Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

5
(FIVE YEARS 5)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Islam Bandung (Unisba)

2798-656x

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Abizar Aria Ghifar ◽  
Ira Safitri ◽  
Irland Fardani

Abstract. Today, regional spatial planning is one of the challenges in the development of a city. Indications of the development of the city can be seen from the increase in the area built due to an increase in population. As a result, city space is limited, so much urban land is used illegally or not in accordance with the rules of the Spatial Detail Plan (RDTR). Singaporean urban RDTR 2017-2037 has been established and is suitable as a guideline for spatial planning in Tasikmalaya Regency. Also stated in PP number 15 of 2010 in article 101 it is necessary to monitor the use of space every year by the civil service investigating agency (PPNS). The compilation was based on Minister of Public Works Regulation No.20 of 2011 to Minister of ATR Regulation No.16 in 2018. The Singaporean RDTR was prepared in 2011, so monitoring needs to be carried out as a condition for evaluating when there is a change in the legal umbrella. The purpose of this study are: find out the percentage of development realization based on physical conditions in the field; know the development progress in the singaparna urban priority area; and find out trends in spatial development in Singaparna Urban Priority Areas. The method used is a quantitative method (suitability analysis of spatial use and spatial analysis) and qualitative (descriptive analysis). The results obtained from this study are the progress of spatial use in the Singapore Priority Area which shows that there are still many incompatibilities with the RDTR, and the development of the Singapore priority area. In knowing the progress of spatial use by PPNS there needs to be an efficient method in gathering data, then the UAV is one of the efforts in the efficiency of data analysis materials for monitoring space utilization. Abstrak. Dewasa ini tata ruang wilayah menjadi salah satu tantangan dalam perkembangan sebuah kota. Indikasi perkembangan kota dapat dilihat dari meningkatnya kawasan terbangun akibat dari bertambahnya jumlah penduduk. Akibatnya terbatasnya ruang kota, maka banyak lahan kota dimanfaatakan secara illegal atau tidak sesuai dengan aturan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). RDTR perkotaan Singaparna 2017-2037 telah ditetapkan dan layak sebagai pedoman untuk perencanaan tata ruang di Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu tertuang dalam PP nomor 15 tahun 2010 dalam pasal 101 perlu adanya pemantauan pemanfaatan ruang setiap tahunnya oleh badan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS). Penyusunan tersebut berlandaskan pada Peraturan Menteri PU No.20 tahun 2011 menjadi Peraturan Menteri ATR No.16 tahun 2018. Penyusunan RDTR perkotaan Singaparna dilakukan pada tahun 2011, maka perlu dilakukan pemantauan sebagaimana syarat dalam melakukan evaluasi ketika adanya perubahan payung hukum. Tujuan dari penelitian ini yaitu: mengetahui persentase realisasi pembangunan berdasarkan kondisi fisik dilapangan; mengetahui perkembangan pembangunan dikawasan prioritas perkotaan singaparna; dan mengetahui kecenderungan pembangunan ruang di Kawasan Prioritas Perkotaan Singaparna. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif (analisis kesesuaian pemanfaatan ruang dan analisis spasial) dan kualitatif (analisis deskriptif). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu progres pemanfaatan ruang di Kawasan Prioritas Perkotaan Singaparna yang menunjukan masih banyak ketidak sesuaian dengan RDTR, dan perkembangan kawasan prioritas perkotaan Singaparna. Dalam mengetahui progres pemanfaatan ruang oleh PPNS perlu adanya metode yang efisien dalam pengumpulan datanya, maka UAV adalah salah satu upaya dalam efisiensi bahan data analisis pemantauan pemanfaatan ruangnya.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 30-37
Author(s):  
Muhammad Adhitya R ◽  
Weishaguna

Abstract. This research on pedestrian in the old area of Bandung city of Bandung is aimed at overcoming the problem of the bad pedestrian path in the area of area of Bandung city of Bandung. The existence of the old city area of Bandung which is close to the new market can attract a lot of visitors' interest, unfortunately the condition of the existing pedestrian infrastructure in this area is inadequate. The number of street vendors who sell on pedestrian lanes, motorized parking on the sidewalks, uneven pedestrian lanes, to the lack of pedestrian facilities makes visitors less comfortable to move in this area. The concept of the theory that the authors apply to overcome the problem of pedestrian paths in this region is the concept of livable street. The author expects the theory of urban design and the concept of livable street as being able to overcome the problems regarding the pedestrian path in the old area of Bandung City. The method that I use is a qualitative approach by observing issues that exist and then assessing the criteria for the concept of livable street through the study of literature, then the process of analysis of pedestrian flows, the level of pedestrian services, pedestrian path width requirements, and analysis of variable variable from the concept of liveable street. This research was conducted to solve problems in pedestrian routes that are not liveable in the old Chinatown district of Bandung city. Abstrak. Penelitian tentang pedestrian di kawasan pecinaan lama Kota Bandung ini ditujukan untuk mengatasi permasalahan buruknya jalur pedestrian yang ada di kawasan pecinaan Kota Bandung. Keberadaan kawasan pecinaan lama Kota Bandung yang dekat dengan pasar baru dapat menarik banyak minat pengunjung, sayangnya kondisi infrastruktur pejalan kaki yang ada pada kawasan ini kurang memadai. Banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di atas jalur pedestrian, parkir kendaraan bermotor di atas trotoar, jalur pedestrian yang tidak rata, hingga minimnya fasilitas sarana pejalan kaki membuat pengunjung kurang nyaman untuk beraktivitas di kawasan ini. Konsep teori yang penulis terapkan untuk mengatasi permasalahan jalur pedestrian yang ada di kawasan ini adalah konsep livable street. Penulis mengharapkan teori perancangan kota dan konsep livable street sebagai dapat mengatasi permasalahan mengenai jalur pedestrian yang ada di kawasan pecinaan lama Kota Bandung. Metode yang penulis gunakan yaitu metode pendekatan kualitatif dengan mengamati isu-isu permasalahan yang ada kemudian mengkaji kriteria-kriteria konsep livable street melalui studi literatur, selanjutnya dilakukan proses analisis terhadap arus pejalan kaki, tingkat pelayanan pejalan kaki, kebutuhan lebar jalur pedestrian, dan analisis mengenai variabel variabel dari konsep liveable street. Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan permasalahan pada jalur pedestrian yang tidak liveable di kawasan pecinaan lama kota bandung.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 15-22
Author(s):  
Fahri Nazarudin ◽  
Sri Hidayati Djoeffan

Abstract. The market is an economic sector that can improve people's welfare and be used by Governments as a wheel of economy. Traditional market nowadays existence aside from the existence of modern market, Kiaracondong Market has a pontesi as a first class market, trader as much as 1058 and has easy access. However, there are problems in terms of visual, environmental and functional. To fix the problem there is a rejuvenation need to be done. The purpose of this research is to rejuvenate the traditional market area of Kiaracondong to be comfortable, safe, clean healthy and sustainable. The method used is a theoretical, normative, comparative, participatory, and description-statistical approach. By using site analysis, population, land support, space needs, building typology, building period, City rejuvenation strategy and the determination of functional elements. Thus obtained the direction of design concept based on the results of analysis that has been done in the form of land use plan, period building, circulation and parking, green open space, pedestrian path, support activities, utility networks and Recommendations. Abstrak. Pasar merupakan sektor perekonomian yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan digunakan oleh pemerintah sebagai roda perekonomian. Pasar tradisional saat ini keberadaannya tersisihkan adanya pasar modern, pasar kiaracondong memiliki pontesi sebagai pasar kelas satu, pedagang sebanyak 1058 dan memiliki akses yang mudah. Namun, terdapat permasalahan dari segi visual, lingkungan dan fungsional. Untuk memperbaiki permasalahan yang ada maka perlu dilakukan peremajaan. Tujuan dari penelitian ini ialah meremajakan kawasan pasar tradisional kiaracondong agar nyaman, aman, bersih sehat dan berkelanjutan. Metode yang digunakan berupa pendekatan teoritis, normatif, komparatif, partisipatif dan statistik deskripsi. Dengan menggunakan analisis tapak, kependudukan, daya dukung lahan, kebutuhan ruang, tipologi bangunan, tata masa bangunan, stategi peremajaan kota dan penentuan elemen fungsional. Sehingga diperoleh arahan konsep perancangan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan berupa rencana tata guna lahan, tata masa bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka hijau, jalur pejalan kaki, aktivitas pendukung, jaringan utilitas dan rekomendasi.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 23-29
Author(s):  
Bitta Ikarani Wiyajanti ◽  
Chusharini Chamid

Abstract. The coastal zone’s Santolo Beach is a place for traditional fishers that would be a great tourist destination. It also were the areas as a dock (port) fishermen’s activities for a vessel or boat is in that area. Based on RT and RW Kabupaten Garut 2011 -2031 south of Garut area set down as tourism area, and Pantai Santolo is one of them. How ever condition of Pantai Santolo is full of waste. This condition is disturbing visualization and affect to quality of that environment. This study using a model contamination index (IP) analysis by using the measurement result the quality of coastal waters of Santolo Beach. Based on the analysis using the model, the result is that coastal waters Santolo classified as a middle unclean coast. The research also informed with information obtained using questionnaire for local and tourist respondents. Based on the results of questionnaire the level of public participation of pollution contros strateggy in coastal’s Santolo Beach is in the informing step. Pollution control strategy needs invovlvement of several parties which is government, government on that area, and also the peoples for established a productive and suistanable coastal zone. Abstrak. Kawasan Pantai Santolo merupakan berkumpulnya nelayan tradisional yang akan dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata yang indah. Pantai Santolo juga merupakan daerah untuk kegiatan nelayan sebagai dermaga (pelabuhan) kapal ikan atau perahu. Berdasarkan RT dan RW Kabupaten Garut 2011 –2031 kawasan Garut Selatan di tetapkan sebagai kawasan peruntukkan pariwisata, salah satunya adalah Pantai Santolo yang terdapat di Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut. Namun kondisi di area Pantai Santolo dipenuhi dengan sampah. Kondisi ini sangat mengganggu visualisasi dan juga mempengaruhi kualitas lingkungan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan masih sangat kurang. Penelitian ini menggunakan analisis dengan model Indeks Pencemaran (IP) dengan menggunakan hasil pengukuran kualitas perairan Pantai Santolo. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan model tersebut, didapatkan hasil bahwa perairan Pantai Santolo diklasifikasikan sebagai pantai yang cemar sedang. Penelitian ini juga didasari dengan informasi yang didapat menggunakan kuisioner dengan target responden penduduk setempat dan wisatawan. Berdasarkan hasil kuisioner didapatkan informasi bahwa tingkat partisipasi masyarakat terhadap penyusunan strategi pengendalian pencemaran kawasan pesisir berada pada tahapan memberikan informasi. Pengendalian pencemaran perlu adanya keterlibatan beberapa pihak, yaitu pihak pemerintah, aparat desa, serta masyarakat demi terciptanya kawasan pesisir yang produktif dan berkelanjutan.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 7-14
Author(s):  
Ikbal Kamiludin Gunawan ◽  
Ivan Chofyan

Abstract. Ciparay Sub-District is one of the areas that have changed the function of agricultural land to non-agricultural, this is due to its strategic geographical location that makes investors race to get the land in the area. The area of agricultural land in Ciparay sub-district each year has a significant change in which Ciparay subdistrict is one of the sub-districts that has ample agricultural land. Area of Ciparay subdistrict ± 46,175.6 Ha, with land area planting rice ± 7,390 ha in the year 2014 or average of land change amounted to 6.9% per year. The purpose of this research is to cover the impact of land function on land owner farmers Income level quantitative analysis used is an average difference test analysis with data collection techniques by distributing the questionnaire to 29 respondents. Based on the results of the study can be concluded that by the existence of land function has an impact on the farmers in Ciparay sub-district that the income of the owners of farmers, smaller than before the land function. Because seen from the results of analysis of average difference obtained the value of T count < T table which means H0 on reject and H1 accepted. Abstrak. Kecamatan Ciparay merupakan salah satu daerah yang mengalami perubahan fungsi lahan pertanian ke non pertanian, hal ini dikarenakan letak geografisnya yang strategis yang membuat para investor berlomba - lomba untuk mendapatkan lahan yang ada di kawasan tersebut. Luas lahan pertanian di Kecamatan Ciparay setiap tahunnya mengalami perubahan yang cukup signifikan dimana Kecamatan Ciparay merupakan salah satu kecamatan yang memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Luas Kecamatan Ciparay ± 46.175,6 Ha, dengan luas lahan tanam padi sawah ± 7.390 ha pada tahun 2014 atau rata – rata perubahan lahan sebesar 6,9 % per tahun. Tujuan penelitian ini untuk melihat dampak alih fungsi lahan terhadap tingkat pendapatan petani pemilik lahan Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis uji beda rata-rata dengan teknik pengumpulan data dengan cara membagikan kuisioner kepada 29 orang responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya alih fungsi lahan memberikan dampak terhadap para petani yang ada di Kecamatan Ciparay bahwa pendapatan para petani pemilik, lebih kecil jika dibandingkan dengan sebelum adanya alih fungsi lahan. Karena dilihat dari hasil analisis uji beda rata-rata didapat nilai T hitung < T tabel yang artinya H0 di tolak dan H1 diterima.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document