TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

40
(FIVE YEARS 40)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Negeri Semarang

2528-7087, 2085-4056

2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 128-140
Author(s):  
Sona Sumardani, Pipin Tresna P.

Evening gown is one type of party dress that is divided according to the time of use, namely late afternoon or late evening. Evening gowns usually have more prominent characteristics than other types of party dress. Both of the model and decoration/garniture. The application of beads as an evening gown decoration is one way to impress a luxurious impression of evening party dress. Beads or in English called "beads" comes from the Middle English bede which means "prayer" (object of Worship). Because at first the beads were associated with occult things in previous religious ceremonies. Beads are usually made of stone, bone, wood, shell, glass, metal, and so on. The technique of stringing beads is known as beading embroidery. Beading embroidery is usually done by stringing beads on fabric using the help of a needle and thread. One of the techniques in making beading embroidery is the Cabochon technique. The term of Cabochon comes from French which means head, this term is often used for gemstones that have been polished so that it has a smooth round shape. In its development, the cabochon is decorated with small beads strung around a large gemstone which is likened to the head or center of this ornament..The study aims to 1) To apply the knowledge obtained from the course milineris accessories and Houte Couture as the basis in making milineris accessoires and garniture on the evening gown. 2) To introduce beading embroidery especially the cabochon technique as one of the alternative for garniture or ornament on the evening gown,and 3) To improve the student’s creativities in making garniture on the evening gown through making beading  embroidery with cabochon technique. This kind of study is experimental study. The method used is the PBL (Project Base Learning) method. Namely learning methods that use projects / activities as a medium by conducting exploration, assessment, interpretation, synthesis, and information to produce various forms of learning outcomes.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 141-147
Author(s):  
Nurul Hidayah, Meddiati Fajri Putri

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan 1) mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap produk pie susu substitusi tepung bonggol pisang kepok pada indikator warna,tekstur, aroma, dan rasa. 2) mengetahui kadar serat pangan pada pie pie susu substitusi tepung bonggol pisang kepok. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu substitusi tepung bonggol pisang kepok dengan persentase yang berbeda yaitu 5%, 10% dan 15%. Metode pengumpulan data menggunakan penelitian uji kesukaan. Desain eksperimen menggunakan metode true eksperiment. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif presentase dan untuk analisis kadar serat pangan menggunakan metode multienzim (AOAC, 1995). Hasil penelitian 1) Tingkat kesukaan masyarakat pada produk pie susu substitusi tepung bonggol pisang kepok pada sampel A yaitu menunjukan kriteria suka 81%, pada sampel B yaitu menunjukan kriteria suka 74%, dan sampel C yaitu menunjukan kriteria suka 72%. 2) kandungan kadar serat pangan pada pie susu substitusi tepung bonggol pisang kepok nilai rerata pada sampel A yaitu 12,60%, pada sampel B yaitu 15,32% dan pada sampel C yaitu 17,12%.Kata Kunci : Pie susu substitusi tepung bonggol pisang kepok, seratABSTRACT: The purposes of this research are 1) to determine the level of society favorite towards the product of milk pie of kepok banana hump flour on the indicator of color,  texture, aroma, and flavor. 2) to determine the level of dietary fiber on the milk pie of kepok banana hump flour. Independent variable in this research is kepok banana hump flour with different percentage that are 5%, 10%, and 15%. Data collecting methode using preference test research. Experiment design using true experiment methode. Analysis methode that used was descriptive percentage analysis and to analyze the level dietary fiber using multienzim methode (AOAC, 1995). The results of research 1) The level of society favorite on the milk pie product of kepok banana hump flour on sample A showed like criteria 81%, on sample 2 showed like criteria 74%, and sample C showed like criteria 72%. 2) Dietary fiber content on milk pie of kepok banana hump flour mean value on sample A that is 12,60%, on sample B that is 15,32% and on sample C that is 17,12%.Keywords: Milk pie of kepok banana hump flour, fiber


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 112-120
Author(s):  
Febbry Dwiyanti Krisnayadi ◽  
Pipin Tresna Prihatin

Abstract. The purpose of this study was to 1) develop the writer's creativity in making ready to wear fashion using tweed material, and 2) apply the knowledge and skills gained during lectures, especially in fashion design and textile knowledge courses in ready to wear fashion products with using tweed material. The method used is the Project Based Learning (PBL) method. Supported by the study of literature is done by reading material in the form of books, articles and journals, or documents that are relevant to the problem under study. The results of the study are that ready to wear fashion brands have the opportunity to be developed into ready to wear clothing in Indonesia, because fashion processing using tweed material is rarely produced. In its use this tweed material can be used as ready to wear fashion and also used in parties. This ready to wear fashion with tweed material is proposed to target the market for teenage women to adults with age around 19-35 years. Rready to wear fashion by using tweed material can provide innovation to designers and the public in making a fashion product. Keywords: Fashion, Tweed, Ready to Wear Abstrak . Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mengembangkan kreativitas penulis dalam pembuatan busana siap pakai dengan menggunakan bahan wol, dan 2) menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama perkuliahan, khususnya di mata kuliah mode desain busana dan pengetahuan tekstil pada produk busana siap pakai dengan menggunakan bahan tweed. Metode yang digunakan yaitu metode Project Based Learning (PBL). Didukung dengan studi literatur dilakukan dengan membaca materi berupa buku-buku, artikel, dan jurnal, atau dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Hasil penelitian yaitu bahwa merek busana siap pakaimemiliki peluang untuk dikembangkan menjadi busana siap pakai di Indonesia, karena pengolahan busana menggunakan bahan tweed masih jarang pakai. Dalam penggunaannya penggunaan bahan tweed ini dapat digunakan sebagai busana siap pakai dan juga digunakan dalam acara pesta. Busana siap pakai dengan bahan tweed yang diajukan di pasar untuk wanita remaja hingga dewasa dengan usia sekitar 19-35 tahun. Busana siap pakai dengan menggunakan bahan tweed dapat memberi inovasi kepada desainer maupun masyarakat dalam pembuatan suatu produk busana. Kata Kunci: Busana, Tweed, Siap Pakai


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 148-154
Author(s):  
Novia Nur Anisah, Muh Fakhrihun Na’am

Tenun Troso adalah salah satu kekhasan yang dimiliki oleh Kabupaten Jepara berupa kain yang terbuat dari benang yang ditenun dengan cara memasukkan pakan secara melintang dengan lungsi. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui eksistensi tenun Troso Jepara di antara berdirinya perusahaan-perusahaan garmen. Metode penelitian yaitu metode kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah  pengusaha Troso, perajin tenun Troso, perajin tenun Troso yang keluar dari tenun Troso dan menjadi karyawan garmen dan warga Desa Troso yang bekerja di perusahaan garmen sekitar Desa Troso serta karyawan PT. Hwaseung Indonesia dan PT. Parkland World Indonesia. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dan mendapat responden sebesar 100 responden. Analisis data menggunakan analisis deskripstif presentase menggunakan SPSS versi 20. Hasil menunjukan bahwa rata-rata dari semua indikator menunjukan nilai indeks cukup tinggi yaitu 70.5. Mempunyai nilai mean sebesar 105.12, nilai median 105, nilai mode sebesar 105, nilai variasi sebesar 3.660546, nilai skewness sebesar -0.59337, nilai kurtosis sebesar 0.27886, nilai range sebesar 19. Nilai minimum sebesar 94 dan nilai maksimum 113. Serta nilai sum sebesar 10512.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 103-111
Author(s):  
Sarah Rizki Nursyifa ◽  
Asri Andarini Nurlita

Burung dengan nama latin Pachycephala Nudigula atau burung Garugiwa merupakan satwa endemik yang menghuni kawasan Taman Nasional Kelimutu, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ciri khas burung Garugiwa, yaitu memiliki suara yang sangat nyaring, termasuk ke dalam jenis burung cerdas karena mampu menirukan suara dari lingkungan sekitarnya  dan terkenal dengan keragaman kicauannya yang tersusun dari 12 nada yang berbeda. Keunikan burung garugiwa menjadi inspirasi bentuk dan hiasan dekoratif dalam penerapan embellishment pada inovasi busana etnik untuk kesempatan pesta. Embellishment merupakan ornamen untuk menghias permukaan tekstil dengan berbagai macam teknik misalnya: penambahan warna, pola, tekstur atau desain ke kain melalui penggunaan media luar. Salah satu penerapan embellishment yang banyak digunakan adalah lekapan bordir dan payet. Teknik tersebut banyak dipilih sebagai penambah aksen dekoratif terutama pada busana pesta. Busana pesta termasuk ke dalam houte couture, yaitu busana berkualitas tinggi dengan  eksklusivitas pada bahan, desain, dan kriteria pengerjan. Metode yang digunakan yaitu Project Based Learning dengan hasil penelitian terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti: pemilihan bentuk atau motif, ukuran, dan warna agar hasilnya lebih maksimal


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 95-102
Author(s):  
Sri Sekartinah, Astuti

Busana pesta adalah busana yang dikenakan untuk menghadiri kesempatan acara pesta. Model busana pesta lebih bervariasi dan lebih rumit. Lekapan payet merupakan teknik menghias kain, busana dan pelengkap busana, menggunakan payet dan manik-manik, dengan jenis, ukuran dan warna yang disesuaikan dengan benda yang dihias. Tujuan pembuatan produk busana pesta dengan motif tumpal Betawi yaitu karena batik adalah salah satu warisan Indonesia yang wajib dilestarikan masyarakat Indonesia terutama kaum remaja sebagai generasi penerus bangsa. Dengan eksplorasi motif tumpal pada pembuatan busana pesta wanita diharapkan  dapat melestarikan dan mempromosikan salah satu batik khas Betawi. Manfaat pemasangan lekapan payet pada busana pesta dengan motif tumpal pada busana pesta dimaksudkan agar busana menjadi lebih indah dan lebih menonjolkan motif yang ada pada batik tersebut. dan busana menjadi lebih terlihat menarik. Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu Project Based Learning dengan tahapan: penentuan sumber ide, pembuatan moodboard, pembuatan desain, dan pembuatan produk, pemasangann Teknik lekapan payet pada busana dan finishing.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 79-84
Author(s):  
Ira Handayani, Esteria Priyanti
Keyword(s):  

Tujuan penelitian ini mengetahui penerimaan aroma, warna, tekstur, dan rasa wingko kelorina, serta mengetahui kandungan protein, lemak, karbohidrat dari produk wingko kelorina yang terpilih. Penelitian ini dilakukan di laboratorium program studi Seni Kuliner Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini Semarang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Formulasi wingko kelorina yang digunakan berupa substitusi tepung daun kelor dengan 3 perlakuan yaitu F1= 4 %, F2= 7 % dan F3= 10 %. Uji hedonik melibatkan 35 orang panelis tidak terlatih. Data hasil uji hedonik dianalisis menggunakan uji nonparametrik Kruskall-Wallis dan uji lanjut Mann-Whitney pada taraf kepercayaan 95% (α=0,05). Data hasil uji kandungan gizi kemudian dibandingkan dengan Acuan Label Gizi (ALG) untuk menentukan persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG). Hasil penelitian menunjukkan substitusi tepung daun kelor memberikan pengaruh terhadap penerimaan aroma, warna dan rasa wingko kelorina, tetapi tidak memberikan pengaruh penerimaan tekstur wingko kelorina. Produk yang paling disukai dan dapat diterima yaitu wingko dengan substitusi tepung daun kelor sebanyak 4 %. Wingko kelorina dengan substitusi tepung daun kelor sebanyak 4 % memiliki kandungan protein sebesar 2,2 g, lemak sebesar 4,4 g dan karbohidrat sebesar 19,4 g.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 121-127
Author(s):  
Rifa Ulida Junia ◽  
Pipin Tresna Prihatin

Abstract. Party dress is one of the classifications of fashion based on opportunity. Party dress has its own characteristict, namely the type of material used, color, style, and decoration used is very different from the others. Based on the design and use of party dress itself can be divided into various categories based on time of use, one of which is evening dress. Evening dress models have very varied clothing models such as bebe or dresses with off shoulder models. Off shoulder is a neckline that is so wide that it falls onto the upper arm, showing the shoulders and neck. The application of off shoulder is made by adding a coating material (interfacing). Interfacing is a upholstery fabric that is added and placed on the bad part of the fabric by the process of gluing (heating and pressing) as asupport and maintaining the stability of the Bentuk gumpalan, yang berfungsi sebagai pembentuk gumpalan yang lebih kaku, kuat, dan memperkuat bagian tertentu, salah satunya adalah bagian dari garis leher. Tujuan penyusunan artikel ini adalah untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari perkuliahan piranti menjahit yaitu penerapan interfacing pada bagian off shoulder pada gaun malam. Selain itu, mengembangkan kreativitas penulis dalam membuat gaun malam dengan menggunakan garis leher off shoulder dengan menggunakan interfacing. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Project Based Learning (PBL), sebuah proyek berdasarkan metode yang dalam kegiatan pemecahan masalah dengan merancang produk, membawa belajar keluar produksi kerja dan mengevaluasi dengan kerja dari produk di urutan            untuk mendapatkan yang produk yang digunakan.     Kata kunci: E Vening dress, interfacing, dari bahu. Abstrak . Busana pesta merupakan salah satu penggolongan busana berdasarkan kesempatan. Busana pesta memiliki identitas yang unik dari jenis bahan yang digunakan, warna, corak, dan hiasan yang digunakan sangat berbeda dari yang lainnya. Berdasarkan desain dan penggunaan busana pesta sendiri dapat dibagi kedalam berbagai macam kategori berdasarkan waktu pemakaiannya, salah satunya busana pesta malam. Model busana pesta malam memiliki model busana yang sangat bervariasi seperti bebe atau gaun dengan model off shoulder . Off shoulder merupakan garis leher yang sangat lebar sehingga terjatuh ke lengan bagian atas bahu dan leher. Penerapan off shoulder dibuat dengan menambahkan bahan pelapis ( interfacing). Interfacing merupakan kain pelapis yang ditambahkan dan ditempatkan pada bagian buruk kain dengan cara merekatkan (memanaskan dan mengepres) sebagai pendukung dan memperkuat keseimbangan bentuk busana, yang berfungsi sebagai pembentuk busana untuk membuat busana lebih kaku, kuat, dan mengokohkan bagian-bagian tertentu salah satunya bagian garis leher lepas bahu . Tujuan dari penyususnan artikel ini adalah untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pengetahuan perkuliahan bajak laut yang menerapkan  interfacing  pada bagian  off shoulder busana pesta malam. Selain ITU, mengembangkan Kreativitas Penulis hearts Pembuatan busana pesta Malam Model Garis Leher dari bahu DENGAN usinginterfacing . Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode Project Based Learning (PBL), metode pembelajaran berbasis proyek yang dalam kegiatan masalah dengan cara merancang produk, melaksanakan pekerjaan produksi dan melaksanakan produk untuk mendapatkan produk yang digunakan. Kata Kunci:  Busana pesta malam, interfacing, off shoulder.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 155-161
Author(s):  
Farida Ayuni Prihapsari, Dyah Nurani Setyaningsih

Abstract. In this time one of the main ingredients for cookies is wheat flour. To decrease the dependency of wheat flour, it needs to substitute with one of the local ingredient, that is cowpeas. One of the way to improve the use of cowpeas is by changing it into flour so that it is more flexible to use. The goals of this research are to know the level of community preference and to know the content of moisture, protein, and calcium for the cowpea substitution cookies. This research is held in Balai Laboratorium Kesehatan Semarang. The design experiment that is used for this research is Pretest-Posttest Control Group Design which is classified in True Experimental Design. The data collection method uses subjective assessment to test product cookies and packaging labels, while the thermogravimetric method for water content, the kjeldahl method for protein and the AAS method for calcium content. The method of data analysis on the preference test used percentage descriptive analysis and laboratory tests used chemical analysis. The results of the analysis for the level of preference show that sample A substitution  of the cowpea 30% are very liked by the community with an average total percentage of 84.31%. The results of the content test showed that the more cowpea flour substitutions the lower the water content and the increased protein and calcium content.Keywords: Cowpea cookies, cookies.Abstrak. Selama ini salah satu bahan utama dalam pembuatan cookies adalah tepung terigu. Untuk mengurangi ketergantungan tepung terigu, maka cookies perlu disubstitusi dengan memanfaatkan pangan lokal yaitu kacang tunggak. Untuk meningkatkan manfaat kacang tunggak salah satunya dengan mengubahnya menjadi tepung dengan tujuan lebih fleksibel dalam penggunaanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat pada produk cookies substitusi tepung kacang tunggak dan untuk mengetahui kandungan kadar air, protein dan kalsium pada produk cookies substitusi tepung kacang tunggak. Penelitian ini dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Semarang. Pada desain eksperimen dalam penelitian ini, yang digunakan Pretest-Posttest Control Grup Design yang tergolong True Eksperimental Design. Metode pengumpulan data menggunakan penilaian subjektif untuk uji kesukaan produk cookies dan label kemasan, sedangkan penilaian objektif dilakukan uji laboratorium dengan metode thermogravimetri pada kandungan kadar air, metode kjeldahl pada kandungan protein dan metode AAS pada kandungan kalsium. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif prosentase untuk tingkat kesukaan, dan analisis secara kimiawi. Hasil analisis tingkat kesukaan produk menunjukkan bahwa sampel A substitusi tepung kacang tunggak 30% sangat disukai oleh masyarakat dengan rerata prosentase total 84.31%. Hasil uji kandungan menunjukkan bahwa semakin banyak substitusi tepung kacang tunggaknya maka samakin menurun pada kandungan kadar airnya dan semakin meningkat pada kandungan protein dan kalsiumnya.Kata Kunci: Cookies kacang tunggak, cookies.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 85-94
Author(s):  
Rani Sulistyorini, Urip Wahyuningsih

Exploration is important because it has the potential to increase creativity in the use of natural materials that are able to maintain the existence of written batik without reducing the essence of written batik itself. The method used is a literature study. This study aims to describe natural materials that can be used as color barriers, determine the results and quality of batik motifs produced from natural color barriers, and determine the process and results of batik coloring on natural color barriers. The natural ingredients explored are cassava peel and canna starch. The batik motifs produced by the two barriers depend on the drying time, the thickness of the paste application and the applicator used. In the use of natural cassava peel ingredients, the color barrier can block the color well when using a triangular plastic applicator because the quality obtained is good, namely the lines are firm and clear. Meanwhile, when using natural canna starch, the color barrier can block the color well when using the vinegar bottle applicator because the results of the imitation batik motifs produced are neat, even, and firm. The natural ingredients for cassava peel are dylon and wantex dyes, while the canna starch is used for napthol dyes.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document