Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

91
(FIVE YEARS 78)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By STIKES Nasional

2656-8950, 2302-7436

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 8-19
Author(s):  
Novita Maharani ◽  
Siti Aisiyah ◽  
Desi Purwaningsih

Karies gigi menjadi penyakit utama dalam permasalahan pada rongga mulut terutama pada gigi. Penyebab utama terjadinya karies gigi adalah bakteri Streptococcus mutans yang menjadi penghuni normal pada rongga mulut. Karies gigi dapat diatasi menggunakan suatu sediaan mouthwash yang mengandung zat antibakteri. Kulit buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan zat yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu fisik dan stabilitas, serta aktivitas antibakteri mouthwash ekstrak kulit buah nanas.Ekstrak kulit buah nanas dibuat dalam tiga formula sediaan mouthwash menggunakan variasi konsentrasi gliserin 5%, 10%, dan 15%. Sediaan mouthwash diuji mutu fisik dan stabilitas. Uji aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans ATCC 25175 menggunakan metode sumuran. Data yang didapat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik diolah dengan SPSS ver22 dengan metode Paired T-Test pada pengujian viskositas dan pengujian pH dan ANOVA pada pengukuran diameter zona hambat.Hasil penelitian menunjukan bahwa sediaan mouthwash pada semua formula dengan mutu fisik organoleptik, viskositas, dan stabilitas menghasilkan sediaan yang baik, sedangkan pada pengujian mutu fisik pH tidak memenuhi syarat pH sediaan mouthwash karena pengaruh dari ekstrak kulit buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr). Pada pengujian aktivitas antibakteri sediaan mouthwash didapatkan nilai diameter zona hambat yaitu basis 0 mm; F1 11,08 mm; F2 13,08 mm; F3 15,08 mm; dan kontrol positif 16,75 mm.Kata kunci : karies; nanas; mouthwash; Streptococcus mutans


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 25-34
Author(s):  
Maria Mita Susanti ◽  
Benediktus Toni Juliantoro
Keyword(s):  

Penggunaan minyak jelantah dapat menimbulkan berbagai penyakit apabila dikonsumsi bahkan akan menyebabkan pencemaran lingkungan jika dibuang tanpa adanya pengolahan. Oleh karena itu perlu upaya untuk memanfaatkan minyak jelantah menjadi produk yang dapat meningkatkan nilai ekonomis yang lebih tinggi salah satunya adalah produk berbasis minyak seperti sabun padat. Sabun yang baik bukan hanya mampu membersihkan kulit dari kotoran, tetapi juga memiliki kandungan zat yang dapat menangkal efek radikal bebas seperti antioksidan. Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) adalah salah satu sumber antioksidan alami yang mengandung xanthone dengan IC50 sebesar 2,710 ppm. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan menganalisis karakteristik mutu sabun padat ekstrak kulit buah manggis berbahan dasar minyak jelantah. Penelitian ini menganalisa karakteristik mutu sediaan sabun padat meliputi uji organoleptis, pH, kadar asam lemak bebas, kestabilan busa, kadar air dan kadar alkali bebas. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik mutu sabun padat sesuai dengan persyaratan mutu yaitu organoleptis berbentuk padat, pH 10, kestabilan busa 89,33%,kadar air 14,33%, kadar asam lemak bebas 1,54% dan kadar alkali bebas 0,07%.Kata Kunci: minyak jelantah, sabun, manggis (Garcinia mangostana L.), karakteristik mutu


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 35-40
Author(s):  
Didik Wahyudi ◽  
Endang Sutariningsih Soetarto

Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang bersifat patogen oportunistik yang menjadi penyebab utama infeksi nosokomial dan mampu membentuk biofilm pada media pertumbuhan, biofilm sering mengakibatkan pengobatan penyakit infeksi menjadi lebih sulit.  Media pertumbuhan bakteri ada beberapa jenis, komposisi dan merek. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan P. aeruginosa dalam membentuk biofilm pada beberapa media biakan cair. P. aeruginosa diisolasi dari sampel klinis dari rumah sakit, media cair yang digunakan adalah nutrien broth, laktosa broth, brain-heart infusion (BHI), luria bertani broth, dan tripticase soy broth.  Uji pembentukan biofilm menggunakan metode microtiter plate culture technique, kemampuan pembetukan biofilm diukur berdasarakan optical density dengan menggunakan microtiter plate reader pada panjang gelombang 570nm, dengan pewarnaan crystal violet 0,1%, setelah inkubasi 24 jam pada suhu 37oC, dengan replikat 8 kali.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa P. aeruginosa memiliki kemampuan membentuk biofilm pada nutrient broth 0,926±0,081, laktosa broth 0,521±0,041, BHI 1,283±0,031, luria bertani 1,301±0,043, dan media trypticase soy broth 1,563±0,032.  Pembentukan biofilm tertinggi pada trypticase soy broth, dan terendah pada laktosa broth, sedangkan pada media BHI dan luria bertani kemampuan pembentukan biofilm yang setara.  Kesimpulan penelitian ini adalah P. aeruginosa memiliki kemampuan yang berbeda dalam membentuk biofilm ketika ditumbuhkan pada media cair yang berbeda.Kata kunci : Biofilm, Pseudomonas aeruginosa, media cair


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 20-24
Author(s):  
A. Ariani Hesti Wulan ◽  
Navtalina Putri Sekar Langit

Kangkung memiliki dua jenis yaitu darat (Ipomoea reptans Poir) dan air (Ipomoea aquatic Forsk). Kangkung dapat digunakan untuk terapi herbal antara lain sedative, hipnotik, antidiabetes, analgetik dan ansiolitik. Obat herbal pemakaiannya cukup lama yaitu lebih dari satu minggu, maka perlu diketahui keamanannya agar tidak menimbulkan efek berbahaya yang tidak diinginkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek toksisitas dan menentukan nilai LD50 ekstrak etanol kangkung darat dan air menggunakan metode OECD 423. Penelitian ini menggunakan hewan uji mencit Mus musculus menggunakan dosis 300 mg/KgBB, kemudian dilanjutkan dosis 2000mg/KgBB. Pemberian melalui peroral satu kali selama perlakuan, dilihat gejala fisik berupa sianosis, kejang, laju pernafasan selama 4 jam pertama dan dihitung jumlah kematian. Pengamatan dilanjutkan sampai hari ke 14. Jika terjadi kematian pada 24 jam pertama maka dilakukan pengulangan. Hasil skrining fitokimia ektrak etanol kangkung darat dan air positif terhadap flavonoid, tannin, saponin, steroid, dan vitamin C dan E. Berdasar hasil pengamatan jumlah kematian kemudian disesuaikan dengan GHCS ekstrak etanol kangkung darat dan air memiliki LD50 > 2000-5000 mg/KgBBKata Kunci : kangkung, darat, air, OECD 423, ekstrak etanol


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Clara Pangesti ◽  
Vivin Nopiyanti ◽  
Jena Hayu Widyasti

Daun delima (Punica granatum L.) memiliki kandungan flavonoid sebagai penurunan kadar glukosa darah dan mencegah kerusakan jaringan akibat stres oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun delima putih terhadap kadar glukosa darah, berat badan, dan dosis efektif ekstrak etanol daun delima putih dalam penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan. Sebanyak 30 ekor mencit jantan dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok I (normal), kelompok II (kontrol negatif CMC-Na 0,5%), kelompok III (kontrol positif glibenklamid), kelompok IV (ekstrak 140 mg/Kg BB), kelompok V (ekstrak 280 mg/Kg BB) dan kelompok VI (ekstrak 560 mg/Kg BB). Perlakuan diberikan selama 14 hari dengan pengukuran kadar glukosa darah dan berat badan pada hari ke 0, 3,10, dan 17. Hasil analisis kadar glukosa darah dan berat badan dilakukan secara statistika melalui uji Multivariate Test dan uji Tukey Post Hoc, sedangkan penurunan kadar glukosa dianalisis menggunakan uji One-Way Anova dan uji Tukey Post Hoc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tersebut mempunyai aktivitas antihiperglikemia pada mencit yang diinduksi aloksan. Ekstrak etanol daun delima putih dosis 280 mg/Kg BB mempunyai aktivitas antihiperglikemia yang efektif dibanding dengan dosis 140 mg/Kg BB dan 560 mg/Kg BB yang sebanding dengan kelompok kontrol positif.Kata Kunci : Punica granatum L., antihiperglikemia, aloksan


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 41-47
Author(s):  
Puji Hastuti ◽  
Dwi Haryatmi

Penyakit cacingan merupakan masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan di dunia, hampir 2 miliar orang terinfeksi Soil Transmitted Helminth (STH). Cacing yang tergolong STH adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Diagnosis penyakit cacingan ditegakkan dengan pemeriksaan mikroskopis tinja yang ditunjang dengan pewarnaan. Eosin dan lugol selama ini digunakan sebagai pewarna pada pemeriksaan mikroskopis tinja. Daun jati (Tectona grandis Linn.f) mengandung senyawa antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan rendaman daun jati dalam mewarnai stadium telur parasit STH jika dibandingkan dengan pewarna eosin 2% dan lugol 2%. Metode pemeriksaan tinja yang digunakan adalah metode sedimentasi. Rendaman daun jati diperoleh dengan cara merendam daun jati dengan Etanol 96% dan HCl pekat selama 24 jam. Hasil pewarnaan menggunakan rendaman daun jati memberikan nilai efektif 100% pada telur Ascaris sp. dan Trichuris sp., dan memberikan nilai efektif 66,7% pada telur Hookworm. Berdasarkan perhitungan uji Chi-square dan tabel Fisher Exact dapat disimpulkan bahwa rendaman daun jati  memiliki kemampuan yang signifikan seperti eosin 2% dan lugol 2% dalam mewarnai stadium telur parasit STH.Kata Kunci : rendaman daun jati, telur STH, pewarna alternatif


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Isna Syahrullah Murwati ◽  
Lusia Murtisiwi
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan hipertensi meliputi golongan dan jenis obat yang diresepkan, serta potensi terjadinya interaksi obat secara teoritik, berdasarkan mekanisme interaksi obat di instalasi rawat jalan RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif retrospektif. Hasil pengumpulan data rekam medis pasien periode Januari-Juni 2018 diidentifikasi berdasar literatur dan diolah dengan menghitung persentasenya. Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah sulfonilurea (19,64%) dan golongan obat hipertensi adalah ARB (19,03%). Jenis obat diabetes yang paling banyak digunakan adalah glimepirid (17,33%) dan hipertensi adalah irbesartan (17,21%). Persentase hasil identifikasi interaksi obat secara teoritik adalah 62%(106) pasien, jenis interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah interaksi farmakodinamik 64,5%


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Gabriel Jonathan Suneidesis Alpons ◽  
Siti Aisiyah ◽  
Nuraini Harmastuti

Ibuprofen merupakan obat golongan Non Steroid Anti-Inflamantory Drug (NSAID) yang digunakan dalam pengobatan nyeri atau inflamasi. Metode dispersi padat dapat meningkatan kelarutan ibuprofen. Ibuprofen dibuat sediaan gel untuk menghindari efek samping. Penambahan enhancer dalam gel dapat meningkatkan penetrasi zat aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi enhancer tween 80 dan etanol terhadap pelepasan dan penetrasi zat aktif ibuprofen dalam sediaan gel, pengaruhnya terhadap mutu fisik sediaan serta formula optimum dari kombinasi keduanya. Penelitian ini menggunakan metode simplex lattice design dengan 2 faktor yaitu tween 80 dan etanol pada sediaan gel formula 1; formula 2; dan formula 3 secara berurutan 100%:0%; 50%:50%; 0%:100%. Dispersi padat ibuprofen-PEG 6000 dibuat dengan metode peleburan, kemudian dilakukan uji FTIR lalu dibuat sediaan gel. Uji penetrasi zat dilakukan dengan menggunakan alat sel difusi franz dengan membran selofan kemudian dilakukan penentuan formula optimum berdasarkan counterplot yang diperoleh dari optimasi menggunakan Design Expert 10.0.1 trial version dengan parameter titik kritis viskositas dan penetrasi zat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi tween 80 dan etanol dapat mempengaruhi viskositas dan penetrasi zat, tween 80 memiliki pengaruh yang lebih besar daripada etanol. Konsentrasi tween 80 4.681% dan etanol 16.319% menghasilkan formula optimum dengan viskositas, daya lekat, dan penetrasi obat paling optimum.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 11-16
Author(s):  
Septiana Laksmi Ramayani ◽  
Devi Hildhania Nugraheni ◽  
Antonius Robertin Evan Wicaksono

Daun talas (Colocasia esculenta L.) diketahui dapat digunakan sebagai antidiabetes, karena adanya kandungan senyawa bioaktif senyawa fenolik dan flavonoid. Aktivitas farmakologis suatu ekstrak bergantung pada kadar senyawa aktif yang terkandung, semakin besar kadar senyawa maka semakin tinggi pula aktivitasnya. Metode ekstraksi mempengaruhi konsentrasi atau hilangnya efek terapi dari simplisia karena beberapa simplisia bersifat relatif tidak stabil dan dapat terurai. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan metode ekstraksi terhadap kadar total senyawa fenolik dan kadar total senyawa flavonoid ekstrak daun talas. Ekstraksi daun talas menggunakan pelarut etanol 96% menggunakan metode maserasi, Microwave Assisted Extraction (MAE) dan sokletasi. Penetapan kadar total senyawa Fenolik menggunakan metode Folin Ciocalteau dengan baku pembanding asam galat. Penetapan kadar total flavonoid menggunakan metode kolorimetri dengan pereaksi AlCl3 dan baku pembanding kuersetin. Metode ekstraksi berpengaruh signifikan terhadap kadar total fenolik dan kadar total flavonoid ekstrak daun talas dengan nilai p<0,05. Kadar total fenolik dan kadar total flavonoid tertinggi pada metode ekstraksi sokletasi yaitu sebesar 10,39 mgGAE/g ekstrak dan 12,44 mgKE/g ekstrak.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 17-23
Author(s):  
Mukhlis Ahmad Fahrezi ◽  
Vivin Nopiyanti ◽  
Widodo Priyanto

Radiasi sinar ultraviolet (UV) mampu menembus lapisan epidermis kulit sehigga dapat mengiritasi dan merusak jaringan kulit. Kitosan yang mengandung senyawa kitin berpotensi mampu memberikan proteksi terhadap paparan sinar ultraviolet (UV). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas tabir surya gel kitosan dilihat dari harga nilai SPF, adanya pengaruh penggunaan variasi konsentrasi pada kombinasi karbopol dan HPMC sebagai gelling agent terhadap aktivitas tabir surya gel kitosan, variasi konsentrasi pada kombinasi karbopol dan HPMC yang mampu memberikan sifat fisika dan stabilitas gel yang baik. Variasi konsentrasi pada kombinasi karbopol dan HPMC sebagai gelling agent dibuat kedalam 3 formula, F1(100% karbopol:0%HPMC), F2(50% karbopol:50% HPMC), F3(0% karbopol:100% HPMC). Uji aktivitas tabir surya gel kitosan dilakukan dengan uji SPF (Sun Protection Factor) menggunakan spectrofotometri UV-VIS. Harga nilai SPF dihitung menggunakan metode mansyur. Hasil uji SPF dianalisis secara statistic menggunakan One Way ANOVA. Hasil uji SPF dari variasikonsentrasi pada kombinasi karbopol dan HPMC sebagai gelling agent yaitu F1 (9,091348), F2 (5,419107), F3 (6,437869). Hasil uji SPF yang dianalisis secara statistic menggunakan One Way ANOVA menunjukan bahwa semua data yang diujikan berbeda secara nyata dengan formulatereaktif F1(100% karbopol:0% HPMC) dengan harga nilai SPF 9,091348.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document