scholarly journals Latihan Squat dengan Progressive Resistance Exercise (PRE) untuk Penderita Osteoarthritis (OA)

2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 15-19
Author(s):  
Warih Anjari Dyah K

AbstractPenderita Osteoarthritis mempunyai keluhan nyeri sendi yang khas yaitu nyeri yang bertambah berat pada waktu menopang berat badan atau saat aktifitas, rasa kaku pada waktu pagi serta rasa pegal bila sendi lama diistirahatkan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan, krepitasi dengan atau tanpa keterbatasan gerak sendi. Penderita Osteoarthritis ekstremitas bawah dapat mengalami keterbatasan dalam aktifitas sehari-hari seperti berjalan, mandi, berpakaian, menggunakan toilet, dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Kelemahan otot quadriceps merupakan keadaan yang sering dijumpai pada pasien Osteoarthritis lutut yang kemudian akan menjurus pada disused atropi hal ini diakibatkan oleh kurangnya penggunaan otot tersebut pada sisi lutut yang sakit.  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kedua latihan terhadap penderita Osteoarthritis. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre and Post Test with Control Group Design.  Hasil menunjukkan nilai signifikansi baik pada kelompok squat exercise dan progressive resistance exercise terhadap peningkatan aktifitas fungsional pada Osteoarthritis lutut semua bernilai p <0,05 menunjukkan bahwa Close kinetic chain (p= 0,00) dan Progressive Resistance Exercise (p= 0,001) sama-sama berpengaruh terhadap peningkatan aktifitas fungsional pada Osteoarthritis lutut. Ada perbedaan pengaruh latihan Squat dengan progressive resistance exercise dalam meningkatkan aktifitas fungsional pada penderita Osteoarthritis lutut 

2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 100
Author(s):  
Ketut Trisandy ◽  
Ni Wayan Tianing ◽  
Made Hendra Satria Nugraha ◽  
I Made Muliarta

Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk menghasilkan tenaga yang berperan mengatasi sebuah tahanan atau beban dalam menjalankan suatu aktivitas. Kekuatan otot tungkai merupakah salah satu aspek fisik yang harus dimiliki oleh seorang pemain bulutangkis yang berpengaruh terhadap footwork para pemain bulutangkis dan berdampak pada prestasi dan performa permainan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah efek pelatihan leg squat exercise lebih baik dalam meningkatkan kekuatan otot tungkai dibandingkan dengan pelatihan lari 100 meter. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan rancangan Pre and Post Test Control Group Design. Sampel penelitian berjumlah 34 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol yang diberikan pelatihan lari 100-meter dan kelompok perlakuan yang diberikan pelatihan leg squat exercise. Hasil menunjukkan adanya peningkatan kekuatan otot tungkai pada kelompok kontrol sebesar 3,23 dan pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan kekuatan otot tungkai sebesar 5,28. Uji paired sample t-test didapatkan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,000 (p<0,05) pada kelompok kontrol dan nilai p=0,000 (p<0,05) pada kelompok perlakuan. Uji beda selisih dengan independent t-test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dimana p=0,001 (p<0,05). Pelatihan leg squat exercise lebih efektif dalam meningkatkan kekuatan otot tungkai daripada pelatihan lari 100-meter terhadap pemain bulutangkis. Kata kunci: kekuatan, otot, leg squat exercise, lari 100 meter, bulutangkis.


Author(s):  
Indri Susilawati ◽  
Intan Primayanti

Abstrak: Penelitian ini berjudul “Pengaruh Latihan Delorme Terhadap Peningkatan Kekuatan  Otot pada Pemain Sepak Bola. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan oleh dua tim yang saling memperlihatkan tehnik bermain yang baik, masing-masing tim terdiri dari sebelas orang, kedua tim akan berusaha memasukkan bola kedalam gawang lawan sebanyak mungkin sehingga tim yang memasukkan bola paling banyak akan memenangkan permainan. Untuk mencapai prestasi yang optimal diperlukan kekuatan dalam berlari dan menendang bola pada pemain sepak bola. Kekuatan berlari dan menendang bola di lakukan oleh otot quadriceps pada pemain sepak bola yang dapat ditingkatkan dengan latihan yang memerlukan adanya tahanan yang optimal. Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan otot adalah pemberian latihan Delorme. Delorme dikenal dengan Progressive Resistance Exercise (PRE) dengan menggunakan pendekatan latihan strengthening. Prosedur nya menentukan 10RM memberikan beban yang paling berat dan dapat digerakkan samai 10 kali repitisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui factor – faktor overload dan daya tahan otot yang mempengaruhi latihan delorme terhadap peningkatan kekuatan otot quadriceps pemain sepak bola. Metode  penelitian eksperimen dengan desain penelitian pre test and post test with control design. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Subyek penelitian berjumlah 22 orang pemain yang terbagi menjadi 2 kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Tehnik analisis data, dalam penelitian mengunakan statistik deskriptif dan inferensial dengan pengolahan data mengunakan progam komputer SPPS for Windows versi 17 dengan taraf signifikan 5 % (α = 0,05). Luaran wajib dalam penelitian ini adalah (1) Publikasi ilmiah pada jurnal nasional tidak terakreditasi ber ISSN. Luaran Tambahan (1) Accepted Artikel ilmiah dimuat di prosiding.               Kata Kunci: Delorme, kekuatan otot quadriceps. Abstract: This study entitled "Effect of Exercise Delorme on Increasing Quadriceps Muscle Strength in Football Players”. Football is one of the sports played by two teams showing each other good playing techniques, each team consists of eleven people, both teams will try to put the ball into the opponent's goal as much as possible so that the team that puts the most balls will win the game. To achieve optimal performance required strength in running and kicking the ball in football players. The power of running and kicking the ball is done by the quadriceps muscle on the football player which can be increased by training that requires optimal resistance. One way to increase muscle strength is giving Delorme exercise. Delorme is known as the Progressive Resistance Exercise (PRE) by using a strengthening training approach. The procedure determines that 10RM gives the heaviest load and can be moved up to 10 repetitions. The purpose of this study was to determine the factors overload and muscular endurance that affect the delorme exercise to increase the strength of the quadriceps muscle in football players. Experimental research method with research design pre test and post test with control design. The sampling technique uses purposive sampling. The research subjects were 22 players who were divided into 2 groups (the control group and the experimental group). Technical analysis of the data in this study using descriptive and inferential statistics with data processing using the computer program SPSS for Windows version 17 with significant level of 5% (α = 0.05). Mandatory outcomes in this study are (1) scientific publications on non-accredited ISSN national journals. Additional outcomes (1) Accepted scientific articles published in proceedings. Keywords: Delorme, strength of quadriceps muscle


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 447
Author(s):  
Iyay Robia Khoerudin ◽  
Neneng Titin ◽  
Eki Kiyamudin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIII di SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka, mengetahui kemampuan menulis surat dinas dengan menggunakan model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievment Divisions) siswa kelas VIII di SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka, serta menjelaskan efektifitas model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievment Divisions) untuk meningkatkan  pengajaran menulis surat dinas siswa Kelas VIII di SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode eksperimen Pre test-Post test Control Group Design, populasinya yaitu SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun ajaran 2013/2014, sedangkan  sampelnya ditentukan melalui teknik simple random sampling yaitu kelas VIII G SMP Negeri 2 Panyingkiran sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B SMP Negeri 1 Panyingkiran sebagai kelas kontrol. Instrumen pengumpulan data yang digunakan tes tertulis tes awal dan tes akhir, kuesioner, lembar observasi guru dan siswa, setelah data diperoleh maka dilakukan analisis data. Data kuesioner dan observasi dianalisis dalam bentuk uraian sedangkan data tes dianalisis dengan statistik dan di deskripsikan.Berdasarkan perhitungan statistik program SPSS 16.0 diperoleh hasil uji t pretes pada kedua kelas tersebut memiliki nilai t=5.429 derajat kebebasan (df)=n-1=38 nilai probability (sig 2-tailed) sebesar 0,000.  Hal ini berarti t hitung <0,005. Artinya 0,000<0,05, pada uji t ini bahwasanya pretes pada kedua kelas terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.  Apabila ditinjau dari segi rata-rata pretes eksperimen lebih efektif daripada kelas kontrol. Hal ini terbukti dari rata-ratanya pretes kelas eksperimen 64,8 kelas kontrol 62,3 selisih rata-rata 2,5. Sedangkan rata-rata postes kelas eksperimen 81,2 dan kelas kontrol 69 terjadi selisih postes 12,2.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Kadir Kadir ◽  
Munawir Sadzali

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) terhadap keterampilan problem posing matematis siswa. Penelitian ini dilakukan di SD Al- Zahra Indonesia, untuk tahun akademik 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan Post-test Only Control Group Design, melibatkan 60 siswa sebagai sampel. Untuk menentukan sampel digunakan teknik cluster random sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen seperti tes esai tertulis. Keterampilan problem posing matematis siswa yang mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) lebih tinggi daripada keterampilan problem posing matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran klasik (t hitung = 2,01 table t tabel = 2,00 ). Persentase jawaban siswa dari problem posing berdasarkan gambar, tabel dan diagram yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) lebih tinggi daripada siswa yang mengajar dengan model pembelajaran klasik. Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa pembelajaran matematika Pecahan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan problem posing matematika siswa.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
A.P. Adhiyanti ◽  
A.A.I.N Marhaeni ◽  
I.P.I Kusuma

  This study aimed to investigate the effect of anonymous peer assessment on students’ writing ability. Quantitative approach was used in this study. Post-test only control group design was the design used in this experimental study. The post-test only control group design was designed to discover the purpose of this study which was to investigate the significant effect on writing ability between students who obtain feedback from anonymous peer assessment and students who obtain feedback from conventional assessment. The study was conducted at SMK PGRI 1 Singaraja. The eleventh grade students in Academic Year 2017/2018 were chosen as the population. The samples were 44 students from XI AP and XI UPW. The instruments used in this study were lesson plan, anonymous peer checklist, writing scoring rubric, and writing test. Writing scoring rubric and writing test were used to obtain the data through post-test while lesson plan and anonymous peer assessment were used during the treatment. The data then was analyzed by using SPSS 16. The results of the analysis show that (1) the mean score of the experimental group was 77.55 while the mean score of the control group was 68.77. (2) The t-observe was 3.892 and it exceeded the t-critical value which was 2.018. Therefore, based on the aforementioned results, it can be concluded that there was a significant difference on writing ability between the eleventh grade students who obtained feedback from anonymous peer assessment and those who obtained feedback from conventional assessment at SMK PGRI 1 Singaraja in academic year 2017/2018. 


2013 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Adi Suarman Situmorang

Abstract Tujuan penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajar dengan model pencapaian konsep lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran pencapaian konsep dengan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Medan dengan jumlah sampel sebanyak 80 siswa dari 364 siswa SMA kelas X melalui teknik random sampling, Penelitian ini merupakan suatu studi eksperimen dengan desain penelitian pre-test-post-test control group design. Data diperoleh melalui nilai semester untuk kemampuan awal matematis (KAM), tes kemampuan pemahaman matematis, tes kemampuan kreativitas matematis. Data dianalisis dengan uji ANAVA dua jalur. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata tes kemampuan kreativitas eksperimen dan kontrol adalah 13,3 dan 7,58 dengan p-value (2-tailed) adalah 0, dengan 0 < α = 0,05 maka terdapat perbedaan kemampuan kreativitas matematik siswa yang diajarkan dengan Model Pencapaian Konsep (MPK) dan Pendekatan Pembelajaran Konvensional, nilai signifikan sebesar 0,732, karena 0,732 > 0,05 maka tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap perbedaan kemampuan kreativitas matematik siswa. .


2012 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
Author(s):  
Arisanty Nursetia R

Sambiloto mengandung flavonoid dan andrografolid yang mempunyai efek anti alergi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata [Burm f.] Ness) terhadap hitung Eosinofil Serum Mencit Model Alergi Inflamasi. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorik, dengan post test only control group design. Hewan uji berupa 15 ekor mencit jantan. Mencit dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor. Kelompok I (kontrol) hanya diberi diet standar. Kelompok II diberi diet standar dan ekstrak sambiloto per oral dengan dosis 10mg/20 gram BB/hari. Kelompok III diberi diet standar dan antihistamin per-oral dengan dosis 0,4 mg/20 gram BB/hari. Sensitisasi mencit dengan ovalbumin (OVA). Hari ke-4 dan ke-20 dipapar OVA i.p. Dosis 0,15 cc/mencit. OVA inhalasi ke-37 secara intraorbital. Analisis data dengan uji Anova menggunakan program SPSS for Windows Release 11.5. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata eosinofil mencit kelompok I = 0,94% kelompok II = 0,87% dan kelompok III = 1,2%. Dengan analisa statistik kelompok II dibandingkan kelompok I, kelompok III dibandingkan kelompok I dan kelompok II dibanding kelompok III menunjukkan perbedaan hitung eosinofil yang tidak bermakna (p>0,05). Ekstrak sambiloto dengan dosis 10 mg/20gram BB/hari dapat menurunkan hitung eosinofil serum pada mencit model alergi inflasi.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Henas Deliara ◽  
Arum Kartikadewi ◽  
Dyah Mustika Nugraheni

Latar Belakang: Hiperkolesterolemia dapat menyebabkan penyakit cerebrovaskuler bahkan kematian. Salah satu pencegahan hiperkolesterolemia adalah dengan pemberian suplemen contohnya menggunakan kulit jeruk purut (Citrus hystrix) yang mengandung saponin, tanin dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan adanya pengaruh pemberian ekstrak ethanol kulit jeruk purut terhadap kadar kolesterol total pada tikus wistar jantan yang diberi diet tinggi lemak. Metode: Penelitian eksperimental  ini menggunakan metode post test only control group design. Jumlah sampel 30 ekor tikus wistar jantan dikelompokkan secara simple random sampling menjadi kelompok kontrol negative (K-), kontrol positif (K+), perlakuan 1 (P1), perlakuan 2 (P2) dan perlakuan 3 (P3). Pada kelompok K+, P1,P2 dan P3 tikus diberi minyak babi sebanyak 3 mg/200grBB/hari selama 3 minggu. Kelompok P1, P2 dan P3 diberikan ekstrak ethanol kulit jeruk purut sebesar 35 mg/200grBB/hari, 70 mg/200grBB/hari, dan 140 mg/200grBB/hari selama 3 minggu. Kadar kolesterol total dihitung dengan metode CHOD-PAP lalu dianalisis secara statistic dengan uji One Way Annova dan uji beda dengan Pos Hoc. Hasil: Dari 25 sampel, rerata kadar kolesterol total (K-):73,90 mg/dl±19,11 mg/dl; (K+):80,00 mg/dl±4,72 mg/dl; (P1):69,94 mg/dl±6,52 mg/dl; (P2):59,10 mg/dl±11,70 mg/dl; (P3):59,74 mg/dl±7,52 mg/dl. (p=0,032). Hasil uji Pos Hoc kelompok yang berbeda signifikan adalah K- dengan P2 (p=0,049), K+ dengan P2 (p=0,008) dan K+ dengan P3 (p=0,010). Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian ekstrak ethanol kulit jeruk purut terhadap kadar kolesterol total pada tikus wistar jantan yang diberi diet tinggi lemak. Dosis terendah ekstrak kulit jeruk purut yang dapat menurunkan kadar kolesterol total adalah 70 mg/200 grBB/hari.


DENTA ◽  
2015 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Felisitas Maria Agustina ◽  
Dian Mulawarmanti ◽  
Yoifah Rizka Wedarti

<p><strong> </strong></p><p><strong>Latar belakang : </strong><em>Porphyromonas gingivalis </em>adalah bakteri paling dominan yang ditemukan pada periodontitis kronis. Antibakteri konvensional(antibiotik), terutama tetrasiklin sering digunakan untuk menunjang terapi periodontal, akan tetapi penggunaan antibiotik sering menimbulkan resisten, alergi, dan toksik.  Minyak hati ikan hiu spesies <em>Cenctrophorus sp </em>memiliki sifat antibakteri melalui kandungannya yaitu <em>squalene </em>dan<em> squalamine, </em>sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai terapi ajuvan pada penyakit periodontal. <strong>Tujuan : </strong>Mengetahui daya hambat minyak hati ikan hiu terhadap pertumbuhan bakteri <em>Porphyromonas gingivalis. </em><strong>Metode : </strong>Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian <em>post test only control group design.</em> Subjek penelitian adalah bakteri <em>Porphyromonas gingivalis </em>strain ATCC 33277 sebanyak 30 sampel yang dibagi menjadi 5 kelompok. Tiga kelompok diberi minyak hati ikan hiu dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20%. Kontrol positif diberi tetrasiklin dan kontrol negatif diberi DMSO 1%. Daya hambat diperiksa dengan menggunakan metode difusi dan diinokulasikan pada media <em>MH </em>agar. Daya hambat dihitung dengan mengukur diameter zona jernih pada disk dengan menggunakan <em>digital callipers </em>dalam satuan milimeter. <strong>Hasil : </strong>Minyak hati ikan hiu dapat menghambat pertumbuhan bakteri <em>Porphyromonas gingivalis </em>pada setiap konsentrasi. Konsentrasi 10% (9,06 mm), konsentrasi 15% (11,31 mm), konsentrasi 20% (13,2 mm), sedangkan kontrol negatif (6,01 mm), dan  kontrol positif (30,09 mm). <strong>Simpulan : </strong>Minyak hati ikan hiu dapat menghambat pertumbuhan bakteri <em>Porphyromonas gingivalis.</em><em></em></p><p><em> </em></p>


DENTA ◽  
2016 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Ajeng Saghita Enggardini ◽  
Syamsulina Revianti ◽  
Noengki Prameswari

<p><strong><em>Latar Belakang:</em></strong><em> </em><em>Alveolar osteitis merupakan salah satu komplikasi pasca</em><em> </em><em>pencabutan </em><em>gigi</em><em>.</em><em> Kondisi ini biasanya menjadi masalah pasca pencabutan yang menyebabkan rasa nyeri dan menghambat penyembuhan soket. </em><em>Ekstrak </em><em>Nannochloropsis oculata</em><em> mengandung </em><em>alkaloid, carotenoid, flavonoid, terpenoid dan tocopherol </em><em>yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka.</em><em> </em><strong><em>Tujuan:</em></strong><em> Mengetahui efektivitas ekstrak Nannochloropsis oculata terhadap peningkatan kepadatan kolagen pada proses penyembuhan alveolar osteitis. <strong>Bahan dan Metode:</strong> </em><em>Rancangan penelitian ini adalah post test only control group design, dengan menggunakan 64 tikus Wistar jantan dibagi menjadi 2  kelompok  besar, yaitu pemberian irigasi dan dressing. Pada masing-masing kelompok terdapat kelompok kontrol negatif (irigasi PBS atau dressing PBS), kelompok kontrol positif (irigasi Saline 0,9% atau dressing Alvogyl) dan kelompok perlakuan (irigasi atau dressing ekstrak Nannochloropsis oculata 2,5% dan 5%). Kemudian ke</em><em>padatan kolagen</em><em> diukur pada hari ke 3 dan ke 7 setelah perlakuan. Ke</em><em>padatan kolagen </em><em>yang diukur pada soket pasca pencabutan gigi. Setelah dilakukan treatment pada hari ke 3 dan ke 7, semua tikus dikorbankan lalu ke</em><em>padatan kolagen </em><em>diukur melalui preparat histopatologi anatomi dengan pengecatan </em><em>Masson’s Trichom</em><em> dan pembesaran </em><em>100</em><em>x</em><em>, </em><em>kemudian dilakukan pe</em><em>rhitungan kepadatan kolagen</em><em>. Data yang diperoleh dianalisis</em><em> Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. </em><strong><em>Hasil:</em></strong><strong><em> </em></strong><em>Terdapat perbedaan </em><em>kepadatan kolagen </em><em>yang signifikan antara kelompok perlakuan irigasi (0,045), tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dressing (0,243). Metode dressing lebih efektif dalam meningkatkan kepadatan kolagen jika dibandingkan dengan kelompok irigasi (0,026).</em><em> </em><strong><em>S</em></strong><strong><em>impulan:</em></strong><em> Pemberian dressing ekstrak Nannochloropsis oculata konsentrasi 5% paling efektif dalam meningkatkan kepadatan kolagen pada proses penyembuhan alveolar osteitis pada hari ke 7.</em><em></em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document