scholarly journals PURSED LIPS BREATHING DALAM TERHADAP PENINGKATAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE) PASIEN ASMA

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 50-54
Author(s):  
Dian Kartikasari, Emi Nurlaela

Asma salah satu gangguan pada sistem pernapasan yang ditandai dengan sesak napas, batuk dan mengi. Salah satu penatalaksanaan yang bisa dilakukan pada pasien asma adalah dengan tindakan nonfarmakologis pursed lips breathing. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pursed lips breathing dalam terhadap peningkatan Arus Puncak Ekspirasi (APE) pada pasien asma. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment pretest-posttest with control group. Jumlah subyek penelitian 20 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 10 kelompok intervensi dan 10 kelompok kontrol. Pengukuran APE menggunakan philips respironics peak flow meter. Data dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian terdapat peningkatan APE pasien asma. Diharapkan perawat mengaplikasikan pursed lips breathing sebagai intervensi keperawatan mandiri pasien asma. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian terkait pursed lips breathing pada pasien asma.    

2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 112-119
Author(s):  
KUSNO FERIANTO

Asma bronkial adalah kelainan yang berupa inflamasi kronik saluran pernafasan yang menyebabkan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan. Data prevalensi berdasarkan rekam medis di RSUD dr. R . Koesma Tuban jumlah pasien asma sepanjang 2018/2019 mencapai 131 pasien asma. Upaya yang dilakukan dalam tingkat keparahan asma selain pengendalian faktor pemicu adalah dengan cara pemberian terapi napas slow deep breathing sebagai terapi tambahan asma dengan menggunakan alat peak flow meter. Tujuan dari penelitian ini adalah menurunkan tingkat keparahan asma pada penderita asma bronkial persisten berat di Ruang Mawar RSUD dr. R Koesma Tuban.             Jenis penelitian ini adalah Quasy Ekspeimental dengan rancangan pretest-posttest with control group. Sampel diambil menggunakan systematic random samplin Asma bronkial adalah kelainan yang berupa inflamasi kronik saluran pernafasan yang menyebabkan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan. Data prevalensi berdasarkan rekam medis di RSUD dr. R . Koesma Tuban jumlah pasien asma sepanjang 2018/2019 mencapai 131 pasien asma. Upaya yang dilakukan dalam tingkat keparahan asma selain pengendalian faktor pemicu adalah dengan cara pemberian terapi napas slow deep breathing sebagai terapi tambahan asma dengan menggunakan alat peak flow meter. Tujuan dari penelitian ini adalah menurunkan tingkat keparahan asma pada penderita asma bronkial persisten berat di Ruang Mawar RSUD dr. R Koesma Tuban.             Jenis penelitian ini adalah Quasy Ekspeimental dengan rancangan pretest-posttest with control group. Sampel diambil menggunakan systematic random sampling dengan jumlah 28 responden meliputi 14 responden kelompok eksperimen dan 14 responden kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan dengan menggunakan lembar observasi. Analisa data penelitian menggunakan Uji Mann Whitney.             Hasil Uji Mann Whitney didapatkan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,002 dimana 0,002 < 0,05 maka H1 diterima H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi slow deep breathing terhadap tingkat keparahan asma pada pasien asma.             Dapat disimpulkan bahwa terapi slow deep breathing mempunyai pengaruh dalam penurunan tingkat keparahan asma pada pasien asma. Dengan demikian terapi slow deep breathing dapat digunakan sebagai terapi tambahan yang efektif untuk mengurangi tingkat keparahan asma selain dengan terapi farmakologi. g dengan jumlah 28 responden meliputi 14 responden kelompok eksperimen dan 14 responden kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan dengan menggunakan lembar observasi. Analisa data penelitian menggunakan Uji Mann Whitney.             Hasil Uji Mann Whitney didapatkan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,002 dimana 0,002 < 0,05 maka H1 diterima H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi slow deep breathing terhadap tingkat keparahan asma pada pasien asma.             Dapat disimpulkan bahwa terapi slow deep breathing mempunyai pengaruh dalam penurunan tingkat keparahan asma pada pasien asma. Dengan demikian terapi slow deep breathing dapat digunakan sebagai terapi tambahan yang efektif untuk mengurangi tingkat keparahan asma selain dengan terapi farmakologi.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 107
Author(s):  
Umi Mahmudah

Latar Belakang: Anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok rawan masalah gizi, baik pada gizi kurang maupun gizi lebih. Pendidikan gizi seimbang perlu diterapkan untuk mengatasi masalah gizi tersebut. Metode pendidikan mendorong peran serta dan keterlibatan anak untuk memberikan motivasi dalam belajar. Berbagai metode pendidikan yang menarik bagi anak antara lain permainan, tebak-tebakan, diskusi kelompok, serta peragaan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pendidikan gizi menggunakan media teka-teki silang (TTS) terhadap pengetahuan gizi seimbang pada anak sekolah dasar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan pre-posttest with control group. Penelitian dilakukan pada anak Sekolah Dasar Negeri Donohudan I. Pengukuran pengetahuan gizi seimbang dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pretest dan posttest. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi yang diberikan pendidikan gizi menggunakan teka-teki silang dan kelompok kontrol yang diberikan pendidikan gizi menggunakan ceramah. Pengukuran pengetahuan pretest dilakukan sebelum diberikan pendidikan gizi dan pengukuran pengetahuan posttest diberikan setelah dilakukan pendidikan gizi. Data dianalisis menggunakan Paired T-test dan Independent Sample T-test. Hasil: Terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan pendidikan gizi menggunakan media TTS dan media ceramah (p=0,010). Rerata peningkatan pengetahuan gizi menggunakan media TTS lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah pada anak sekolah dasar. Kesimpulan: Ada pengaruh pengetahuan gizi seimbang sebelum dan setelah diberikan pendidikan gizi, baik menggunakan media teka-teki silang maupun menggunakan media ceramah.


BMJ ◽  
1961 ◽  
Vol 1 (5236) ◽  
pp. 1365-1366 ◽  
Author(s):  
C. M. Tinker

2012 ◽  
Vol 15 (3) ◽  
pp. 151-158
Author(s):  
Aria Wahyuni ◽  
Elly Nurrachmah ◽  
Dewi Gayatri

AbstrakPenyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu bentuk gangguan pembuluh darah koroner yang termasuk dalam ketegoriarterosklerosis. Ketidaksiapan pasien PJK pulang dari rumah sakit akan berdampak terhadap rawatan ulang sebagai akibat daripelaksanaan program discharge planning yang belum efektif selama dirawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpenerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner. Penelitian ini menggunakandesain quasi experiment dengan pendekatan non-equivalent post test only control group design. Jumlah sampel 32 orang yangterbagi atas 16 orang kelompok kontrol dan 16 orang kelompok intervensi dan dilakukan di tiga rumah sakit di Kota Bukittinggi.Hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantungkoroner yang terdiri dari status personal, pengetahuan, kemampuan koping, dan dukungan (p= 0,001; α= 0,05). Penelitian inimerekomendasikan discharge planning yang baik dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan kualitashidup pasien penyakit jantung koroner.Kata Kunci: discharge planning, kesiapan pulang, penyakit jantung koronerAbstractCoronary Heart Disease (CHD) is a form of blood vessel disorder that belongs to the category of coronary atherosclerosis. Anunreadiness of patients with CHD to go home from the hospital will have an impact on readmission as a result of ineffectivedischarge planning program during hospitalized. The purpose of this study was to examine the effect of the implementation ofdischarge planning program on the readiness to be discharged from the hospital. A quasi experiment with non-equivalent posttest only control group design was employed. The participant of the study was 32 respondents devided into control andintervention groups, each had 16 respondents who were taken from three hospitals in Bukittingi. The result showed thatdischarge planning program has significance influence on patient’s perception of their readiness to be discharged from thehospital, it consisting of personal status, knowledge, coping ability, and support (p= 0.001; α= 0.05). This study recommendsthat a good discharge planning program can be implemented to improve the quality of nursing care, to reduce the risk ofreadmission to the hospital and the quality of life of patients with coronary heart diseases.Keywords: coronary heart disease, discharge planning, readiness to be discharged


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 24
Author(s):  
Prita Adisty Handayani ◽  
Meidiana Dwidiyanti ◽  
Muhammad Mu'in

Ibu bekerja merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan. Tingginya angka partisipasi wanita bekerja harus diimbangi dengan pelayanan kesehatan yang memadai sehingga ibu bekerja dapat terhindar dari masalah kesehatan kerja termasuk stres kerja. Data stres kerja pada wanita cukup tinggi yaitu 1.880 kasus dimana perawat merupakan salah satu pekerja yang mengalami stres paling tinggi. Terapi mindfulness dikembangkan sebagai terapi supportive educative untuk menurunkan tingkat stres. Terapi ini merupakan latihan kesadaran diri untuk meningkatkan hubungan sosial dan kepuasan hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mindfulness terhadap tingkat stres pada ibu yang bekerja sebagai perawat critical care. Desain penelitian ini menggunakan quasi-experiment dengan pre-post with control group. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah responden untuk masing-masing kelompok intervensi dan kontrol adalah 23 responden. Penelitian dilakukan pada bulan April 2018 dengan pemberian terapi mindfulness S.T.O.P. Data dianalisa menggunakan uji Man-Whitney. Hasil penelitian mindfulness berpengaruh terhadap penurunan tingkat stres dengan nilai p.value=0.001 pada kelompok intervensi, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat pengaruh dengan nilai p.value=0.068. Hasil analisis perbedaan pada kelompok intervensi dan kontrol didapatkan nilai p.value=0.001 sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan tingkat stres pada kelompok intervensi dan kontrol. Kesimpulan yang didapatkan bahwa mindfulness dapat menurunkan tingkat stress dari segi fisiologis, psikologis dan perilaku dengan memberikan efek psikologis yang positif, menurunkan perilaku reaktivitas terhadap emosi dan meningkatkan regulasi perilaku yang positif.


2019 ◽  
Vol 17 (0) ◽  
pp. 21-35
Author(s):  
Sandra Valantiejienė ◽  
Regina Saveljeva

Purpose – The purpose of the article is to describe the transformations in the perceptions of the consequences of the use of psychoactive substances between 9-12’th grades pupils in the context of the implementation of the psychoactive substances abuse prevention program “My Way”. Research methodology – the authors performed a quasi-experiment and according to the methodological requirements related to the use of such scientific method in the educology studies, used an unequal control group and the primary/initial (pre-test) as well as final (post-test) measurements to achieve the aim of the research/article. Findings – the data of the quasi-experiment research showed that as the whole after intervention the pupil’s perceptions about the use of psychoactive substances in the experimental group has changed; the pupils who were assigned to the control group assessed the effects of the use of psychoactive substances better than those who were assigned to the control group. Research limitations – during the implementation of the program and the experiment, the activities related to the quasi-experiment were held only by social pedagogues in certain selected schools and classes (considering various factors such as the behaviour of children or their attributability to the families at social risk). Accordingly, in the next similar studies, children can be sampled evenly, without differentiating them based on their behavioural problems. Practical implications – the results of the research could be used in practice in the following ways: (i) by motivating the schools of general education in the Republic of Lithuania to choose prevention programs as the purposeful and meaningful instrument to develop healthy life skills; (ii) to develop and expand the range of new prevention programs based on the experience of the program “My Way” which is presented and evaluated in this article. Originality/Value – there are no similar previous educological and other educational science studies (in Lithuania) how the pupils’ attitudes change during the pre-planned and systematically implemented preventive activities in general education schools; the article presents and outlines the experience and practice of the first such Lithuanian program for the prevention of psychoactive substance abuse (“My Way”).


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Adelheid Riswanti Herminsih ◽  
Wisnu Barlianto ◽  
Rinik Eko Kapti

Abstract : Schizophrenia is a disease process that affects perceptions, emotions, social behavior and the ability to accept reality correctly. Families with schizophrenics often feel anxiety and burdens associated with client care. The problem can be solved by giving FPE therapy. This study aims to explain the effect of Family Psychoeducation (FPE) therapy on anxiety and family burden in caring for family members with schizophrenia. This research uses quasi experiment research pre-post test with control group. The number of respondents in this study were 18 respondents for the control group and 18 respondents for the treatment group. The study was conducted in District Bola from 24 May to 28 June 2017. Giving therapy done by the researchers themselves who have obtained a license from nurse specializing in mental health nursing. Data analysis used in this research is dependent t test and independent t test. The result of dependent t test of anxiety and load test was obtained significance value <0,05, this result showed significant decrease of anxiety and load after FPE therapy. While the results of independent t test showed that the significance of anxiety and family burden <0.05 which means that there is a significant difference in reducing anxiety and family burden between the treatment and control group after being given FPE therapy, that is, with an average decrease in anxiety and burden For the treatment and control groups of 10.11 and 3.5, respectively. This means that FPE is more effective in reducing family anxiety. Thus it is expected that FPE can be applied as an alternative therapy in reducing the anxiety of families who care for people with schizophrenia.Keywords : family psychoeducation,  anxiety, family burden Abstrak : Skizofrenia merupakan proses penyakit yang mempengaruhi persepsi, emosi, perilaku sosial dan kemampuan menerima realita dengan benar. Keluarga dengan penderita skizofrenia seringkali merasakan kecemasan dan beban yang berkaitan dengan perawatan klien. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemberian terapi FPE. Penlitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh terapi Family Psychoeducation (FPE) terhadap kecemasan dan beban keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan skizofrenia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment pre-post test with control group. Jumlah responden dalam penelitian ini 18 responden untuk kelompok kontrol dan 18 responden untuk kelompok perlakuan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Bola mulai tanggal 24 Mei-28 Juni 2017. Pemberian terapi dilakukan oleh peneliti sendiri yang telah mendapatkan lisensi dari perawat spesialis jiwa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dependent t test dan independen t test. Hasil analisis dependent t test kecemasan dan beban didapatkan nilai signifikansi< 0,05, hasil ini menunjukkan penurunan kecemasan dan beban secara bermakna setelah diberikan terapi FPE. Sedangkan hasil analisis independent t test menunjukkan bahwa nilai signifikansi kecemasan dan beban keluarga < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna dalam menurunkan kecemasan dan beban kelurga antara kelompok perlakuan dan kontrol setelah diberikan terapi FPE, yaitu dengan rata-rata penurunan kecemasan dan beban untuk kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing yakni 10,11 dan 3,5. Hal ini berarti bahwa FPE lebih efektif dalam menurunkan kecemasan keluarga. Dengan demikian diharapkan bahwa FPE bisa diaplikasikan sebagai alternative terapi dalam menurunkan kecemasan keluarga yang merawat penderita skizofrenia.Kata Kunci : family psychoeducation, kecemasan, beban keluarga


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
I Gede Sadhu Satwika Pasek ◽  
I Komang Sudarma ◽  
I Gede Astawan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh model pembelajaran Trikaya Parisudha  berbasis masalah terhadap sikap sosial dan hasil belajar IPS 2) pengaruh model pembelajaran Trikaya Parisudha  berbasis masalah terhadap sikap sosial, dan 3) pengaruh model pembelajaran Trikaya Parisudha  berbasis masalah terhadap hasil belajar IPS. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain nonequivalent posttest only control group. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah  seluruh kelas IV SD di Gugus IV Kecamatan Susut yang terdiri dari 6 kelas dengan jumlah 115 siswa. Selanjutnya ditentukan sampel dengan menggunakan teknik Random Sampling dan didapatkan 2 sekolah dengan jumlah 45 siswa yang terdiri dari SD Negeri 3 Abuan sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 26 siswa dan SD Negeri 2 Susut sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 19 siswa. Data sikap sosial siswa dikumpulkan menggunakan kuesioner dan data hasil belajar IPS dikumpulkan menggunakan tes pilihan ganda. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan Manova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) secara simultan, terdapat perbedaan model pembelajaran Trikaya Parisudha berbasis masalah terhadap sikap sosial dan hasil belajar IPS. 2) terdapat perbedaan model pembelajaran Trikaya Parisudha berbasis masalah terhadap sikap sosial, dan 3) terdapat perbedaan model pembelajaran Trikaya Parisudha berbasis masalah terhadap hasil belajar IPS. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa moel pembelajaran Trikaya Parisudha berbasis masalah berpengaruh positif terhadap sikap sosial dan hasil belajar IPS. Kata-kata kunci: pembelajaran berbasis masalah, trikaya parisudha, sikap sosial,  hasil belajar IPS


2021 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 157
Author(s):  
Juliani Rohaili ◽  
Dadi Setiadi ◽  
Kusmiyati Kusmiyati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan bahan ajar model inkuiri terbimbing terintegrasi kearifan lokal berbasis outcome based education (OBE) melalui penggunaan media online terhadap literasi sains peserta didik kelas X di SMAN 8 Mataram. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dengan desain penelitian non-equivalent control group design. Populasi penelitian seluruh peserta didik kelas X MIA (164 orang). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan angket validasi ahli, angket respon peserta didik, dan tes literasi sains. Hasil validasi kelayakan bahan ajar oleh ahli menunjukkan skor rata-rata 0,78 yang termasuk dalam kategori layak. Presentase respon peserta didik terhadap bahan ajar yaitu 55,93% yang tergolong sangat menarik. Data keterbacaan menggunakan flesh kinchaid grade level menyatakan naskah bahan ajar layak untuk kelas X dengan rentang usia pengguna 13-16 tahun dan rata-rata indeks keterbacaan sebesar 10,7. Hasil uji hipotesis MANOVA menunjukkan nilai signifikansi literasi sains peserta didik yaitu 0,000 (p < 0,05), sehingga penerapan bahan ajar model inkuiri terbimbing terintegrasi kearifan lokal berbasis outcome based education melalui penggunaan media online berpengaruh terhadap literasi sains peserta didik. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan bahan ajar model inkuiri  terbimbing terintegrasi kearifan lokal berbasis outcome based education melalui penggunaan media online berpengaruh terhadap literasi sains peserta didik.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 227
Author(s):  
Made Wruh Dharwisesa ◽  
I Wayan Widiana ◽  
I Made Tegeh

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang diterapkan dengan model pembelajaran TTW berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang diterapkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV. Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa SD kelas IV. Penelitian ini merupakan quasi experiment dengan rancangan nonequivalent post test  only control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD, yang berjumlah 5 kelas dengan siswa 131 orang. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri 1 Patas dengan jumlah siswa 44 orang dan siswa kelas IV SD Negeri 3 Patas dengan jumlah siswa 42 orang, yang ditentukan dengan teknik simplerandom sampling. Instrumen pada penelitian ini yaitu lembar observasi dan tes menulis. Data yang diperoleh dianalisis dalam dua tahap, yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TTW berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional, dengan nilai thitung sebesar 35,71 dan ttab sebesar 2,000. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, model pembelajaran TTW berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document