scholarly journals MULA KERJA ROKURONIUM

2013 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Sadrakh Tompodung ◽  
Harold F. Tambajong ◽  
Diana Lalenoh

Abstract: Endotracheal intubation needs a muscle relaxant to permit the pipe to get easily into the trachea. Injury of the respiratory tract during this procedure can be avoided by being cognizant of the onsets of action of certain muscle relaxants. Rocuronium is a non-depolarization muscle relaxant with intermediate duration of action and fewer side effects. This study aimed to find out the onset of action of rocuronium. This was an observational study conducted in the operation rooms of Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital from November 2012 to January 2013. Samples were patients with ASA 1-2, aged 18 40 years who had been selected by using simple random sampling methods. Midazolam 0,7 mg/kg BW and fentanyl 2 µg/kg BW were used as premedication agents; propofol 2 mg/kg BW as an anaesthetic induction agent; and rocuronium 0,6 mg/kg BW as the muscle relaxant. The rocuronium’s onset of action was measured by using TOF-Watch after the injection of rocuronium until the percentage of muscle relaxation was 0. The results showed that the onset of action in 17 samples (14 females and 3 males) was 151 seconds. The onset of action in females was 65 seconds shorter than in males. A correlation test (P = 0.857) and the chi-square test (P = 0.434) showed no significant correlation between age and the onset of action. There was a significant difference (P < 0.05) between the onset of action and sex showed by the t-test (P = 0.023) and the chi-square test (P = 0.035). Conclusion: The average onset of action of rocuronium was 2 minutes and 31 seconds, with  females having a shorter onset of action of rocuronium. Keywords: onset of action, rocuronium.     Abstrak: Pemasangan pipa trakea memerlukan obat pelumpuh otot untuk memudahkan pipa ini masuk ke saluran napas. Cedera saluran napas akibat pemasangan pipa trakea dapat dihindari dengan mengetahui mula kerja (onset of action) dari obat pelumpuh otot. Rokuronium merupakan obat pelumpuh otot jenis non-depolarisasi dengan lama kerja sedang tanpa efek samping bagi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mula kerja rokuronium dan dilakukan di ruang operasi Rumah Sakit Prof Dr. R.D. Kandou Manado sejak bulan Nopember 2012 hingga Januari 2013. Sampel ialah pasien dengan ASA 1-2, berusia 18-40 tahun, yang dipilih secara simple random sampling. Pasien dipremedikasi dengan midazolam 0,7 mg/kg BB dan fentanil 2 µg/kg BB, diinduksi dengan propofol 2 mg/kg BB dan kemudian diberikan rokuronium 0,6 mg/kg BB secara intra vena. Mula kerja rokuronium diukur antara selesai penyuntikan hingga persentase kelumpuhan otot pada TOF-watch mencapai 0. Hasil penelitian memperlihatkan pada 17 sampel (14 orang perempuan dan 3 orang laki-laki), rerata mula kerja rokuronium 151 detik. Mula kerja rokuronium pada perempuan 65 detik lebih singkat daripada laki-laki. Hasil uji korelasi (P = 0,857) dan uji chi-square (P = 0,434) memperlihatkan tidak terdapat korelasi bermakna antara usia dan mula kerja rokuronium. Terdapat perbedaan bermakna (P < 0,05) antara mula kerja rokuronium dan jenis kelamin yang ditunjukkan dengan uji t (P = 0,023) dan uji chi-square (P = 0,035). Simpulan: Rerata mula kerja rokuronium dengan dosis 0,6 mg/kg BB untuk kedua jenis kelamin 2 menit 31 detik. Perempuan mempunyai mula kerja rokuronium lebih singkat daripada laki-laki. Kata kunci: mula kerja, rokuronium.

2014 ◽  
Vol 2014 ◽  
pp. 1-4 ◽  
Author(s):  
Najmieh Saadati ◽  
Farideh Moramezi ◽  
Maria Cheraghi ◽  
Laila Sokhray

We aimed to use celecoxib to suppress preterm labor instead magnesium sulfate (MgSO4) to prevent preterm labor.Methods.It was a randomized clinical trial study, which was done on 600 pregnant women. All subjects were divided into two groups by simple random sampling. One group was given 4 grams of MgSO4intravenously and second group was given 100 mg of celecoxib orally every 12 hours for at least 2 days. The data were entered and analyzed using SPSS 11 and performed usingt-test and chi-square test.Results.The finding of this study has shown that preterm labor may be prevented in 75.7% of subjects who had received celecoxib and there were no significant difference between two groups in frequency of history of preterm labor (P=1), frequencies of nulliparity (P=0.99), duration of drug use and arrest contraction (P=0.29), delivery before 48 hours (P=0.20), and mean gestational age in lack of response to treatment (P=0.24).Conclusions.Result has shown that celecoxib was similar to MgSO4as a medication to prevent preterm labor; it was recommended to be prescribe to prevent preterm labor, because it was cheaper than magnesium sulfate.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 163-171
Author(s):  
Dadan Ramadhan ◽  
Lilies Setiartiti

This research is quantitative. The population of this research was all of Micro Enterprises in Kulon Progo Regency. The sample of this research were 156 micro-entrepreneurs in the Kulonprogo district. This research used a simple random sampling technique to get the data. The researcher used a questionnaire as the instrument, which tested both its validity and its reliability. The data analysis technique used in this research is the Chi-Square test. The result showed, the majority of respondents had knowledge (79,5%), and the ability of financial literacy (80,8%) was categorized in the high-level category. There was a no different level of financial literacy for the micro-entrepreneur in Kulon Progo Regency based on the gender.


2018 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 237
Author(s):  
Aditya Faisal Rakhman ◽  
Taufiqurrahman Taufiqurrahman

Background: Wasting prevalence in Indonesia is never been decreased for years. Wasting caused by many factors such as skipping breakfast and inappropriate selection of snacks that contribute to children’s level of nutritional intake adequacy.Objectives: The purpose of this research was to analyze correlation between skipping breakfast and selection of snack among elementary school children. Method: This was an analytical observational research with case control design conducted in three elementary schools in Sembung Village, Gresik. The sample size was 22 students in each group, which taken using a simple random sampling technique at student of 3rd, 4th and 5th grade. Data was collected by interviewing the respondent with structured questionnaire. Nutritional status was classified with BMI/Age using WHO-MGRS standard. Association among variables were analyzed using Chi-Square test. (α=0.05). Result: The result showed that 68.2% respondent from cases used skipping breakfast while 27.3% respondent from control used to skip breakfast. 22.7% respondent in cases used to consume high nutritional value snack food while 72.7% respondent in control used to consume high nutritional value snack food. Chi-Square test showed there was an association between breakfast habits and the selection of snack with wasting (p=0.007; OR=5.714) (p=0.001; OR=9.067).Conclusion: Skipping breakfast habits and the selection of snack had a correlation with wasting incident in village children.ABSTRAKLatar Belakang: Prevalensi wasting di Indonesia tidak pernah mengalami penurunan yang signifikan selama tahun ke tahun. Kejadian wasting dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kebiasaan sarapan dan pemilihan makanan jajanan yang mampu berkontibusi terhadap tingkat kecukupan energi dan zat gizi anak.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan melewatkan sarapan dan kebiasan memilih jajanan makanan kejadian wasting pada anak sekolah dasar di pedesaan.Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain case control ini dilakukan di 3 sekolah dasar di Desa Sembung Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik. Besar sampel penelitian ini adalah 22 sampel untuk masing -masing kelompok yang berasal dari kelas III, IV dan V dan diambil secara simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara pada anak dengan kuisioner tersktutur. Klasifikasi berdasarkan pada nilai tabel z-score IMT/U WHO-MGRS.  Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square (α=0,05)Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68,2% responden kelompok kasus, terbiasa melewatkan sarapan sedangkan 27,3% responden kelompok kontrol terbiasa melewatkan sarapan. 22,7% responden kelompok kasus terbiasa membeli makanan jajan bernilai gizi tinggi sedangkan 72,7% responden kelompok kontrol terbiasa membeli makanan jajan bernilai gizi tinggi. Hasil Uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan sarapan dan pemilihan makanan jajanan dengan kejadian wasting (p= 0,007 OR: 5,714) (p= 0,001 OR: 9,067).Kesimpulan: Kebiasaan melewatkan sarapan dan pemilihan makanan jajanan berhubungan dengan kejadian wasting pada anak pedesaan.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Mardiyah Ibrahim ◽  
Tasnim Tasnim ◽  
Nurmiaty Nurmiaty

Saat ini motivasi dan kinerja bidan masih dianggap kurang, disamping itu terjadi masa tunggu kerja yang lebih lama dari para lulusan Diploma III Kebidanan dikarenakan jumlah lulusan banyak yang belum lulus ujian kompetensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat kelulusan ujian kompetensi dan motivasi terhadap kinerja bidan lulusan Akademi Kebidanan Konawe. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 115 orang. Besar sampel sebanyak 89 responden yang diambil dengan cara simple random sampling. Data dikumpulkan dengan kuisioner, kemudian di analisis menggunakan uji chi square dan koefisien phi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang lemah antara tingkat kelulusan uji kompetensi bidan dengan motivasi dimana diperoleh X2 hitung > X2 tabel (5,994 > 3,841), dan (Φ) sebesar 0,289. Ada hubungan yang lemah antara tingkat kelulusan uji kompetensi bidan dengan kinerja bidan dimana diperoleh nilai X2 hitung > X2 tabel (6,303 > 3,841), dan (Φ) sebesar 0,283, sedangkan hubungan antara motivasi dengan kinerja bidan memiliki hubungan yang sangat kuat. diperoleh nilai X2 hitung > X2 tabel (55,101 > 3,841), dan (Φ) sebesar 0,881. Oleh karena itu, perlu terus di upayakan peningkatan motivasi bidan dalam bekerja yang salah satu caranya adalah dengan pemberian penghargaan bagi bidan prestasi.Currently, the motivation and performance of midwives are still considered lacking. There is a longer employment waiting period than the Diploma III obstetrics graduates because the number of graduates has not passed the competency exam. This research aims to analyse the relationship of competency exam graduation rate and motivation to the performance of The Graduate midwife of the Konawe Academy. The population in this study was 115 people. A large sample of 89 respondents was taken using simple random sampling. Data is collected with a questionnaire, then in analysis using Chi-square test and phi coefficient. The results showed that there was a weak relationship between the graduation rate of the competency test midwife with the motivation where the X2 calculated > X2 table (5.994 > 3.841), and (Φ) amounted to 0.289. There is a weak relationship between the graduation rate of the midwife competence test with the performance of midwives where the value of X2 count > X2 table (6.303 > 3.841), and (Φ) amounting to 0.283. In contrast, the relationship between the motivation with the performance of midwives has very Strong. The retrieved X2 count value of > X2 table (55.101 > 3.841), and (Φ) amounting to 0.881. Therefore, it is necessary to continue to increase the motivation of midwives in working that one way is to give appreciation to midwives’ achievement.


2013 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Jenifer Andalangi ◽  
Sarah M. Warouw ◽  
Adrian Umboh

Abstract: According to Riskesdas in 2010, the prevalences of nutritional status based on BMI at age group 13-15 in North Sulawesi were 0.7% very skinny; 5.3% thin; 90, 5% normal; and 3.4% obese. In Indonesia, the incidences of hypertension in adolescents varies from 3.11% to 4.6%. BMI has a strong relationship with blood pressure; BMI >95th percentile was strongly associated with increased blood pressure >90th percentile. This study aimed to determine the relationship of the nutritional status and blood pressure. The study was conducted in SMPN 1 Bitung. This was an analytic obsevational study with a cross-sectional design. Samples were 105 students aged 11-14 years, obtained by using simple random sampling. The nutritional status was defined as independent variables and the blood pressure as the dependent variable. Data were analyzed by using a chi-square test. The results showed that the nutritional status of students were underweight 10.5%, normal 71.4%, overweight 13.3%, and obese 4.8%. The normal blood pressure were found in 89.5%; high normal blood pressure 8.6%; and hypertension 1.9%. The chi-square test results showed a significant relationship between the nutritional status and the blood pressure (P = 0.001). Conclusion: There was a significant relationship between the nutritional status and the  blood pressure  among the junior high school students in Bitung. Keywords: blood pressure; nutritional status.     Abstrak: Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2010, prevalensi status gizi berdasarkan IMT pada kelompok usia 13-15 tahun di Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan angka 0,7% sangat kurus, 5,3% kurus, 90,5% normal, dan 3,4% gemuk. Di Indonesia, angka kejadian hipertensi pada remaja bervariasi dari 3,11% sampai 4,6%. IMT mempunyai hubungan yang kuat dengan tekanan darah, yaitu IMT >persentil 95 berhubungan kuat dengan peningkatan tekanan darah >persentil 90. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan tekanan darah. Penelitian dilakukan di SMP N 1 Bitung. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik observasional dengan desain potong lintang, dengan jumlah sampel 105 siswa berusia 11-14 tahun, yang diambil dengan simple random sampling. Status gizi ditetapkan sebagai variabel independen dan tekanan darah sebagai variabel dependen. Uji statistik yang digunakan ialah chi-square. Untuk status gizi di dapat underweight 10,5%, normal 71,4%, overweight 13,3%, dan obes 4,8%. Untuk tekanan  darah didapatkan tekanan darah normal 89,5%, normal tinggi 8,6%, dan hipertensi 1,9%. Hasil uji chi-square menyatakan adanya hubungan bermakna antara status gizi dan tekanan darah (P = 0,001). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara status gizi dan tekanan darah. Kata kunci: status gizi, tekanan darah.


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 559
Author(s):  
Aulia Ulfa ◽  
Ariadi Ariadi ◽  
Elmatris Elmatris

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami selama kehamilan. Anemia ibu hamil diketahui sebagai salah satu faktor risiko persalinan preterm. Penelitian sebelumnya tahun 2012 di RSUP Dr. M. Djamil Padang mendapatkan dari seluruh pasien persalinan preterm sebagian besar (76,39%) memiliki riwayat anemia dalam kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan antara hubungan anemia pada ibu hamil dan kejadian persalinan preterm di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditentukan, didapatkan sampel 30 ibu persalinan preterm sebagai kelompok kasus dan 30 ibu persalinan aterm yang diambil secara simple random sampling sebagai kelompok kontrol. Data dianalisis dengan Chi-square test dan Independent t-test (α=0.05). Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu yang melakukan persalinan di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013, terbanyak berusia 20-35 tahun (71,7%) dan multipara (55,0%). Ibu yang melakukan persalinan 40% mengalami anemia. Hasil uji statistik Chi-square  menunjukan terdapat hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian persalinan preterm (nilai p= 0,018,  OR=  4,297).  Rata-rata kadar Hb pada kelompok persalinan preterm (10,62 ± 1,42) g/dl lebih rendah dibandingkan kelompok persalinan aterm (11, 51 ± 1,06) g/dl dan bermakna secara statistik (p = 0,007). Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara kejadian anemia dan persalinan preterm.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 31-45
Author(s):  
Luluk Latifah

Pada saat label syariah semakin menjamur, baik pada dunia perbankan maupun non perbankan, banyak produk-produk barang atau jasa halal yang ditawarkan oleh pelaku usaha, dan masyarakat sangat antusias untuk mengikutinya. Dari produk halal yang ditawarkan oleh para pelaku usaha yang baru-baru ini diluncurkan adalah di bidang pelayanan kesehatan yang secara legal juga sudah difatwakan oleh DSN MUI (Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia) No.107/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggara Rumah Sakit Syariah, yang dimotori oleh MUKISI (Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia). Selama ini pembicaraan mengenai Rumah Sakit Syariah masih pada tatanan manajemen saja, pada penelitian ini ingin mengetahuinya dari aspek masyarakatnya, terutama pada faktor preferensinya.             Penelitian ini dilaksanakan di Kota Surabaya dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel secara simple random sampling dan besar sampel dengan aplikasi simple size 2.0 berjumlah 217 sampel pada masyarakat Kota Surabaya. Untuk pengolahan datanya menggunakan chi-square test. Hasilnya, pada variabel usia dan jenis kelamin tidak signifikan mempengaruhi tingkat preferensi masyarakat  terhadap keberadaan rumah sakit syariah. Sikap, pendidikan dan pengetahuan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap tingkat preferensi masyarakat terhadap  keberadaan rumah sakit syariah. Untuk variabel sikap: hasilnya masyarakat sangat mendukung sekali dengan keberadaan rumah sakit syariah. Variabel pendidikan, hasilnya semakin tinggi pendidikan masyarakat semakin tinggi pula tingkat preferensinya tentang keberadaan rumah sakit syariah. Variabel Pengetahuan, hasilnya semakin baik tingkat pengetahuan masyarakat maka semakin tinggi tingkat preferensinya terhadap keberadaan rumah sakit syariah.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 115
Author(s):  
Muhasidah Muhasidah ◽  
Herman Djewarut ◽  
Sumira Sumira ◽  
Nuraeni Jalil

ABSTRACTThe influence of preeclampsis in pregnant women varies from mild hypertension, severe hypertension or hypertensive crisis, eclampsia to HELLP syndrome (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelet), the condition of this severe preeclampsy can occur in ± 1 per 1000 pregnancies. While the impact of this disorder on the fetus also varies from premature birth, obstructed fetal growth that can occur in 1 of 3 cases of preeclampsi to fetal death. This study aims to determine the preeclampsia relationship with the genesis of low birth weight babies. Type of retrospective research, with a cross sectional study draft. The number of samples in this study was 47 people obtained using Simple Random Sampling according to the criteria of the preset sample. Test analysis using the Chi Square Test statistical analysis (Chi squared) based on Pearson Correlation Chi Square with the provisions of Interval Confidence (confidence level) 95%, Probability (fault tolerance) 5% (α = 0.05). The results showed a preeclampsia relationship with the low birth weight incident. Acquired ρ-value value of 0.002 smaller than α = 0.05. It is expected for mothers with preeclampts should routinely be checked in to nearby medical personnel to be taken steps-prevention of preeclampsia. Keywords : LBBW, Mom, Pre-eclampsia ABSTRAK Pengaruh preeklampsi pada ibu hamil bervariasi dari hipertensi ringan, hipertensi berat atau krisis hipertensi, eklampsia sampai sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelet), kondisi preeklampsi berat ini dapat terjadi pada ±1 per 1000 kehamilan. Sedangkan dampak kelainan ini pada janin juga bervariasi dari kelahiran prematur, pertumbuhan janin terhambat yang dapat terjadi pada 1 dari 3 kasus preeklampsi sampai kematian janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Preeklampsia dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah. Jenis penelitian retrospektif, dengan rancangan cross sectional study. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 47 orang yang didapatkan dengan menggunakan Simple Random Sampling sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan. Analisis uji menggunakan analisis statistik Chi Square Test (Chi Kuadrat) berdasarkan Pearson Correlation Chi Square dengan ketentuan Interval Confidence (taraf keyakinan) 95%, Probability (toleransi kesalahan) 5% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan Preeklampsia dengan Kejadian Berat  Badan Lahir Rendah. Diperoleh nilai -value sebesar 0,002 yang lebih kecil dari α = 0,05. Diharapkan bagi ibu dengan preeklampsi hendaknya rutin memeriksakan diri ke tenaga medis terdekat agar dapat diambil langkah – langkah pencegahan terjadinya preeklampsia. Kata kunci : BBLR, Ibu, Pre-eklampsia


2020 ◽  
Vol 7 (03) ◽  
pp. 119-123
Author(s):  
Mukhlasin Mukhlasin ◽  
Encep Nugraha Solihudin

Penggunaan jamban leher angsa pada masyarakat di desa Walikukun Kecamatan Carenang Kabupaten Serang sebanyak Desa Walikukun 50,36%,  pengguna. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui ketersediaan air bersih, ketersediaan lahan, dan pendapatan yang berhubungan dengan kepemilikan jamban pada masyarakat di Desa Walikukun Kecamatan Carenang Kabupaten Serang Tahun 2020. Metode dalam penelitian ini menggunakan desain crossectional. Jumlah Responden pada penelitian ini sebanyak 87 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling dengan analisis bivariat menggunakan Chi square test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel berhubungan dengan kepemilikan jamban di Desa Walikukun Kecamatan Carenang; ketersediaan air bersih (pv=0,000; OR=117,8), ketersediaan lahan (pv=0,000), variabel pendapatan (pv=0,000). Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat (68,8%) tidak memiliki jamban.


Author(s):  
Sondang Sidabutar

Background: Higiene sanitation is a factor that is closely related to Helminthiases infection. Purpose: this study was to determine how the occurrence of sanitary hygiene with helminthiases infection in the District elementary school students 0913152014 in District Raya Simalungun. Method: The type of research was descriptive analytic with cross sectional approach. The population in this study were students of class I to class VI (91 people). The sampling technique was simple random sampling (48). The instrument used in this study was a laboratory test and a questionnaire. The data obtained in this study were analyzed using Chi-square test. Result: Based on Chi-square analysis of the relationship between hygiene and sanitation with the incidence of intestinal worms found handwashing (X2 = 23), the habit of cutting the nails (X2 = 8.21), the habit of eating raw foods (X2 = 12.24), latrine ownership (X2 = 11:47), type of flooring (X2 = 6.13), and the availability of clean water (X2 = 0.0276). Conclusion: From the results of research and discussion, it could be concluded that there was a correlation with the incidence of worm infection habit of hand washing, nail cutting habit, the habit of eating raw foods, floor of the house and latrine ownership. Keywords: sanitation; hygiene; helminthiases; elementary students ABSTRAK Latarbelakang: Higiene sanitasi merupakan faktor yang sangat erat dengan infeksi kecacingan.Tujuan: Tujuan penelitian adalah mengetahui bagaimana higiene sanitasi dengan kejadian infeksi kecacingan pada siswa Sekolah Dasar 091315 Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Metode: Jenis penelitian ini adalah dekriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah siswa kelas I sampai kelas VI (91 orang). Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling (48). Instrumen yang digunakan adalah uji laboratorium dan kuesioner. Data yang diperoleh, dianalisis menggunakan rumus statistik uji Chi-square dengan t hitung (α = 0,05). Hasil: Berdasarkan analisis Chi-square hubungan antara higiene sanitasi dengan kejadian penyakit cacingan didapatkan kebiasaan mencuci tangan ( X2=23), kebiasaan memotong kuku (X2=8,21), kebiasaan mengkonsumsi makanan mentah (X2=12,24), kepemilikan jamban (X2=11.47), jenis lantai (X2=6.13), dan ketersediaan air bersih (X2=0.0276). Kesimpulan: ada hubungan kejadian infeksi kecacingan dengan kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memotong kuku, kebiasaan mengkonsumsi makanan mentah, lantai rumah dan kepemilikan jamban. Kata kunci: higiene; sanitasi; kecacingan; siswa SD


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document