scholarly journals The Effect Of Exclusive Breastfeeding On The Nutritional Status Of Infants Aged 7-11 Months In The Working Area Of The Towata Health Center, Takalar Regency

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Ratnawati Ratnawati ◽  
Kartini Kartini ◽  
Hardianto Haris

Pertumbuhan dan perkembangan bayi dipengaruhi oleh jumlah zat gizi yang dikonsumsi. Kebutuhan zat gizi ini sebagian besar dapat terpenuhi dengan pemberian ASI yang cukup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ASI ekslusif terhadap status gizi bayi usia 7 – 11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Towata Kabupaten Takalar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode analitik observasional dan desain ”Cross Sectional Study”. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 51 orang, diperoleh dengan perhitungan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu accidental sampling. Data penelitian diperoleh dari hasil survey dengan menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh, dianalisis dengan uji chisquare dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi yang memperoleh ASI ekslusif sebanyak 26 (51,0%) bayi dan yang tidak memperoleh ASI ekslusif sebanyak 25 (49,0%) bayi, Bayi yang status gizi normal sebanyak 43 (84,3%) bayi dan status gizi tidak normal sebanyak 8 (15,7%) bayi. Hasil uji chi-square menunjukkan nilai p-value = 0,042 (< 0,05) dengan demikian, pemberian ASI ekslusif berpengaruh terhadap status gizi bayi usia 7 – 11 bulan. Diharapkan bagi ibu yang memiliki bayi untuk memberikan ASI ekslusif tanpa menggunakan makanan pendamping sejak lahir sampai usia 6 bulan.

2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 359
Author(s):  
Vina Novela ◽  
Listiani Kartika

<p><em>Malnutrition in pre-school childrenstill found in Guguk Panjang Community Health Center. This data can be found from Bukittinggi Health Office in 2017 which stated that 800 under-fives children had less nutrition. In Guguk Panjang Community Health Centerin 2017, malnutrition cases were found in 162 people. This study aims to find out some factors related to malnutrition in the Guguk Panjang Community Health Center in 2018. The type of this research was descriptive analytic with a cross sectional study design.. </em><em>The population in this reseacrh as many 1.106 population and 92 samples preschool-aged mothers</em><em>. Then, the samples were taken from purposive sampling technique. The data were analyzed by univariate and bivariate by using Chi-Square statistical test. The results of this research showed that 54.3% of them had high level of knowledge. Then, 52.2% of themhad poor parenting. Next, the mothers did not provide exclusive breastfeeding were around 63.0%. Moreover, based on bivariate analysis there was a relationship between knowledge p value 0.008), parenting (p value 0.001) history of exclusive breastfeeding with malnutrition (p value 0.021). In short, it can be concluded that there were some factors related to malnutrition in preschool children. They were knowledge, parenting, and exclusive breastfeeding history. Then, it is expected that the health workers provide more information about nutrition and education about good parenting for children and also provide brochures or leaflets about nutrition.</em></p><p><em><br /></em></p><p><em><em>Kasus gizi kurang pada anak pra sekolah masih ditemukan diwilayah kerja puskemas guguk panjang. Hal ini terlihat data dari dinas kesehatan kota bukittinggi mencatat bahwa pada tahun 2017 balita dengan gizi kurang sebanyak 800 orang. Puskesmas guguk panjang pada tahun 2017 mempunyai gizi kurang sebanyak 162 orang. Tujuan penelitian, untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gizi kurang pada anak prasekolah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian sebanyak 1.106 orang dengan sampel 92 orang ibu anak prasekolah. Teknik pengambilan sampel porposive sampling. Pengolahan data dengan analisisunivariat dan bivariat  menggunakan uji statistik Chi - Square.Hasil penelitian menunjukkan terdapat 54,3% tingkat pengetahuan tinggi. Ibu yang pola asuh kurang baik sebanyak 52,2% . Ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 63,0%. Dari uji statistik didapatkan ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan gizi kurang (p value 0,008). Ada hubungan antara pola asuh dengan gizi kurang (p value 0,001) dan ada hubungan antara riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan gizi kurang (p value,021).Disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengan gizi kurang pada anak prasekolah adalah pengetahuan, pola asuh, dan riwayat pemberian ASI Eksklusif</em></em></p><p><strong> </strong></p>


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 8-16
Author(s):  
Irpan Priyasna ◽  
Lintang Purwara Dewanti ◽  
Yulia Wahyuni

Background: The prevalence of exclusive breastfeeding among infants aged 0-6 months in 2014 was 52.3%, then the prevalence of exclusive breastfeeding among infants aged 0-6 months in DKI Jakarta in 2014 was 67.1%. The low level of exclusive breastfeeding has an effect on the inadequate nutrition intake for infants that can cause growth and development disorder. This study was conducted to determine the association between breastfeeding with weight gain, nutritional status and illness incidence among infants aged 1-5 months in Grogol, West Jakarta. Methods: It was cross sectional study design, the population in this study were 96 infants aged 1-5 months recorded in all Posyandu in the area of ​​Grogol, West Jakarta. The sample in this study were 47 infants selected by purposive sampling. Data were analyzed with chi-square and fisher exact tests. Results: The results showed that there were no association between breastfeeding with weight gain (p = 0.989), nutrition status based on weight/age (p=1.000), length/age (p=0.237), and weight/length (p=0.352). There was association between breastfeeding with illness incidence (p<0.01). Conclusion: There is significant association between breastfeeding with illness incidence among infant aged 1 – 5 months.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 30-38
Author(s):  
Evi Safitri ◽  
Sumardi Sudarman ◽  
Nur Hamdani Nur

Indonesia menjadi salah satu negara dengan prevalensi diabetisi cukup tinggi dan diprediksi akan meningkat hingga 21,3 juta diabetes pada tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Pertiwi Kota Makassar Tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik observasional desain Cross Sectional Study. Penelitian dilakukan pada bulan November 2020 di wilayah kerja Puskesmas Pertiwi dengan jumlah sampel sebanyak 81 responden yang dihitung menggunakan rumus Slovin. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik Accidental Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner food recall dan diolah menggunakan pedoman survey makanan konsumsi individu (SMKI) dan Aplikasi nutrisurvey. Data kemudian dianalisis dengan uji Chi square menggunakan SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi makan (p-value = 0,002 < 0,05), jumlah makan (p-value = 0,000 < 0,05), dan jenis makanan (p-value = 0,043 < 0,05) dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2. Diharapkan agar masyarakat terus menjaga pola makan agar terhindar dari risiko diabetes tipe 2.


2015 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Ivan Putra Siswanto ◽  
Yanwirasti Yanwirasti ◽  
Elly Usman

Abstrak Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan dunia terutama di negara yang dikelompokkan dalam high burden countries termasuk Indonesia. Pada tahun 2012, Indonesia berada di posisi empat dengan jumlah penderita TB terbanyak di dunia. Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2010, kesembuhan di Puskesmas Andalas sebesar 75,9%. Angka ini masih dibawah target pencapaian nasional sebesar 85%. Pada tahun 2011, angka kesembuhan di Puskesmas Andalas naik cukup signifikan yaitu mencapai 88,24% yang melebihi target nasional. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara pengetahuan pasien TB paru dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat  anti-tuberkulosis di puskesmas Andalas Kota Padang. Desain penelitian yang digunakan cross sectional study  dengan jumlah subjek sebanyak 26 orang penderita TB paru yang melakukanpengobatan di Puskesmas Andalas. Data dikumpulkan melalui wawancara kepada responden menggunakan kuisioner yang kemudian di analisis melalui uji chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Pada penelitian didapatkan hubungan antara pengetahuan pasien TB paru (p=0,000) dan dukungan keluarga (p=0,04)  dengan kepatuhan minum obat anti-tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang.Kata kunci: tuberkulosis paru, kepatuhan, pengetahuan, dukungan keluarga Abstract Tuberculosis is a global health problem, especially in countries that are grouped in high-burden countries,including Indonesia. In 2012, Indonesia was in fourth position with the highest number of TB patients in the world.Based on the annual report of Padang City Health Department in 2010, succeed rate in Andalas Health Centre inPadang was 75.9% and this was below natonal target (85%). In 2011, succeed rate in Andalas Health Centre inPadang increased significantly, 88.24% which exceed national target. The objective of this study was to determine the relationship between knowledge of pulmonary TB patients and family support to adherence of anti-tuberculosis drugs at the health center patients Andalas Padang. The design of this study was cross sectional study. There were 26 subjects of pulmonary TB patient on treatment in Andalas Health Centre which were taken by total sampling. Data were collected through interview using questionnaire and analyzed by chi square test with 95% confidence interval.The results showed an association between patients knowledge (p-value: 0.000) and family support (p-value: 0.04) with medication adherence in Andalas Health Center, Padang City.Keywords: pulmonary tuberculosis, adherence, knowledge, family support


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 261
Author(s):  
Sukma Sahadewa ◽  
Nike Salindri ◽  
Sandra Miladyna ◽  
Siti Hadijah

The objectives of this research is to find out the prevalence of exclusive breastfeeding, nutritional status, and the correlation between of breastfeeding and nutritional status in babies aged 6 to 24 months at the Kedungsari Public Health Center in Mojokerto Regency. This study used 50 babies aged 6-24 months from the Kedungsari Health Center as samples. This study applied a cross-sectional study design. The data was collected by gathering primary data via questionnaires and secondary data from the Kedungsari Health Center. The majority of the children in this research, aged 6-24 months, had been exclusively breastfed (58%). The majority of the children in this research, aged 6 to 24 months, showed normal nutritional status (74%). Furthermore, in the Kedungsari Health Center in Mojokerto Regency, there is a correlation between of breastfeeding and nutritional health in infants aged 6 to 24 months. This study's findings provide up-to-date information on the prevalence of exclusive breastfeeding, nutritional status, and the correlation between exclusive breastfeeding and nutritional status in babies aged 6 to 24 months.


2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 105-114
Author(s):  
Ade Rahmawati

Diarrhea is an increase in the number of bowel movements (3 times or more) accompanied by changes in the consistency of stool (becoming more watery or runny) within 24 hours.Diarrhea is still a global problem and many are infected in developing countries with poor environmental sanitation conditions, insufficient water supply, poverty, and low education.The incidence of diarrhea varies in each region in each region, season, and endemic periods.The purpose of this study was to determine the relationship between exclusive breastfeeding and nutritional status with the incidence of diarrhea in infants in the work area of ​​Juntinyuat Health Center. This type of research was observational analytic using a cross sectional study design. The population in this study was all toddlers aged 12-59 months who were in the working area of ​​the Juntinyuat Health Center as many as 270 toddlers who had cards to health. The sample in this study was toddlers aged 12-59 months who were selected as samples in the working area of ​​Juntinyuat Health Center as many as 69 children. How to take samples with Simple Random Sampling. Based on the results of statistical tests obtained the value of bivariate analysis, namely exclusive breastfeeding (p value = 0.001) and nutritional status (p value = 0.002) related to the incidence of diarrhea in infants in the work area of ​​Juntinyuat Health Center.It is expected that mothers who have toddlers should always give exclusively and maintain the nutritional status of children to prevent the occurrence of diarrheal diseases.  


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Entia Nopa ◽  
Ranissa Dwi Imansari ◽  
Irwandi Rachman

Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kulit Pada Pekerja Pengangkut Sampah Di Kota Jambi 1Entianopa, 2Ranissa Dwi Imansari, 3Irwandi Rachman       123Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Harapan Ibu, Jambi   Abstrak Latar Belakang: Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia yang membungkus otot-otot dan organ-organ dalam serta merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak berujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit yang salah satunya adalah penyakit kulit. Penyakit kulit merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami oleh pekerja pengangkut sampah. Berdasarkan komposisi sampah yang diangkut serta waktu paparan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara masa kerja, pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), dan personal hygiene dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah di Kota Jambi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel penelitian yaitu sebanyak 62 pekerja pengangkut sampah yang berada di Kantor Pekerjaan Umum dan Penata Ruang, yang mana seluruh populasi dijadikan sampel. Data dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan dengan kuesioner, kemudian dianalisa menggunakan uji statistik chi-square. Hasil: Hasil menunjukan bahwa pekerja yang mengalami penyakit kulit sebanyak 35 pekerja (56,5%). Berdasarkan hasil analisis chi-square didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah dimana nilai (p-value= 0,006), Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) nilai (p-value= 0,008), personal hygiene nilai (p-value= 0,008). Kesimpulan: Untuk meminimalisir risiko terjadinya penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah disarankan perlunya disusun standar operasional prosedur yang aman, penyediaan sarana sanitasi agar dapat mengurangi resiko terkena penyakit kulit. Pentingnya pemakaian APD dan perilaku hidup bersih dan sehat selama bekerja, serta diharapkan pekerja menggunakan APD pada saat bekerja dan lebih memperhatikan personal hygiene.   Kata kunci      : Masa Kerja, APD, Personal Hygiene


Author(s):  
Dini Kesumah Dini Kesumah

ABSTRACT According to World Health Organization Health Organization (WHO) in 2005 showed 49% of deaths occur in children under five in developing countries. Nutritional problems can not be done with the medical and health care approach alone. Causes related to malnutrition that maternal education, socioeconomic families, poor environmental sanitation, and lack of food supplies. This study aims to determine the relationship between education and socioeconomic status of families with nutrition survey using a cross sectional analytic approach, with a population of all mothers of children under five who visited the health center in Palembang Keramasan Accidental sampling Sampling the number of samples obtained 35 respondents. Variables include the study independent and dependent variables and univariate analysis using Chi-Square test statistic with a significance level α = 0.05. The results from 35 respondents indicate that highly educated mothers earned as many as 16 people (45.7%), and middle and upper income families as many as 12 people (34.3%) and bivariate test results show that highly educated respondents toddler nutritional status good for 81.3% (13 people) is larger than the less educated respondents balitanya good nutritional status 26.3% (5 persons) as well as respondents who have middle and upper socioeconomic families with good nutritional status of children at 91.7% ( 11 people) is larger when compared to respondents who have family socioeconomic medium with good nutritional status of children at 30.4% (7 people). Statistical tests show that education has a significant relationship with nutritional status of children P value = 0.004 and socioeconomic families have a meaningful relationship with nutritional status of children P value = 0.002. Based on the results of the study suggested the health professionals in the health center should further improve the education, information about the importance of nutrition to the development of the child in the mothers through the selection and processing of good food and a good diet through health centers and integrated health.   ABSTRAK  Menurut badan kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2005 menunjukkan 49% kematian yang terjadi pada anak dibawah umur lima tahun di negara berkembang. Masalah gizi ini tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab yang berhubungan dengan kurang gizi yaitu pendidikan ibu, sosial ekonomi keluarga, sanitasi lingkungan yang kurang baik,dan kurangnya persediaan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan sosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita dengan menggunakan metode survei analitik pendekatan secara Cross Sectional, dengan populasi semua ibu yang memiliki anak balita yang berkunjung ke Puskesmas Keramasan Palembang dengan pengambilan sampel secara Accidental Sampling diperoleh jumlah sampel 35 responden. Variabel penelitian meliputi variabel independen dan dependen serta analisis univariat menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 35 responden didapatkan ibu yang berpendidikan tinggi sebanyak 16 orang  (45,7%), dan keluarga yang berpenghasilan menengah keatas sebanyak 12 orang (34,3%) dan hasil uji bivariat menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan tinggi status gizi balitanya baik sebesar 81,3% (13 orang) lebih besar bila dibanding responden yang berpendidikan rendah status gizi balitanya baik 26,3% (5 orang) serta responden yang mempunyai sosial ekonomi keluarga menengah keatas dengan status gizi balita baik sebesar 91,7% (11 orang) lebih besar bila dibanding responden yang mempunyai sosial ekonomi keluarga menengah kebawah dengan status gizi balita baik sebesar 30,4% (7 orang). Uji statistik menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi balita P value = 0,004 dan sosial ekonomi keluarga mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi balita P value = 0,002. Berdasarkan hasil penelitian disarankan pada petugas kesehatan di Puskesmas hendaknya lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya gizi terhadap tumbuh kembang anak pada ibu-ibu melalui cara pemilihan dan pengolahan bahan makanan yang baik serta pola makanan yang baik melalui kegiatan Puskesmas dan Posyandu.


2019 ◽  
Author(s):  
Stephen Banda

BACKGROUND Occupational conditions are deadly health hazards especially where dust exposure is inevitable causing chronic disabilities, impaired respiratory function and ultimately leading to death if no intensive measures are put in place. Unhealthy practices and negative attitudes rise in the number of cases of pneumoconiosis due to poor health education and awareness strategies. Pneumoconiosis is not only a health problem but also a social and economic burden on the livelihood of people living in mining areas around the globe. OBJECTIVE to assess knowledge, attitude and practices of miners and post-occupational miners towards pneumoconiosis in Wusakile Township, Kitwe, Zambia. METHODS A cross-sectional study was employed to conduct a research in Wusakile Township and a questionnaire was customized in order to syphon data relevant to the study as well to be brief. The study was conducted among 73 participants who were randomly selected among miners and post-occupational miners and all satisfied the inclusion criteria. Both quantitative and qualitative methods were used to collect data. The data was entered and analysed using IBM SPSS software version 23. RESULTS Among 73 participants interviewed, 33.99% of participants had poor knowledge on the complications of pneumoconiosis. However, despite this poor knowledge, all participants had an idea about pneumoconiosis particularly silicosis. 13.70% of the respondents had bad practices towards pneumoconiosis while 86.30% had some good practices towards pneumoconiosis. Of the total participants, 19.18% of the participants had a negative attitude towards pneumoconiosis. Correlation between the level of education and practices of participants using Pearson Chi-Square, a p value of 0.021 (significant) was found ruling out the null hypothesis. CONCLUSIONS Information about pneumoconiosis and awareness programs towards pneumoconiosis are not widely disseminated among miners and post-occupational miners. There is still a significant number of participants who need to be educated more about pneumoconiosis and its complications so that attitude and practices are improved and also promote full community participation by involving competent health professionals to help in implementing preventive measures.


Author(s):  
Fitra Yulia Ningshi ◽  
Suhadi Suhadi ◽  
Jumakil Jumakil

 Stres kerja merupakan gangguan fisik serta emosional pekerja yang diakibatkan oleh banyaknya jumlah beban kerja yang harus diselesaikan oleh para pekerja dan menghasilkan tingkat kelelahan karena mengejartargetproduksi yang akan di pasarkan, sehingga memicu terjadinya stres kerja. Serta ketidakpastian pekerjaan yang dimiliki dapat menyebabkan stres kerja karena sebagian besar dari pekerja merupakan pekerja harian yang tidak terikat oleh kontrak kerja sehingga berpeluang untuk kehilangan pekerjaannya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan faktor pekerjaan dengan stres kerja pada pekerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study. Sampel pada penelitian ini sebanyak 72 orang dengan tehnik menggunakan probability sampling. Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ketidakpastian pekerjaan dengan stres kerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari (p value = 0.003) dan tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah beban kerja dengan stres kerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari (p value = 0,893). Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan ketidakpastian pekerjaan dengan stres kerja pada pekerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari dantidak terdapat hubungan antara jumlah beban kerja dengan stres kerja pada pekerja di PT. Sultratuna Samudra kendari


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document