Midwifery Journal Jurnal Kebidanan UM Mataram
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

77
(FIVE YEARS 55)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Mataram

2614-3364, 2503-4340

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Yati Isnaini Safitri ◽  
Nur Masruroh

Kecukupan gizi ibu hamil ditentukan oleh kenaikan berat badan ibu yang juga akan mendukung kenaikan berat badan janin serta kecepatan janin mensintesis jaringan. Pencatatan hasil berat badan pada setiap kunjungan ibu hamil bermanfaat untuk mengetahui kesejahteraan janin yang ada di dalam kandungan ibu. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) menjadi titik awal evaluasi pertumbuhan janin. Taksiran berat janin berguna untuk memantau pertumbuhan janin dalam rahim, sehingga diharapkan dapat mendeteksi dini kemungkinan terjadinya pertumbuhan janin yang abnormal. Tujuan penelitian Menganalisis hubungan antara kenaikan berat badan ibu hamil dengan taksiran berat janin di RBG Zakat Surabaya. Sampel berjumlah 25 ibu adalah ibu hamil trimester 3 yang datang berkunjung ke klinik RBG Zakat Surabaya selama bulan Mei-Agustus 2019. Tehnik pengambilan sample menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan chi-square. Hasil penelitian Berdasarkan hasil uji statistic dengan chi-square di dapatkan hasil perhitungan menunjukkan signifikansi (α) = 0,396. Dengan asumsi jika ρ <0,05 Ho Ditolak maka ada hubungan antara kenaikan berat badan ibu dengan taksiran berat badan janin.The nutritional adequacy of pregnant women is determined by the increase in maternal weight, which will also support the increase in fetal weight, and the rate at which the fetus synthesizes tissue. Recording weight results at every visit of pregnant women is useful to know the welfare of the fetus in the mother's womb. Uterine Fundus Height Measurement (TFU) is the starting point for evaluating fetal growth. Estimated fetal weight is useful for monitoring fetal growth in the uterus, so it is expected to detect early the possibility of abnormal fetal growth. Research Objectives To analyze the relationship between weight gain of pregnant women and fetal weight estimates in RBG Zakat Surabaya. The sample of 25 mothers was 3rd trimester pregnant women who came to visit the Zakat Surabaya RBG clinic during May-August 2019. The sampling technique used purposive sampling technique. Data analysis using chi-square. Results of the study Based on the results of the statistical test with chi-square obtained the calculation results showed significance (α) = 0.396. Assuming if ρ <0.05 Ho is rejected then there is a relationship between maternal weight gain and estimated fetal weight. 


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Yasi Anggasari

Salah satu ketidaknyamanan yang sering dikeluhkan oleh ibu hamil adalah nyeri pinggang. Biasanya gejala sakit pinggang ini semakin terasa saat usia kehamilan memasuki trimester kedua. Ibu akan mengalami kesulitan berjalan, mengenakan pakaian, mengangkat barang bahkan ketika duduk pun pinggang masih nyeri.  Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh keteraturan prenatal gentle yoga terhadap penurunan tingkat nyeri pinggang pada ibu hamil trimester III di Rumah Bersalin Surabaya. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan tehnik Simple random sampling. Variabel independen adalah Keteraturan prenatal Gentle yoga dan variabel dependen adalah nyeri pinggang ,metode pengumpulan data menggunakan data primer. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square.Hasil penelitiaan menunjukkan sebagian besar  responden mengalami nyeri sedang (70%) setelah dilakukan prenatal yoga .Hasil uji statistik chi square   0,01  < α = 0,05. menunjukkan terdapat Ada pengaruh antara keteraturan prenatal gentle yoga terhadap nyeri pinggang pada ibu hamil di Rumah Bersalin Anugrah Surabaya. Ada pengaruh keteraturan Prenatal Gentle Yoga Terhadap penurunan nyeri Pinggang Pada Ibu Hamil di Rumah Bersalin Anugrah. Ibu hamil diharapkan mengikuti prenatal yoga rutin sehingga dapat mengatasi terjadinya nyeri pinggang.One discomfort that is often complained of by pregnant women is low back pain. Usually, the symptoms of back pain are increasingly felt when gestational age enters the second trimester. Mother will have difficulty walking, wearing clothes, lifting things even when sitting down, the waist still aches. This study aims to determine the effect of prenatal gentle yoga regularity on reducing the level of low back pain in third trimester pregnant women at the Maternity Hospital in Surabaya.This research uses quantitative design with cross sectional research design. The sample in this study was taken by simple random sampling technique. The independent variable is the Prenatal Regularity of Gentle yoga and the dependent variable is low back pain, the data collection method uses primary data. Data analysis using Chi Square statistical test. The results of the study showed that most respondents experienced moderate pain (70%) after prenatal yoga. The results of the chi square statistical test were 0.01 <α = 0.05. shows there is an influence between the regularity of prenatal gentle yoga on low back pain in pregnant women at the Anugrah Maternity Hospital in Surabaya.There is an effect of the regularity of Prenatal Gentle Yoga on the reduction of low back pain in pregnant women at the maternity hospital. Pregnant women are expected to take part in routine prenatal yoga so that they can cope with low back pain.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Mardiyah Ibrahim ◽  
Tasnim Tasnim ◽  
Nurmiaty Nurmiaty

Saat ini motivasi dan kinerja bidan masih dianggap kurang, disamping itu terjadi masa tunggu kerja yang lebih lama dari para lulusan Diploma III Kebidanan dikarenakan jumlah lulusan banyak yang belum lulus ujian kompetensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat kelulusan ujian kompetensi dan motivasi terhadap kinerja bidan lulusan Akademi Kebidanan Konawe. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 115 orang. Besar sampel sebanyak 89 responden yang diambil dengan cara simple random sampling. Data dikumpulkan dengan kuisioner, kemudian di analisis menggunakan uji chi square dan koefisien phi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang lemah antara tingkat kelulusan uji kompetensi bidan dengan motivasi dimana diperoleh X2 hitung > X2 tabel (5,994 > 3,841), dan (Φ) sebesar 0,289. Ada hubungan yang lemah antara tingkat kelulusan uji kompetensi bidan dengan kinerja bidan dimana diperoleh nilai X2 hitung > X2 tabel (6,303 > 3,841), dan (Φ) sebesar 0,283, sedangkan hubungan antara motivasi dengan kinerja bidan memiliki hubungan yang sangat kuat. diperoleh nilai X2 hitung > X2 tabel (55,101 > 3,841), dan (Φ) sebesar 0,881. Oleh karena itu, perlu terus di upayakan peningkatan motivasi bidan dalam bekerja yang salah satu caranya adalah dengan pemberian penghargaan bagi bidan prestasi.Currently, the motivation and performance of midwives are still considered lacking. There is a longer employment waiting period than the Diploma III obstetrics graduates because the number of graduates has not passed the competency exam. This research aims to analyse the relationship of competency exam graduation rate and motivation to the performance of The Graduate midwife of the Konawe Academy. The population in this study was 115 people. A large sample of 89 respondents was taken using simple random sampling. Data is collected with a questionnaire, then in analysis using Chi-square test and phi coefficient. The results showed that there was a weak relationship between the graduation rate of the competency test midwife with the motivation where the X2 calculated > X2 table (5.994 > 3.841), and (Φ) amounted to 0.289. There is a weak relationship between the graduation rate of the midwife competence test with the performance of midwives where the value of X2 count > X2 table (6.303 > 3.841), and (Φ) amounting to 0.283. In contrast, the relationship between the motivation with the performance of midwives has very Strong. The retrieved X2 count value of > X2 table (55.101 > 3.841), and (Φ) amounting to 0.881. Therefore, it is necessary to continue to increase the motivation of midwives in working that one way is to give appreciation to midwives’ achievement.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Cahaya Indah Lestari ◽  
Siti Mardiyah WD ◽  
Catur Esty Pamungkas ◽  
Baiq Masdariah

Masalah gizi di Indonesia saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Wanita umumnya mudah menderita masalah gizi terutama selama kehamilan dan laktasi karena selama periode waktu tersebut kebutuhan gizi meningkat (Rao, et al. 2010). Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan kekurangan asupan energi dan protein pada Wanita Usia Subur (WUS) yang berlangsung secara terus menerus dan mengakibatkan gangguan kesehatan (Depkes, 2002). Data Pemantauan Status Gizi (2017) mencatat ibu hamil resiko mengalami KEK di Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah 17.40%. Capaian tersebut tidak sesuai dengan target yang diharapkan yaitu tidak lebih dari 15,5%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Mataram (2016), rata-rata prevalensi ibu hamil KEK di Kota Mataram yaitu 6.09% mengalami peningkatan menjadi 13.3% pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan asupan makanan dan karakteristik ibu hamil dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Kota Mataram. Metode penelitian yang digunakan adalah desain penelitian observasional dengan rancangan pengumpulan data menggunakan crossectional. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survei dan menggunakan kuesioner. Hasil uji statistik multivariat didapatkan variabel yang paling dominan berpengaruh tentang KEK adalah asupan makanan (OR 3.76). Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang bermakna antara asupan makanan dan pendapatan dengan KEK pada ibu hamil di Kota Mataram Tahun 2020 (p <0.05).Nutrition problem is one of the health problems that need attention in Indonesia. Women are generally prone to suffer from nutritional problems especially during pregnancy and lactation because nutritional needs increase during this period (Rao, et al. 2010). Chronic Energy Deficiency is a state of lack of energy and protein intake in Fertile Women which continues and causes health problems (Depkes, 2002). Nutrition Status Monitoring Data (2017) noted Chronic Energy Deficiency in pregnant women in West Nusa Tenggara (NTB) approximately 17.40%. This achievement did not reach the expected target that is not more than 15.5%. Based on the data from the Health Office of Mataram City (2016), the average prevalence of  Chronic Energy Deficiency in pregnant women in Mataram City is about 6.09%. The cases increased into 13.3% in 2017. The aim of this study is to analyze the relationship of food intake and characteristics of pregnant women with incidence of Chronic Energy Deficiency in pregnant women in Mataram city 2020.  The design of this study was observational with a cross-sectional design.  A survey wethode collected the data using questionnaires. Results of statistical analysis found food intake as the most variable influencing Chronic Energy Deficiency (OR 3.76). There was a significant relationship between food intake and income with KEK in pregnant women in Mataram City in 2020 (p <0.05).


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Ana Pujianti Harahap ◽  
Aulia Amini ◽  
Nurul Qamariah Rista Andaruni ◽  
Rizkia Amilia

IMD termasuk dalam salah satu 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) atau ten step to successful breastfeeding. IMD dapat dilaksanakan pada persalinan secara normal atau dengan Sectio Caesarea. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSUD Prov NTB), sebagai rumah sakit pusat rujukan terbesar di NTB data jumlah pasien yang melahirkan dengan SC pada tahun 2017 sebanyak 288 (88%), dari total persalinan 327. Dari jumlah pasien yang melahirkan dengan SC sebagian besar tidak pernah dilakukan IMD. Pasien yang melahirkan spontan sebanyak 39 orang (22%). Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui hambatan IMD pasien post SC. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Informen dalam penelitian ini terdiri dari tenaga kesehatan yaitu dokter spesialis kandungan, dokter spesialis anak, pihak manajemen,bidan dan pasien. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan Analisis data dilakukan menggunakan versi Miles dan Huberman, dalam Sugiyono (2013). Aktivitas meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data ( data display) dan penarikan kesimpulan (verification). Hasil penelitian yang sudah terindentifikasi mengenai hambatan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada pasien post SC yaitu : 1) Kendala kurangnya informasi pasien tentang IMD, 2) tidak ada tenaga kesehatan khusus yang melaksanakan IMD, 3) kurangnya pelatihan tentang pelaksanaan IMD post SC, 4) Ketidaknyamanan posisi pasien saat SC, 5) Kekhawatiran ibu terhadap kondisi bayi saat dilakukan imd, dan 6) kurangnya kerjasama tim tenaga kesehatan. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dan instansi kesehatan bisa bersama-sama untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini pada pasien post Sectio Caesrea.Early initiation of breastfeeding is included in one of the 10 Steps to Successful Breastfeeding (LMKM) or ten-step to successful breastfeeding. IMD can be carried out in labor normally or with Caesarean Sectio. Based on data obtained from the General Hospital of West Nusa Tenggara Province, as the largest referral center hospital in West Nusa Tenggara, the number of patients giving birth to SC in 2017 was 288 (88%), out of total delivery of 327. Of the total, most patients who have had an SC have never had an early initiation of breastfeeding. Patients who gave birth spontaneously were 39 people (22%). This study aims to determine the early initiation of breastfeeding barriers for post-SC patients. The research method used is descriptive qualitative. Informants in this study consisted of health workers namely obstetricians, pediatricians, management, midwives and patients. In this study, researchers will use data analysis performed using the version of Miles and Huberman, in Sugiyono (2013). Activities include data reduction, data display, and verification. The results of studies that have been identified regarding the obstacles to implementing early initiation of breastfeeding in post SC patients are: 1) Obstacles to lack of patient information about early initiation of breastfeeding, 2) there are no special health workers who carry out early initiation of breastfeeding, 3) lack of training on implementing post-SC early initiation of breastfeeding, 4) Discomfort of the patient's position during SC, 5) Mother's concern for the condition of the baby during early initiation of breastfeeding, and 6) Lack of teamwork of health workers. With the results of this study, it is expected that health workers and health agencies can work together to further optimize the implementation of early initiation of breastfeeding in post-SC patients.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Evi Wahyuntari ◽  
Pratika Wahyuhidaya

Kelainan tekanan darah selama kehamilan seperti preeklampsia, hipertensi gestasional, dan chronic hipertensi  terjadi pada 10% wanita hamil. Kelainan tekanan darah ini akan berefek pada morbiditas, ketidakmampuan ibu dan penyebab kamatian tertinggi pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pre eklamsia pada kehamilan Penelitian deskriptif Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil baik yang mengalami Preeklampsia maupun yang tidak mengalami Preeklampsia dan melakukan pemerikasaan di RSKIA Sadewa diambil dari data rekam medik pada bulan Januari sampai bulan Nopember 2018 dengan jumlah 2862 ibu hamil. Kriteria Inklusi semua ibu hamil normal yang tidak mengalami Preeklampsia dan data yang ada di dalam rekam medis pasien yang terisi lengkap. Kriteri eksklusi data rekam medis yang tidak terisi lengkap atau tidak adanya data salah satu dari kriteria insklusi Hasil: gambaran faktor risiko preeklampsia di RSKIA Sadewa 31 (31%) responden rentang usia berisiko, 95 (95%) dengan pendidikan tinggi, 53 (53%) responden dengan paritas multigravida, 83 (93%) riwayat kesehatan tidak berisiko. Kesimpulan gambaran preeklampsia di RSKIA Sadewa sebagian besar responden yang mengalami preeklamsia tidak memiliki riwayat kesehatan yang berisiko. Saran dengan mengetahui karakteristik responden, maka kejadian preeklampsia dapat di minimalisir.Blood pressure abnormalities during pregnancy such as pre-eclampsia, gestational hypertension, and chronic hypertension occur in 10% of pregnant women. This blood pressure disorder will influence morbidity, maternal disability and the highest cause of death in pregnant women. This study aims to determine factors associated with pre-eclampsia in pregnancy. Descriptive research the population in this study were all pregnant women both experiencing pre-eclampsia and those not experiencing pre-eclampsia and conducting examinations in RSKIA Sadewa taken from medical record data from January to November 2018 with a total of 2862 pregnant women. Criteria for inclusion of all normal pregnant women without preeclampsia and the data contained in the complete medical records of patients. Criteria for exclusion of incomplete medical record data or absence of data from one of the inclusion criteria Results: description of pre-eclampsia risk factors in RSKIA Sadewa 31 (31%) respondents at-risk age range, 95 (95%) with tertiary education, 53 (53 %) respondents with multigravida parity, 83 (93%) medical history was not at risk. Conclusion Anaemia's description in the work area of Kalasan Public Health Center most of the respondents did not experience anaemia before. Suggestions by knowing the characteristics of respondents, then events can be minimized by doing early detection of risk factors


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Nurmiaty Nurmiaty ◽  
Wahida Wahida ◽  
Elyasari Elyasari ◽  
Andi Malahayati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyuluhan terhadap pengetahuan, sikap dan keputusan ibu melakukan IVA. Desain penelitian adalah Quasi Experimental.  Analisis data dengan uji Wilcoxon dan chi square. Hasil penelitian skor pengetahuan sebelum di beri penyuluhan (T0) sebesar (65,66±12,55) dan setelah diberikan intervensi (T1) berupa penyuluhan, skor pengetahuan meningkat menjadi (81,13±5,62). Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan signifikan terhadap pengetahuan, dimana (p<0,05). Skor sikap sebelum di beri penyuluhan  sebesar (58,75±16,60) dan setelah diberi penyuluhan (77,75±10,70)  hasil ini menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan signifikan terhadap sikap ibu di mana (p<0,05). Skor keputusan ibu sebelum penyuluhan adalah (61,52±11,87) dan setelah penyuluhan (78,58±10,05). Hasil uji statistik menunjukkan skor perilaku signifikan pada post test di mana (p<0,05), hasil ini menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan dapat mempengaruhi tindakan ibu untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dengan IVA Test. Pemberian penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan, serta mempengaruhi sikap dan tindakan ibu untuk melakukan deteksi dini kanker serviks menggunakan IVA Test.The purpose of the study was to determine the effectiveness of counselling on the knowledge, attitudes and decisions of mothers conducting an early detection of cervical cancer. The research design was quasi-experimental. Statistical analysis using the Wilcoxon and chi-square test. Based on the results of data analysis with Wilcoxon test obtained knowledge scores before counselling (T0) of (65.66 ± 12.55) and after counselling (T1) knowledge scores increased to (81.13 ± 5.62) p-values <0,05. The attitude score before counselling was (58.75 ± 16.60) and after counselling (77.75 ± 10.70) with a p-value <0.05. The results of the static analysis showed that the provision of counseling significantly increased the knowledge score, attitude score and the mother's decision to make early detection of cervical cancer with an IVA Test.  


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Nur Rosianti ◽  
Sunarsih Sunarsih ◽  
La Banudi

Status gizi merupakan indikator kesehatan yang penting bagi balita karena anak usia di bawah lima tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi yang dampak fisiknya diukur secara antropometri dan dikategorikan berdasarkan standar baku WHO dengan indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) , TB/U (Tinggi Badan menurut Umur) dan BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan). Salah satu indikator status gizi adalah balita dengan keadaan TB/U atau PB/U (Panjang Badan menurut Umur) sangat pendek atau pendek hingga melampaui defisit dua Standar Deviasi (SD) berdasarkan pengukuran antropometri (Khoeroh and Indriyanti, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pengeluaran Pangan, Sumber Air Minum dan Tingkat Pendidikan Ibu dengan  Status Stunting Pada Balita Usia 6-59 bulan di Kabupaten Buton. Penelitian ini merupakan studi cross sectional. Populasi adalah Balita Stunting di Desa Manuru Kabupaten Buton yang merupakan salah satu Desa Lokus Stunting yaitu sebanyak 89 Balita dan sampel sebanyak 73 Balita yang diperoleh secara Simple Random Sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact, didapatkan untuk variabel Pengeluaran Pangan bahwa nilai P=0,089>α= 1,000, Sumber Air Minum berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact didapatkan bahwa nilai p sebesar 0.000 lebih kecil dari alpha (p<0.05) dengan nilai Coefficient Contingency 0.607, Tingkat Pendidikan Ibu berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact didapatkan bahwa nilai P=0,641 >α= 1,000. Kesimpulan hasil penelitian ini ada hubungan sumber air minum dengan status Stunting pada Balita. Sedangkan Pengeluaran Pangan dan Tingkat Pendidikan Ibu tidak berhubungan secara signifikan dengan Status Stunting pada Balita. Nutritional status is an important health indicator for toddlers because children under five years are a group that is vulnerable to health and nutrition whose physical impact is measured anthropometrically and is categorized based on WHO standard with BB / U index (Weight by Age), TB / U (Height by Age) and BB / TB (Weight by Height). One indicator of nutritional status is a toddler whose TB / U or PB / U (Body Length by Age) is very short or short to exceed the deficit of two Standard Deviations (SD) based on anthropometric measurements (Khoeroh and Indriyanti, 2017). This study aims to determine the relationship of Food Expenditure, Source of Drinking Water and Mother's Education Level with Stunting Status in Toddlers Age 6-59 months in Buton Regency. This research is a cross sectional study. The population is Stunting Toddler in Manuru Village, Buton Regency, which is one of the Locus Stunting Villages, which is 89 Toddlers and as many as 73 Toddlers obtained by Simple Random Sampling. Statistical test results using the Fisher Exact test, obtained for the variable Food Expenditure that the value of P = 0.089> α = 1,000, Source of Drinking Water based on the results of statistical tests using the Fisher Exact test found that the p value of 0,000 is smaller than alpha (p <0.05) with a Coefficient Contingency value of  0.607, the Mother's Education Level based on the results of statistical tests using the Fisher Exact test found that the value of P = 0.641> α = 1,000. The conclusion of this research is that there is a relationship between drinking water sources and Stunting status in under-fives. Whereas Food Expenditures and Education Level of Mothers did not significantly correlate with Stunting Status in Toddlers.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Riona Sanjaya ◽  
Jusuf Sulaeman Effendi ◽  
Adhi Pribadi

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi yang sangat penting dan paling ideal bagi bayi dalam mendukung tumbuh kembang bayi yang optimal. Dalam proses laktasi, terutama pada wanita yang baru pertama kali menjadi ibu umumnya mengalami kecemasan dan membutuhkan dukungan dari orang terdekat yaitu suami. Dukungan suami akan memengaruhi keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya. Selain itu, dibutuhkan efikasi diri ibu untuk menyusui bayinya. Ibu dengan efikasi diri yang tinggi akan memiliki kepercayaan diri dan usaha untuk menyusui serta penanganan terhadap tantangan yang dihadapi selama proses menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kecemasan ibu dan dukungan suami dengan efikasi diri menyusui. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Sampel 62 orang ibu nifas dalam tiga bulan pertama postpartum di wilayak kerja Puskesmas Bandung. Tehnik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling. Data diperoleh menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji fisher’s exact. Hasil penelitian didapatkan, dukungan suami berhubungan dengan efikasi diri ibu menyusui, sedangkan kecemasan ibu tidak berhubungan dengan efikasi diri ibu menyusui. Usia ibu merupakan faktor perancu. Breast milk is essential and the most ideal nutrient for support optimal baby’s growth. In lactation’s process, especially for first-time mothers, generally experiencing anxiety and need support from husband as the closest person. The husband's support will affect the success of a mother to breastfeed her baby. Furthermore, self-efficacy of mother's breastfeeding is needed to breastfeed her baby. Mothers with high self-efficacy will have the confidence and effort to breastfeed and deal with the challenges faced during the breastfeeding process. This research aimed to analyse the relationship between maternal anxiety and husband's support with breastfeeding self-efficacy. This study was a cross-sectional study. The sample size was 62 postpartum mothers in the first three months postpartum in the working area Bandung Public Health Service. The sampling technique used proportionate stratified random sampling. Data were obtained using a questionnaire. Data analysis used Fisher's exact test. Husband support was related to maternal breastfeeding self-efficacy. The result showed that husband’s support was related to maternal breastfeeding self-efficacy, while maternal anxiety was not related to it. Mother's age was the confounding factor.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Uke Maharani Dewi ◽  
Hinda Novianti

Pada bulan Maret 2018 didapatkan masih banyak bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif dengan alasan volume ASI yang dihasilkan oleh ibu sedikit bahkan tidak bisa keluar, ibu bekerja, tidak ada dukungan dari suami dan keluarga. Upaya yang telah diberikan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif di kelurahan Wonokromo adalah dengan memberikan penyuluhan kepada kader ASI dan ibu hamil tentang manfaat ASI eksklusif, cara menyusui dan memerah ASI, cara penyimpanan ASI. Namun, belum dilakukan pelayanan berupa pemantauan dan pendampingan dalam praktik pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada kader ASI kelurahan Wonokromo tentang tentang pemberian pelayanan dalam praktik pemberian ASI sehingga masyarakat dapat mengidentifikasi masalah dalam praktik pemberian ASI serta dapat memberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini dikerjakan dengan desain kuasi eksperimen dengan pre posttest group design. Besar sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu 40 kader ASI kelurahan Wonokromo. Instrumen yang digunakan adalah lembar obervasi. Hasil yang diperoleh adalah terdapat peningkatan pelayanan dalam pemberian ASI oleh kader ASI.In March 2018, in Wonoromo Urban Village, 85 babies out of a total of 267 babies aged 0 - 6 months did not receive exclusive breastfeeding because the volume of milk produced by the mother was small and could not even come out, the mother worked, there was no support from her husband and family. Efforts that have been made to increase exclusive breastfeeding in the Wonokromo district are to provide counseling to breastfeeding cadres and pregnant women about the benefits of exclusive breastfeeding, how to breastfeed and express breastmilk, how to store breast milk. However, services in the form of monitoring and assistance have not been provided in the practice of breastfeeding. This study aims to provide knowledge and skills to the cadres of ASI in the Wonokromo district of providing services in breastfeeding practices so that the community can identify problems in breastfeeding practices and provide solutions to overcome these problems. This research was conducted with a quasi-experimental design with a pre posttest group design. The sample size used was total sampling, namely 40 ASI cadres in Wonokromo district. The instrument used was an observation sheet. The results obtained are that after being given training, the number of ASI cadres who can provide good service is 50%. The conclusion in this study is that training for breastfeeding cadres can improve services for breastfeeding mothers in breastfeeding. Continuous assistance and guidance is needed for breastfeeding cadres so they can provide quality services as an effort to increase the coverage of exclusive breastfeeding.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document