PENGARUH ASPEK SOSIAL BUDAYA TERHADAP SIKAP PELECEHAN SEKSUAL

2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 233-245
Author(s):  
Dian Jayantari Putri K Hedo ◽  
Santy Irene Putri ◽  
Philipus Prihantiko Kurniagung

Pelecehan seksual semakin marak terjadi baik di ruang tertutup ataupun terbuka. Pelecehan tersebut dapat dialami baik oleh perempuan ataupun laki-laki. Pelecehan seksual menimbulkan konsekuensi negatif salah satunya masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, serta post traumatic syndrome disorder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aspek sosial budaya terhadap sikap pelecehan seksual. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 300 responden yang dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2021. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan menggunakan metode simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online menggunakan google form. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia, pendidikan, dan budaya berpengaruh signifikan terhadap sikap pelecehan seksual, sedangkan pekerjaan tidak berpengaruh terhadap sikap pelecehan seksual.

2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Erike Yunicha Viridula

ABSTRAKGangguan pertumbuhan bayi pada usia dini menyebabkan bayi diberikan MP-ASI terlalu dini dan ibunya tidak memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pada awal kehidupan bayi. Dari hasil studi pendahuluan pada bayi berusia 6-11 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif hampir sepenuhnya meragukan perkembangan. Jika ini terus berlanjut, bayi tidak dapat berkembang dengan baik di usia berikutnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan perkembangan pada bayi usia 6-11 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan ASI non eksklusif di Puskesmas kecamatan kecamatan Durenan Trenggalek tahun 2017.Desain penelitian ini adalah studi inferensial dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ibu dengan bayi 6-11 bulan pada bulan Oktober di Puskesmas kecamatan kecamatan Durenan Trenggalek pada tahun 2017 berjumlah 40 responden yang diambil menggunakan metode probability sampling dari jenis sistem simple random sampling. Data dianalisis dengan analisis univariat bahwa distribusi frekuensi variabel independen dan dependen dan analisis bivariat menggunakan Mann-Whitney U.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 responden 95% yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki perkembangan yang sesuai, 5% memiliki perkembangan yang meragukan, 0% mengalami gangguan perkembangan. Sementara 20 responden diberi 40% menyusui non eksklusif memiliki perkembangan yang sesuai, 60% memiliki perkembangan yang meragukan, dan 0% mengalami gangguan perkembangan. Hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaan perkembangan pada bayi usia 6-11 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan ASI non eksklusif di Puskesmas kecamatan Durenan Trenggalek tahun 2017.Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan perkembangan pada bayi usia 6-11 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif dan ASI non eksklusif di Puskesmas kecamatan Durenan Trenggalek tahun 2017. Sehingga diharapkan bayi mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan hingga 2 tahun dengan makanan pendamping (MP-ASI).Kata kunci : ASI eksklusif, ASI tidak eksklusif, pengembangan ABSTRACTDisorder of Infant growth in early life caused baby are given Complementary feeding (MP-ASI) too early and the mother didn’t give exclusive breastfeeding for 6 months in early life of baby. From the results of preliminary studies in infants aged 6-11 months who get non exclusive breastfeeding had almost entirely dubious developments. If this continues, the baby can’t develop properly in the next age. The purpose of this study to determine development differences in infants aged 6-11 months who get exclusive breastfeeding  and non- exclusive breasfeeding in community health center sub district Durenan Trenggalek district in 2017. The design of this study is inferential study with cross sectional approach.  Samples which taken in this study were mothers with infants 6-11 months in October in community health center sub district Durenan Trenggalek district in 2017 amounted to 40 respondents drawn using probability sampling method of the type system simple random sampling.  Data were analyzed by univariate analysis that the frequency distribution of independent and dependent variables and bivariate analysis using Mann-Whitney U. The results showed that of the 20 respondents 95% who get exclusive breastfeding had appropriate development, 5% had dubious developments, 0% had disorder development. While 20 respondents were given 40% non exclusive breastfeeding had appropriate development, 60% have dubious development, and 0% had disorder development. Statistical analysis showed there are differences development in infants aged 6-11 months who get exclusive breastfeeding and non-exclusive breasfeeding in community health center sub district Durenan Trenggalek in 2017. So can be concluded that there are differences development in infants aged 6-11 months who get exclusive breastfeeding and non-exclusive breasfeeding in community health center sub district Durenan Trenggalek in 2017.So expected the babies got exclusive breastfeeding for the first 6 months and continued to 2 years with complementary foods (MP-ASI).Key Words : exclusive breastfeding, non exclusive breastfeding, development


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Ester Verninde ◽  
I Gede Mustika ◽  
Purwaningtyas Kusumaningsih

ABSTRAK<br />Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu factor utama yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dua diantaranya yang berperan penting yaitu factor kesehatan dan gizi. Tingkat prestasi pada anak SD di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebiasaan sarapan, pedidikan ibu dan status gizi terhadap tingkat prestasi anak kelas IV dan V SD Inpres Weetebula II. Desain Cross Sectional yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2018 dengan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan cara simple random sampling pada siswa kelas IV dan V (37 responden). Data kebiasaan sarapan menggunakan kuesioner, pendidikan ibu menggunakan data sekolah, status gizi menggunakan pengukuran antropometri, sedangkan tingkat prestasi menggunakan nilai raport. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan sarapan pagi terhadap status gizi berpengaruh (nilai p=0,000), pendidikan ibu terhadap status gizi tidak berpengaruh (nilai p=0,520), status gizi tidak berpengaruh terhadap tingkat prestasi (nilai p=0,638), kebiasaan sarapan berpengaruh terhadap tingkat prestasi (nilai p=0,044), pendidikan ibu tidak berpengaruh terhadap tingkat prestasi (nilai p=0,334). Penelitian ini menunjukkan ada pengaruh antara kebiasaan sarapan terhadap status gizi dan tingkat prestasi dan tidak ada pengaruh antara kebiasaan sarapan, pendidikan ibu dan status gizi terhadap tingkat prestasi.<br />Kata kunci :kebiasaan sarapan, pendidikan ibu, status gizi dan tingkat prestasi. Siswa SD<br />ABSTRACT Human resources (HR) are one of the main factors needed in carrying out national development. Two of them have important roles, namely health and nutrition factors. The level of achievement in elementary school children is influenced by internal and external factors. The purpose of this study was to determine the effect of breakfast habits, maternal education and nutritional status on the level of achievement of grade IV and V children of SD Inpres Weetebula II. Cross Sectional Design conducted in May-June 2018 with a sampling technique using probability sampling by means of simple random sampling for students in grades IV and V (37 respondents). Data on breakfast habits using questionnaires, maternal education using school data, nutritional status using anthropometric measurements, while the achievement level uses report cards. The results of this study indicate that the habit of breakfast to nutritional status has an effect (p value = 0,000), maternal education on nutritional status has no effect (p value = 0.520), nutritional status does not affect the level of achievement (p value = 0.638), influential breakfast habits towards the level of achievement (p value = 0.044), maternal education does not affect the level of achievement (p value = 0.334). This study shows that there is an influence between breakfast habits on nutritional status and level of achievement and no influence between breakfast habits, maternal education and nutritional status on achievement levels.<br />Keywords: breakfast habits, maternal education, nutritional status and level of achievement. Elementary students


2014 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Lusyta Puri Ardhiyanti

Jampersal dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang didalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan persalinan, pelayanan nifas termasuk KB pasca salin dan pelayanan bayi baru lahir (BBL) (Kemenkes RI, 2011). Cakupan atau target K1 dan K4 yang diharapkan berkisar antara 80-95%, sebaliknya standar cakupan ibu hamil yang ditoleransi mangkirnya (default toleration) normalnya berkisar 5-20%, bila standar cakupan pelayanan dan toleransi mangkir ini tidak terpenuhi, maka pada dasarnya program ANC sangat jelek dan tidak terkendali (Depkes RI, 2008). Jenis penelitianadalah analitik observasional melalui pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 52 ibu hamil Trimester III sedangkan sampelnya sebanyak 46 ibu hamil Trimester III yang berkunjung ke BPM Ny Sofa,S.ST Mancar Peterongan Jombang. Pengambilan sampel secara probability sampling dengan tehnik simple random sampling. Data diolah dengan software SPSS didapatkan hasil analisis dengan uji Chi-Square diperoleh nilai Probabilitas sebesar ρ = 0.001 < 0,05. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak berarti ada hubungan antara pemanfaatan program pelayanan Jaminan Persalinan (Jampersal) dengan pencapaian cakupan K4 (AntenatalCare) dengan tingkat keeratan sebesar 0,427 hal ini menunjukkan bahwa tingkat keeratannya cukup kuat. Sehingga alasan inilah yang menjadikan bahwa dengan adanya program pelayanan jaminan persalinan secara tidak langsung dapat meningkatkan pencapaian cakupan K4 (Antenatal Care) sekaligus untuk menilai keberhasilan program Jampersal ini.


2016 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
Author(s):  
Moh. Ubaidillah Faqih ◽  
Ahsan, Tina Handayani Nasution

Abstrak: Kinerja perawat merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan pelayanan di rumah sakit. Kinerja dipengaruhi oleh kemampuan tenaga kerja, motivasi kerja, dukungan yang diterima (kepemimpinan), keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja perawat gawat darurat. Rancangan penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan waktu (Cross Sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat instalasi gawat darurat RSUD dr. R. Koesma Tuban, RSNU Tuban dan RS Medika Mulia Tuban. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 perawat dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu simple random sampling. Uji bivariat yang digunakan adalah uji Spearmen dan menggunakan uji regresi linier sebagai uji multivariat. Dari hasil analisis diketahui faktor yang berhubungan adalah kemampuan dan keterampilan (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi kuat (r =0,678), faktor Kepemimpinan (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi yang kuat (r=0,662), faktor budaya organisasi (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi yang sangat kuat (r=0,854), sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah pengalaman (p=0,872). Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah kemampuan dan keterampilan, kepemimpinan, budaya organisasi, sedangkan yang tidak berhubungan adalah pengalaman. Sebaiknya perawat Instalasi Gawat Darurat lebih memahami dan mampu menerapkan metode pendekatan budaya organisasi dalam malaksanakan tugas dan kinerja sehari-hari, sehingga dapat menjadi contoh untuk petugas kesehatan yang lain. saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan pendekatan teori tentang budaya organisasi dan kinerja yang lain. Kata kunci: kinerja, kemampuan, keterampilan, budaya organisasi, kepemimpinan


2021 ◽  
pp. 943-949
Author(s):  
Nurwahida Karim ◽  
Yusriani ◽  
Fairus Prihatin Idris

Data provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015 prevalensi hipertensi pada perempuan 47,73% lebih besar dibandingkan dengan laki-laki 38,51%. Data dari dinas kesehatan Kabupaten Luwu Utara pada tahun 2019 ditemukan 5656 ibu hamil  dengan usia 15-39 tahun dan diperoleh angka ibu hamil beresiko terjadi hipertensi sebanyak 739 ibu hamil. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian cross sectional  yang bertujuan untuk mengetahui hubungan model komunikasi SMCR bidan desa dengan pengetahuan ibu hamil dalam mencegah hipertensi. Populasi dalam penelitian sebanyak 132 ibu hamil. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan Teknik simple random sampling. Data yang dikumpulkan kemudian diolah secara manual dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan sebanyak 22 responden (29.7%) ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang dan yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 52 (70.3%), sehingga tidak ada hubungan antara model komunikasi SMCR bidan desa dengan pengetahuan ibu hamil dengan nilai  p  (value) = 0,412. Di harapkan pada peneliti selanjutnya sebaiknya meneliti hubungan model komunikasi SMCR bidan desa dengan pengetahuan ibu hamil dalam mencegah hipertensi. Dan di harapkan kepada Bidan desa harus mampu meningkatkan model komunikasi SMCR dengan ibu hamil agar pengetahuan lebih efektif.


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 14-20
Author(s):  
Sari Pratiwi Apidianti ◽  
Kinanatul Qomariyah

Hasil penelitian Badan Litbangkes Kemkes tahun 2012 menyatakan 17,7 % kematian disebabkan Stroke dan 10% kematian disebabkan Ischaemic Heart Disease. Penyebab kematian ini, “soulmate factor”nya adalah hipertensi.Dimana penderitanya lebih banyak terjadi pada wanita.Penyebab diantaranya karena penggunaan KB hormonal, sebab KB hormonal mengandung hormon estrogen progesteron yang mengakibatkan tromboemboli dan gangguan pembuluh darah otak sehingga meningkatkan tekanan darah.Berdasarkan studi pendahuluan yang diperoleh di Poskesdes Gugul diperoleh 97 wanita menderita hipertensi, 63 wanita diantaranya menggunakan KB hormonal. Desain penelitian ini bersifat analitik korelasi dan berdasarkan waktu penelitian ini menggunakan cross sectional. Populasinya adalah semua akseptor KB berjumlah 122 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 93 orang, diambil dengan tekhnik  probability sampling yaitu  Simple Random Sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan KB Hormonal sedangkan variabel terikatnya adalah kejadian hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar (63,44%) responden menggunakan KB hormonal > 2 tahun dan sebagian besar (51,61%) responden mengalami kejadian hipertensi. Hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai α = 0,05, df = 1, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada hubungan antara penggunaan KB hormonal dengan kejadian hipertensi di Poskesdes Gugul Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan. Upaya yangdilakukan bidan sebagai pelaksana pelayanan KB perlu melakukan skrining untuk memastikan tidak terdapat kontraindikasi bagi pemakaian kontrasepsi hormonal serta melakukan promosi kesehatan.Bagi akseptor dengan hipertensi dianjurkan rutinmemeriksakan tekanan darah serta memilih kontrasepsi non hormonal.Untuk akseptor yang tidak hipertensi dianjurkan menjaga pola hidup sehat agar akseptor bisa mengantisipasiterjadinya hipertensi


EMBRIO ◽  
2019 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 64-71
Author(s):  
Uliyatul Laili

Remaja putri yang mampu menjaga kebersihan vagina saat menstruasi tidak akan mengalami pruritus vulva. Namun kenyataannya, masih banyak remaja yang mengalami pruritus vulva, teruma pada remaja yang berada di lingkungan pondok pesantren. Salah satu penyebab kejadian pruritus vulva karena padatnya jadwal kegiatan sekolah dan kegiatan pondok pesantren. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan frekuensi pemakaian pembalut saat menstruasi dengan kejadian pruritus vulva. Jenis penelitian yaitu analitik dengan desain cross sectional. Populasi seluruh santriwati SMA Al-Furqon pondok pesantren Al-Furqon Driyorejo Gresik, sampel sebanyak 57 orang yang ditentukan secara probability sampling, menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square dengan hasil < ɑ 0,05. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar (63,2%) tidak sering mengganti pembalut, sebagian besar (56,1%) mengalami pruritus vulva kategori sedang. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai ρ = 0,000 < ɑ 0,05 berarti H0 di tolak artinya ada hubungan frekuensi pemakaian pembalut saat menstruasi dengan kejadian pruritus vulva. Semakin sering mengganti pembalut saat menstruasi maka akan menurunkan kejadian pruritus vulva, disarankan bagi wanita untuk sering mengganti pembalut saat menstruasi sehingga mencegah pruritus vulva.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 432
Author(s):  
Yulia Paramita Rusady ◽  
Zulaikha Zulaikha

Kontrasepsi merupakan metode untuk menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan. Salah satu metode kontrasepsi efektif adalah implant. Berdasarkan hasil survey awal, pengguna implant hanya 2,5%. Hal itu dikarenakan kurangnya konseling dari bidan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh konseling terhadap persepsi tentang kontrasepsi implan di Puskesmas Pembantu Kelurahan Lawangan Daya Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan.Desain penelitian ini bersifat survey analitik, berdasarkan waktunya menggunakan cross sectional. Sampelnya adalah sebagian WUS yang tidak mengunakan kontrasepsi sebanyak 279 orang menggunakan teknik sampling probability sampling tipe simple random sampling. Teknik pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner dan cheklist. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square.Berdasarkan tabulasi silang diketahui bahwa sebagian besar responden yang paham tentang kontrasepsi implant mempunyai persepsi positif yaitu sebanyak 140 responden (55,6 %). Berdasarkan uji statistik Chi-Square didapatkan nilai  ,  dk = 1, X2 hitung = 4,84 > X2 tabel = 3,841, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh konseling terhadap persepsi tentang kontrasepsi implant di Puskesmas Pembantu Kelurahan Lawangan Daya Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Maka di perlukan upaya dari petugas kesehatan untuk meningkatkan intensitas konseling/temu wicara dengan para WUS sebagai upaya promotif dalam pemakaian kontrasepsi implant. 


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 98-108
Author(s):  
Luh Made Wisniastuti ◽  
A.A Sri Agung Adilatri ◽  
Ika Setya Purwanti

Pendahuluan: Pada masa remaja terjadi suatu pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan disertai banyak perubahan baik secara psikis maupun fisik, termasuk di dalamnya ialah perkembangan organ-organ reproduksi atau organ seksual sehingga terjadinya kematangan yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan melakukan fungsi reproduksi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Stres dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada hormon dan dapat menyebabkan kegagalan ovulasi pada wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswi semester VIII di STIKes Wira Medika Bali. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 53 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah Probability Sampling yaitu Simple Random Sampling. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner tingkat stres dan kuesioner siklus menstruasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar tingkat stres adalah sedang yaitu sebanyak 15 orang (28,3%) dan siklus menstruasi responden sebagian besar adalah tidak teratur yaitu sebanyak 38 orang (71,7%). Hasil analisis dengan menggunakan uji rank spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi mahasiswi semester VIII dengan p value 0,000 dengan koefisien korelasi 0,537 kekuatan hubungan sedang. Diskusi: Maka, mahasiswi diharapkan agar dapat menjaga kesehatan fisik dan mental. Kata Kunci: tingkat stres, kepuasan, siklus menstruasi     ABSTRACT Introduction: In adolescence occurs a rapid growth and development and accompanied by many changes both psychically and physically, including in it is the development of reproductive organs or sexual organs so that the maturity indicated by the ability to perform reproductive function. Menstruation or menstruation is a physiological change in a woman's body that occurs periodically and is affected by reproductive hormones. Stress can cause stress on hormones and can cause ovulation failure in women. This study aims to determine the relationship of stress level with menstrual cycle at the semester VIII student in STIKes Wira Medika Bali Methods: The research design is using Cross Sectional approach. The sample used is 53 respondents. Sampling technique in this research is Probability Sampling is Simple Random Sampling. Data were collected using a stress level questionnaire and a menstrual cycles questionnaire. Result: The result of this research shows that most of stress level is moderate that is 15 people (28,3%) and menstruation cycle mostly irregular that is 38 people (71,7%). The result of analysis by using spearman rank test showed that there was a significant correlation between stress level with menstrual cycle of female student of semester VIII with p value 0,000 with correlation coefficient of 0.537 moderate relationship strength. Discussion: Thus, So, female students are expected to maintain physical and mental health.  Keywords: Stress level, Menstrual cycle


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 199-204
Author(s):  
Dwi Ernawati ◽  
Nuh Huda ◽  
Diyah Arini ◽  
Elysabeth O.P

Perawat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien termasuk pendokumentasiannya. Dokumentasi asuhan keperawatan dengan metode EMR (Electronic Medical Record) di ruang rawat inap RS premier Surabaya  bertujuan membantu pasien agar dapat terdiagnosis dengan tepat. Beberapa perawat belum melaksanakan pendokumentasian tersebut  karena tindakan keperawatan yang padat di ruang rawat inap. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan antara beban kerja  perawat dan dokumentasi asuhan keperawatan EMR di ruang rawat inap rumah sakit premier Surabaya. Desain Penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan probability sampling  yaitu  simple random sampling. Responden perawat rawat inap berjumlah 58 orang. Instrumen menggunakan kuesioner dan observasi. Data dianalisis dengan uji Spearman Rank (Rho) Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara beban kerja dan dokumentasi EMR di rawat inap berdasarkan uji korelasi Spearman Rank (Rho) menunjukan nilai p value = 0,001. Alokasi penggunaan waktu kerja yang lebih produktif oleh perawat diperlukan untuk mendapatkan  beban kerja yang tidak berat.  Penilaian kerja secara rutin juga menjadi salah satu upaya guna mendapatkan mutu pelayanan keperawatan yang lebih baik melalui pelaksanaan dokumentasi metode EMR di RS Premier Surabaya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document