scholarly journals PENGETAHUAN DAN TINDAKAN KADER POSYANDU DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ANAK BALITA

2015 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Zulhaida Lubis

<p>Hasil kajian gizi buruk di Kota Medan tahun 2011 menunjukkan bahwa anak balita yang tergolong gizi kurang dan berisiko gizi buruk masih cukup serius. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan dan tindakan kader dalam pemantauan pertumbuhan balita. Penelitian ini dilakukan di kota Medan tahun 2014,  jenis penelitian eksperimen semu (quasi experimental) dengan rancangan nonrandomized pre test-post test design. Penelitian ini dilakukan pada 28 orang kader posyandu di kota Medan pada tiga wilayah Puskesmas yaitu Puskesmas Sunggal,  Puskesmas Desa Lalang dan Puskesmas Tuntungan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan dan tindakan  kader setelah diberikan pelatihan. Skor pengetahuan kader meningkat sesudah pelatihan sebesar 2,428 poin, demikian juga terjadi peningkatan rata-rata skor tindakan sebesar 1,071 poin setelah mengikuti pelatihan. Hasil uji statistik dengan uji beda Paired T Test diperoleh  perbedaan yang signifikan pada pengetahuan dan tindakan kader sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan tentang pemantauan pertumbuhan anak balita. Hal ini berarti ada pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan dan tindakan kader dalam menilai dan memantau pertumbuhan balita.</p><p> </p><p><em>The malnutrition research in Medan at 2011 showed that children under five years are classified as at risk of severe undernutrition are still quite serious. The aim of research was to analyze the effect of training on knowledge and action cadres in growth monitoring of under five years old. This research was a quasi-experimental study with nonrandomized design of pre-test-post-test design. This research was conducted 28 cadres in Medan city at 2014 in the work area Sunggal Health Center, Desa Lalang Health Center and Tuntungan Health Center. The results showed that an increase in the average score of knowledge and action after being given the training cadre. Knowledge scores increased after the training cadre 2,428 points, as well as an increase of action score in the average score of 1,071 points after training. The results of statistical tests with paired T test obtained significant differences in knowledge and action cadres before and after the training on growth monitoring of children under five years old. This means that there are influences of training  on knowledge and action cadres in the growth monitoring of under five years old.</em></p>

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 265
Author(s):  
Ni Putu Riska Yanti

Abstrak: Senam lansia merupakan aktifitas fisik yang dapat menjadi sebuah mekanisme untuk meningkatkan kesejahtraan yang berkaitan dengan stres yang dihadapi lansia. Respon tubuh yang bersifat spesifik terhadap setiap tuntutan ataupun beban akan menimbulkan stres. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Lansia Di Desa Jinengdalem:Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III. Desain Penelitian ini yaitu Quasi Experimental dengan rancangan one group pre- post test design. Besar sampel yang digunakan yaitu 35 responden yang telah dipilih dengan tehnik sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar kuesioner DASS. Penelitian ini menggunakan uji paired T-test dengan taraf signifikan α = 0,05. Didapatkan hasil data nilai rata-rata pre 23.34 dan nilai rata-rata post 15.46. Hasil uji mengunakan uji Paired T-test didapatkan nilai p (0,000) < α (0,05), artinya (H0) ditolak dan (Ha) diterima. Dalam penelitian ini ada Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Lansia Di Desa Jinengdalem:Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III.


2020 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 268
Author(s):  
Nurulistyawan Tri Purnanto ◽  
Laily Himawati ◽  
Nur Ajizah

ABSTRAK Rendahnya cakupan ASI eksklusif di Indonesia menjadikan anak terkurangi haknya untuk mendapatkan makanan bernutrisi tinggi bagi pertumbuhan. Hal ini dikarenakan kurangnya produksi ASI pada ibu menyusui. Pemberian tindakan non farmakologi seperti teh daun kelor diharapkan mampu meningkatkan produksi ASI sehingga anak tetap mendapatkan ASI. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh konsumsi teh daun kelor terhadap peningkatan produksi ASI di Kabupaten Grobogan. Metode penelitian ini berjenis quasi experimental study dengan menggunakan one group prepost test design pada 60 responden. Intervensi dilakukan selama 3 minggu untuk menilai produksi ASI antara Pre dan Post intervensi. Data dianalisa dengan menggunakan Uji Paired t-Test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ASI pada tahap pre-test sebanyak 152,00 meningkat menjadi 158,50 pada tahap post-test. Terdapat perbedaan jumlah ASI dengan p-value sebesar 0,002 dengan nilai korelasi sebesar 0,934. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada konsumsi teh daun kelor untuk produksi ASI.  Kata Kunci : Teh Daun Kelor, Produksi ASI


2018 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Rahayu Lubis ◽  
Merina Panggabean ◽  
Hemma Yulfi

Latar belakang: Kejadian kecacingan pada balita di Indonesia masih tinggi. Untuk mengurangi kejadian kecacingan balitamemerlukan upaya terintegrasi seperti peningkatan perilaku sehat. Hal ini dapat diwujudkan dengan memberikan pengetahuan pada masyarakat terutama ibu yang mempunyai balita. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai anak balita yang dibawa ke posyandu untuk pencegahan penyakit kecacingan pada balitaMetode: Ini adalah penelitian quasi experiment,pre and post test design. Populasi adalah ibu yang mempunyai anak balita yang datang ke posyandu Sentosa di Kota Medan tahun 2016. Sampel adalah ibu yang bersedia memeriksakan tinja anak balitanya. Sampel diambil secara purposif yaitu sebanyak 50 orang. Intervensi yang diberikan berupa penyuluhan (ceramah dan video). Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan catatan medik Puskesmas Sentosa Baru. Analisis data secara univariat, bivariat menggunakan analisis uji  chi-square.Hasil: Total dari 50ibu yang mempunyai anak balita sebagian besar pada kelompok umur 20-30 tahun, berpendidikan SMP, bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai anak 1-2 orang. Ada peningkatan pengetahuan dan sikap yang baik sebesar 43% dan 52% sesudah di berikan intervensi. Ada pengaruh tingkat pengetahuan ibu terhadap infeksi kecacingan pada balita (RR= 1,96; 95% CI: 1,12-4,15;p = 0,002). Ada pengaruh sikap ibu terhadap infeksi kecacingan pada balita (RR=2,46; 95% CI: 1,46-5,62;p = 0,001).Simpulan: Infeksi kecacingan pada anak balita dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu. Untuk menjaga kesehatan anaknya perlu menjaga kebersihan diri dan lingkungan sertamelakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik, penyuluhan kesehatan secara rutin perlu diberikan pada ibu yang datang ke posyandu ABSTRACTTitle: The Influence of Maternal Knowledgeand Attitude Against Soil Transmitted Helminths Infections in Children Lessthan Five Years OldBackground:The incidenceof helminthes infection in children less than five years old is still high in Indonesia. To reduce the incidence of helminthes infectionneeds an integrated effort such as the improvement of healthy behavior. This can be realized by providing knowledge to the community, especially mothers with children under five years. Therefore it is necessary to do research on knowledge and attitude of mother who have children under five who brought to posyandu for prevention of diseases of helminthes infection in children less than five years oldMethod:This is a quasi-experimental study pre and post-test design. The population is mothers who have children less than five years old who come to posyandu Sentosa in Medan City in 2016. The sample is the mother who is willing to check the feces of her children. The sample was taken purposively as many as 50 people. Data collection was using structural questioners before and after intervention (lectures and video) about helminthesinfection.Data medical records from Puskesmas Sentosa Baru Medan. Data analysis univariate and bivariate using chi-square test.Result:A total of 50 mothers with children less than five years old are mostly in the age group 20-30 year, junior high school educated, work as housewives and have 1-2 children. There is an increase in knowledge and good attitude by 43% and 52% after intervention.Mothers with not good knowledge and not good attitude were significantly influence intensity of helminthesinfection in children (RR = 1.96; 95% CI 1.12-4.15, p = 0.002) and (RR = 2.46, 95% CI 1.46-5.62, p = 0.001) respectively.Conclusion: There was influence of maternal knowledge and attitude against helminthes infection in children less than five years old. Awareness in protection of personal and environment hygiene, periodic medical check- up should be done for improve health children. Health counseling routinely needs to be given to mothers who come to posyandu


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 17-21
Author(s):  
Nidya Comdeca Nurvitriana ◽  
Setiana Andarwulan

Background of research on mother's knowledge of toddlers in providing feeding schedules, especially snacks. Giving snacks that are not right on schedule will have an influence on the growth and development of infants. Through the Emotional Demontration method, eating schedule for snacking can be controlled. Emotional Demonstration is the provision of education not only through lectures but also through games so that the key messages conveyed can be remembered by mothers of toddlers in Posyandu V Mulyorejo Surabaya. The Emo Demo method is one solution to reduce the stunting rate. In 2017 the stunting rate in Indonesia reached 22.2%. Based on the results of the survey conducted through interviews with nutritionists, it was explained that there were 16 stunting toddlers in Posyandu V Surabaya. Quantitative Research Methodology, a quasi-experimental research design method with one group pretest posttest approach. The population in this study were all mothers of children under five in Posyandu V Mulyorejo Surabaya as many as 36 people, samples as many as 36 mothers of toddlers. With a total sampling technique. Analyze data with Paired T-test. The results showed the mean value of the pre test was 6.06, the mean value after the post test reached 8.16. While the significance value of p value = 0,000 with α = 0.05 through the Paired T-test. The conclusion is that there are differences in the knowledge of pre and post test among mothers of children under five in Posyandu V Mulyorejo Surabaya, p value = 0,000 with α = 0.05. Suggestions for health workers to continue to make improvements in practicing emotional demonstration to participants because it is very useful in increasing knowledge to prevent increased stunting rates.


Author(s):  
Solikin Solikin ◽  
Kristiani Kristiani ◽  
I Made Alit Gunawan

<p>ABSTRACT</p><p>Background: The province of NTB had the prevalence of underweight 30.5% in 2010 for children under five, this figure is above the national prevalence. A nutrition improvement through community empowerment (NICE) has been developed aimed to supporting community nutrition service to overcome nutrition and health problem independently. One of the programs is CNP (community nutrition package) which got the highest fund allocation compared to other NICE program.</p><p>Objectives: To evaluate the effect of CNP supplementation in NTB Province to the increase of nutritional status of children under five through index of weight by age and performance of posyandu.</p><p>Methods: The study was evaluative with quantitative and qualitative method and one group pre and post test design, from January to April 2012 at 4 districts/ municipalities area of NICE Project, comprising 72 villages/cities that received CNP in 533 posyandu with 7,975 of children under fives. Posyandu’s performance was measured by baseline data collection for NICE project questionairre, weight measured by scale, and indepth interview was made to individuals administering CNP before and after receiving the package. Samples were randomly selected. Data analysis used paired t-test.</p><p>Results: There was significant difference in performance of posyandu (p&lt; 0.001, 95% CI: 9.88-11.05) and nutritional status of children under five based on index of weight/age (p&lt;0.001, 95% CI: -1.23 to -1.32) before and after CNP supplementation. CNP supplementation increased performance of posyandu, but did not increase the nutritional status of children under five (index of weight/age). There were supporting factors of community nutrition supplementation such as human resources, participation across sectors, villages and community/religious leaders and integration with other programs (PNPM-Mandiri, GSC, local budget).</p><p>Conclusions: CNP supplementation affected performance of posyandu but did not increase nutritional status of children under five at Province of NTB in 2011.</p><p>KEYWORDS: NICE project, nutritional status, performance of posyandu, children under five</p><p><br />ABSTRAK</p><p>Latar belakang: Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki prevalensi balita underweight di atas prevalensi nasional, yaitu sebesar 30,5 persen tahun 2010. Proyek perbaikan gizi NICE (nutrition improvement through community empowerment) dikembangkan melalui pemberdayaan masyarakat untuk mendukung pelayanan gizi masyarakat. Salah satu programnya adalah paket gizi masyarakat (PGM) yang mendapat alokasi dana paling tinggi dibanding proyek NICE yang lain.</p><p>Tujuan: Mengevaluasi pengaruh pemberian PGM di Provinsi NTB terhadap peningkatan status gizi balita indeks berat badan menurut umur dan kinerja posyandu.</p><p>Metode: Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif pada bulan Januari sampai dengan April 2012. Penelitian menggunakan rancangan one group pre and post test design. Penelitian dilaksanakan di 4 kabupaten/kota wilayah NICE mencakup 72 desa/kota yang mendapat PGM dengan jumlah posyandu sebanyak 533 dan 7.975 balita. Pengukuran kinerja posyandu menggunakan kuesioner yang diadopsi dari baseline data collection for NICE project, pengukuran berat badan menggunakan dacin dan indepth interview dilakukan pada pengelola PGM sebelum dan sesudah PGM. Pemilihan subjek penelitian dilakukan secara simple random sampling. Analisis data menggunakan paired t-test.</p><p>Hasil: Terdapat perbedaan bermakna kinerja posyandu (nilai p&lt;0,001, 95% CI: 9,885763-11,05232) dan status gizi balita menurut indeks BB/U (nilai p&lt; 0,001, 95% CI: -1,233254-1,321063) antara sebelum dan sesudah pemberian PGM. Kinerja posyandu meningkat setelah pemberian PGM, namun belum mampu meningkatkan status gizi balita (indeks BB/U) di Provinsi NTB tahun 2011. Terdapat faktor pendukung pemberian PGM di antaranya kualitas sumber daya manusia (SDM) kelompok gizi masyarakat (KGM), keterlibatan lintas sektor, desa/ kelurahan, dan tokoh masyarakat/agama serta keterpaduan program lainnya (PNPM-Mandiri, GSC, dana daerah).</p><p>Kesimpulan: Pemberian paket gizi masyarakat berpengaruh terhadap kinerja posyandu tetapi belum mampu meningkatkan status gizi balita di Provinsi NTB tahun 2011.</p><p>KATA KUNCI: proyek NICE, status gizi, kinerja posyandu, balita</p>


2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 665-672
Author(s):  
Farinta Annisa Maulidina ◽  
Aryu Candra Kusumastuti

Latar belakang : Hipertrigliseridemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.  Zat gizi yang terkandung dalam lidah buaya diduga dapat menurunkan kadar trigliserida. Vitamin C sebagai antioksidan diketahui dapat mempertahankan penurunan kadar trigliserida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh vitamin C terhadap kadar trigliserida setelah pemberian jus lidah buaya.Metode : Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan rancangan   pre test- post test design. Subjek adalah lansia usia 60-75 tahun yang tinggal di Unit Rehabilitasi Sosial “Pucang Gading”. Subjek adalah 20 lansia pria dan wanita dengan kadar trigliserida ≥100 mg/dl, yang dibagi menjadi  kelompok perlakuan dan kontrol. Semua subjek diberikan jus lidah buaya 200ml/ hari selama 14 hari, selanjutnya pada kelompok perlakuan diberikan vitamin C 750 mg/hari selama 3 hari. Kadar trigliserida dianalisis dengan metode GPO-PAP. Uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Analisis statistik menggunakan uji paired t-test dan Wilcoxon.Hasil : Pemberian jus lidah buaya 200 ml selama 14 hari pada kelompok kontrol dan perlakuan dapat menurunkan kadar trigliserida. Pemberian vitamin C 750 mg/hari tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar trigliserida lansia setelah pemberian jus lidah buaya (p=0,156). Tidak terdapat perbedaan kadar trigliserida antara kelompok perlakuan dan kontrol setelah pemberian vitamin C (p=0,268).Simpulan : pemberian vitamin C tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar trigliserida lansia setelah pemberian jus lidah buaya.


2018 ◽  
Vol 7 (01) ◽  
Author(s):  
Sri Herlina

AbstractMorbidity of diarrhea diseases in developing countries is a public healthconcern because the prevalence is still high particularly for children under five years. 207 children recorded had the diarrhea in Pekapuran Raya.This study aims to know the benefits of model approach of education of the mother community (EMC), particularly to the mother'sknowledge on prevention of diarrhea. Quasi-experimental research design one group pre-post test design conducted on 38 mother that have children under five years in Pekapuran Raya Subdistrict of Banjarmasin. The results of pre-test and post-test shows that there is understanding increased the mothers for prevention of diarrhea afterpromotion using model approach of education of the mother community(p <0,05). This model proven to be useful for deliver the healthy information concerning prevention of diarrhea for children. Keywords:diarrhea, prevention, model, education of the mother community (EMC)


2020 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 440-448
Author(s):  
Paskalia Tri Kurniati ◽  
Sunarti Sunarti

Stunting adalah balita dengan status gizi berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umur. Dengan standar baku WHO, jika nilai Z-scorenya kurang dari -2SD maka dikategorikan pendek dan dikategorikan sangat pendek jika nilai Z-scorenya kurang dari -3SD (Kemenkes, 2020). Tujuan penelitian untuk mengetahuai efektivitas pemberian bubur jawak (setaria italica) dalam peningkatan berat badan dan tinggi badan pada balita stunting di Kecamatan Kayan Hilir Kabupaten Sintang. Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini  menggunakan rancangan quasi – experimental one group pre test – post test design. Sebanyak 45 sampel dengan total sampling yaitu seluruh balita stunting di Desa Lalang Inggar dan Desa Nyangkom, Kecamatan Kayan Hilir Kabupaten Sintang. Analisis data menggunakan paired t test dengan sebaran data normal. Hasil penelitin menunjukkan terdapat peningkatan berat badan (p<0,005) dan tinggi badan (p<0,001) pada balita stunting di Kecamatan Kayan Hilir Kabupaten Sintang.  Pemberian bubur jawak (setaria italica) efektif dalam peningkatan berat badan dan tinggi badan pada balita stunting di Kecamatan Kayan Hilir Kabupaten Sintang. Disarankan dapat memanfaatkan pangan lokal termasuk konsumsi olahan biji jawak untuk meningkatkan status gizi balita.


2020 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 427-435
Author(s):  
Naziyah Naziyah ◽  
Susanti Widiastuti

Pendahuluan: Kejadian mukositis oral grade 3-4 ditemukan pada sekitar 85% pasien kanker. Tingginya angka kejadian mukositis oral akan menghambat proses perawatan dan kesembuhan anak usia 6-12 tahun dengan kanker. Upaya mengatasi masalah yang timbul pada anak difokuskan pada intervensi keperawatan Family Centered Care. Namun, kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan mukositis oral pada anak dengan kanker maka tindakan yang dapat diberikan dengan cara pemberian edukasi.Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang perawatan mukositis oral terhadap keluarga pasien yang mempunyai anak dengan kankerMetode: Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental  menggunakan rancangan one group pre-post test design. Sampel berjumlah 34 responden mengggunakan teknik pengambilan sampel  purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan uji validitas Korelasi Pearson dengan hasil r hitung > r tabel (14 responden) = 0,532 dan nilai uji reliabilitas Cronbach Coefficient Alpha 0,912.Hasil Penelitian: Nilai rata-rata pengetahuan keluarga pasien yang mempunyai anak dengan kanker sebelum dilakukan edukasi sebesar 10,5882 dan sesudah dilakukan edukasi menjadi sebesar 19,0294 terjadi peningkatan sebesar 8,4412. Hasil analisis statistik paired T-test didapatkan p-value yaitu 0,000< α (0,05).Kesimpulan dan Saran : Ada Pengaruh tentang edukasi perawatan mukositis oral terhadap keluarga pasien yang mempunyai anak dengan kanker dengan nilai p value 0,000 < α (0,05). Disarankan peran keluarga menerapkannya di lingkungan rumah terhadap pemeliharaan dan meningkatan perawatan mukositis oral pada


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 124-131
Author(s):  
Edisyah Putra Ritonga ◽  
Hamonangan Damanik

Penilaian kinerja perawat merupakan suatu cara untuk mengevaluasi kinerja perawat sesuai dengan standar praktik profesional, peraturan yang berlaku dan untuk menjamin tercapainya standar praktik keperawatan profesional dan layanan asuhan keperawatan. Berdasarkan wawancara kepada perawat pelaksana dan observasi, bahwa layanan asuhan keperawatan yang diberikan kurang maksimal, pengkajian keperawatan tidak dilakukan secara berkelanjutan, kurangnya modivikasi tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan yang terjadi pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan penerapan penilaian kinerja perawat pelaksana terhadap layanan asuhan keperawatan. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode Quasi-Experimental Study dengan desain penelitian two group pre-test-post test design. Peserta pelatihan adalah kepala ruangan pada kelompok intervensi yang berada di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan. Responden penelitian untuk pengukuran layanan asuhan keperawatan pada penelitian ini adalah sebanyak 108 perawat pelaksana yang terdiri dari kelompok intervensi yaitu sebanyak 54 orang perawat pelaksana dan pada kelompok kontrol  yaitu Rumah Sakit Umum Martha Friska Medan sebanyak 54 orang perawat pelaksana. Berdasarkan hasil penelitian dan dengan melakukan uji statistik yang dilakukan pre test dan post test layanan asuhan keperwatan pada kelompok intervensi dengan uji paired t-test dengan hasil yaitu p= 0,000<0,05 yang berarti ada pengaruh. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan meningkatkan kemampuan kepala ruangan untuk melakukan penilaian kinerja perawat pelaksana sehingga dapat menigkatakan motivasi dan kinerja perawat pelaksana dalam melakukan layanan asuhan keperawatan. Hasil  pre test dan post test layanan asuhan keperwatan pada kelompok kontrol dengan menggunakan uji paired t-test dengan hasil yaitu p= 0,284>0,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan independent tes antara pre test kelompok intervensi dan kelompok kontrol didapatkan hasil p= 0,064>0,05 dan hasil uji post test kelompok intervensi dan kelompok kontrol didapatkan hasil p= 0,000<0,05. Pelatihan yang diberikan kepada kepala ruangan pada kelompok intervensi sangat berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan kepala ruangan dalam melakukan penilaian kinerja perawat pelaksana.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document