GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

74
(FIVE YEARS 42)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Kantor Bahasa Kepulauan Riau

2656-1085, 2503-2135

Author(s):  
Siti Maryam

Penelitian ini mengkaji sebuah karya sastra yang dibangun dari sebuah legenda Bima bertajuk “Wadu Ntanda Rahi” yang terjemah bahasa Indonesianya yaitu “Batu Melihat Suami.” Penelitian ini menggunakan teori strukturalisme genetik dengan memasukan faktor genetik dalam memahami karya sastra sehingga dapat dimanfaatkan secara teoretis maupun praktis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran Legenda Bima Wadu Ntanda Rahi dalam perspektif strukturalisme genetik yang dicetuskan oleh Goldmann. Adapun jenis penelitian ini yaitu kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, studi lapangan dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menujukan Wadu Ntanda Rahi mengandung unsur karya sastra berdasarkan 4 kategori struktural genetik yaitu kategori fakta kemanusiaan, kategori produk subjek kolektif, kategori pandangan dunia dan kategori struktur sosial. Dalam legenda ini, empat kategori tersebut telah menjadi bagian kehidupan masyarakat suku Mbojo (Bima) sejak dahulu hingga saat ini.


Author(s):  
Anggik Budi Prasetiyo

Kata kasar dan makian dalam bahasa Jawa merupakan salah satu varian bahasa yang mengarah pada perwujudan rasa kecewa, marah, jengkel, dan juga untuk menimbulkan kesan lucu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan mendeskripsikan bentuk-bentuk dan referensi kata kasar dan makian yang ada dalam suatu tuturan. Sumber data dalam penelitian ini adalah video pewayangan yang di dalamnya terdapat lawakan Cak Percil yang ada di Youtube. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata yang diindikasikan mengandung sesutau yang dianggap kasar dan dimaksudkan untuk memaki. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Pendekatan yang digunakan untuk mengungkap kata kasar dan makian adalah sosiolinguistik. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik simak dan catat dengan menerapkan teknik padan sebagai model penganalisisan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua bentuk kata kasar yaitu kata kasar yang mengenai bagian .suatu aktivitas dan bagian tubuh. Sedangkan, kata makian diwujudkan dalam tiga bentuk yaitu kata makian yang mengenai suatu keadaan, bagian tubuh, dan binatang.


Author(s):  
Eka Susylowati

Abstrak: Keanekaragaman bahasa yang digunakan oleh masyarakat santri dapat merepresentasikan adanya masyarakat multietnik dan multilingual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pilihan kode pada santri wanita di madrasah takhashushiyyah di Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan Sosiolinguistik. Pengumpulan data menggunakan  metode observasi, rekaman, dan wawancara. Data dalam penelitian ini berupa tuturan santri wanita di lingkungan pesantren. Data dianalisis dengan menggunakan metode etnography communication Hymes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat variasi kode yang digunakan oleh santri wanita yaitu bahasa Indonesia (BI), bahasa Inggris (B.Ing), bahasa Arab (B.Ar),  bahasa Jawa (BJ),  bahasa Sunda (BS), bahasa Melayu (BM), dan bahasa campur (BC) berupa alih kode dan campur kode. Signifikansi dari penelitian ini adanya gejala bilingualisme/multilingualisme melalui penggunaan bahasa Indonesia, bahasa Arab, bahasa Inggris, terbukti tidak menggeser bahasa daerah apalagi memusnahkan bahasa daerah sebagai bahasa ibu. Loyalitas yang tinggi terhadap bahasa daerah yang digunakan oleh santri wanita di lingkungan Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki merupakan salah satu upaya pemertahanan dan pemeliharaan identitas lokal di zaman modernitas yang penuh dengan dinamika. Kata kunci: Pilihan Kode, Santri Wanita, Pertemanan, Pesantren Abstract: The diversity of languages used by the santri community can represent a multiethnic and multilingual society. The purpose of this study to explain the choice of codes for female santri at the Takhashushiyyah Islamic Boarding School in the Al-Mukmin Ngruki Islamic Boarding School  in Sukoharjo Regency. This research is a qualitative descriptive study using a sociolinguistic approach. Data collection using the method of observation, recording, and interviews. The data in this study are in the form of speeches from female students in the pesantren environment. Data were analyzed using the etnography communication Hymes method. The results of this study indicate that there are variations in the code used by female students, namely Indonesian (BI), English (B. Ing), Arabic (B.Ar), Javanese (BJ), Sundanese (BS), and Malay. (BM), and mixed language (BC) in the form of code switching and code mixing. The significance of this research shows that bilingualism / multilingualism through the use of Indonesian, Arabic and English are proven not to shift regional languages, moreover  destroy local languages as mother tongues. High loyalty to the regional languages used by female santri in the Islamic boarding school Al-Mukmin Ngruki is one of the efforts to maintain and maintain local identities in modern times full of dynamics.Key words: Code choice, Female Santri, Friendship, Islamic Boarding School 


Author(s):  
Ferdian Achsani ◽  
Dian Uswatun Hasanah ◽  
Syahroma Eka Suryani

Penelitian ini mendeskripsikan bentuk permasalahan dan kekerasan serta upaya perempuan dalam melawan kekerasan yang dialami oleh tokoh-tokoh perempuan dalam dua judul cerpen Getir Pesisir dan Ashima Titip Rindu Untuk Calcutta karya Indah Darmastuti. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan bentuk kekerasan dan perlawanannya. Pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka meliputi membaca dan mencatat dokumen cerpen milik Indah Darmastuti yaitu Getir Pesisir dan Ashima Titip Rindu Untuk Calcutta yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data dianalisis menggunakan teknik analisis interaktif  meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa bentuk permasalahan dan kekerasan yang dialami tokoh perempuan pada dua judul cerpen tersebut adalah berupa kekerasan fisik dan kekerasan psikologis. Sedangkan bentuk perlawanan yang dilakukan dalam cerpen Getir Pesisir yaitu perlawanan yang pasif dan bentuk perlawanan dalam cerpen Ashima Titip Rindu untuk Calcutta adalah perlawanan yang dapat mempengaruhi lingkunga sekitarnya.Kata Kunci: feminisme, kekerasan, masalah perempuan, upaya perlawanan perempuan.


Author(s):  
Nico Harared ◽  
Muhammad Rinzat Iriyansah

Abstract: Critical discourse analysis Van Djik model is one of the analysis that seek language through power, ideology and politics. Based on this, it is important to conduct critical discourse analysis of Van Dijk model to online news report program during pandemic covid19 from macro structure analysis. This research uses descriptive qualitative research design, with observation method or capture as data collection method. This research takes the data from online news report during covid19 pandemic, namely Kompas.com, Tribunternate, Kumparan, CNBC Indonesia, CNN Indonesia, Gridhealth, and CBS news. Result analysis shows as macro semantics structure, online news report during covid19 pandemic covers seven types critical discourse analysis of Van Dijk model; such as, actor description, authority, burden, consensus, evidentiality, self-glorification and disclaimer. The result shows online news report during covid19 pandemic still refers to critical discourse analysis of Van Dijk model.Keywords: critical discourse analysis, online media, covid19, van dijkAbstrak: Dalam kajian analisis wacana, analisis wacana kritis model Van Dijk adalah salah satu model yang menilik bahasa berkaitan dengan kekuasaan, ideologi, serta politik. Berlandaskan hal ini, penting dilakukan analisis wacana kritis model Van Dijk terhadap pemberitaan di media daring terkait covid19. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik media daring selama pandemi covid19 yang ditinjau dari analisis struktur makro semantik. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif, dengan metode capture dan cetak sebagai metode pengumpulan data. Data dalam penelitian ini diambil dari berita covid19 di beberapa situs berita di media daring, seperti Kompas.com, Tribunternate, Kumparan, CNBC Indonesia, CNN Indonesia, Gridhealth, dan CBS news. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara struktur makro semantik, wacana berita media daring meliputi tujuh kategori model Van Dijk, yaitu; actor description, authority, burden, consensus, evidentiality, self-glorification dan disclaimer. Hal ini menandakan bahwa karakteristik media daring selama pandemi tetap merujuk pada teori analisis wacana kritis model Van Dijk.


Author(s):  
Marnetti Marnetti

Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk majas yang terdapat pada komentar warganet dalam berita “Repons Ahok Disinggung Fadli Zon: Apa Hebatnya Dia?” (https://news.detik.com). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data dianalisis dengan langkah-langkah, yaitu 1) mereduksi komentar-komentar yang tidak termasuk dalam majas apa pun; 2) mengklasifikasikan setiap komentar warganet berdasarkan jenis-jenis majas; dan 3) menginterpretasikan setiap komentar warganet berdasarkan majasnya. Berdasarkan analisis data, ditemukan 4 majas ironi, 26 majas sinisme, dan 20 majas sarkasme. Komentar-komentar tersebut ditujukan kepada Fadli Zon dan Ahok. Penggunaan majas sarkasme yang ditemukan dalam analisis ini berupa perendahan martabat, sumpah serapah, dan caci maki.Kata kunci: majas, komentar, warganet, berita Abstract: This article aims to describe the use of figure of speech contained in netizen’s comment on the news “Respons Ahok Disinggung Fadli Zon: Apa Hebatnya Dia?” (https://news.detik.com) using descriptive qualitative method. The data were analyzed in several steps, namely: 1) reducing the comments that do not belong to any kind of figure of speech; 2) classifying each of the netizen’s comment based on the figure of speech; 3) interpreting each comment based on the figure of speech. Based on the analysis, 4 ironi figure of speech; 26 figure of speech of cynicism, and 20 figure of speech of sarcasm, were found. The comments were addressed to Fadli Zon and Ahok. The purpose of using sarcasm in the comments was for 1) humiliation, 2) profanity, and 3) insult.Keywords: figure of speech, comments, netizen, news


Author(s):  
Tasliati Tasliati

Abstrak: Kata mencuri perlu diteliti mengingat kata ini berkaitan dengan tindakan hukum yang dapat dikenakan kepada orang yang didakwa melakukannya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kata mencuri dengan memanfaatkan teori semantik prototipe model Linda Coleman dan Paul Kay (1981). Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi oleh 40 responden. Analisis data menggunakan metode campuran (mixedmethod), yaitu analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prototipe kata mencuri didukung oleh tiga elemen, yaitu (a) me-ngambil barang orang lain tanpa izin; (b) mengetahui bahwa barang itu milik orang lain; dan (c) memanfaatkan barang itu untuk kepentingan pribadi; (2) elemen-elemen yang mendukung makna kata mencuri memiliki kadar yang berbeda: tertinggi b, kemudian c, dan terendah a. Hal itu menunjukkan bahwa faktor kesengajaan adalah elemen yang paling menentukan suatu tindakan dikategorikan benar-benar mencuri. KataKunci: semantik prototipe, kata mencuri, linguistik kognitifAbstract: The word mencuri (steal) needs to be studied because it is related to legal action that can be imposed on people who are charged doing it. This study aims to describe the word mencuri (steal) using the prototype model of Linda Coleman and Paul Kay (1981). Data collection used a questionnaire which was filled out by 40 respondents. Data analysis used mixed method, namely quantitative and qualitative analysis. The results showed that (1) the prototype of the word mencuri (steal) is supported by three elements; (a) taking other people’s belongings without permission; (b) knowing that the item belongs to some-one else; and (c) using the goods for personal gain; and (2) the elements that support the meaning of the word have different levels: the highest is a, then b, and the lowest is c. The results showed that the intentional factor is the most determining element of an action categorized as actually stealing.Keywords: prototype semantic, the word steal, cognitive linguistic


Author(s):  
Derri Ris Riana

Abstrak: Persoalan krisis lingkungan di Kalimantan menarik minat pesyair untuk menyuarakannya. Kalimantan Rinduku yang Abadi menyoroti persoalan krisis lingkungan di Kalimantan. Masalah penelitian adalah apa saja wujud krisis lingkungan dan peran modernisasi dalam mendorong krisis lingkungan di Kalimantan dalam kumpulan puisi Kalimantan Rinduku yang Abadi. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan wujud krisis lingkungan dan peran modernisasi dalam mendorong krisis lingkungan di Kalimantan dalam kumpulan puisi Kalimantan Rinduku yang Abadi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pustaka dan teknik catat. Teori ekokritik digunakan untuk menganalisis kedudukan manusia dan lingkungan. Data yang terkumpul diklasifikasikan dan dianalisis untuk menjawab masalah penelitian tentang krisis lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persoalan krisis lingkungan digambarkan dalam wujud: pencemaran sungai, kerusakan hutan, bencana alam, dan punahnya binatang khas Kalimantan. Krisis lingkungan tersebut didorong oleh adanya modernisasi yang mengeksploitasi alam secara berlebihan tanpa mempertimbangkan dampak ekologis.Kata Kunci: puisi, ekokritik, krisis lingkungan, Kalimantan Selatan Abstract: The issue of environmental crisis in Kalimantan has attracted poets to voice their criticisms. Kalimantan Rinduku yang Abadi focuses on the environmental crisis in Kalimantan. The problems are what are the types of environmental crisis and the role of modernization in driving the environmental crisis in Kalimantan Rinduku yang Abadi. The purposes are to describe the types of the environmental crisis and the role of modernization in driving the environmental crisis in Kalimantan in Kalimantan Rinduku yang Abadi. The data was collected using the library method and note taking technique. Ecocritic theory was used to analyze the position of humans and environment. The collected data were classified and analyzed to answer research problems related to environmental crisis. The results showed that the types of environmental crisis are river pollution, forest destruction, natural disasters, and the extinction of typical Kalimantan animals. The environmental crisis was driven by modernization which exploited nature excessively without considering the ecological impact.Keywords: poetry, ecocritics, environmental crisis, South Kalimantan


Author(s):  
Rengki Afria ◽  
Julisah Izar ◽  
Nurmala Rosanti

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk compounding dalam novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian ini dalam bentuk kata dan frasa yang berkaitan dengan compounding. Metode pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik mencatat. Analisis data menggunakan metode padan dengan teknik distribusi leksikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa compounding pada novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi memiliki kombinasi elemen dengan wujud kata benda (N) + kata benda (N); kata benda (N) + kata sifat (Adj) + kata benda (N); kata benda (N) + kata benda (N) + kata kata sifat (Adj); kata benda (N) + kata sifat (Adj) + kata sifat (Adj); kata benda (N) + kata kerja (V); kata kerja (V) + kata benda (N); kata benda (N) + kata sifat (Adj); kata sifat (Adj) + kata benda (N); kata benda (N) + kata keterangan (Adv); kata keterangan (Adv) + kata benda (N); kata keterangan (Adv) + kata sifat (Adj); kata kerja (V) + kata sifat (Adj); kata keterangan (Adv) + kata keterangan (Adv); kata sifat (Adj) + kata sifat (Adj). Selain itu, terdapat dua kategori compounding yaitu eksosentris dan endosentris.Kata kunci: compounding; morfologi; novel Abstract: This study aims to describe the form of compounding in Negeri Lima Menara novel by Ahmad Fuadi. This type of research was qualitative research with descriptive method. Data were words and phrases related to compounding. The data collection technique used was  note-taking. Data were analysed by identity method. The results showed that compounding in Negeri Lima Menara novel by Ahmad Fuadi had a combination of elements with the form of the noun (N) + noun (N); nouns (N) + adjectives (Adj) + nouns (N); nouns (N) + nouns (N) + adjectives (Adj); nouns (N) + adjectives (Adj) + adjectives (Adj); nouns (N) + verbs (V); verb form (V) + noun (N); noun form (N) + adjective (Adj); adjective form (Adj) + noun (N); nouns (N) + adverbs (Adv); adverbs (Adv) + nouns (N); adverbs (Adv) + adjectives (Adj); verb (V) + adjective (Adj); adverbs (Adv) + adverbs (Adv); Adjective (Adj) + adjective (Adj). Furthermore, there were two category of compounding; exocentric and endocentric.Keywords: compounding; morfology; novel 


Author(s):  
Legi Elfitra ◽  
Selly Rozaliya

Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan ikon, indeks dan simbol yang terdapat dalam novel 121 Hari di Shimotsuma karya Boby Julian. Metode penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik baca simak dan teknik catat untuk mencari kutipan yang termasuk kedalam semiotik ikon, indeks, dan simbol, lalu menjadikan data tersebut sebagai bahan analisis. Teknik analisis data dilakukan dengan Reduksi data, menyajikan data, dan verifikasi. Hasil analisis data yang diperoleh dalam novel 121 Hari di Shimotsuma  ialah ikon waktu, tempat, perasaan, keadaan alam, dan keadaan seseorang. Indeks yang terdapat dalam novel 121 Hari di Shimotsuma yaitu indeks  hubungan antara alam dengan kehidupan, kehidupan dengan keadaan, dan segala perbuatan manusia dengan segala balasannya. Simbol yang terdapat dalam novel 121 Hari di Shimotsuma yaitu berkaitan dengan hakikat kehidupan manusia sehari-hari.Kata Kunci: semiotik, ikon, indeks, simbol, novel Abstract: This paper aims to describe the use of icons, indexes and symbols contained in Boby Julian's novel: 121 Hari di Shimotsuma. The research method was descriptive qualitative using a qualitative approach. The data collection techniques used were reading and note-taking techniques to find quotations that were included in semiotic icons, indexes, and symbols. The data then were used as material for analysis. Data analysis techniques were performed by data reduction, data presentation, and verification. The results of data analysis obtained in the novel 121 Hari di Shimotsuma were icons of time, place, feelings, natural conditions, and one's condition. The index contained in the novel 121 Hari di Shimotsuma was an index of the relationship between nature and life, life with conditions, and human actions with all reward and punishment. The symbols contained in the novel 121 Hari in Shimotsuma were related to the essence of everyday human life.Keywords: semiotic, icon, index, symbol, novel


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document