scholarly journals Jenjang Karir Perawat dan Kepuasan Pasien terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan

2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Richa Noprianty

ABSTRAKKesenjangan antara kualitas pelayanan perawat ideal dengan perawat aktual merupakan masalah serius di rumah sakit. Hal ini disebabkan karena tuntutan pasien tinggi, atau disebabkan lemahnya kemampuan perawat, pengetahuan dan keterampilan perawat dalam melayani pasien. Oleh karena itu, rumah sakit sudah mengembangkan jenjang karir sesuai dengan keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai dengan kemampuan dan potensi perawat. Penelitian ini bertujuan menghubungkan antara jenjang karir perawat dengan kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan keperawatan. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Instrumen menggunakan kuesioner Patient Satisfaction With Nursing Care Quality Questionnaire. Populasi menggunakan proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel 68 pasien. Analisa data bivariate dengan menggunakan uji Kendall Tau-C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenjang karir terbanyak adalah PK I (36.8%), PK II (29.4), dan PK III (33.8), sedangkan untuk kepuasan pasien sebagian besar baik (72.1%). Pemerataan jenjang karir perawat di ruang rawat inap belum merata. Hal ini mengakibatkan ketidak sesuaian kewenangan klinik yang dilaksanakan oleh PK I, PK II dan PK III. Disisi lain dari pasien justru mengungkapkan bahwa mereka tidak mempermasalahkan perawat junior atau senior yang penting perawat tersebut terampil, ramah dan memberikan informasi yang tepat kepada pasien dan keluarga. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara jenjang karir dengan kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan perawat dengan nilai p value 0.276. Disarankan untuk pihak Manajemen Rumah Sakit, terutama Kepala Bidang Keperawatan dan jajaran agar memperhatikan pemerataan perawat berdasarkan jenjang karir. Hal ini tentu harus dipertimbangkan dari beberapa sisi, antara lain adalah karakteristik ruangan, tingkat ketergantungan pasien di ruangan, dan jumlah perawat yang ada.  ABSTRACT The service quality gap between ideal nurses and actual nurses is a serious problem in hospitals. This is due to the high demands of patients, or due to the weakness of nurses' abilities, knowledge, and skills of nurses in serving patients. Therefore, hospitals have developed career paths according to their expertise, and provide better opportunities according to the abilities and potential of nurses. This study aims to correlation the career paths of nurses with patient satisfaction with nursing care quality. This research is quantitative research with analytical correlation design and a cross-sectional approach. The research instrument uses the Patient Satisfaction With Nursing Care Quality Questionnaire. The population used a proportionate stratified random sampling with a sample size of 68 patients. Bivariate data analysis using the Kendall Tau-C test. The results of the study showed that the distribution of nurses' career paths in the inpatient room was not evenly distributed. This resulted in incompatibility of clinical authorities carried out by PK I, PK II and PK III. On the other hand, the patient revealed that they did not question the important junior or senior nurses as long as the nurses were skilled, friendly and provided appropriate information to patients and families. The conclusion of this study is that there is no relationship between career paths and patient satisfaction with nurse service quality with a p-value of 0.276. It is recommended for Hospital Management, especially the Head of Nursing and ranks to pay attention  the equal distribution of nurses based on career paths. This certainly must be considered from several sides, including the characteristics of the room, the level of dependence of patients in the room, and the number of nurses available. 

2016 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Aan Devianto ◽  
Catur Budi Susilo ◽  
Lina Eka Wati

Background: Nursing care quality as an indicator for the quality of health care is one of the determining factors for health care institutions image. Nurse is the profession with the highest number, at the front line and closest to the suffering and illness of patients and families. One of the indicators of nursing care quality is whether the nurses give satisfying services to patients or not. Objective: The goal of this research is to find out correlation between nursing care quality and patient satisfaction level in Rumah Sakit JIH Yogyakarta. Methodology: The type of this research is descriptive analytic non experimental; which used cross sectional approach. The technique for collecting sample was proportionate stratified random sampling; with 100 outpatients in Rumah Sakit JIH Yogyakarta as the respondents. The collecting sample used questionnaire while the analyzing used Rank Spearman Correlation. Result: The results of this research are (1) nursing care quality in Rumah Sakit JIH Yogyakarta are 45% good and 54% good enough, (2) patient satisfaction level in Rumah Sakit JIH Yogyakarta are 87% moderate level and 12% high level. The result for Rank Spearman is r account of 0,440; and it has probability of 0,000 (0,000 < 0,05). Hence, there is correlation between nursing care quality and patient satisfaction level in Rumah Sakit JIH Yogyakarta with the result in moderate level. Conclusion: the correlation between nursing care quality with outpatient satisfaction level in Rumah Sakit JIH Yogyakarta is on moderate level.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 199-202
Author(s):  
Irmawati Irmawati ◽  
Lidia Fitri ◽  
Afritayeni Afritayeni

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mengalami peningkatan pada remaja berusia 15-19 tahun, dimana remaja laki-laki (4,5%) dan remaja perempuan (0,7%) pernah melakukan seks pranikah. Hasil penelitian Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2014, pada usia 10-19 tahun dengan populasi 43,5 juta didapatkan hasil 52% menemukan konten pornografi melalui iklan/ situs yang tidak mencurigakan dan 14% mengakses situs porno secara sukarela. Berdasarkan survei awal di SMP A Pekanbaru terhadap 10 orang pelajar didapatkan hasil 7 dari 10 mereka sudah berpacaran, sering berpegangan tangan dan berpelukan dengan lawan jenis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keterpaparan media massa dan peran orangtua terhadap perilaku seksual pada remaja di SMP A Pekanbaru tahun 2017. Jenis penelitian yaitu analitik kuantitatif, dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu stratified random sampling sebanyak 158 responden. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil adanya hubungan antara keterpaparan media massa dan perilaku seksual dengan  p value 0,000 < 0,05 dan tidak adanya hubungan antara peran orangtua dan perilaku seksual dengan p value 0,759 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden terpapar media massa (82,3%) dan mayoritas orangtua berperan (91,1%) serta sebagian besar responden beresiko terhadap perilaku seksual (27,8%). Sebaiknya pihak sekolah bekerjasama dengan instansi kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dan bekerjasama dengan BKKBN untuk membuat suatu program Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).


2018 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 500
Author(s):  
Desmariyenti Desmariyenti ◽  
Nelfi Sarlis ◽  
Rima Fitriani

<p><em>Good weaning time is done at the age of the child reaches 2 years. Weaning at less</em><em> </em><em>than 2 years of age can cause problems in children such as incidence of infectious diseases, especially increased diarrhea, nutritional effects that lead to malnutrition in children and cause the relationship of children and mothers is reduced </em><em>closeness </em><em>because bounding attachment process is disrupted. This study aims to determine the relationship between knowledge  and  attitude  of  the  mother  with  the  decision  of  weaning  time  in</em><em> </em><em>Tangkerang Timur Work Area Puskesmas Tenayan Raya. This research was conducted in </em><em>Mei</em><em>-</em><em>J</em><em>uni 2017 and this research using research type is quantitative data with research design  using  cross  sectional.  Sampling  technique  using  Stratified  random  sampling, population in this study amounted to 368 people and samples 18</em><em>4</em><em> p</em><em>e</em><em>ople in East Tangkerang Village. The analysis used is univariate and bivariate. The result of this research is can be concluded that there is significant relation between knowledge with time weaning (p-value 0,000 &lt;0,05), there is significant relation between attitude with time weaning (p-value 0,000 &lt;0,05). Mothers exclusively breastfeed to their babies until 6 months of age and and continue with breastfeeding until 24 months of age.</em><em></em></p><p> </p><p>Waktu penyapihan yang baik dilakukan pada usia anak mencapai 2 tahun. Penyapihan yang dilakukan pada usia kurang dari 2 tahun dapat menyebabkan masalah pada anak seperti insiden penyakit infeksi terutama diare meningkat, pengaruh gizi yang mengakibatkan malnutrisi  pada  anak  dan  menyebabkan  hubungan  anak  dan  ibu  berkurang  keeratannya karena proses bounding attachment terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan keputusan waktu penyapihan di Keluraan Tangkerang Timur Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni tahum 2017 dan penelitian ini menggunakan jenis penelitian adalah data kuantitatif dengan  desain penelitian menggunakan  cross sectional. Teknik sampling menggunakan Stratified random sampling, Populasi dalam penelitian ini berjumlah 368 orang dan sampel 184 orang di Kelurahan Tangkerang Timur. Analisa yang diunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan waktu penyapihan (p-value 0,000&lt; 0,05), ada   hubungan   bermakna   antara   sikap   dengan   waktu   penyapihan   (p-value   0,000   &lt;0,05). Diharapkan ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai usia 6 bulan dan dan dilanjutkan dengan MPASI sampai usia 24 bulan.</p>


Author(s):  
Atik Rohmawati Mulyaningsih ◽  
Tantut Susanto ◽  
Latifa Aini Susumaningrum

Playing online games is a favorite activity for adolescents to fill their free time. This habit affects the occurrence of addiction if done for a long time. In addition, the long duration of play leads to sedentary lifestyle behaviors, which contribute to overweight among adolescents. The purpose of this study was to identify the relationship between online gaming addiction and being overweight among adolescents in Jember district. The cross-sectional study design was conducted among 162 overweight students from 16 senior high schools in Jember with stratified random sampling. The development of the Indonesian online game addiction questionnaire is used to assess online game addiction, weight scales, and stature meters are used to measure body mass index (overweight). The Spearman Rank test was performed to answer the objective of this study. The results of this study indicate that body mass index in 162 adolescents is overweight (Median=1,44; Standard Deviation=0,26) which indicates obesity. Adolescents who were identified as having addiction in the study were (27,2%) and mild addictions were (72,8%). There was a significant relationship between online game addiction and overweight (r=0.212 ; p-value = 0.007). The sedentary lifestyle of online game addiction contributes to the occurrence of overweight among adolescents. Therefore, regular physical activity patterns need to be applied to reduce sedentary lifestyle and overweight problems among adolescents.ABSTRAKBermain game online menjadi kegiatan favorit bagi remaja untuk mengisi waktu luang. Kebiasaan ini berdampak pada terjadinya kecanduan jika dilakukan dalam waktu yang lama. Selain itu, durasi bermain yang cukup lama mengarah pada perilaku gaya hidup yang menetap, yang berkontribusi pada terjadinya kelebihan berat badan di kalangan remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara kecanduan game online dan kelebihan berat badan di kalangan remaja di Kabupaten Jember. Desain penelitian cross sectional dilakukan di antara 162 siswa yang kelebihan berat badan dari 16 SMA di Jember dengan stratified random sampling. Kuesioner The development of Indonesian online game addiction questionnaire digunakan untuk menilai kecanduan game online, timbangan berat badan dan stature meter digunakan untuk mengukur indeks massa tubuh (kegemukan). Analisis uji menggunakan uji spearman rank untuk menjawab tujuan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks massa tubuh pada 162 remaja adalah (M = 1,44; SD = 0,26) didapatkan median >1 untuk Z score antropometri yang mengindikasikan kegemukan. Remaja yang diidentifikasi mengalami kecanduan pada penelitian adalah (27,2%) dan kecanduan ringan adalah (72,8%). Terdapat hubungan yang signifikan antara kecanduan game online dan kegemukan (r = 0,212; p value = 0,007). Gaya hidup menetap dari kecanduan game online berkontribusi terhadap terjadinya kegemukan di kalangan remaja. Oleh karena itu, perlu diterapkan pola aktivitas fisik secara teratur untuk mengurangi gaya hidup yang menetap dan masalah kelebihan berat badan di kalangan remaja. [Penel Gizi Makan 2020, 43(1):11-20]


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 135
Author(s):  
Ni Made Kristina Meikayanti ◽  
Ni Made Ari Sukmandari ◽  
Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi

<p><em>Therapeutic communication is carried out in every nursing care delivery. Through good communication between nurse and patient or patient's family, a trusting relationship can be developed. Thus, the treatment provided can be received optimally which can affect patient satisfaction. The purpose of this study was to determine the relationship between nurse therapeutic communication and patient satisfaction. The measuring instruments used in this study were nurse therapeutic communication and patient satisfaction questionnaires that had been tested for its validity and reliability. The design of this research was a descriptive analytic correlation using cross sectional design. The sampling technique used purposive sampling with 67 respondents. The research data were analyzed using the chi square correlation test. The results of this study indicated that 53.7% nurses had good therapeutic communication and 55.2% patients were satisfied. Chi square test revealed p value 0.001 with a confidence level of 95%. It is concluded that there was a relationship between nurse therapeutic communication and patient satisfaction at the Regional General Hospital of Tabanan Regency. It is hoped that nurses' therapeutic communication can be improved and applied in nursing care, and further explore factors that can improve the nurses’ therapeutic communication skills to increse patient satisfaction.</em></p><p> </p><p><strong>BAHASA INDONESIA </strong>Komunikasi terapeutik dilaksanakan pada setiap pemberian asuhan keperawatan. Melalui komunikasi yang baik antara perawat dan pasien atau keluarga pasien dapat membangun hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien. Sehingga perawatan yang diberikan dapat diterima dengan optimal dan dapat memengaruhi kepuasan pasien. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner komunikasi terapeutik perawat dan kuisioner kepuasaan pasien yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelumnya. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik korelasi dengan menggunakan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 67 responden. Data penelitian ini dianalisis menggunakan uji korelasi chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 53,7% perawat melakukan komunikasi terapeutikyang baik dan 55,2% pasien merasa puas. Hasil uji chi square didapatkan p value 0,001 dengan tingkat kepercayaan 95%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan. Komunikasi terapeutik perawat diharapkan dapat ditingkatkan dan diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan, dan peneliti selanjutnya dapat menemukan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi terapeutik perawat sehingga kepuasan pasien dapat lebih meningkat.</p><p> </p>


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Nur Masruroh ◽  
Nur Aini Fitri

Dismenore merupakan nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh adanya kejang pada otot rahim. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya dismenore, diantaranya yaitu asupan nutrisi yang terdiri dari Fe (zat Besi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) pada remaja putri .  Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 112 yang diambil menggunakan teknik propostionate stratified random sampling. Data kejadian dismenore diperoleh dari kuesioner numeric rating scale dan data asupan zat gizi diperoleh dari form semi quantitative food frequency questionaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian remaja putri memiliki asupan Fe (zat Besi) kurang (50%). Sedangkan kejadian dismenorea yang dialami hampir setengahnya termasuk dalam kategori nyeri ringan (45,5%). Hasil analisis menggunakan uji rank sprearman menunjukkan bahwa ada hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) dengan nilai p-value = 0,014. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi asupan Fe (zat Besi), maka semakin rendah kejadian dismenorea yang dirasakan. Diharapkan remaja putri dapat mencegah dan mengurangi nyeri dengan mengkonsumsi makanan sumber Fe (zat Besi).


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
Kurnia Rahmawati ◽  
Anisah Ardiana ◽  
Dicky Endrian Kurniawan

Quality of service is a service that suits your needs, affordable, effective, efficient, and no risk to save on expenses. This study aimed to analyze the description of BPJS patient satisfaction with the quality of nursing service at inpatient ward of hospital in Jember. This was a cross sectional study. The subjects of this study were BPJS patients at inpatient ward at hospital in Jember. There were 120 respondents choosed by purposive sampling. Data were collected using the Patient Satisfaction with Nursing Care Quality Questionnaire (PNSCQQ). This study showed that the patient satisfaction is not optimal. Indicators of general perception of patients in each statement showed that 80 patients (63.5%) said the overall quality of health service received was good. The overall quality of nursing service was also said to be good by 80 patients (63.5%). As many as 90 patients (71.5%) agreed that they wanted to recommend one of the hospital in Jember to family and friends who needed help in terms of health service. This research showed that it is important to improve the quality of nursing service to increase patient satisfaction. Nurses need to improve nursing care. This research can be used as a reference and illustration for hospital management, and nurses are expected to implement and improve quality nursing service in order to achieve better health service so patient satisfaction will be increase.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 55-64
Author(s):  
Indah Dewi Sari

Abstrak   Saat ini masalah gizi utama di Indonesia salah satunya adalah Anemia. Di indonesia prevalensi anemia 26% untuk anak perempuan dan 11% untuk anak laki laki. Berdasarkan Riskesdas 2013, anemia terjadi pada perempuan dan pada usia 15-24 tahun mencapai 18,4 %.. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik keluarga dan status gizi terhadap kejadian anemia pada remaja putri di SMU PAB 5 Klumpang Tahun 2019. Penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri SMA PAB 5 klumpang, pengambilan sampel menggunakan metode stratified random sampling dengan besar sampel sebanyak 92 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan data primer dengan uji analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menggunakan uji statistik pearson chi-Square untuk Pendidikan ibu dengan anemia remaja putri dengan p-value 0,563, Penghasilan keluarga dengan anemia remaja putri dengan p-value 0,532, IMT dengan anemia remaja putri dengan p-value 0,010, Lila dengan anemia remaja putri dengan p-value 0,001. Analisis ini dilakukan sampai uji multivariate menggunakan uji regresi logistik , Lingkar lengan atas dengan p-value 0,001. Kesimpulan pada penelitian ini variabel yang berpengaruh adalah Lila dengan anemia pada remaja putri. Diharapkan pihak  sekolah diharpkan dapat meningkatkan sumber-sumber bacaan, meningkatkan informasi tentang makanan yang bergizi dan menganjurkan kepada kantin dan jajanan yang berada dilingkungan sekolah untuk bisa menentukan makanan yang bergizi dan sehat untuk dijual.       Kata Kunci :   Pendidikan Ibu, Status Keluarga, IMT, LILA, Anemia, Remaja   Putri


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 185-194
Author(s):  
Susiyati Susiyati ◽  
Katmini Katmini

Quality hospital services are always a hope for every user of health services and along with the development of science and technology, people are increasingly critical in assessing health services. The purpose of this study was to analyze the effect of loyalty and response time on the quality of outpatient services and patient satisfaction in General Hospital dr. H. Moh. Anwar, Sumenep Regency. The design of this research is an observational quantitative study with a cross sectional approach with the focus of the research directed at analyzing the effect of loyalty and response time on the quality of outpatient services and patient satisfaction in General Hospital dr. H. Moh. Anwar, Sumenep Regency. The total population is 271 respondents and a sample of 109 respondents is taken by the Accidental Sampling technique. The findings showed that most of the respondents had sufficient category loyalty as many as 56 respondents (51.4%). Most of the respondents rated the response time in the medium category as many as 56 respondents (51.4%). Most of the respondents have a moderate category of service quality as many as 55 respondents (50.5%). Most respondentssatisfied as many as 65 respondents (59.6%). Based on the results of the Linear Regression analysis of the service quality variable on utilization, it shows that the p-value <0.05 then H0 is rejected and H1 is accepted, so it can be concluded that there is an influence of loyalty and response time on the quality of outpatient services and patient satisfaction in General Hospital dr. H. Moh. Anwar, Sumenep Regency. It is expected that respondents can provide constructive input and criticism so that the services provided can be in accordance with what is expected.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document