JURNAL APARATUR
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

29
(FIVE YEARS 29)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur

2580-7838

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 13-20
Author(s):  
Ganjar Hermadi

Implementation of services, especially in education and training services has not run optimally. Especially if the training is held in two different locations, Bandung and Cisolok. The purpose of this study is to analyze the implementation of education and training services in Diklat Teknis Pelaksana I (TP I) in 2018 held in Bandung and Cisolok, Sukabumi. The research method uses a qualitative descriptive approach based on the author's observations as one of the instructors in the training and analysis of the results of the evaluation of the training implementation and an interview. The informant is the one of the training officer that involved at Diklat TP I. The expected results of the study are recommendations for better implementation of Diklat TP I in the future and the implementation of education and training in the PPSDMA in general. The other expected results of this study is to be a reference for the implementation of training that is more optimal in accordance with the services applicable in PPSDMA. ABSTRAKImplementasi pelayanan, khususnya pada pelayanan diklat belum berjalan secara optimal. Terlebih jika penyelenggaraan diklat dilaksanakan didua lokasi yang berbeda Bandung dan Cisolok. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa implementasi pelayanan diklat pada Diklat Teknis Pelaksana I (TP I) pada 2018 di Bandung dan Cisolok, Sukabumi. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan pengamatan penulis sebagai salah satu pengajar pada diklat tersebut dan analisis data hasil evaluasi penyelenggaraan diklat serta wawancara. Informan penelitian adalah salah satu petugas di bidang penyelenggaraan diklat yang terlibat pada Diklat TP I. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah rekomendasi untuk pelaksanaan Diklat TP I yang lebih baik di masa depan dan penyelenggaraan diklat di PPSDMA secara umum. Hasil lain yang diharapkan adalah penelitian ini bisa menjadi referensi untuk pelaksanaan pelatihan yang lebih optimal sesuai dengan pelayanan yang berlaku di PPSDMA.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Ahmad Helmi

Regulation of the Head of National Institute of Public Administration (Lembaga Administrasi Negara: LAN) Number 13 year 2013 as amended by Regulation of the Head of National Institute of Public Administration Number 20 year 2015 on the Guidelines for the Implementation of Education and Training Program on Grade-IV Leadership Management mandates to apply other learning methods in addition to classical method, as: adviser (Coaching and mentoring) and counseling. One of the problems in implementing this education and training program is applying coaching method. Ineffective Coaching method can cause participants to be less motivated and the training output is not optimal. There are many methods of coaching, but what methods are most effective and efficient to apply in this Grade-IV leadership management education and training program? Study on the impact of Coaching methods for effective learning on participants in Education and Training Program on Grade-IV Leadership Management batch II and III year 2018 at the Human Resource Development Center for Apparatus, Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR), was conducted by using a qualitative approach. The discussion in this study is focused on what the effect of several Coaching methods for participants of Education and Training Program on grade-IV Leadership Management. Results show that Coaching is done through stimulation, powerful questions, and creative dialogue so that participants get the best achievement as expected. ABSTRAKPeraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 13 Tahun 2013 yang telah diubah dengan Peraturan Kepala LAN Nomor 20 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (diklat) Kepemimpinan Tingkat IV mengamanatkan pelaksanaan metode pembelajaran selain dari pengajaran mata diklat dalam kelas, berupa: pembimbingan (coaching dan mentoring) dan konseling. Salah satu permasalahan dalam penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV adalah sejauh mana penerapan metode Coaching itu sendiri. Metode Coaching yang kurang efektif dapat menyebabkan peserta didik menjadi kurang termotivasi sehingga output diklat tidak optimal. Ada banyak sekali metode coaching, namun metode seperti apakah yang paling efektif dan efisien untuk digunakan dalam Diklatpim Tingkat IV ini? Penelitian tentang pengaruh metode coaching terhadap Peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan II dan III di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif (campuran). Penelitian ini difokuskan pada pengaruh penerapan beberapa metode coaching terhadap peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV. Hasil pene- litian menunjukkan bahwa metode coaching yang dilakukan melalui stimulasi, pertanyaan powerful, dan dialog kreatif mengarahkan peserta didik memperoleh prestasi terbaik seperti yang diharapkan.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 102-111
Author(s):  
Ani Maliani

Improvement of bureaucratic services today is urgently needed, as science and technology advance. PPSDM Apparatus seizes these opportunities through the development of a number of 44 human resources in leadership, managerial and administrative training for the Ministry of Energy and Mineral Resources in 2018.PPSDM Apparatus oversees the quality of the implementation of training, one of which is using a community satisfaction survey tool, in accordance with the guidelines contained in the Ministry of administrative and bureucratic Reform Regulation No. 14 of 2017. The results showed that training was 70% good and 30% less good.The role of the training providers in creating optimal community satisfaction survey results, especially on the parameters of responsibility, fairness, ability, speed and courtesy of service in accordance with the applicable questionnaire. According to respondents, each of the components above needs to increase which varies from 7% - 43%. The training provide trainers as a team in creating the results of the above services is inseparable from the ability of the team and the individuals to meet the requirements as a manager of training and the results of teamwork. The results of the questionnaire indicated members understand the purpose of carrying out the task, but the attention and care among team members need to be improved. This becomes the author's foundation in highlighting the competency prole of the training providers who are frontliners of the PPSDM apparatus in providing training services, which include core competencies (integrity, customer service orientation, communication and cooperation), role competencies (information seeking, relationship building, results orientation , decision making, focus on regularity, innovation and managing change) and technical competence (carrying out coordination, planning, managing administration, managing administrative education and training and creating a improvement reports). By improving existing capabilities through competency development strategies both classical and non-classical, it can change the ability of training providers so that the value of the community satisfaction survey increases and adds value to the organization.ABSTRAKPeningkatan pelayanan birokrasi dewasa ini sangat dibutuhkan, seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. PPSDM Aparatur menangkap peluang tersebut diantaranya melalui pengembangan sumber daya manusia sejumlah 44 pelatihan bidang kepemimpinan, manajerial dan administratif untuk lingkup Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral di tahun 2018. PPSDM Aparatur mengawal kualitas penyelenggaraan pelatihan, salah satunya dengan menggunakan perangkat survei kepuasan masyarakat, sesuai dengan pedoman yang tertera pada peraturan Kemenpan RB No 14 tahun 2017. Hasil Survei kepuasan masyarakat tahun 2018 menunjukanpelatihan bernilai baik 70 % dan bernilai kurang baik 30%. Peranan para penyelenggara pelatihan dalam menciptakan hasil survei kepuasan masyarakat yangoptimal terutama pada parameter tanggungjawab, keadilan, kemampuan, kecepatan dan kesopanan pelayanan sesuai dengan kuesioner yang berlaku. Menurut responden masing-masing komponen diatas perlu peningkatan yang bervariasi mulai dari 7% - 43%. Penyelenggara pelatihan sebagai sebuah tim dalam menciptakan hasil pelayanan tersebut diatas tidak terlepas pada kemampuan tim dan individu dalam memenuhi persyaratan sebagai pengelola pelatihan dan hasil kerjasama tim. Hasil kuesioner menunjukan seluruh anggota memahami tujuan pelaksanaan tugas, namun perhatian dan kepedulian diantara anggota tim perlu ditingkatkan Hal ini menjadi landasan penulis dalam menyoroti pro kompetensi para penyelenggara pelatihan yang menjadi frontliner PPSDM aparatur dalam memberikan pelayanan pelatihan, yang meliputikompetensi inti (integritas, orientasi pelayanan kepada pelanggan, komunikasi dan kerjasama), kompetensi peran (pencarian informasi, membangun hubungan, orientasi pada hasil, pengambilan keputusan, fokus pada keteraturan, inovatif dan mengelola perubahan) dan kompetensi teknis (melaksanakan koordinasi, perencanaan, mengelola penyelenggaraan mengelola administratif penyelenggaraan diklat dan menyusun laporan). Peningkatan kemampuan yang ada melalui strategi pengembangan kompetensi baik klasikal maupun non klasikal dapat merubah kemampuan para penyelenggara pelatihan sehingga nilai survei kepuasan masyarakat meningkat dan memberikan nilai tambah kepada organisasi.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Admin Admin

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 112-121
Author(s):  
Dian Anggarini

Human Resource Development Centre for Government Apparatus is an organization that provides human development services at the Ministry of Energy and Mineral Resources through training and education, so effective disseminations will influence employees' performance to achieve the organizational vision. The purpose of this research was to nd out the effect of organizational communication that has been implemented towards the effectiveness of employee performance. The research method was a quantitative description using Likert scale through primary data dissemination techniques approach (SPPS). The numbers of employees are 76 employees, but the respondents were only 47 employees. The result of this research indicates that there was a signicant correlation between organizational communicating influence and the effectiveness of employee performance marked with R-value 0.641. It meant the magnitude of organizational communicating inuence towards the effectiveness of employee performance was approximately 41 %, while the remaining result was around 59 % that was explained by other variables.ABSTRAKPusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur (PPSDMA) sebagai oganisasi yang memberikan jasa pelayanan pengembangan pegawai di lingkungan KESDM melalui pendidikan dan pelatihan, maka penyebarluasan serta penerimaan informasi secara efektif akan berpengaruh pada kinerja pegawai untuk mencapai tujuan bersama di unit PPSDMA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi organisasi yang diterapkan oleh PPSDMA terhadap efektivitas kinerja pegawai. Metodepenelitian bersifat deskriptif kuantitatif dengan skala yang digunakan ialah skala likert dengan teknik penyebaran data primer (kuesioner) pendekatan analisis SPSS. Populasi dalam penelitian ini ada 76 pegawai dan yang menjadi sampel sebanyak 47 pegawai. Analisis hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara pengaruh komunikasi organisasi dengan efektivitas kinerja pegawai ditandai dengan adanya nilai r sebesar 0.641 yang berarti besarnya pengaruh komunikasiorganisasi terhadap efektivitas kinerja pegawai adalah sebesar 41%, sedangkan sisanya yakni sebesar 59% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 21-32
Author(s):  
Roni Rahmat Nugraha

In every organization, both government and private institutions, the role of humans is very dominant in carrying out organizational goals. In carrying out activities to move or provide motivation to subordinates, various ways can be done by a leader through actions that are always directed at the achievement of organizational goals. Various types and styles of leadership are often found in daily life. The purpose of this study was to determine whether there is an influence of situational leadership style on employee performance? The situational leadership style model was chosen because the situational leadership style approach is more focused on behavioral motives and the level of follower maturity (follower) to the task at the organization and is flexible so that it is considered an effective leadership style. This research was conducted at the Center for Apparatus Development of Human Resources (PPSDMA) Ministry of Energy and Mineral Resources in 2017. The data used are primary data with survey methods and secondary data from the results of related literature studies. Data processing using statistical methods of multiple linear regression analysis to determine the relationship of the influence of situational leadership style on employee performance. The results showed that simultaneously, situational leadership style variables would affect the performance variable. The results of the analysis of the research data revealed the influence of situational leadership variables on performance variables of 84.5%, while the other 15.5% were influenced by other variables not included in this study. Situational leadership style, namely directing, selling, telling, participating, and delegating can be concluded to be appropriate to be applied in PPSDMA, but the most dominant is sellling and participating. ABSTRAKPada setiap organisasi, baik lembaga pemerintah maupun swasta, peranan manusia sangatlah dominan untuk menjalankan tujuan organisasi. Dalam melakukan kegiatan menggerakan atau memberikan motivasi kepada bawahannya, berbagai cara dapat dilakukan oleh seorang pemimpin melalui tindakan- tindakan yang selalu terarah pada pencapaian tujuan organisasi. Berbagai tipe dan gaya kepemimpinan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja pegawai? Model gaya kepemimpinan situasional dipilih karena gaya ini pendekatannya lebih difokuskan terhadap motif perilaku dan tingkat kematangan pengikut (follower) terhadap tugas pada organisasi dan bersifat fleksibel sehingga dianggap sebagai gaya kepemimpinan yang efektif. Penelitian ini dilakukan pada Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur (PPSDMA) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2017. Data yang digunakan adalah data primer dengan metode survey dan data sekunder dari hasil studi literatur yang terkait. Pengolahan data menggunakan metode statistik analisis regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, variabel gaya kepemimpinan situasional akan berpengaruh terhadap variabel kinerja. Hasil analisis data penelitian diketahui adanya pengaruh variabel kepemimpinan situasional terhadap variabel kinerja sebesar 84,5%, sedangkan 15,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang belum masuk dalam penelitian ini. Gaya kepemimpinan situasional, yakni directing, selling, telling, participating, dan delegating dapat disimpulkan sesuai untuk diterapkan di PPSDMA, namun yang paling dominan adalah sellling dan participating.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 22-30
Author(s):  
Agus Mulyana

The aim of this study was to determine how well the implementation of the principles of the governance institution and its relation to the performance on PPSDM Aparatur. The principles of governance is the principle of transparency, independence, accountability, responsibility, and fairness. The method used in this research is quantitative research methods. In assessing the implementation of the principles ofgovernance institutions and its effect on performance, the authors uses quetionare as a primary data. The analysis results of the implementation of governance institution on PPSDM Aparatur based on questionnaires reached 74.2 percent and the results of the dependent variable performance scores 76 percent, both are included good category. The partial results of hypothesis testing showed that each independent variable on the dependent variable affects the performance of the institution. Variables affectthe principle of transparency by 73.8%, amounting to 72.9% the independence principle, the principle of accountability by 84%, amounting to 95.6% accountability principle, and the principle of fairness by 79.9%. And the influence of the independent variable most dominant or most influence on the performance of the institution is the responsibilityvariables. ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa baik implementasi prinsip-prinsip tata kelola lembaga dan hubungannya terhadap kinerja pada PPSDM Aparatur. Prinsip-prinsip tata kelola yang digunakan adalah yakni prinsip keterbukaan, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Dalam menilai implementasi prinsip- prinsip tata kelola lembaga dan pengaruhnya terhadap kinerja, penulis menggunakan kuesioner sebagai data primer. Hasil implementasi tata kelola lembaga di PPSDM Aparatur berdasarkan kuesioner mencapai 74.2 persen dan hasil dari variabel terikat kinerja mendapatkan nilai 76 persen, keduanya termasuk dalam kategori baik. Adapun hasil uji hipotesis secara parsial menunjukan bahwa setiap variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen kinerjalembaga.Variabel prinsip keterbukaan berpengaruh sebesar 73.8%, , prinsip kemandirian sebesar 72.9 %, prinsip akuntabilitas sebesar 84 %, prinsip pertanggungjawaban sebesar 95.6 %, dan prinsip kewajaran sebesar 79.9 %. Dan pengaruh variabel independen yang paling dominan atau paling besar pengaruhnyaterhadap kinerja lembaga adalah variabel pertanggungjawaban.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 7-16
Author(s):  
Hendris Agung Prasojo ◽  
Desrizal Desrizal

The Organization of Underground Mining Training Center (BDTBT) which operates in the field of training services requires a strategy to maintain its survival. Competition between organizations is also getting tougher in this era. This condition requires an organization to have a good strategy. BDTBT which focuses on underground mining, makes this organization limited in its market share. The purpose of this study is to determine the current position of BDTBT and obtain organizational strategies that can be implemented properly in BDTBT. In an effort to get a good strategy, it takes a method that is able to beapplied properly in this organization. Data collection was carried out through a questionnaire. Data processing is done through the input process through the SWOT matrix, then evaluation of the internal factor matrix and external factors. With Ifas and Efas scores, the determination of strategies that must be carried out by BDTBT can be done. ABSTRAKOrganisasi Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) yang bergerak di bidang jasa training membutuhkan strategi untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Persaingan antar organisasi juga semakin ketat di era sekarang ini. Kondisi ini mengharuskan sebuah organisasi memiliki strategi yang baik. BDTBT yang fokus pada tambang bawah tanah, membuat organisasi ini terbatas pangsa pasarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui posisi BDTBT saat ini dan mendapatkan strategiorganisasi yang dapat diimplementasikan dengan baik di BDTBT. Dalam upaya mendapatkan strategi yang baik, dibutuhkan metode yang mampu diterapkan secara baik diorganisasi ini. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Pengolahan data dilakukan melalui proses input melalui matrik SWOT, kemudian evaluasi matrik internal faktor dan ekternal faktor. Dengan score Ifas dan Efas maka penentuan strategi yang harus dilakukan oleh BDTBT dapat dilakukan.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 33-41
Author(s):  
Raden Yudhy Pradityo Setiadiputra

Bureaucratic reform is essentially an attempt to reform and fundamental changes to the system of governance, especially concerning the institutional aspects (organization), management (business processes) and human resources apparatus and so forth. The DKI Jakarta Provincial Government in following up the implementation of Bureaucratic Reform has issued Governor Regulation No. 156 of 2016 concerning the 2015 - 2017. Bureaucracy Reform Road Map. One of the implementation of the bureaucratic reform road map is in the area of Human Resources, namely by the placement of Civil Servants Civil (PNS). This study was conducted to analyze the perceptions of employees related to the placement of employees in the DKI Jakarta Provincial Government whether it is in accordance with the job analysis document and workload analysis, position formation and position competency standards. The research method used in this study is a descriptive method with a qualitative approach, which uses simple questionnaire data collection techniques aimed at employees within the DKI Jakarta Provincial Government. The results of this study can be concluded that the placement of employees within the DKI Jakarta Provincial Government in addition to considering the needs of agencies but also has considered the documents mentioned above. However, in its implementation, the placement of employees still has many gaps, namely as many as 54.2% of respondents stated that in the placement of employees in their institutions there were still gaps. As many as 93.2% of respondents stated that the placement of employees in institutions has an important role in the performance of agencies / organizations. Based on this there are several other factors that need to be considered in the placement of employees within the DKI Jakarta Provincial Government. ABSTRAKReformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia aparatur dan lain sebagainya. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menindaklanjuti pelaksanaan Reformasi Birokrasi telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 156 Tahun 2016 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2017. Salah satu pelaksanaan road map reformasi birokrasi tersebut adalah pada area Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu dengan pelaksanaan penempatan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis persepsi pegawai terkait dengan penempatan pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta apakah telah sesuai dengan dokumen analisa jabatan dan analisa beban kerja, formasi jabatan serta standar kompetensi jabatan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang menggunakan teknik pengambilan data kuisioner sederhana yang ditujukan kepada para pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penempatan pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selain mempertimbangkan kebutuhan instansi namun juga telah mempertimbangkan dokumen-dokumen tersebut diatas. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, penempatan pegawai masih terdapat banyak kesenjangan, yaitu sebanyak 54,2% responden menyatakan bahwa dalam penempatan pegawai di instansinya masih terdapat kesenjangan. Sebanyak 93,2% responden menyatakan bahwa penempatan pegawai pada instansi memiliki peran penting terhadap kinerja instansi/organisasi. Berdasarkan hal tersebut terdapat beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan dalam penempatan pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document