spermatozoa, namely: morphology, motility, viability, membrane integrity, and seeing the levels of the hormone testosterone. The research data were processed using a computer statistical program (SPSS 22.0 for Windows) using the One Way Anova test. The results showed that giving high doses of L-carnitine supplements for a long time could cause decreased spermatozoa quality, namely: morphology, motility, viability, membrane integrity and decreased levels of the hormone testosterone.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Tengku Anggun Lestari ◽  
Nour Athiroh ◽  
Nurul Jadid Mubarakati

Tea Benalu (Scurrula atropurpurea [Bl.] Dans.) and Mango Benalu (Dendrophthoe pentandra L. miq.) containssecondary metabolites with potential antioxidant potential. Antioxidants can inhibit the oxidation process and reduce Total Cholesterol, Triglycerides, Low-Density Lipoprotein (LDL) and increase High-Density Lipoprotein (HDL). The safety of the preparations for the combination of parasites of tea and mango leaves was tested to obtain toxic effects after repeated treatment tests over some time. The purpose of this study was to determine the toxic effects of a combination of methanolic extracts of a combination of tea parasites and mangoes in female rats (Rattus norvegicus) subchronically for 28 days by looking at the results of the clinical biochemical examination on lipid profiles, namely total cholesterol levels, triglycerides, high-density lipoproteins (28%). HDL), and Low-Density Lipoprotein (LDL). The method of this study was experimental with a combination dose of methanol extract of tea parasite leaves and mango parasite leaves at a dose of 250 mg / KgBB, 500 mg / KgBB and 1000 mg / KgBB with 5x replications each treatment. The subjects used white rats (Rattus norvegicus) female Wistar strains aged 6-8 weeks with a minimum body weight of 100 grams. The treatment in this study was in the form of each dose given 5 times a week for 28 days (subchronic toxicity test) orally. Lipid profile levels were analyzed using the one-way ANOVA test. The results showed that the level of control blood lipid profile with a treatment dose of 250 mg / KgBW, 500 mg / KgBW, and 1000 mg / KgBW was not significantly different. The toxicity test of combined extracts of tea leaves and mango parasite leaves of female rat Rattus novergicus on subchronic exposure 28 days with those doses showed no difference tangible between treatments of controls. This means it is safe and does not cause toxic properties in the lipid profile of female wistar rats.Keywords: Lipid Profile, Scurrula atropurpurea, Dendophthoe pentandra, Sub-Chronic Toxicity, Rattus norvegicus ABSTRAKBenalu Teh (Scurrula atropurpurea [Bl.] Dans.) dan  Benalu Mangga (Dendrophthoe pentandra L. miq.) mengandung metabolit sekunder berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan dapat memperhambat proses oksidasi dan menurunkan Cholesterol Total, Trigliserida, Low Density Lipoprotein (LDL) dan menaikkan High Density Lipoprotein (HDL). Keamanan sediaan kombinasi daun benalu teh dan mangga diuji memperoleh tentang efek toksik setelah uji perlakuan berulang dalam jangka waktu tertentu. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek toksik kombinasi ekstrak metanolik kombinasi daun benalu teh dan mangga pada tikus betina (Rattus norvegicus) secara subkronik selama 28 hari dengan melihat hasil pemeriksaan biokimia klinis pada profil lipid, yaitu kadar Cholesterol Total, Trigliserida, High Density Lipoprotein (HDL), dan Low Density Lipoprotein (LDL). Metode penelitian ini adalah eksperimental dengan perlakuan dosis kombinasi ekstrak metanol daun benalu teh dan daun benalu mangga dosis 250 mg/KgBB, 500 mg/KgBB dan 1000 mg/KgBB dengan ulangan 5x tiap perlakuan. Subjek menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) betina strain wistar yang berumur 6-8 minggu dengan berat badan minimal 100 gram. Perlakuan dalam penelitian ini berupa setiap dosis  diberikan 5 kali seminggu selama 28 hari (uji toksisitas subkronik) secara per-oral. Kadar profil lipid dianalisis menggunakan uji One-way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar profil lipid darah kontrol dengan perlakuan dosis 250 mg/KgBB, 500 mg/KgBB dan 1000 mg/KgBB tidak berbeda nyata. Uji”toksisitas”ekstrak kombinasi daun benalu teh dan daun benalu mangga  tikus betina Rattus novergicus pada paparan subkronik 28 hari dengan”dosis”tersebut menunjukkan hasil tidak”beda”nyata antara perlakuan terhadap”kontrol. ”Hal ini berarti aman dan tidak menimbulkan sifat toksik pada profil lipid tikus wistar betina.Kata Kunci : Profil Lipid, Scurrula atropurpurea, Dendophthoe pentandra, Subkronik, Rattus norvegicus


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document