scholarly journals PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA LANJUT USIA SETELAH PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA ( Aloe barbadensis Miller)

2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 665-672
Author(s):  
Farinta Annisa Maulidina ◽  
Aryu Candra Kusumastuti

Latar belakang : Hipertrigliseridemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.  Zat gizi yang terkandung dalam lidah buaya diduga dapat menurunkan kadar trigliserida. Vitamin C sebagai antioksidan diketahui dapat mempertahankan penurunan kadar trigliserida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh vitamin C terhadap kadar trigliserida setelah pemberian jus lidah buaya.Metode : Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan rancangan   pre test- post test design. Subjek adalah lansia usia 60-75 tahun yang tinggal di Unit Rehabilitasi Sosial “Pucang Gading”. Subjek adalah 20 lansia pria dan wanita dengan kadar trigliserida ≥100 mg/dl, yang dibagi menjadi  kelompok perlakuan dan kontrol. Semua subjek diberikan jus lidah buaya 200ml/ hari selama 14 hari, selanjutnya pada kelompok perlakuan diberikan vitamin C 750 mg/hari selama 3 hari. Kadar trigliserida dianalisis dengan metode GPO-PAP. Uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Analisis statistik menggunakan uji paired t-test dan Wilcoxon.Hasil : Pemberian jus lidah buaya 200 ml selama 14 hari pada kelompok kontrol dan perlakuan dapat menurunkan kadar trigliserida. Pemberian vitamin C 750 mg/hari tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar trigliserida lansia setelah pemberian jus lidah buaya (p=0,156). Tidak terdapat perbedaan kadar trigliserida antara kelompok perlakuan dan kontrol setelah pemberian vitamin C (p=0,268).Simpulan : pemberian vitamin C tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar trigliserida lansia setelah pemberian jus lidah buaya.

2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 737-744
Author(s):  
Rintis Widya Utami ◽  
Aryu Candra Kusumastuti

Latar Belakang : Sifat antiaterogenik pada HDL dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Kandungan zat gizi pada jus lidah buaya dan antioksidan dari vitamin C dapat meningkatkan kadar HDL. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh vitamin C terhadap kadar HDL lansia setelah pemberian jus lidah buaya.Metode : Penelitian quasi experimental dengan rancangan pre-post test control design diterapkan pada pria dan wanita usia 60-75 tahun di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading. Subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol yang masing-masing terdiri dari 10 subyek. Kedua kelompok mendapatkan jus lidah buaya sebanyak 200 ml/hari selama 14 hari. Pada hari ke 15 dilanjutkan pemberian intevensi selama 3 hari berupa suplementasi vitamin C dengan dosis 750 mg/hari untuk kelompok perlakuan sedangkan kelompok kontrol diberikan placebo. Metode enzimatik digunakan untuk menganalisis kadar kolesterol HDL. Data diuji normalitas menggunakan Shapiro Wilk kemudian dianalisis menggunakan paired t-test dan Wilcoxon.Hasil : Peningkatan HDL setelah pemberian jus lidah buaya pada kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing 4,35 mg/dl (9,56%) dan 2,15 (4,39%). Rerata kadar HDL setelah intervensi vitamin C menurun sebesar 3,87 mg/dl (7,77%) pada kelompok perlakuan dan 1,27 mg/dl (2,49%) pada kelompok kontrol. Secara statistik suplementasi vitamin C tidak berpengaruh terhadap kadar HDL (p=0,241). Tidak terdapat perbedaan kadar HDL yang bermakna (p>0,05) antara kedua kelompok setelah pemberian vitamin C.Kesimpulan : Konsumsi jus lidah buaya meningkatkan kadar HDL secara bermakna. Suplementasi vitamin C tidak terbukti mempertahankan peningkatan kadar HDL setelah pemberian jus lidah buaya. 


2020 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 268
Author(s):  
Nurulistyawan Tri Purnanto ◽  
Laily Himawati ◽  
Nur Ajizah

ABSTRAK Rendahnya cakupan ASI eksklusif di Indonesia menjadikan anak terkurangi haknya untuk mendapatkan makanan bernutrisi tinggi bagi pertumbuhan. Hal ini dikarenakan kurangnya produksi ASI pada ibu menyusui. Pemberian tindakan non farmakologi seperti teh daun kelor diharapkan mampu meningkatkan produksi ASI sehingga anak tetap mendapatkan ASI. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh konsumsi teh daun kelor terhadap peningkatan produksi ASI di Kabupaten Grobogan. Metode penelitian ini berjenis quasi experimental study dengan menggunakan one group prepost test design pada 60 responden. Intervensi dilakukan selama 3 minggu untuk menilai produksi ASI antara Pre dan Post intervensi. Data dianalisa dengan menggunakan Uji Paired t-Test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ASI pada tahap pre-test sebanyak 152,00 meningkat menjadi 158,50 pada tahap post-test. Terdapat perbedaan jumlah ASI dengan p-value sebesar 0,002 dengan nilai korelasi sebesar 0,934. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada konsumsi teh daun kelor untuk produksi ASI.  Kata Kunci : Teh Daun Kelor, Produksi ASI


Author(s):  
Yusuf Aminullah ◽  
Wiratno ◽  
Neni Susilaningsih

Latar belakang : Cisplatin dapat menyebabkan penurunan sistem hemopoetik akibat Radical oxygen spesies (ROS) pada penderita kanker kepala dan leher (KKL). Kombinasi vitamin C dan E dosis tinggi sebagai antioksidan dari luar diperlukan untuk menetralisir ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa kombinasi vitamin C dan E dosis tinggi dapat mengurangi penurunan sistem hemopoetik penderita KKL akibat cisplatin. Metode : Penelitian eksperimental pre-post test design. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari klinik dan bangsal THT-KL RSUP Dr. Kariadi Semarang dilakukan randomisasi blok, kemudian dibagi menjadi dua kelompok; kelompok perlakuan diberikan kombinasi vitamin C 1000 mg dan E 400 mg dan kelompok kontrol diberikan vitamin C 2x50 mg selama 5 minggu. Analisis data dengan chi square, paired t-test dan independent t-test. Hasil : Empat puluh delapan subyek memenuhi kriteria inklusi, usia terbanyak 50–59 tahun yaitu 35,6%, laki-laki dan perempuan 3 : 1, KNF 32(71,1%), stadium IV 27(60%). Terdapat penurunan hemoglobin dan lekosit yang bermakna antara kedua kelompok (p<0,05), sedangkan penurunan eritrosit dan trombosit tidak berbeda bermakna (p>0,05) Simpulan : Kombinasi vitamin C dan E dosis tinggi dapat mengurangi penurunan kadar hemoglobin dan jumlah lekosit penderita KKL akibat cisplatin. Kata kunci: Kombinasi vitamin C dan E dosis tinggi, cisplatin, sistem hemopoetik.  


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 114-120
Author(s):  
Febriyanti Dwi Asokawati ◽  
Juda Julia Kristiarini ◽  
Fatimah Sari

ASI merupakan makanan yang terbaik untuk kebutuhan bayi sejak awal kehidupan. Namun survei di Indonesia melaporkan bahwa 38% ibu berhenti memberikan ASI karena kurangnya produksi ASI yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor psikologi ibu dan gizi. Beberapa jenis tanaman secara tradisional telah digunakan ibu menyusui untuk meningkatkan produksi ASI, salah satunya Sauropus androgynus atau daun katuk yang memiliki kandungan nutrisi penting seperti protein, vitamin C, vitamin D, kalsium, hingga asam folat tanpa mengurangi kualitas ASI. Ekstrak daun katuk dapat meningkatkan produksi ASI ibu sampai dengan 50,47%. Tujuan umum dari peneIitian ini untuk mengetahui hubungan antara pemberian daun katuk terhadap produksi ASI dan peningkatan berat badan bayi di Di Praktik Mandiri Bidan WiIayah Kabupaten Madiun. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen dengan pre-test dan post-test design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan diperoleh sampel 60 ibu menyusui yang akan di beri instrumen pengukuran voIume asi,  kartu kendaIi pengukuran voIume asi yang diisi oIeh ibu nifas yang akan di pantau produksi ASI nya setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan rebusan daun katuk dan ekstrak daun katuk efektif dalam memenuhi kecukupan ASI dan terbukti dapat meningkatkan berat badan bayi. Unntuk menguji kenaikan berat badan bayi menggunakan alat menggunakan Iembar observasi kenaikan berat badan bayi sebeIum di Iakukan peneIitian dan seteIah di Iakukan peneIitian Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji paired t-test menunjukkan bahwa terdapat hubungan pemberian ekstrak daun katuk terhadap peningkatan produksi ASI ibu nifas di praktik mandiri bidan wilayah Kabupaten Madiun


2015 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Zulhaida Lubis

<p>Hasil kajian gizi buruk di Kota Medan tahun 2011 menunjukkan bahwa anak balita yang tergolong gizi kurang dan berisiko gizi buruk masih cukup serius. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan dan tindakan kader dalam pemantauan pertumbuhan balita. Penelitian ini dilakukan di kota Medan tahun 2014,  jenis penelitian eksperimen semu (quasi experimental) dengan rancangan nonrandomized pre test-post test design. Penelitian ini dilakukan pada 28 orang kader posyandu di kota Medan pada tiga wilayah Puskesmas yaitu Puskesmas Sunggal,  Puskesmas Desa Lalang dan Puskesmas Tuntungan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan dan tindakan  kader setelah diberikan pelatihan. Skor pengetahuan kader meningkat sesudah pelatihan sebesar 2,428 poin, demikian juga terjadi peningkatan rata-rata skor tindakan sebesar 1,071 poin setelah mengikuti pelatihan. Hasil uji statistik dengan uji beda Paired T Test diperoleh  perbedaan yang signifikan pada pengetahuan dan tindakan kader sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan tentang pemantauan pertumbuhan anak balita. Hal ini berarti ada pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan dan tindakan kader dalam menilai dan memantau pertumbuhan balita.</p><p> </p><p><em>The malnutrition research in Medan at 2011 showed that children under five years are classified as at risk of severe undernutrition are still quite serious. The aim of research was to analyze the effect of training on knowledge and action cadres in growth monitoring of under five years old. This research was a quasi-experimental study with nonrandomized design of pre-test-post-test design. This research was conducted 28 cadres in Medan city at 2014 in the work area Sunggal Health Center, Desa Lalang Health Center and Tuntungan Health Center. The results showed that an increase in the average score of knowledge and action after being given the training cadre. Knowledge scores increased after the training cadre 2,428 points, as well as an increase of action score in the average score of 1,071 points after training. The results of statistical tests with paired T test obtained significant differences in knowledge and action cadres before and after the training on growth monitoring of children under five years old. This means that there are influences of training  on knowledge and action cadres in the growth monitoring of under five years old.</em></p>


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Husnul Khotimah
Keyword(s):  
T Test ◽  

Menurut WHO, anemia merupakan suatu kondisi dimana konsentrasi hemoglobin atau jumlah sel darah merah di bawah normal. Sedangkan definisi anemia gizi adalah keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah yang lebih rendah dari normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan anemia dan konsumsi protein, zat besi, serta vitamin C sebelum dan sesudah diberikan edukasi gizi melalui media Facebook di Desa Tebas Kuala. Jenis penelitian ini adalah Eksperimental dengan rancangan one group pretest post test design. Analisis yang digunakan adalah uji normalitas Paired T-Test. Populasi penelitian ini adalah remaja putri yang tinggal di wilayah Desa Tebas Kuala dengan sampel kelompok intervensi sebanyak 35 remaja putri. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan anemia, konsumsi protein, konsumsi zat besi, dan konsumsi vitamin C pada sampel mengalami peningkatan. Secara statistik, ada perbedaan bermakna antara pengetahuan anemia, konsumsi protein, konsumsi zat besi, dan konsumsi vitamin C pada remaja putri sebelum dan sesudah intervensi (p=0,000). Simpulan penelitian adalah adanya pengaruh edukasi gizi melalui media Facebook terhadap peningkatan pengetahuan anemia, dan konsumsi protein, konsumsi zat besi, serta konsumsi vitamin C pada remaja putri.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 265
Author(s):  
Ni Putu Riska Yanti

Abstrak: Senam lansia merupakan aktifitas fisik yang dapat menjadi sebuah mekanisme untuk meningkatkan kesejahtraan yang berkaitan dengan stres yang dihadapi lansia. Respon tubuh yang bersifat spesifik terhadap setiap tuntutan ataupun beban akan menimbulkan stres. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Lansia Di Desa Jinengdalem:Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III. Desain Penelitian ini yaitu Quasi Experimental dengan rancangan one group pre- post test design. Besar sampel yang digunakan yaitu 35 responden yang telah dipilih dengan tehnik sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar kuesioner DASS. Penelitian ini menggunakan uji paired T-test dengan taraf signifikan α = 0,05. Didapatkan hasil data nilai rata-rata pre 23.34 dan nilai rata-rata post 15.46. Hasil uji mengunakan uji Paired T-test didapatkan nilai p (0,000) < α (0,05), artinya (H0) ditolak dan (Ha) diterima. Dalam penelitian ini ada Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Lansia Di Desa Jinengdalem:Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III.


2020 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 440-448
Author(s):  
Paskalia Tri Kurniati ◽  
Sunarti Sunarti

Stunting adalah balita dengan status gizi berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umur. Dengan standar baku WHO, jika nilai Z-scorenya kurang dari -2SD maka dikategorikan pendek dan dikategorikan sangat pendek jika nilai Z-scorenya kurang dari -3SD (Kemenkes, 2020). Tujuan penelitian untuk mengetahuai efektivitas pemberian bubur jawak (setaria italica) dalam peningkatan berat badan dan tinggi badan pada balita stunting di Kecamatan Kayan Hilir Kabupaten Sintang. Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini  menggunakan rancangan quasi – experimental one group pre test – post test design. Sebanyak 45 sampel dengan total sampling yaitu seluruh balita stunting di Desa Lalang Inggar dan Desa Nyangkom, Kecamatan Kayan Hilir Kabupaten Sintang. Analisis data menggunakan paired t test dengan sebaran data normal. Hasil penelitin menunjukkan terdapat peningkatan berat badan (p<0,005) dan tinggi badan (p<0,001) pada balita stunting di Kecamatan Kayan Hilir Kabupaten Sintang.  Pemberian bubur jawak (setaria italica) efektif dalam peningkatan berat badan dan tinggi badan pada balita stunting di Kecamatan Kayan Hilir Kabupaten Sintang. Disarankan dapat memanfaatkan pangan lokal termasuk konsumsi olahan biji jawak untuk meningkatkan status gizi balita.


2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 770-776
Author(s):  
Yuhud Tri Hapsari ◽  
Aryu Candra Kusumastuti

Latar Belakang : Tingginya kadar LDL dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang merupakan awal terjadinya PJK. Kandungan zat gizi dari jus lidah buaya dan antioksidan dari vitamin C dapat menurunkan kadar LDL. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh vitamin C setelah pemberian jus lidah buaya terhadap kadar LDL lansia.Metode : Jenis penelitian adalah quasi experimental dengan rancangan pre-post test control design yang melibatkan lansia sebagai subyek. Penelitian dilakukan di Unit Rehabilitasi Sosial “Pucang Gading” Semarang. Seluruh subyek mendapatkan jus lidah buaya sebanyak 200 ml/hari selama 14 hari. Hari ke-15 dilanjutkan dengan intervensi yaitu pemberian vitamin C 750 mg/hari selama 3 hari pada kelompok perlakuan dan pemberian plasebo pada kelompok kontrol. Jumlah sampel tiap kelompok adalah 10. Analisis kadar LDL dilakukan dengan metode enzimatik. Uji normalitas data menggunakan Saphiro-Wilk, analisis statistik menggunakan dependent t-test dan WilcoxonHasil : Rerata penurunan kolesterol LDL setelah pemberian jus lidah buaya pada kelompok perlakuan sebesar 13,30 mg/dl (9,69%) dan kontrol sebesar 13,50 mg/dl (10,74%). Rerata penurunan kadar LDL setelah pemberian vitamin C kelompok kelompok perlakuan sebesar 13,20 mg/dl (11,91%) sedangkan kontrol sebesar 4,40 mg/dl (4,01%). Tidak ada perbedaan kadar LDL antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah pemberian vitamin C (p>0,05).Kesimpulan : Pemberian jus lidah buaya menurunkan kadar LDL secara bermakna. Namun dalam penelitian ini pemberian vitamin C tidak terbukti mempertahankan penurunan kadar LDL.


2020 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 427-435
Author(s):  
Naziyah Naziyah ◽  
Susanti Widiastuti

Pendahuluan: Kejadian mukositis oral grade 3-4 ditemukan pada sekitar 85% pasien kanker. Tingginya angka kejadian mukositis oral akan menghambat proses perawatan dan kesembuhan anak usia 6-12 tahun dengan kanker. Upaya mengatasi masalah yang timbul pada anak difokuskan pada intervensi keperawatan Family Centered Care. Namun, kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan mukositis oral pada anak dengan kanker maka tindakan yang dapat diberikan dengan cara pemberian edukasi.Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang perawatan mukositis oral terhadap keluarga pasien yang mempunyai anak dengan kankerMetode: Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental  menggunakan rancangan one group pre-post test design. Sampel berjumlah 34 responden mengggunakan teknik pengambilan sampel  purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan uji validitas Korelasi Pearson dengan hasil r hitung > r tabel (14 responden) = 0,532 dan nilai uji reliabilitas Cronbach Coefficient Alpha 0,912.Hasil Penelitian: Nilai rata-rata pengetahuan keluarga pasien yang mempunyai anak dengan kanker sebelum dilakukan edukasi sebesar 10,5882 dan sesudah dilakukan edukasi menjadi sebesar 19,0294 terjadi peningkatan sebesar 8,4412. Hasil analisis statistik paired T-test didapatkan p-value yaitu 0,000< α (0,05).Kesimpulan dan Saran : Ada Pengaruh tentang edukasi perawatan mukositis oral terhadap keluarga pasien yang mempunyai anak dengan kanker dengan nilai p value 0,000 < α (0,05). Disarankan peran keluarga menerapkannya di lingkungan rumah terhadap pemeliharaan dan meningkatan perawatan mukositis oral pada


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document