JURNAL DINAMIKA VOKASIONAL TEKNIK MESIN
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

123
(FIVE YEARS 56)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Negeri Yogyakarta

2548-7590, 2598-392x

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 163-168
Author(s):  
Gilang Wahyu Ramadhan ◽  
Basyirun Basyirun

Used oil is a waste, and optimization is needed to use it as a fuel properly.  In the combustion of used oil, air pressure is very influential in achieving optimal temperature. The air pressure affects the pressure of the incoming air. Other than temperature, air pressure affects and determines the inflow air density. The research uses an experimental method. This study concludes that air pressure affects the temperature of used oil combustion. The higher the air pressure, the more optimum the combustion temperature. A pressure of 2.5 bar yields in maximum temperature of 994.5 ℃ and a combustion time of 151 seconds. Conversely, air pressure of 0.5 bar yields in maximum temperature of 662.0 ℃ and longer combustion time, which is 843 seconds.Oli bekas merupakan limbah, dimana belum terlalu optimal untuk di jadikan bahan bakar. Pada pembakaran oli bekas tekanan udara sangat berpengaruh untuk mencapai temperatur yang optimal. Hal ini berpengaruh pada tekanan udara yang masuk.. Di mana tekanan udara merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan menentukan kerapatan udara selain daripada suhu. Metode Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh tekanan udara terhadap temperatur pembakaran oli bekas pada kompor gas ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dapat di simpulkan bahwa tekanan udara berpengaruh pada temperatur pembakaran oli bekas.  Pengaruh tekanan udara terhadap temperatur pembakaran yaitu apabila tekanan udara semakin tinggi maka temperatur pembakaran yang di hasilkan lebih maksimal dengan tekanan 2,5 bar mendapatkan 994,5 dan pembakaran semakin cepat yaitu mencatatkan waktu 151 detik, sebaliknya tekanan semakin rendah maka temperatur pembakaran minimal dengan 0,5 bar mendapatkan temperatur 662,0 dan memperoleh waktu pembakaran yang lebih lama yaitu sebesar 843 detik.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Didik Nurhadiyanto

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 154-162
Author(s):  
A Hasan Atho’ullah ◽  
Heri Yudiono

This study aims to analyze Whitworth thread's fatigue characterization due to dynamic twisting on low carbon steel. The research method uses experiments with pre-experimental design with the form of intact group comparison. The experimental group was specimens with Whitworth thread notch depth of 0.67 mm, 0.81 mm, and 1.16 mm. The control group was Whitworth threads with a notch depth of 0.9 mm. The study used low carbon steel with a carbon content of 0.12% wt. The dynamic torsion testing with a twisting angle of 5 reveals that the deeper the Whitworth thread notch, the lower the fatigue resistance. The fracture surface is visible due to dynamic torsion in the form of initial crack, crack propagation rate, and final crack.Fenomena kegagalan lelah disebabkan oleh pola pembebanan dan bentuk takikan. Pola pembebanan terjadi karena puntir lentur dan puntir dinamis. Bentuk takikan diperlukan karena tuntutan desain, salah satunya adalah takik ulir whitworth. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakterisasi ketahanan lelah ulir whitworth akibat pembebanan puntir dinamis pada baja karbon rendah. Metode penelitian menggunakan eksperimen dengan pre-experimental design dengan bentuk intact-group comparison. Kelompok eksperimen adalah spesimen dengan kedalaman takik ulir whitworth 0.67 mm, 0.81 mm, dan 1.16 mm. Kelompok kontrol dengan kedalaman takik ulir whitworth sebesar  0.9 mm. Penelitian menggunakan baja karbon rendah dengan kandungan karbon sebesar 0.12% wt. Hasil pengujian puntir dinamis mengungkapkan bahwa semakin dalam takik ulir withworth maka ketahanan lelahnya semakin menurun. Bentuk penampang patah akibat pembebanan puntir dinamis berupa initial crack, crack propagation rate dan final crack.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 136-144
Author(s):  
Izza Ariffatur Ramadhani ◽  
Heri Yudiono

This study aims to produce an android-based e-module on CAD that has quality (feasible, effective, and practical) in improving student learning outcomes. The method used is the Research and Development (R&D) approach, which consists of preliminary studies, development, and testing by experts and practitioners to ensure that the e-module meets the requirements (feasible and practical) as a learning media. Limited trials were conducted through a true-experimental design with a pretest-posttest control group design. This experiment was conducted to test the effectiveness of e-modules during the learning process. The analysis used includes a validity test, reliability test, normality test, homogeneity test, independent-sample t-test, and N-Gain test. The results of the study found that the e-module products that met the standards of material and media feasibility based on expert judgment and e-modules were very practical and effective to improve learning outcomes. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan e-modul pembelajaran CAD berbasis android yang memiliki kualitas (layak, efektif dan praktis) yang dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Metode yang digunakan adalah pendekatan Research and Development (R&D) yang terdiri dari studi pendahuluan, pengembangan dan pengujian oleh beberapa ahli dan praktisi untuk memastikan bahwa e-modul tersebut memenuhi syarat (layak dan praktis) sebagai media pembelajaran. Uji coba terbatas dilakukan melalui true-eksperimental design dengan pretest-posttest control group design. Eksperimen ini dilakukan untuk menguji efektivitas e-modul selama proses pembelajaran. Analisis yang digunakan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji independent sample t test serta uji N-Gain. Hasil penelitian mendapatkan produk e-modul yang telah memenuhi standar kelayakan materi dan media berdasarkan penilaian ahli serta e-modul sangat praktis dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 103-108
Author(s):  
Alif Rivan Hidayat ◽  
Basyirun Basyirun

This study aims to determine the influence of distance traveled of used oil on fuel consumption rate and its maximum combustion temperature. In terms of consumption rate, used oil combustion tends to be slow because it must reach a certain point in order to burn. The maximum combustion temperature of used oil is comparable to other ordinary fuels, and it is suitable for use in metal casting. The study concluded that the longer the distance traveled, the faster the fuel consumption rate required. Used oil of 2200 km distance traveled is the fastest to burn, 0.8 liters in 745 seconds. The slowest to burn is the one with a distance traveled of 1800 km, which burns in 1031 seconds. The farther the distance traveled yields in a lower combustion temperature reached. At a distance traveled of 1800 km, the maximum temperature is 963.3 °C, while at 2200 km, the maximum temperature is 797.5 °C.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jenis oli bekas terhadap waktu konsumsi bahan bakar dan suhu maksimal pada pembakaran oli bekas. Ditinjau dari segi kecepatan konsumsi bahan bakar, pembakaran oli bekas konsumsinya cenderung lambat karena oli bekas harus mencapai titik tertentu agar dapat terbakar. Ditinjau dari suhu maksimal yang dihasilkan mampu bersaing dengan kompor – kompor dengan bahan lainya dan juga untuk ukuran kompor pengecoran logam sudah memadahi. Pada penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak tempuh maka semakin cepat/ rendah waktu konsumsi bahan bakar yang diperlukan. Jarak 2200 km merupakan waktu tercepat untuk menghabiskan 0,8 liter oli bekas dengan waktu 745 detik. Sementara waktu terlama yaitu 1031 detik pada jarak 1800 km. semakin jauh jarak tempuh maka suhu maksimal yang dihasilkan semakin rendah. Pada jarak 1800 km menghasilkan suhu maksimal mencapai 963,3 OC, sementara jarak 2200 km hanya mampu menhasilkan suhu maksimal sebesar 797,5  OC.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Didik Nurhadiyanto

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Didik Nurhadiyanto

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Didik Nurhadiyanto

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 124-128
Author(s):  
Bimo Tri Cahyanto ◽  
Samsudin Anis

The thickness and hardness affect the service life of ST37 steels. The temperature and duration of the coating process affect the hard chrome layer's thickness and hardness. The purpose of this study is to determine the effect of temperature and coating duration of the ST37 steel plate using the hard chrome coating method on the thickness and hardness of the coating. This research is an experimental study in which the treatment used is the temperature and duration of the metal plating process with hard chrome. The temperatures used were 45 °C, 50 °C, and 55 °C, and the coating time was 10 minutes, 20 minutes, and 30 minutes. After the hard chrome plating process is complete, the thickness and hardness of each specimen were tested. This research uses descriptive analysis. The results obtained from the thickness test are the highest average layer thickness of 8.9 µm at 45 °C, 9.1 µm at 50 °C, and 9.2 µm at 55 °C, respectively. The coating hardness test result shows an average value of 323.28 VHN at 45 °C, 333.01 VHN at 50 °C, and 466.51 VHN at 55° C, respectively. It can be concluded that the duration of the metal plating process with the controlled temperatures proportionally affects the thickness and hardness of the coating.Ketebalan dan kekerasan berpengaruh terhadap masa pakai logam baja ST37. Suhu dan lama proses pelapisan mempengaruhi tingkat ketebalan dan kekerasan lapisan hard chrome. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama pelapisan pelat baja ST37 menggunakan metode pelapisan hard chrome terhadap ketebalan dan kekerasan lapisan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen di  mana perlakuan yang digunakan adalah suhu dan lama proses pelapisan logam dengan hard chrome. Suhu yang digunakan adalah 45°C, 50°C, dan 55°C, dan lama pelapisannya yaitu 10 menit, 20 menit, dan 30 menit. Setelah proses pelapisan hard chrome selesai, selanjutnya dilakukan pengujian ketebalan dan kekerasan lapisan pada masing-masing spesimen. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil yang didapatkan dari pengujian ketebalan yaitu menghasilkan nilai rata-rata ketebalan lapisan tertinggi sebesar 8,9µm pada suhu 45°C, 9,1 µm pada suhu 50°C, dan 9,2 µm pada suhu 55°C. Hasil pengujian kekerasan lapisan yang didapatkan yaitu menghasilkan nilai rata-rata sebesar 323,28 VHN pada suhu 45°C, 333,01 VHN pada suhu 50°C, dan 466,51 VHN pada suhu 55°C. Dapat disimpulkan bahwa semakin lama proses pelapisan logam dengan suhu 45°C, 50°C, dan 55°C maka ketebalan dan kekerasan lapisan akan bertambah.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 95-102
Author(s):  
Heri Wibowo

Distortion and residual stress can have undesirable effects on weldments, such as repair work and higher fabrication costs. This study compares welding methods in reducing distortion and residual stress to obtain advantages and disadvantages. The study focused on reviewing several journals from previous research that focused on comparing welding methods. The results show that the Dynamically Controlled Low-Stress No Distortion (DC-LSND) welding method has the most significant ability to reduce distortion and residual stress and does not reduce the weld joint's fatigue resistance. The welding methods of static thermal tensioning (STT) and Transient thermal tensioning (TTT) can significantly decrease distortion and residual stress.  They can improve the fatigue resistance of welded joints. The Double Side Arc Welding (DSAW) method effectively reduces distortion. However, the application in large construction welds is difficult to achieve. Distorsi dan tegangan sisa memberikan pengaruh yang tidak diinginkan pada pengelasan seperti perlunya pekerjaan perbaikan dan meningkatnya biaya fabrikasi. Tujuan penelitian adalah membandingkan metode pengelasan untuk mereduksi distorsi dan tegangan sisa untuk memperoleh kelebihan dan kekurangan. Metode penelitian dilakukan dengan review beberapa literatur jurnal hasil penelitian sebelumnya yang difokuskan pada perbandingan metode pengelasan dalam mereduksi distorsi dan tegangan sisa. Hasil penelitian menunjukkan metode las dynamically controlled low stress no distortion (DC-LSND) memiliki kemampuan mereduksi distorsi dan tegangan sisa paling efektif dan tidak menurunkan ketahanan fatik sambungan las, metode las static thermal tensioning (STT) dan transient thermal tensioning (TTT) memiliki kemampuan mereduksi distorsi dan tegangan sisa dengan signifikan serta mampu meningkatkan ketahanan fatik sambungan las, metode las doublé side arc welding (DSAW) efektif mereduksi distorsi namun sulit diterapkan pada pengelasan konstruksi yang besar.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document