Sinnun Maxillofacial Journal
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

31
(FIVE YEARS 31)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muslim Indonesia

2714-5646, 2715-260x

2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 42-49
Author(s):  
Nadya Jeihan Riyani ◽  
Robisnson Pasaribu ◽  
Fredy Mardiyantoro

Pendahuluan: Peradangan merupakan respon dasar terhadap adanya kerusakan jaringan atau luka pasca pencabutan gigi yang kemudian dilanjutkan dengan proses penyembuhan. Lendir bekicot dari spesies Achatina fulica diketahui memiliki kemampuan sebagai alternatif obat yang mempercepat proses penyembuhan luka. Tujuan Penelitian: penelitian ini bertujuan menguji pengaruh lendir bekicot (Achatina fulica) terhadap jumlah limfosit pada proses penyembuhan luka soket gigi pasca pencabutan gigi tikus wistar (Rattus norvegicus). Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan bahan utama berupa lendir bekicot  yang diaplikasikan pada soket gigi tikus. Sampel dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling kemudian dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok kontrol (K) dan perlakuan (P). Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah jumlah limfosit pada hari ketiga, kelima, dan ketujuh proses penyembuhan luka soket gigi tikus wistar yang diukur dari sediaan HPA dengan pengecatan Hematoxylin-Eosin. Hasil: Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan jumlah limfosit pada hari ketiga, kelima, dan ketujuh baik pada kelompok kontrol (K) maupun perlakuan (P). Dengan jumlah rerata limfosit pada kelompok kontrol adalah 5,48 ; 4,60 ; 64,48. Sedangkan hasil rerata limfosit kelompok perlakuan adalah : 11,6; 16,52; 10,80. Kesimpulan : penelitian ini menunjukkan bahwa lendir bekicot (Achatina fulica) berpengaruh pada jumlah limfosit pada proses penyembuhan luka soket gigi tikus wistar (Rattus norvegicus).


2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 36-41
Author(s):  
Kurniaty Pamewa ◽  
Masriadi Masriadi ◽  
Rachmi Bachtiar ◽  
Amanah Pertiwisari ◽  
Sarahfin Aslan ◽  
...  

Pendahuluan. Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting, terutama pada anak usia sekolah dasar. Anak-anak usia sekolah dasar 9-12 tahun yang telah memiliki gigi permanen belum terbiasa menyikat gigi dengan baik dan benar namun mereka telah memiliki pemahaman yang baik akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Masalah dalam rongga mulut khususnya gigi diawali dengan adanya plak. Plak adalah lapisan yang melekat pada permukaan gigi yang mengandung bakteri. Pencegahan penumpukan plak dilakukan dengan kontrol plak, salah satu bahan alami yang dapat digunakan adalah buah naga putih (Hylocereus undatus), pada buah naga ini memiliki kandungan nutrisi yang kaya khususnya vitamin C, fosfor, kalsium serta memiliki antioksidan yang tinggi serta memiliki kandungan antibakteri, betacinin, dan flavonoid. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan skor plak sebelum dan sesudah mengunyah buah naga putih (Hylocereus undatus) pada anak usia 10-11 tahun. Bahan dan Metode. Mengunakan metode quasi experimental dengan bentuk penelitian pre posttest control group design dan pengambilan sampel dengan purposive sampling dengan jumlah sampel 84 responden. Hasil. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Wilcoxon diperoleh hasil p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari pada 0,05. Nilai rata-rata skor plak sebelum perlakuan 0.829 sedangkan sesudah perlakuan memiliki nilai rata-rata skor plak sebesar 0.666. Kesimpulan: Hipotesis alternatif penelitian ini diterima dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor plak sebelum dan sesudah mengunyah buah naga putih (Hylocereus undatus) pada anak usia 10-11 tahun.


2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 20-28
Author(s):  
Masriadi Masriadi ◽  
Muhammad Jayadi Abdi ◽  
Andy Fairuz Zuraida Eva ◽  
Yusrini Selviani ◽  
Nur Fadhilah Arifin ◽  
...  

Pendahuluan: Lesi yang telah dilakukan perawatan endodontik, secara radiologis akan menunjukkan peningkatan densitas tulang di periapikal menandakan penyembuhan, perubahan gambaran radiograf dari radiolusen menjadi radiopak karena perubahan dari fibroblast yang membantu osteoblast dan sel mesenkim untuk berpoliferasi membentuk matriks tulang. Gambaran perubahan dapat terlihat dengan melakukan image processing pada radiograf secara komputerisasi menggunakan filter pada software ImageJ. Tujuan: Mengetahui perbedaan panjang lamina dura pada abses periapikal pada saat sebelum dan sesudah perawatan endodontik dengan menggunakan Software ImageJ. Bahan Dan Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian bersifat analisis observasional dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional Study. Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian dengan menggunakan uji T-Paired Test, terdapat 9 sampel sebelum dan sesudah perawatan endodontik. Jumlah rata-rata sebelum perawatan endodontik yaitu 18,602 mm dan sesudah perawatan endodontik yaitu 23,406 mm. Adapun standar deviasi dari sebelum perawatan endodontik yaitu 5,194mm dan sesudah perawatan endodontik 4,813 mm. Hasil uji T-Paired juga menunjukkan signifikansi perbedaan antara sebelum dan sesudah dilakukan perawatan endodontik, terdapat nilai signifikansi (P-Value) sebesar 0,002. Nilai P-Value menunjukkan kurang dari 0,05 artinya bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara sebelum dan sesudah perawatan endodontik. Kesimpulan : Terdapat perbedaan panjang lamina dura pada abses periapikal sebelum dan sesudah perawatan endodontik menggunakan software ImageJ di RSIGM UMI 2020    


2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 29-35
Author(s):  
Fadil Abdillah Arifin ◽  
Erna Irawati ◽  
Indrya Kirana Mattulada ◽  
Sarahfin Aslan ◽  
Risnayanti Anas ◽  
...  

Pendahuluan: Resin-Modified Glass Ionomer Cement (RMGIC) atau Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin merupakan salah satu bahan restorasi yang digunakan di bidang kedokteran gigi. Pengembangan resin-modified glass ionomer cement dimulai sejak tahun 1967 untuk memperbaiki sifat fisik dan mengurangi sensitivitas air dari glass ionomer cement konvensional. Resin-Modified Glass Ionomer Cement (RMGIC) sebagai bahan kedokteran gigi memiliki beberapa keuntungan yaitu: RMGIC dapat melepaskan fluoride, kekuatan RMGIC lebih besar dibandingkan dengan glass ionomer cement konvensional, dan estetika lebih baik daripada Glass Ionomer Cement. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh perendaman susu UHT dan susu sapi segar terhadap resin-modified glass ionomer cement. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental Laboratorium yaitu pengujian yang dilakukan di laboratorium dengan bentuk penelitian berupa Pre Test-Post Test with Control Group Design. Jenis penelitian yang dilakukan adalah True Eksperimental Laboratorium. Hasil: Berdasarkan uji one way anova sebelum perendaman diperoleh p-valuesebesar 0,795 (p>0,05) Berdasarkan uji one way anova setelah perendaman diperoleh p-value sebesar 0,669 (p>0,05) Berdasarkan uji post hoc multiple comparison diperoleh perbedaan rata-rata antara susu sapi segar dan susu UHT sebesar 0,1114500 , untuk aquades dan susu UHT sebesar -0,022000.  Kesimpulan: Tidak terdapat perubahan yang signifikan terhadap kekasaran resin-modified glass ionomer cement.


2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Lilies Anggarwati Astuti ◽  
Masriadi Masriadi ◽  
Fadil Abdillah Arifin ◽  
Sarahfin Aslan ◽  
Nurul Hikmah
Keyword(s):  
T Test ◽  
P Value ◽  

Latar belakang : Penyakit periodontal adalah penyakit yang kehilangan struktur kolagennya pada daerah yang menyangga gigi, sebagai respon dari akumulasi bakteri di jaringan periodontal.  periodontitis adalah penyakit infeksi kronis yang dapat menghancurkan jaringan periodontal termasuk ligamen periodontal dan rongga alveolar gigi. Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana perbedaan gambaran radiografis periodontitis kronis sebelum dan sesudah perawatan berdasarkan densitas tulang menggunakan software imagej. Bahan dan metode penelitian : Penelitian ini bersifat analisis observasional dengan menggunakan pendekatan Cross sectional study.Sampel didapatkan dengan menggunakan metode pengambilan sampel koutasampling. Radiograf digitalisasi menggunakan software ImageJ untuk melihat perbedaan luas trabekula kemudian dilakukan uji Paired T-Test. Hasil Penelitian : Terdapat perbedaan nilai rata-rata densitas tulang sebelum dan sesudah perawatan kuretase yaitu 525,20 pixel. adapun rata-rata densitas tulang sebelum perawatan kuretase yaitu sebesar 1882,10 pixel dan sesudah perawatan menjadi 1356,90 pixel. Hasil uji Paired Sampel T-Test juga menunjukkan signifikansi perbedaan luas antara densitas tulang sebelum dan sesudah dilakukan perawatan kuretase, dimana terdapat p-value yang menujukkan nilai p=0,003. Nilai P-Value menunjukkan kurang dari 0,05 artinya bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara densitas tulang sebelum dan sesudah perawatan kuretase. Kesimpulan : Terdapat perbedaan signifikan gambaran radiografis peridontitis sebelum dan sesudah perawatan kuretase pada perubahan luas trabekula menggunakan software ImageJ  di RSIGM UMI tahun 2020.


2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 13-19
Author(s):  
Sari Aldilawati ◽  
Ilmianti Ilmianti ◽  
Indrya Kirana Mattulada ◽  
St. Fadhillah Oemar Mattalitti ◽  
Mila Febriany ◽  
...  
Keyword(s):  
P Value ◽  

Pendahuluan: Jenis kelamin mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan laki-laki dan perempuan, dilihat dari prevalensi penderita kelainan periapikal, secara umum penderita perempuan lebih banyak daripada penderita laki-laki. Lesi periapikal merupakan respon lokal dari tulang di sekitar apikal gigi akibat nekrosis pulpa atau akibat kerusakan jaringan periodontal. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan angka kejadian pada kasus lesi periapikal di RSIGM YW-UMI tahun 2019. Bahan & Metode: Penelitian bersifat observasional analisis. Sampel diambil sebanyak 36 foto radiografi lesi periapikal sebelum dilakukan perawatan endodontik di RSIGM YW-UMI. Sampel tersebut kemudian dilakukan uji Chi-square. Hasil: Data subjek penelitian diambil melalui foto rontgen periapikal. Rasio lesi periapikal pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Dengan kasus lesi periapikal terbanyak ialah abses periapikal. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap hubungan jenis kelamin dengan angka kejadian kasus lesi periapikal di RSIGM YW-UMI tahun 2019 dimana nilai (P-Value : 0,108) menunjukkan lebih dari (0,05).


2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 8-17
Author(s):  
Lilies Anggarwati Astuti ◽  
Risnayanti Anas ◽  
Nur Rahmah Hasanuddin ◽  
Kurniaty Pamewa ◽  
Chusnul Chotimah ◽  
...  

Pendahuluan: Periodontitis didefinisikan sebagai penyakit radang pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik yang mengakibatkan kerusakan progresif ligamen periodontal dan tulang alveolar. Periodontitis dimulai setelah akumuluasi bakteri gram-negatif anaerob dalam plak subgingival, Fusobacterium Nucleatum merupakan bakteri anaerob gram negatif yang menghuni rongga mulut dan dapat memainkan peran penting dalam pembentukan biofilm gigi dan penyakit periodontal. Tumbuhan Sarang Semut juga mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan fenolik seperti Flavonoid dan Tannin yang memiliki kemampuan sebagai antiinflamasi, antibakteri, antioksidan, dan antivirus dan selain itu obat herbal efektif dalam mengendalikan plak, mikroba di gingivitis, penyembuhan luka, dan periodontitis. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol tanaman Sarang Semut (Myrmecodia Pendens) terhadap daya hambat bakteri Fusobacterium Nucleatum. Bahan dan Metode: Bahan yang digunakan pada penelitian ini fusobacterium nucleatum dan tanaman sarang semut dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80%. Penelitian ini menggunakan metode True Eksperimental Laboratorium dengan Post Test Only Control Design. Hasil: Hasil penelitian yang dilakukan bahwa larutan ekstrak etanol tanaman Sarang Semut (Myrmecodia pendens) konsentrasi 20% memiliki rata-rata zona daya hambat bakteri 17,10 mm dengan besar standar deviasi 1,07 mm, konsentrasi 40% memiliki rata-rata diameter zona daya hambat bakteri 19,24 mm dengan standar deviasi0,35 mm, konsentrasi 60% memiliki rata-rata diameter zona daya hambat bakteri 19,90 mm dengan standar deviasi 0,22 mm, dan konsentrasi 80% memiliki rata-rata diameter zona daya hambat bakteri 21,91mm  dengan standar deviasi 2,20 mm. Kesimpulan: Ada efektivitas ekstrak etanol tanaman Sarang Semut dengan konsentrasi 20%, 40%, 60% dan 80% dalam menghambat pertumbuhan bakteri Fusobacterium Nucleatum.


2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 26-33
Author(s):  
Ilmianti Ilmianti ◽  
Indrya Kirana Mattulada ◽  
Sari Aldilawati ◽  
Sarahfin Aslan ◽  
Mila Febriany ◽  
...  

Pendahuluan: Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, adalah kesehatan gigi dan mulut.  Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut secara tidak langsung akan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Media komunikasi informasi dan edukasi yang terdiri dari media visual, audio, dan audio-visual merupakan salah satu upaya untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut. Tujuan: untuk memberikan gambaran dan gagasan dari hasil literatur review media komunikasi, informasi, dan edukasi terhadap peningkatan pengetahuan anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review. Literatur yang digunakan berupa jurnal, teksbook, dan laporan kasus yang dikumpulkan dengan menggunakan pencarian seperti Google Scholar, Science Direct, NCBI, dan Proquest. Pencarian kata kunci yang dimasukkan, jika telah memenuhi kriteria maka judul dari jurnal tersebut terpilih untuk dianalisis. Hasil: Menggunakan media komunikasi, informasi dan edukasi yang menarik dapat meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut. Media komunikasi, informasi, dan edukasi pada anak merupakan media yang menarik dan sesuai dengan tahap perkembangan anak khususnya anak usia sekolah dasar. Pendidikan kesehatan gigi dengan menggunakan media komunikasi, informasi, dan edukasi yang menarik dapat meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut.  Kesimpulan:  Media komunikasi, informasi, dan edukasi sesuai dengan kemajuan teknologi multimedia seperti media visual, media audio, dan media audio-visual dapat meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut.


2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 41-50
Author(s):  
Nurasisa Lestari ◽  
Eva Novawaty ◽  
Muh. Fajrin Wijaya ◽  
St. Fadhillah Oemar Mattalitti ◽  
Lilies Anggarwati Astuti ◽  
...  

Pendahuluan : Pencabutan gigi merupakan suatu tindakan pembedahan yang melibatkan jaringan tulang dan jaringan lunak dari rongga mulut, tindakan tersebut dibatasi oleh bibir, pipi dan terdapat faktor yang dapat mempersulit dengan gerakan lidah dan rahang bawah. Berbagai macam cara dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi silang antara lain dengan pemakaian proteksi diri yaitu masker, kacamata pelindung, sarung tangan, baju praktek, maupun penutup rambut dan kebersihan lingkungan tempat kerja yang meliputi cara pembersihan alat dan lingkungan. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan mahasiswa kepaniteraan terhadap tindakan kontrol infeksi pada pasien pencabutan gigi. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian bersifat observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa kepaniteraan Fakultas Kedokteran Gigi UMI di RSIGM YW-UMI Makassar. Hasil: Sebagai mahasiswa kepaniteraan diketahui terdapat 5,71% dengan pengetahuan yang cukup, dan diketetahui terdapat 94,29% dengan pengetahuan baik. Sedangkan untuk tindakan kontrol infeksi mahasiswa kepaniteraan diketahui terdapat 65,71% dengan tindakan yang cukup dan diketahui terdapat 34,29% dengan tindakan yang baik. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji statistic chi-square diperoleh p-value sebesar 0,044. Karena p-value < alpha (0,05). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan mahasiswa kepaniteraan tentang kontrol infeksi dengan tindakan kontrol infeksi pada pasien pencabutan gigi


2021 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 9-18
Author(s):  
Nurasisa Lestari ◽  
Masriadi Masriadi ◽  
Maqhfirah Amiruddin ◽  
Sarahfin Aslan ◽  
Yustisia Puspitasari ◽  
...  

Pendahuluan : Streptococcus mutans adalah salah satu bakteri yang banyak ditemukan pada rongga mulut, dimana bakteri Streptococcus mutans dapat menghambat proses penyembuhan dry socket yang dipelajari oleh Rozantis, untuk itu pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan memberikan antibiotik. Cabai rawit (Capsicum frutescens L) adalah salah satu tanaman herbal yang memiliki efek sebagai anti mikroba terhadap bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak cabai rawit (Capsicum frutescens L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui efektivitas daya hambat ekstrak cabai rawit (capsicum frutescens l) dalam menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans secara in vitro. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental Laboratorium yaitu pengujian yang dilakukan di laboratorium dengan bentuk penelitian berupa Post Test Only Control Design dan pengambilan sampel dengan Purposive Sampling menggunakan 4 perlakuan dan 6 kali pengulangan. Sampel penelitian yang digunakan adalah koloni bakteri Streptococcus mutans. Pengenceran ekstrak cabai rawit (Capsicum frutescens L) yaitu menggunakan 3 konsentrasi (25%, 50%, dan 100%). Hasil : Hasil penlitian ini menunjukkan diameter zona daya hambat bakteri Streptococcus mutans pada ekstrak cabai rawit (Capsicum frutescens L) konsentrasi 25% sebesar 10,09±0,83mm, konsentrasi 50% sebesar 12,32 ± 0,89mm dan konsentrasi 100% sebesar 16,00 ± 0,86mm dan berdasarkan uji statistic memperoleh nilai signifikan P<0.01. Kesimpulan : Hipotesis alternatif penelitian ini diterima dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat nya efektivitas ekstrak cabai rawit (Capsicum frutescens L) konsentrasi 25%, 50% dan konsentrasi 100% dalam mengahmbat bakteri Streptococcus mutans.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document