scholarly journals Hubungan BMI Dengan Kadar Gula Darah Pada Wanita Dewasa Di Desa Cihanjuang Rahayu

2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Okno Riris ◽  
Yunus Elon

Abstrak   Body Mass Index (BMI) merupakan gambaran dari tingkat keidealan tubuh seseorang. Sehingga peningkatan BMI menjadi salah satu indikator dalam menentukan status kesehatan seseorang. Mereka yang memiliki BMI yang tinggi menunjukkan bahwa mereka memiliki kelebihan berat badan atau obesitas dan beresiko menderita hypertensi, diabetes meletus type 2, jantung, stroke, kolesterol dan kanker. .obesitas dapat mengakibatkan meningkatnya kadar gula darah. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan BMI dengan kadar gula darah puasa pada wanita dewasa. Jenis penelitian ini menggunakan Cross sectional study, yang merupakan penelitian observasional yang bersifat analitik terhadap 45 responden wanita dewasa dengan batasan umur 26-45 tahun. Hasil analisis bivariate menunjukkan usia 36-45 tahun sebesar 53,3%, 26-35 tahun 46,7%; rata-rata pendidikan SD=44,4%. SMP 44,4% dan SMA 11,1%. BMI diatas normal sebanyak 73.3% dan normal 26,7%. Sedangkan gula darah 91,1% normal, dan 4,4% tinggi serta 4,4% rendah. Hasil analisis univariate  Pearson Product-Moment Correlation .023 dengan p-value = >.05. Hasil analisa penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara BMI terhadap kadar gula darah puasa pada wanita dewasa. Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh maka, penelitian selanjutnya tentang hubungan BMI dengan kadar gula darah puasa perlu dilakukan pada berbagai kelompok usia, serta melibatkan kedua jenis kelamin.     Kata Kunci: Indeks Massa Tubuh, Obesitas, Kadar Gula Darah Puasa

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Angelia Friska Tendean

Hypertension has become a serious problem in worldwide. The most factor causes hypertension is obesity or overweight. The main purpose of this study was to determine correlation Body Mass Index (BMI) and blood pressure at Kinamang Village. The design in this study was cross sectional study. The sample was used non probability sampling with accidental sampling technique. Sample of this study were 89 respondents. The results were showed most category BMI were normal category 48,3%, systolic and diastolic category were prehypertension 53,9% and 34,8%. The analysis was using spearman correlation and the result showed BMI and systolic p value 0,001<0,05 with r=0,360 and diastolic p 0,000<0,05 with r=0,389. The conclusion is there was statistically significant positive correlation between BMI and blood pressure both systolic and diastolic. The higher BMI then blood pressure will increase both systolic and diastolic.   Keywords: Body Mass Index; Blood Pressure   Abstrak Hipertensi sudah menjadi masalah yang serius di dunia. Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor yang paling sering menyebabkan hipertensi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan tekanan darah di desa Kinamang. Desain penilitian yang digunakan menggunakan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan non probability samping dengan teknik pengambilan accidental sampling dengan jumlah sampel yang didapat 89 responden. Hasil penelitian yang didapat kategori Indeks masa tubuh terbanyak dalam kategori normal 48,3%, kategori tekanan darah sistolik terbanyak kategori prehipertensi 53,9% dan kategori tekanan darah diastolik terbanyak kategori prehipertensi 34,8%. Hasil analisa korelasi menggunakan spearman correlation didapati korelasi IMT dengan tekanan darah sistolik p 0,001<0,05 dengan r=0,360 dan korelasi IMT dengan tekanan darah diastolik p 0,000<0,05 dengan r=0,389. Kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara IMT dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik. Semakin meningkat IMT maka tekanan darah sistolik maupun diastolik akan meningkat.   Kata Kunci: Indeks Masa Tubuh; Tekanan Darah


BMJ Open ◽  
2018 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. e019062 ◽  
Author(s):  
Grit Müller ◽  
Roland Harhoff ◽  
Corinna Rahe ◽  
Klaus Berger

ObjectiveThe accessibility of green space is an important aspect of the urban residential environment and has been found to be beneficial for health and well-being. This study investigates the association between different indicators of green space and the outcomes body mass index (BMI) and prevalent type 2 diabetes in an urban population.DesignPopulation-based cross-sectional study.SettingDortmund, a city located in the industrial Ruhr area in Western Germany.Participants1312 participants aged 25–74 years from the Dortmund Health Study.MethodsThe participants’ addresses were geocoded and shapefiles of statistical districts, road network and land use, as well as data on neighbourhood characteristics were obtained at baseline. Three indicators of green space were constructed using geographical information systems: proportion of green space, recreation location quotient (RLQ) weighted by population and distance to the next park or forest. Multilevel linear and logistic regression analyses on the association of green space with BMI and type 2 diabetes were performed, adjusted by individual-level characteristics and neighbourhood unemployment rate.ResultsThe multilevel regression analyses showed no association between green space and BMI. In contrast, the three indicators of green space were significantly associated with type 2 diabetes. Residents of neighbourhoods with a low RLQ had a 2.44 (95% CI 1.01 to 5.93) times higher odds to have type 2 diabetes compared with residents of high RLQ neighbourhoods. Likewise, residing more than 0.8 km away from the nearest park or forest increased the odds of type 2 diabetes (OR 1.71, 95% CI 1.05 to 2.77).ConclusionsThis study indicates that green space and its spatial accessibility might play a role in the development of type 2 diabetes. Further research is needed to clarify this association.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document