scholarly journals PENERAPAN NILAI KEROHANIAN ISLAM DALAM PERANCANGAN KERJAYA PELAJAR TVET

Author(s):  
AHMAD ROSLI MOHD NOR ◽  
MOHAMMAD FAHMI ABDUL HAMID ◽  
KHAIRUL AIZAL BIN OSMAN

Kerjaya merupakan satu agenda penting dalam Islam dalam merealisasikan konsep dunia sebagai jambatan ke akhirat. Kerjaya yang baik perlu dirancang bagi memastikannya kongruen, halal dan menepati kehendak Islam walaupun dalam bidang teknikal yang penuh dengan amali dan kerja tangan. Penerapan nilai kerohanian Islam merupakan perkara yang perlu ada dalam perancangan kerjaya bagi memastikan pelan perancangan menepati kehendak syariat Islam. Justeru, kajian ini telah dilakukan untuk meneroka penerapan nilai kerohanian dalam perancangan kerjaya pelajar Technical and Vocational Education Training (TVET). Kajian berbentuk kualitatif ini menggunakan Focus Group Discussion (FGD) sebagai kaedah kutipan data. Peserta kajian terdiri daripada 12 orang lulusan kolej komuniti dan politeknik telah berjaya dalam kerjaya yang digabungkan bersama tiga orang pensyarah teknikal yang berpengalaman bagi menguatkan hasil dapatan. Hasil analisis tema terhadap perbincangan FGD telah berjaya menemui enam tema utama dan sepuluh sub tema. Tema utama ialah (1) Niat, (2) Azam, (3) Sabar, (4) Istiqamah, (5) Doa dan Tawakal, dan (6) Jaga Hubungan. Hasil kajian ini dapat dijadikan panduan untuk pelajar TVET dalam merangka kerjaya mereka berpandukan syariat Allah SWT. Career is an important agenda in Islam towards the concept of the world as a bridge to after death. A good career needs to be planned to ensure that it is congruent, halal and meets the requirements of Islam even in a technical field that is full of practicals and manual labour. The application of spiritual values is a must in career planning to ensure that the planning meets the requirements of Islamic law. This is because, without the element of spirituality, an individual is empty in terms of manners to be a good employee. Therefore, this study was conducted to explore the application of spiritual values in career planning required by Technical and Vocational Education Training (TVET) students to be a balanced workforce in terms of skills and manners. This qualitative study used Focus Group Discussion (FGD) as the data collection method. The study participants consisted of 12graduates of community colleges and polytechnics who have been successful in their careers, combined with three experienced technical lecturers to strengthen the findings. The results of the thematic analysis of the FGD discussion have successfully found six main themes and ten subthemes. The main themes are (1) Intention, (2) Determination, (3) Patience, (4) Istiqamah, (5) Prayer and Trust, and (6) Keeping Relationships. The results of this study can be used as a guide for TVET students in planning their careers based on the law of Allah SWT.  

2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Sukiyanto Sukiyanto ◽  
Rofiatun Nisa' ◽  
Tsalitsatul Maulidah ◽  
Eli Mufidah

ABSTRACTEvery living creatures, including humans, will inevitably experience death. Because taking care of the corpse is a form of caring and respect for fellow Muslims. So we as a Muslims must know the procedures and rules for treating corpse. Thus that this corpse care training can contribute to helping the community to add officers who can organize the corpse so that the difficulty in finding the corpse organizers is overcome and trying to improve the ability of Bluluk villagers, about  rules for treating corpse according to Islamic law. There are three steps used in the training for treating corpse, namely lecture method, FGD (Focus Group Discussion), and practice of genizah management. The results obtained from this training were the Muslim NU group, and the surrounding community gained an understanding and mastered the concept of managing corpses and mastering the basics of managing Muslim corpses so that they could apply them in practice by the Al-Qur’an and the Sunnah and pay attention to manners in each the process. And the Muslim NU group and the surrounding community were willing to form a corpse management team so that they could contribute to the community. Keywords: Training, corpse care. Islamic Law. ABSTRAKSetiap makhluk hidup, termasuk juga manusia pasti akan mengalami mati.  Karena mengurus jenazah merupakan salah  satu bentuk kepedulian dan penghormatan kepada sesama muslim. Jadi kita sebagai seorang muslim harus mengetahui tata cara dan aturan dalam perawatan jenazah. Sehingga pelatihan perawatan jenazah ini dapat memberikan kontribusi untuk membantu masyarakat untuk menambah petugas yang dapat menyelenggarakan jenazah sehingga kesulitan dalam mencari tenaga penyelenggara jenazah teratasi dan berupaya meningkatkan kemampuan warga masyarakat desa Bluluk, mengenai aturan dalam perawatan jenazah menurut syariat Islam. Terdapat tiga langkah yang digunakan dalam pelatihan perawatan jenazah ini yaitu metode ceramah, FGD (Focus Group Discussion), dan praktik pengurusan jeanzah. Hasil yang didapat dari pelatihan ini yaitu kelompok muslimat NU dan masyarakat sekitar mendapatkan pemahaman dan menguasai konsep mengenai pengurusan jenazah dan menguasai dasar-dasar pengurusan jenazah muslim, sehingga dapat mengaplikasikannya dengan praktik yang sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah serta memperhatikan adab-adab dalam setiap prosesnya. Dan kelompok muslimat NU dan masyarakat sekitar bersedia membentuk tim pengurusan jenazah sehingga dapat berkontribusi terhadap masyarakat.Kata Kunci: Pelatihan, Perawatan jenazah. Syariat Islam.


Author(s):  
Haruni J. Machumu ◽  
Chang Zhu ◽  
Jennifer K. Sesabo

In a constructivist world of teaching and learning, opportunities to acquire and develop the knowledge and practical skills necessary to design, establish, and deploy blended learning in vocational education and training (VET) programs delivery is a labour-market-driven. The paper examines VET educator’s pleas about the need for the design, adoption and deployment of blended learning in VET programs delivery in Tanzania. A single case study design with an in-depth interview and focus group discussion was conducted with 15 VET educators in three VET colleges in both Morogoro and Dar es Salaam regions. Snowball and purposive sampling were used to obtain sample respondents. For the data analysis, content analysis was employed to condense data obtained from interviews and focus group discussion. It was found that continuous professional development, institutional arrangements, and support should be provided online to facilitate the design, adoption and use of blended learning in VET. We recommend that locally designed blended learning should be relevant to the environment of both students and teachers. In reality, the interplay between blended learning, imparting knowledge and practical skills remain the key focus of future research.


2019 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
Author(s):  
Windy Triana ◽  
Milah Karmilah

This article aims at discussing the integration of gender issues in Islamic legal education in Indonesia and Malaysia. In particular, this is to see how gender issues are taught to Islamic law students and integrated into the curricula to instil gender awareness. Based on empirical inquiries in the Department of Family Law of Faculty of Sharia and Law of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta and Faculty of Sharia and Law of Academy of Islamic Studies, University of Malaya, this study finds that the attempts to include gender issues in the curricula have been still very limited and insufficient. Courses that directly discuss gender issues and human rights issues are treated merely as elective courses. Except in Jakarta UIN, currently, the specific course on gender becomes a compulsory course. Moreover, the integration of gender discussion into general courses is not easy. This depends on the willingness and awareness of the lecturers to include the discussion. The significant challenge in integrating gender issues in Islamic legal education is related to lecturers and students’ previous norms, values, and ideology. Because of this, the introduction to gender discourse becomes mind-provoking. This study relies on data from the curricula, interviews with faculties’ key figures, and Focus Group Discussion with students from both institutions.  Tulisan ini membahas tentang integrase isu gender ke dalam pendidikan hukum Islam di Indonesia dan Malaysia. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana isu gender diajarkan kepada mahasiswa hukum Islam dan bagaimana isu gender diintegrasikan ke dalam kurikulum untuk menanamkan kesadaran gender. Melalui penelitian empiris di Program Studi  Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Jabatan Syariah dan Undang-Undang, Akademi Pengajian Islam, Universiti Malaya, kajian ini menemukan bahwa upaya untuk memasukan isu gender dalam kurikulum pendidikan hukum Islam masih sangat terbatas dan belum cukup. Mata kuliah-mata kuliah yang secara langsung membahas isu gender dan hak asasi manusia kebanyakan hanya dijadikan mata kuliah pilihan. Kecuali di UIN Jakarta, baru-baru ini mata kuliah terkait gender menjadi mata kuliah wajib. Selanjutnya, integrasi pembahasan gender ke dalam mata kuliah umum tidak lah mudah. Tantangan paling besar yang dihadapi adalah norma, nilai dan ideologi terdahulu yang dimiliki oleh dosen dan mahasiswa. Hal tersebut menjadikan pengenalan terhadap isu gender menantang bagi pemikiran yang sudah mereka miliki. Data pada kajian ini berasal dari kurikulum, wawancara dengan tokoh-tokoh kunci pada dua fakultas dan Focus Group Discussion dengan mahasiswa dari dua institusi.


Inovasi ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 153-162 ◽  
Author(s):  
Wanda Kuswanda

Salah satu habitat gajah yang masih tersisa adalah Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), terutama di wilayah Besitang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi, kepemilikan lahan, pemetaan wilayah dan mitigasi konflik manusia dengan gajah di Resort Besitang, TNGL. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki potensi konflik gajah di Resort Besitang adalah Daerah Halaban, Aras Senapal, Sekundur, Bukit Selamat dan Bukit Mas dengan intensitas konflik rendah sampai tinggi. Penyebab utama konflik manusia dengan gajah adalah fragmentasi kawasan hutan,  ketidakpastian status lahan di daerah penyangga, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya pendatang di wilayah Besitang, perambahan dan ilegal logging yang terus terjadi, minimnya kesadaran masyarakat dan peranan lembaga desa dalam mendukung konservasi gajah. Rekomendasi resolusi mitigasi konflik gajah diantaranya: 1) memperbaiki habitat gajah yang sudah terfragmentasi di dalam kawasan TNGL; 2) meningkatkan peran Tim CRU (Conservation Response Unit); 3) membentuk unit reaksi cepat penanganan konflik gajah dengan melibatkan para pihak; 4) menanam jenis tanaman yang tidak disukai dan dijauhi oleh gajah; 5) mereduksi ketergantungan masyarakat akan sistem pertanian yang membutuhkan lahan yang luas; 6) mengembangkan program untuk membantu peningkatan hasil panen; dan,  7) penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman bahwa gajah merupakan bagian dari ekosistem yang harus lestari.   Kata kunci: gajah, konflik, habitat, Besitang, Taman Nasional Gunung Leuser


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14-21
Author(s):  
Rili Windiasih

Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi sudah menjadi kebutuhan sekaligus tantangan khususnya bagi pemerintah daerah dalam komunikasi pembangunan untuk pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif studi kasus, dengan pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara, pengamatan dan Focus Group Discussion (FGD). Subjek penelitian dipilih secara purposif yaitu pemerintah daerah di Eks-KaresidenanBanyumas Jawa Tengah, akademisi dan civil society. Penelitian dianalisis dengan analisis interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpuan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pentingnya komunikasi pembangunan dengan media teknologi informasi dan komunikasi melalui e-Government untuk meningkatkan pelayanan publik yang baik, cepat dan responsif, adanya partisipasi aktif dari publik dan transparansi baik anggaran serta program pembangunan. (2) Perlunya mengantisipasi adanya kesenjangan teknologi informasisehingga membutuhkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di pemerintahan daerah dan publik, serta memperluas fasilitas akses jaringan informasi.Kata kunci: komunikasi pembangunan, pelayanan publik, partisipasi, teknologi informasi, transparansi 


Widyaparwa ◽  
2017 ◽  
Vol 45 (2) ◽  
pp. 151-164
Author(s):  
Novita Sumarlin Putri

Tindak tutur komisif merupakan salah satu aspek pragmatik yang harus diperhatikan oleh penerjemah ketika menerjemahkan teks. Hal itu dilakukan agar menghasilkan terjemahan yang berkualitas dari aspek keakuratan dan keberterimaan. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini bertujuan mendiskripsikan tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan kalimat yang mengakomodasi tindak tutur komisif dengan pendekatan pragmatik. Data yang digunakan ialah tuturan komisif dan hasil penilaian kualitas terjemahan. Data bersumber dari novel Insurgent karya Veronica Roth dan informan. Data dikumpulkan dengan cara analisis dokumen, kuesioner dan Focus Group Discussion. Selanjutnya, data dianalisis dengan cara analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjemahan dalam novel Insurgent mempunyai nilai keakuratan dan keberterimaan yang cukup tinggi. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat keakuratan dan keberterimaan pada setiap jenis tindak tutur komisif memiliki dampak terhadap kualitas keseluruhan terjemahan kalimat yang mengandung tindak tutur komisif.Commissive speech act is one of the pragmatic aspects to regard by the translator in translating the text. It aims to produce a qualified translation in regarding accuracy and acceptability aspects. According to the aspects, this research aims to describe accuracy and acceptability of translation in sentences which accommodate commissive speech act using pragmatic approach. The data used is commissive speech and qualitative translation value result. The sources of the data are an Insurgent novel by Veronica Roth and informants. The data were collected through document analysis, questionnaire, and Focus Group Discussion then analyzed the domain, taxonomic, componential analysis, and cultural theme. The result shows that translation in the Insurgent novel has high accuracy and acceptability values. This research concludes that the accuracy and acceptability level in each commissive speech act has an impact on quality of whole translated sentences which contain commissive speech act.


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Bejo Danang Saputra

Perencanaan pengembangan uji kompetensi perawat Indonesia akan dikembangkan  dengan metode OSCE.. Pelaksanaan uji OSCE membutuhkan persiapan yang matang, terutama kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah dosen untuk melaksanakan uji OSCE. Mengetahui kesiapan SDM dalam pengembangan uji OSCE di Prodi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Informan penelitian adalah 6 orang dosen dan Kepala Program Studi D3 keperawatan. Data diperoleh melalui, focus group discussion, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan constant comparative method. Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dosen tentang OSCE dan kompetensi berdasarkan pendidikan memenuhi persyaratan untuk pengembangan uji OSCE, namun masih membutuhkan pelatihan mengenai OSCE. Uji OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen dari prodi lain karena jumlah dosen di Prodi D3 Keperawatan  STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap belum memenuhi kebutuhan pelaksanaan uji OSCE. Hambatan penyelenggaraan OSCE adalah SDM belum terkoordinasi, belum terlatih dan keterbatasan sarana pendukun. Pengetahuan dan kompetensi dosen berdasarkan tingkat pendidikan memenuhi syarat dalam pengembangan OSCE dan OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen prodi lain.


Author(s):  
Dewi Novianti ◽  
Siti Fatonah

Social media is a necessity for everyone in communicating and exchanging information. Social media users do not know the boundaries of age, generation, gender, ethnicity, and religion. However, what is interesting is the user among housewives. This study took the research subjects of housewives. Housewives are chosen as research subjects because they are pillars or pillars in a household. If the pillar is strong, then the household will also be healthy. Thus, if we want to build a resilient and robust generation, we will start from the housewives. A healthy household starts from strong mothers too. This study aims to find out the insights of the housewives of Kanoman village regarding the content on smartphones and social media and provide knowledge of social media literacy to housewives. This study used a qualitative approach with data collection techniques using participant observation, interviews, focus group discussion (FGD), and documentation. The results of the study showed that previously housewives had not experienced social media literacy. Then the researchers took steps to be able to achieve the desired literacy results. Researchers took several steps to make them become social media literates. They become able to use social media, understand social media, and even produce messages through social media.


2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Theresia Martina Marwanti

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran ketahanan sosial dalam menghadapi perubahan sosial pada komunitas adat Kampung Pulo, yang meliputi profil komunitas, perlindungan sosial, partisipasi komunitas dan penyelesaian konflik terkait dengan perubahan sosial. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi dan focus group discussion (FGD). Penentuan sumber data ada 6 informan dilakukan secara purposive. Pemeriksaan keabsahan data, melalui uji kredibilitas dan uji konfirmabilitas. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan reduksi data, kategorisasi dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan perlindungan sosial warga komunitas ini  bersifat tradisional maupun kontemporer. Dalam hal partisipasi, hampir semua warga masyarakat adat ikut berpartisipasi aktif dalam menghadapi perubahan sosial. Konflik yang terjadi diantara warga komunitas adat dalam menghadapi perubahan masih ditemukan, namun tidak sampai ke permukaan dan tidak menimbulkan gejolak. Secara umum komunitas adat Kampung Pulo, memiliki ketahanan sosial yang sudah baik, sehingga mampu menjadi benteng pengamanan bagi perubahan sosial dalam kehidupannya. Kata kunci: ketahanan sosial, komunitas adat, perubahan sosial


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 263-274
Author(s):  
Zein Mufarrih Muktaf ◽  
Budi Santoso

Yogyakarta adalah sebuah wilayah di selatan pulau Jawa yang rawan bencana alam. Maka diperlukan adanya peningkatan kapasitas masyarakat Yogyakarta dalam usaha pengurangan resiko bencana. Permasalahan terjadi saat komunikasi lembaga instansi yang berkaitan dengan penanganan bencana tidak terkoordinasi dengan baik. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana komunikasi koordinasi setiap instansi dalam penanganan bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa permasalahan yang terjadi dan bagaimana solusinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan pengambilan data menggunakan pendekatan focus group discussion (FGD). Kesimpulan dari penelitian adalah kurangnya komunikasi koordinasi antar instansi dalam tanggap bencana di Yogyakarta, dan perlu meningkatkan komunikasi koordinasi antar instansi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document