ANFUSINA: Journal of Psychology
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

24
(FIVE YEARS 24)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Raden Intan State Islamic University Of Lampung

2654-5470

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1-20
Author(s):  
Nurul Fadhilah Khair

Parents play an important role in the family, while the second role plays in parenting is very much needed by the child's development. Child's psychological development will be much better, if both require joint care or coparenting. The pattern of joint care or coparenting is mutual support and act as a team of mutual support, which is carried out by both parties. The main concept of coparenting care here is second, interconnected or mutually supportive in all forms of attitudes, relationships and teaching in parenting practices. This study uses a single case study design with A-B-A model in which this research method is deemed suitable for the assessment of changes in therapy and applied therapy in couples. The results of the study showed a change in coparenting scores in each pair.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 21-32
Author(s):  
Deta Hikmalia Efendi ◽  
Vira Sandayanti ◽  
Arti Febriyani Hutasuhut

ABSTRAK Latar Belakang : Regulasi diri dalam belajar (Self Regulated Learning) adalah kemampuan mahasiswa untuk menjadi aktif secara metakognisi, motivasi, dan perilaku (behavior) di dalam proses belajar.Efikasi diri merupakan suatu keyakinan atau kepercayaan diri individu mengenai kemampuannya untuk mengorganisasi, melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu dan mengimplementasi tindakan untuk mencapai kecakapan tertentu. Efikasi diri juga berpengaruh terhadap keaktifan, dan psikologi mahasiswa dalam proses pembelajaran di perkuliahan. Efikasi diri dan regulasi diri dalam belajar yang tinggi akan membuat mahasiswa lebih mampu mengelola pengalaman belajarnya di dalam berbagai hal secara efektif sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal, sedangkan pada mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang rendah akan sangat mempengaruhi dalam menyelesaikan tugasnya untuk mencapai hasil tertentuTujuan Penelitian  :   Untuk Mengetahui hubungan efikasi diri dengan regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.Metode  : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 123 mahasiswa kedokteran Universitas Malahayati. angkatan 2018.Hasil Penelitian  : Sebagian besar efikasi diri dari mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati adalah kategori sedang sebanyak 76 mahasiswa (61,8%). Nilai median 36.68, standar deviation 7.359, nilai minimum 18, dan nilai maksimum 45. Sebagian besar regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati adalah kategori sedang sebanyak 67 mahasiswa (54.5%). Nilai median 102.16, standar deviation 16.750, nilai minimum 54 dan nilai maksimum 131.Terdapat hubungan bermakna antara efikasi diri dengan regulasi diri dalam belajar (p-value=0.000)Kesimpulan : Bahwa semakin tinggi efikasi diri maka  semakin tinggi regulasi diri dalam belajar seseorang. Kata Kunci : Efikasi diri, Regulasi diri, Mahasiswa  


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 97-108
Author(s):  
Achmad Irfan Muzni ◽  
Annisa Huda Mawarni

Penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk bereaksi baik terhadap tuntutan internal maupun eksternal yang terjadi terus-menerus untuk menciptakan hubungan yang selaras antara dirinya dengan lingkungan. Kemampuan tersebut dapat dimiliki apabila individu memiliki dukungan keluarga dan memiliki kemampuan untuk asertif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dan asertivitas dengan penyesuaian diri pada santri tahun pertama pondok pesantren. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah ada hubungan antara dukungan keluarga dan asertivitas dengan penyesuaian diri santri tahun pertama pondok pesantren. Subjek pada penelitian ini adalah santri tahun pertama Pondok Pesantren Darul Hidayah Al Anshori angkatan 2019 yang berjumlah 84 santriwan dan santriwati yang diambil dengan teknik sampling total. Metode pengumpulan data menggunakan tiga skala psikologi yaitu skala penyesuaian diri sebanyak 30 aitem (α = 0,875), skala dukungan keluarga sebanyak 34 aitem (α = 0,897) dan skala asertivitas sebanyak 26 aitem (α = 0,827). Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan program SPSS 21.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan Rx1.2-y=0,574 dengan nilai F = 19,935 dengan p = 0,000 (p 0,01) yang berarti hipotesis diterima bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara dukungan keluarga dan asertivitas dengan penyesuaian diri pada santri tahun pertama dengan R² = 0,033. Dukungan keluarga dan asertivitas memberikan sumbangan efektif 33% terhadap penyesuaian diri. Hasil kedua dengan rx1y = 0,251 dengan p= 0,021 (p 0,05) yang menunjukkan ada hubungan positif signifikan antara dukungan keluarga dengan penyesuaian diri pada santri tahun pertama. Hasil ketiga dengan rx2y = 0,572 dengan p= 0,000 (p 0,01) yang menunjukkan ada hubungan positif signifikan antara asertivitas dengan penyesuaian diri pada santri tahun pertama.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 69-84
Author(s):  
Dwi Surya Purwanti

This research set out to investigate the effect of pilates method to reduce anxiety for pregnant women, especially in third trimester. Hypothesis proposed: there is anxiety difference for pregnant women in third quarter between control group and experimental group. Subject of research contains pregnant women who check their pregnancy at private childbirth clinic in Yogyakarta. On the basic of medical record data, it was obtained that eight pregnant women meeting research criteria, that was: first pregnancy and entered third trimester data collection methods used were personal quesioner, pregnancy anxiety scale. Analysis technique used U Mann – Whitney test. To see the differences of anxiety condition before and after treated with Pilates method in experimental group, Wilcoxon Rank Test was used. As results, it has been shown that (Z = -1.964; p 0.05). Experimental group’s anxiety level is lower (mean = 62.33) than control group’s anxiety level (mean = 100.33). Experimental group, in particular, has been proved that movements in Pilates method for pregnancy were effective in reducing anxiety in facing first pregnancy in third trimester (t = 7.821; p 0.05) with mean before = 95.00; mean after = 62.33.  So pilates method effective to reduce anxiety for pregnant women in third trimester.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 85-96
Author(s):  
Sri Maria Puji Lestari ◽  
Tusy Triwahyuni ◽  
Elitha Utari ◽  
Nurul Fatimah

Latar Belakang:Istilah self regulated learning (SRL) pertama kali dimunculkan oleh Albert Bandura dalam teori belajar sosialnya, yang diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengontrol perilakunya sendiri (Boeree, 2010). Zimmerman dan Pons mengemukakan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi SRL yaitu faktor personal, perilaku dan lingkungan. Salah satu komponen utama dari faktor personal adalah kecerdasan spiritual.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kecerdasan spiritual terhadap SRL pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati Angkatan 2018. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional, alat ukur kuisioner kecerdasan spiritual dan SRL,  serta menggunakan teknik accidental sampling. Data statistik uji spearman menggunakan SPSS versi 21.Hasil: Didapatkan responden penelitian berjumlah 122 mahasiswa dengan tingat kecerdasan spiritual terbanyak dalam kategori tinggi berjumlah 115 responden (94,3%) dan tingkat SRL terbanyak dalam kategori tinggi berjumlah 62 responden (50,8%). Analisis statistik menggunakan uji spearman menunjukkan p-value sebesar 0,000 dengan uji korelasi  sebesar +0,519.Pembasan: Terdapat hubungan yang bermakna antara kecerdasan spiritual terhadap SRL pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati Angkatan 2018. Kecerdasan spiritual mempengaruhi SRL sebesar 27%.Kata Kunci : Self Regulated Learning, Kecerdasan Spiritual.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 51-68
Author(s):  
Aisyah Syihab ◽  
Dyah Rani ◽  
Anindya Dewi Paramita

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan psychological well-being dan problematic internet use pada emerging adult. Responden pada penelitian ini berjumlah 210 emerging adult di Jakarta dengan teknik pengambilan sampel convenience sampling. Psychological well-being diukur menggunakan Psychological Well-Being Scale (PWBS) yang dikembangkan oleh Ryff (1989). Problematic Internet Use diukur menggunakan Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS-2) yang dikembangkan oleh Caplan (2010). Data penelitian ini dianalisis dengan teknik korelasi sederhana. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan negatif antara semua dimensi psychological well-being (self-acceptance, positive relation with others, autonomy, environmental mastery, purpose in life, personal growth) dan problematic internet use. 


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 33-50
Author(s):  
Citra Wahyuni ◽  
Sisca Permatasari

Perilaku prososial adalah tindakan individu secara sukarela dengan tidak adanya paksaan dari luar, berkeinginan untuk memberikan bantuan kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan untuk mendapatkan imbalan dan bahkan beresiko bagi orang yang menolong. Kepribadian big five adalah kepribadian yang menjelaskan hubungan antara keyakinan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari pikiran individu sangat berpengaruh dalam bentuk tindakan seorang individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian big five dengan perilaku prososial pada mahasiswa Psikologi Islam. Hipotesis dalam penelitian ini, adanya hubungan masing-masing dari lima dimensi kepribadian big five dengan perilaku prososial.Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampung angkatan 2016, 2017 dan 2018 dengan sampel 100 mahasiswa Psikologi Islam yang diambil menggunakan teknik disproportional stratified random sampling. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan skala perilaku prososial yang terdiri dari 40 aitem (α = 0,899) dan skala kepribadian big five yang terdiri dari 35 aitem (α = 0,874) Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.Hasil penelitian menunjukkan dua dari lima dimensi kepribadian big five memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku prososial yaitu openness dan agreeableness. Dimensi kepribadian conscientiousness dengan koofisien regresi 0,604 (p = 0,193) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku prososial. Dimensi kepribadian extraversion dengan koofisien regresi -0,666 (p = 0,319) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku prososial. Dimensi kepribadian neuroticism dengan koofisien regresi 0,629 (p = 0,145) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku prososial.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 109-118
Author(s):  
Eska Prawisudawati Ulpa ◽  
Nur Zahara

AbstractSelf adjustment is an effort or an act for someone to interact properly with surroundings where he belong and can overcome obstacles or conflicts that comes from inner or outerside of him/herself so he/she can be accepted by neighborhood. This research intend to know the relation of independence with self adjustment on new students in Pondok Pesantren Diniyyah Putri Lampung. The Hypothesis submitted in this research is to know there is relation of independence with self adjustment on new Students in Pondok Pesantren Diniyyah Putri Lampung.Data collection method using two psychological scales which involve :scale self adjustment consists of 27 items which has coefficient realibility value amount α = 0,874, and independence scale consists of 47 items which has coefficient realibility value amount α = 0,884. These research subject are students in Pondok Pesantren Diniyyah Putri Lampung. Total Subject used are 100 students, subjects range aged 12 to 15 years old. Techniques used on this research is Proportional Random Sampling, with lottery way. Analysis technique used is Product moment pearson which helped with SPSS 22.0 for windows. Analyzed data results show that Rx.y = 0,352, and signification 0,000 where p 0,01, which means there is significant relationship between independence with self adjustment on students, independence variable for self adjustment gives effective contribution amount 0,124, which shown by determination coefficient (R²) or amount 12,4 %. This thing shows that there is another 87,6 % affected  by other factors outside this research.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 121-134
Author(s):  
Novia Sinta Rochwidowati ◽  
Nadya Anjani Rismarini

Agression among teenagers, including bullying, school gangsters, and even students criminality, has been an issue for years. On the other hand, teenagers are expected to adapt well in society, to make healthy social relations, in order to become healthy and responsible adults. These developmental task takes a capability to adapt and overcome problems in everyday life, which is defined as coping strategy. This study aims to investigate the relationship between coping strategy and agrressive behavior in teenagers using Coping Strategy Scale for Teenagers and Aggressive Behavior Scale. The subjects were 416 students of middle and high schools in Bantul, Yogyakarta. Data were analyzed using Product Moment correlation test. The result showed that there was a negative correlation between coping strategy and aggressive behavior in teenagers (r= -0,287; p<0,01). Teenagers who had better ability to cope with stressful events demonstrated less aggressive behavior.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 207-216
Author(s):  
Ilham Kurniawan ◽  
Lauditta Soraya Husin ◽  
Yusyafrida Rasyidin ◽  
Intan Islamia

Pesantren is an Islamic educational institution that aims to develop students into generations who have high knowledge and are able to carry out Islamic aqeedah and sharia, but in the environment of Islamic boarding schools are still often found negative behaviors such as aggressive behavior committed by teenage students. This is because teenagers are often less able to control emotions. One factor the cause of the emergence of aggressive behavior is the low level of emotional intelligence. Individuals who have low emotional intelligence tend to be aggressive. This study aims to determine the relationship between emotional intelligence with aggressive behavior in Islamic boarding school students. The subjects in this study were eighth grade Muslim students of MTs who lived in the Al-Fatah Islamic Boarding School dormitory in 2018/2019, totaling 60 students taken with total sampling techniques. The method of data collection in this study uses two psychological scales namely the aggressive behavior scale of 24 items (α = 0.881) and the emotional intelligence scale of 26 items (α = 0.933). Data that has been collected later analyzed using the product moment correlation analysis technique which is assisted with SPSS 21.0 for Windows. The results showed rxy = -0,454 with p = 0,000 (p <0.01), this indicates that there is a significant and negative relationship between emotional intelligence with aggressive behavior in Al-Fatah Islamic boarding school students so that the hypothesis is accepted, the lower the emotional intelligence owned by students, students tend to have high aggressive behavior and vice versa with an effective contribution of 20.6% which is influenced by the independent variables in this study and 79.4% are influenced by variables outside the study.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document