scholarly journals HUBUNGAN ANTARA PRAKTEK GIZI SEIMBANG DENGAN KADAR HEMOGLOBIN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2013 FK UNSRAT

2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Fernando R. Ngangi

Abstract: Hemoglobin levels are abnormally common in school-age children and college students, students who are not healthy can experience difficulties in the learning process, food intake of these students also depends how the individual wants to consume foods that are nutritious or not. Indonesian Dietary Guidelines using general guidelines balanced nutrition in regulating healthy foods every day, an imbalance between food consumed and the needs of these adolescent will cause problems in the adolescent nutrition. The purpose of this study is to determine the relationship between the practice of dietary guidelines with hemoglobin levels at student year class of 2013 department of general medicine, Faculty of Medicine Sam Ratulangi University.  Design of this research using the cross sectional analytic study. Sample was determined by systematic random sampling and made proportional to 2 types of male and female and samples that meet the inclusion criteria, totaling 75 people. Data were collected through questionnaires of practice of dietary guidelines and through the measurement of hemoglobin levels, then the data were analyzed using the Fischer Exact test. Conclusion: The results of the study by Fischer exact test p-value obtained is 0.586 (p>0.05), which means there is no significant relationship between the practice of  dietary guidelines with hemoglobin levels. Key words: Dietary Guidelines, Hemoglobin  Abstrak: Kadar Hemoglobin yang tidak normal sering dijumpai pada anak usia sekolah dan mahasiswa, mahasiswa yang tidak sehat dapat mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, asupan makanan dari mahasiswa pun tergantung bagaimana individu tersebut  ingin mengkonsumsi makanan yang bergizi atau tidak. Indonesia Dietary Guidelines menggunakan pedoman umum gizi seimbang dalam mengatur makanan yang sehat setiap hari, ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan pada remaja akan menimbulkan masalah gizi pada remaja tersebut Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara praktek gizi seimbang dengan kadar hemoglobin mahasiswa program studi pendidikan dokter angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Rancangan penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan potong lintang (cross sectional). Sampel penelitian ditentukan secara systematic random sampling dan dilakukan proposional untuk 2 jenis kelamin laki-laki dan perempuan dan sampel yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 75 orang. Data yang dikumpulkan melalui kuisioner praktek gizi seimbang dan melalui pengukuran kadar hemoglobin, kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji Fischer Exact. Kesimpulan :Hasil penelitian dengan uji Fischer Exact diperoleh nilai p yaitu 0,586 (p>0,05), yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara praktek gizi seimbang dengan kadar hemoglobin Kata Kunci: Praktek Gizi Seimbang, Hemoglobin

Author(s):  
Rini Mayasari Rini Mayasari

ABSTRACT Breast cancer on the mark with the growth or uncontrolled growth of cells that are excessive. Factors affecting the incidence of breast cancer include maternal age, marital status, family history, hormone use, radiation, manarche, and obesity. The purpose of this study was to determine the relationship between Age and Marital Status of Mother with Breast Cancer incidence in the Installation Surgeon General Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2012. The study design was analytical descriptive with the approach in which the independent variables Cross Sectional Age Mother and Status Perkawianan and dependent variables in breast cancer incidence collected at the same time. The study population was all women who develop breast cancer in the Installation General Hospital Surgery Center Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2012 and samples taken by systematic random sampling with a sample of 130 respondents. The results of univariate analysis of data showed that respondents had breast cancer with a percentage of total 58 (44.61%) while respondents who had not had breast cancer totaled 72 by the percentage (63.39%). Respondents by Age Mothers who are at risk amounted to 34 by the percentage (26.15%) while respondents with Age Mothers who are not at risk amounted to 96 by the percentage (73.85%). Respondents by Marital Status is married and the mother who totaled 69 by the percentage (53.07%) and Marital Status with the status of unmarried women totaled 61 by the percentage (46.03%). Of Chi-Square test results found no significant relationship between Age Mothers with Breast Cancer event in which the p value = 0.007, no significant relationship between Marital Status in Breast Cancer event in which the p value = 0.030. Based on the results of the study, researchers suggest counseling efforts, medical knowledge and improve the quality of health services in order to reduce the incidence of breast cancer..   ABSTRAK Kanker payudara di tandai dengan pertumbuhan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel yang berlebihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker payudara antara lain umur ibu, status perkawinan, riwayat keluarga, penggunaan hormon, radiasi, manarche, dan obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Umur Ibu dan Status Perkawinan dengan kejadian Kanker Payudara di Instalasi Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012. Desain Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional dimana variabel independen Umur Ibu dan Status Perkawianan dan variabel dependen kejadian kanker payudara dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang menderita kanker payudara di Instalasi Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012 dan sampel di ambil secara systematic random sampling dengan jumlah sampel 130 responden. Hasil analisis univariat data menunjukan responden yang mengalami Kanker Payudara berjumlah 58 dengan persentase sebesar (44,61%) sedangkan responden yang tidak mengalami Kanker Payudara berjumlah 72 dengan persentase (63,39%). Responden dengan Umur Ibu yang beresiko berjumlah 34 dengan persentase (26,15%) sedangkan responden dengan Umur Ibu yang tidak beresiko berjumlah 96 dengan persentase (73,85%). Responden dengan Status Perkawinan ibu yang berstatus kawin berjumlah 69 dengan persentase (53,07%) dan Status Perkawinan ibu yang berstatus tidak kawin berjumlah 61 dengan persentase (46,03%). Dari hasil uji Chi-Square didapatkan ada hubungan bermakna antara Umur Ibu dengan kejadian Kanker Payudara dimana p Value = 0,007, ada hubungan bermakna antara Status Perkawinan dengan kejadian Kanker Payudara dimana p Value = 0,030. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan upaya-upaya penyuluhan, pengetahuan tenaga medis dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan guna menurunkan angka kejadian kanker payudara.


Author(s):  
Wahyu Ida Muliana Wahyu Ida Muliana

ABSTRACT Hyperemesis Gravidarum marked excessive nausea and vomiting in pregnant women at a young age. WHO estimates that 536,000 women died from direct complications of pregnancy and childbirth. One complication of pregnancy is Hyperemesis Gravidarum. Hyperemesis Gravidarum in the world has been estimated to occur in 1-2% of pregnant. According to data from the Medical Record of Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital, the incidence of Hyperemesis Gravidarum in 2011 there were 72 people of 661 pregnant women. The purpose of this reseach was to determine the relationship between maternal age and parity with Hyperemesis Gravidarum in Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital 2011. The Design of this reseach used Cross Sectional by analytic approach survey. The population of this reseach are all of mother who gestational ≤ 16 weeks (four months) in the Installation of Obstetrics and Gynecology, Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital in January to December of 2011 with the sample of 661 people which taken by systematic random sampling and the reseach was conducted from 17 April to 24 April 2012.  Each variable that was observed in tests using Chi-Square test with a (0.05).  The results of this study showed that 5.9% of mothers with hyperemesis gravidarum, 21.8% of mothers with high risk age, and 30.0% primigravida. Chi-Square test showed no significant relationship between age (p value = 0.000) and parity (p value = 0.000) with the incidence of hyperemesis gravidarum. Expected to the Hospital to be implemented properly instructed how to provide counseling to pregnant women about pregnancy and childbirth, as well as provide confidence that the nausea and vomiting is a symptom of physiology in pregnancy.   ABSTRAK Hiperemesis Gravidarum ditandai mual dan muntah yang berlebihan terjadi pada ibu hamil di usia muda. WHO memperkirakan 536.000 perempuan meninggal dunia akibat langsung dari komplikasi kehamilan dan persalinan. Salah satu komplikasi kehamilan adalah Hiperemesis Gravidarum. Insiden Hiperemesis Gravidarum di dunia telah diperkirakan terjadi pada 1-2% wanita hamil. Menurut data dari Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, angka kejadian Hiperemesis Gravidarum pada tahun 2011 terdapat 72 orang dari 661 ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas ibu dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Desain Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah dengan umur kehamilan ≤ 16 minggu (4 bulan) yang pernah dirawat inap di Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan Januari-Desember tahun 2011 dengan jumlah sample 661 orang yang diambil secara systematic Random Sampling (secara acak sistematis) dan penelitian ini dilakukan dari tanggal 17 April sampai dengan 24 April 2012. Masing-masing variabel yang diteliti di uji dengan menggunakan uji Chi-Square dengan a (0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 5,9% ibu mengalami hiperemesis gravidarum, 21,8% ibu dengan umur resiko tinggi, dan 30,0% ibu primigravida. Uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur (p value = 0,000) dan paritas (p value = 0,000) dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak Rumah Sakit agar dilaksanakan penyuluhan dengan cara memberikan konseling terhadap ibu hamil tentang kehamilan dan persalinan, serta memberikan keyakinan bahwa mual muntah merupakan gejala fisiologi pada kehamilan.


2019 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Kustini Kustini

Kelas ibu hamil merupakan sarana belajar kelompok yang membahas tentang kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi dan lain-lain, namun pada pemanfaatan kelas ibu hamil masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor – factor yang mempengaruhi pelaksanaan kelas ibu hamil dipuskesmas Turi  kabupaten Lamongan tahun 2019  Desain penelitian survei sampel ini adalah cross sectional menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel 110 ibu hamil secara systematic random sampling. Analisis data meliputi análisis univariat, bivariat (chi-square) dan multivariat (poisson regresi). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh antara dukungan suami p-value : 0,00 <  α 0,05 dengan partisipasi ibu mengikuti pelaksanaan kelas ibu hamil,. Upaya peningkatan dukungan suami untuk mengikuti pelaksanaan kelas ibu hamil dengan meningkatan pengetahun suami serta meningkatkan semua komponen pendukung pelaksanaan kelas ibu hamil di Kota Lamongan.  Kata kunci : Dukungan Suami, pelaksanaan kelas ibu hamil


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 92-100
Author(s):  
Ana Mariza ◽  
Desi Risna Purnamasari

ABSTRACT :RELATIONSHIP BETWEEN MOTHER'S PARITY AND EVENTS IN THE PLASENTA PREVIA MIDWIFERY HOSPITAL DR. H ABDUL MOELOEK LAMPUNG PROVINCE Introduction: According to WHO in 2010 as many as 356,000 women died due to childbirth problems, maternal mortality was caused by several factors, including bleeding, one of the causes was placenta previa. The frequency of placenta previa increases in high parity, old age, uterine defects such as cesarean section, curettage, myomectomy and so on. Purpose :this study was to determine the relationship between maternal parity and the incidence of placenta previa in the obstetrics room of Dr. H Abdul Moeloek, Lampung Province.Method : This research was conducted using an analytic design with a cross sectional approach. The population in this study were all mothers giving birth at RSUD Dr. H Abdul Moeloek in 2015, which numbered 1435 people. Samples taken using systematic random sampling of 313 people. The analysis used was univariate analysis, namely by presentation and bivariate by chi squere.Result : The results obtained from the study of the frequency of mothers who experienced placenta previa were 49 (15.7%) people, the distribution of the frequency of parity at risk in labor was 193 (61.7%) people, There was a relationship between maternal parity and the incidence of placenta previa based on statistical tests obtained P value = 0.008 with the result of the OR value = 2.786.Conclusion : Suggestions from researchers are that the hospital is expected to further improve human resources by holding training or seminars for midwifery room employees, installing placenta previa protocols in the obstetrics room so that they can improve supervision of both the delivery process with placenta previa or the factors that cause placenta previa. Keyword : Parity, Plasenta Previa  INTISARI : HUBUNGAN ANTARA PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUANG KEBIDANAN RSUD DR. H ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Latar Belakang :Menurut WHO pada tahun 2010 sebanyak 356.000 perempuan meninggal akibat masalah persalinan, kematian ibu disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah faktor perdarahan, salah satu penyebabnya adalah plasenta previa. Frekuensi plasenta previa meningkat pada paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misalnya bekas bedah sesar, kuretase,miomektomi dan sebagainya.Tujuan: tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara paritas ibu dengan kejadian plasenta previa di ruang kebidanan RSUD Dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung.Metode penelitian :Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di RSUD Dr. H Abdul Moeloek pada tahun 2015, yang berjumlah 1435 orang. Sample yang di ambil menggunakan systematic random sampling sejumlah 313 orang. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat yaitu secara presentasi dan bivariat secara chi squere.Hasil : Didapatkan hasil penelitian frekuensi ibu yang mengalami plasenta previa sebanyak 49  (15.7 %) orang, Distribusi frekuensi paritas beresiko pada ibu bersalin sebanyak 193 (61.7 %) orang, Terdapat hubungan antara paritas ibu dengan kejadian plasenta previa berdasarkan uji statistik didapat P Value = 0,008dengan hasil nilai OR =2.786. Kesimpulan : diharapkan rumah sakit lebih meningkatkan SDM dengan diadakannya pelatihan ataupun seminar bagi pegawai ruang kebidanan, memasang protab-protab plasenta previa di ruang kebidanan sehingga dapat meningkatkan pengawasan baik proses persalinan dengan plasenta previa atau faktor-faktor penyebab terjadinya plasenta previa. Kata Kunci     : Paritas, Plasenta Previa


2017 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Herwinda Husnawati ◽  
Syamsul Arifin ◽  
Ida Yuliana

Abstract: Based on data from Banjarmasin Department of Health in 2015, the highest diarrhea incident which is 1.056 cases, occurs at Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. There is an imbalance between diarrhea incident and visitation to sanitation clinic. Many factors are influencing someone’s behavior while knowledge is one of those. This research aimed to discover the correlation between education and sanitation clinic utilization on a mother of acute diarrhea toddlers at Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. This was an analytic observational study with cross sectional design. The samples were 50 mothers chosen by systematic random sampling method. The analysis was conducted by chi-square test. The result portrayed 12% of high education, 22% of fair education and 66% of low education. Meanwhile, there were 64% non-utilization and 36% utilization of sanitation clinic. The correlation p-value was 0,000 (p<0,05). In conclusion,  there is a correlation between education and sanitation clinic utilization on a mother of acute diarrhea toddlers at Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. Keywords: acute diarrhea, sanitation clinic utilization, education Abstrak: Data Dinas Kesehatan Kotamadya Banjarmasin tahun 2015 didapatkan angka kejadian diare tertinggi sebanyak 1,056 kasus di Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. Terdapat kesenjangan antara angka kejadian diare dengan jumlah kunjungan ke klinik sanitasi. Banyak faktor yang mempengaruhi pemanfaatan klinik sanitasi, salah satunya adalah pengetahuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan klinik sanitasi pada ibu bayi dan balita penderita diare akut di Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 50 responden dengan teknik systematic random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian adalah 12% mempunyai pengetahuan tinggi, 22% berpengetahuan cukup dan 66% berpengetahuan rendah. Sementara itu, untuk pemanfaatan klinik sanitasi didapatkan hasil tidak memanfaatkan klinik sanitasi 64% dan memanfaatkan 36%. Nilai korelasi p = 0,000 (p< 0,05). Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan klinik sanitasi pada ibu bayi dan balita penderita diare akut di Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. Kata-kata kunci: diare akut, pemanfaatan klinik sanitasi, pengetahuan


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Arita Murwani ◽  
Muhammad Khoirul Umam

Smartphone memiliki banyak kegunaan seperti berkomunikasi jarak jauh atau membantu tugas sehari-hari, hal ini sangat memudahkan mahasiswa untuk melakukan hal yang mereka inginkan dan mereka butuhkan. Penggunaan smartphone pada waktu yang lama dapat mengganggu kesehatan mereka, salah satunya dapat mengganggu kualitas tidur pada mahasiswa. Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua manusia. Setiap manusia memerlukan kebutuhan tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan smartphone dengan kualitas tidur pada mahasiswa angkatan 2017 prodi ilmu keperawatan di STIKes Surya Global Yogyakarta.Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel sebanyak 59 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan systematic random sampling. Analisa data menggunakan uji Kendalls Tau. Berdasarkan hasil analisa data diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.193  dan angka signifikan  0,04, hal ini menunjukan nilai p value 0,04<α 0,05. Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan smartphone dengan kualitas tidur pada mahasiswa angkatan 2017 prodi ilmu keperawatan di STIKes Surya Global Yogyakarta


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi Supriyadi ◽  
Susmini Susmini

Gangguan metabolik mampu menyebabkan beberapa penyakit salah satunya ialah diabetes melitus. Gejala umum yang sering muncul pada kasus diabetes melitus yaitu hiperglikemia. Hiperglikemia yang berkepanjangan dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi diantaranya komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar gula darah sewaktu dengan gejala neuropati perifer penderita diabetes melitus tipe 2. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional. Jumlah sampel 32 penderita diabetes melitus yang dipilih melalui teknik simple random sampling, penelitian ini dilakukan di Desa Kedung Dowo Kecamatan Nganjuk. Berdasarkan uji statistik Fisher’s Exact Test didapatkan p value 0.002 (p value < 0.05) yang berarti terdapat hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan gejala neuropati perifer penderita diabetes melitus tipe 2.


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 113
Author(s):  
Defa Miftara Agustine ◽  
Rita Dian Pratiwi

Latar Belakang: Semua pelayanan medis dan non medis di Puskesmas harus didokumentasikan dalam suatu berkas disebut rekam medis. Salah satu data yang dituliskan dalam berkas rekam medis, SIMPUS, dan P-Care adalah diagnosis dan kodenya. Pelaksanaan sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang berkaitan dengan kesehatan harus sesuai terminologi medis yang benar. Pemberian kode diagnosis ini berdasarkan pada sistem klasifikasi penyakit yang ditetapkan oleh WHO saat ini yaitu ICD-10. Hasil studi dokumentasi terhadap 10 sampel berkas rekam medis rawat jalan yang dikode oleh petugas kesehatan, ditemukan 60% kode tidak akurat dan 80% terminologi medis tidak tepat atau tidak sesuai dengan ICD-10.Tujuan: Mengetahui hubungan ketepatan terminologi medis dengan keakuratan kode diagnosis rawat jalan oleh petugas kesehatan di Puskesmas Bambanglipuro Bantul.Metode: Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua diagnosis rawat jalan beserta kodenya selama bulan Januari 2017. Teknik sampling yang digunakan yaitu systematic random sampling. Analisis data menggunakan analisis bivariate dengan program R.Hasil: Dari sampel sebanyak 360 diagnosis rawat jalan beserta kodenya, terdapat 82 (22,8%) terminologi medis tepat dan 278 (77,2%) terminologi medis tidak tepat, serta kode diagnosis rawat jalan akurat sebanyak 127 (35,3%) kode dan kode diagnosis rawat jalan tidak akurat sebanyak 233 (64,7%) kode. Dari hasil uji statistik Chi-squared Test, diperoleh nilai p-value sebesar 0,03376 yang menunjukkan bahwa Ha diterima dengan nilai Odd Ratio (OR) sebesar 1,7.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara ketepatan terminologi medis dengan keakuratan kode diagnosis rawat jalan oleh petugas kesehatan di Puskesmas Bambanglipuro Bantul. Peluang terminologi medis tidak tepat menyebabkan ketidakakuratan kode diagnosis rawat jalan 1,7 kali lebih besar dibandingkan terminologi medis tepat.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 104-111
Author(s):  
Fahmi Hafid ◽  
Yayuk Eka Cahyani ◽  
Ansar Ansar

Kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas pada remaja merupakan faktor risiko penyakit diabetes, kardiovaskular, dan kanker. Hal ini disebabkan karena terjadinya penimbunan lemak pada jaringan adiposa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan konsumsi makanan cepat saji (fast foods) dengan komposisi lemak tubuh pada remaja di SMA Karuna Dipa Palu. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 74 orang yang diambil menggunakan teknik systematic random sampling. Data komposisi lemak tubuh diketahui melalui pengukuran menggunakan alat BIA (Bioelectrical Impedance Analysis) merk KERN, data aktivitas fisik didapatkan melalui pengisian kuesioner aktivitas fisik selama seminggu terakhir, dan data konsumsi makanan cepat saji (fast foods) sebulan terakhir didapatkan melalui pengisian formulir FFQ (Food Frequency Questionnaire). Analisis data menggunakan uji chi square dengan nilai α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan 29,7% remaja memiliki komposisi lemak tubuh yang tinggi. Persentase remaja yang tergolong inaktif sebesar 73,0%, dan 59,5% remaja sering mengkonsumsi makanan cepat saji (fast foods). Remaja tergolong inaktif beraktivitas fisik yang memiliki komposisi lemak tubuh yang tinggi sebesar 35,2% (p-value = 0,161; α>0,05). Dan persentase remaja yang sering mengkonsumsi fast foods memiliki komposisi lemak tubuh yang tinggi sebesar 36,4% (p-value = 0,210; α>0,05). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dan konsumsi makanan cepat saji (fast foods) dengan komposisi lemak tubuh pada remaja.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 207-220
Author(s):  
Encep Abdul Wahab ◽  
Yanuar Jak ◽  
Alih Germas Kodyat

Latar belakang : Pada setiap proses alur IGD akan menimbulkan waktu tunggu. Waktu tunggu dari mulai saat pasien datang pertama ke IGD dan dilakukan triase sampai dengan penempatan di ruang rawat inap disebut sebagai Length Of Stay (LOS). Length Of Stay (LOS) kondisi menahan pasien yang ada di UGD atau unit penempatan sementara sampai diputuskannya rawat inap atau dipindahkan ke unit lain, direkomendasikan agar tidak lebih dari 4 jam untuk kepentingan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan Tujuan Penelitian : untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan Length Of Stay (LOS) pasien rawat inap di IGD RSUD Cibinong. Metode penelitian : penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode retrospektif dengan pendekatan analitik, menggunakan disain cross sectional, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Instalasi Gawat Darurat RSUD Cibinong yang akan dirawat inap dalam kurun waktu tiga bulan (Maret, April, Mei) Tahun 2021. Sampel penelitian menggunakan Metode Systematic Random sampling setiap kelipatan 15 dari nomor register pasien di IGD diambil dan digunakan sebagai sampel Hasil penelitian : Lama waktu tunggu pasien rawat  (Length Of Stay) di IGD RSUD Cibinong dengan dengan waktu < 6 jam didapatkan berjumlah 49 orang (54.4%), waktu ≥ 6 jam didapatkan 41 orang (45.6%). Terdapat satu variabel tingkat kegawatan memiliki hubungan bermakna dengan Length Of Stay (LOS) diperoleh nilai P (P Value 0.043) dimana P Value < 0.05. Kesimpulan : Enam variabel independent penelitian setelah dilakukan uji statistik regresi logistik tidak ada yang berhubungan bermakna dengan variabel dependent, tetapi mampu memprediksi ada dua variabel yaitu tingkat kegawatan dan kasus penyakit yang berpeluang untuk terjadinya hubungan dengan Length Of stay (LOS) dengan kontribusi Nagelkerke R square 0.128 = 12.8 %. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document