scholarly journals HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TABANAN [THE CORRELATION BETWEEN NURSE THERAPEUTIC COMMUNICATION AND PATIENT SATISFACTION IN TABANAN REGIONAL HOSPITAL]

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 135
Author(s):  
Ni Made Kristina Meikayanti ◽  
Ni Made Ari Sukmandari ◽  
Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi

<p><em>Therapeutic communication is carried out in every nursing care delivery. Through good communication between nurse and patient or patient's family, a trusting relationship can be developed. Thus, the treatment provided can be received optimally which can affect patient satisfaction. The purpose of this study was to determine the relationship between nurse therapeutic communication and patient satisfaction. The measuring instruments used in this study were nurse therapeutic communication and patient satisfaction questionnaires that had been tested for its validity and reliability. The design of this research was a descriptive analytic correlation using cross sectional design. The sampling technique used purposive sampling with 67 respondents. The research data were analyzed using the chi square correlation test. The results of this study indicated that 53.7% nurses had good therapeutic communication and 55.2% patients were satisfied. Chi square test revealed p value 0.001 with a confidence level of 95%. It is concluded that there was a relationship between nurse therapeutic communication and patient satisfaction at the Regional General Hospital of Tabanan Regency. It is hoped that nurses' therapeutic communication can be improved and applied in nursing care, and further explore factors that can improve the nurses’ therapeutic communication skills to increse patient satisfaction.</em></p><p> </p><p><strong>BAHASA INDONESIA </strong>Komunikasi terapeutik dilaksanakan pada setiap pemberian asuhan keperawatan. Melalui komunikasi yang baik antara perawat dan pasien atau keluarga pasien dapat membangun hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien. Sehingga perawatan yang diberikan dapat diterima dengan optimal dan dapat memengaruhi kepuasan pasien. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner komunikasi terapeutik perawat dan kuisioner kepuasaan pasien yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelumnya. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik korelasi dengan menggunakan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 67 responden. Data penelitian ini dianalisis menggunakan uji korelasi chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 53,7% perawat melakukan komunikasi terapeutikyang baik dan 55,2% pasien merasa puas. Hasil uji chi square didapatkan p value 0,001 dengan tingkat kepercayaan 95%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan. Komunikasi terapeutik perawat diharapkan dapat ditingkatkan dan diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan, dan peneliti selanjutnya dapat menemukan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi terapeutik perawat sehingga kepuasan pasien dapat lebih meningkat.</p><p> </p>

2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 182
Author(s):  
Yuke Kiran ◽  
Umi Sri Puspita Dewi

ABSTRAK Pengetahuan dan sikap perawat dalam memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual klien terminal penting dikuasai oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Kebutuhan klien pada stadium lanjut suatu penyakit, tidak hanya memerlukan perawatan secara fisik saja, tetapi memerlukan juga dukungan tentang kebutuhan psikologis dan spiritual. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap perawat dalam memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual pada klien terminal. Metode penelitian  yang digunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan  cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Ruang III, Ruang X, Ruang XIII, dan ICU Rumah Sakit Tingkat II Dustira dengan sampel berjumlah 70 perawat. Teknik yang digunakan adalah total sampling.Terdapat dua variable yaitu pengetahuan dan sikap perawat. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil uji validitas dan reliabilitas didapatkan 34 item valid. Analisis data dibagi menjadi dua tahapan, yaitu 1)univariat untuk melihat distribusi frekuensi; dan 2) bivariat untuk melihat hubungan. Hasil penelitian didapatkan bahwa hampir setengah responden (42,9 %) berpengetahuan baik, hampir setengah responden (41,4 %) berpengetahuan cukup, dan sebagian kecil responden (15,7 %) berpengetahuan kurang. Sebagian besar responden (61,4 %) memiliki sikap  yang mendukung dan hampir setengahnya responden (38,6 %) memiliki sikap  yang tidak mendukung. Hasil chi-square test diperoleh  p- value 0,798 > α 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap perawat dalam memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual. Bagi perawat diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal kepada klien dengan penyakit terminal terutama dalam hal psikologis dan spiritual dengan cara melibatkan keluarga. Untuk meningkatkan pengetahuan, perawat bisa mengikuti in service training atau seminar minimal sebanyak 3 kali.  ABSTRACT Knowledge and attitudes of nurses to meet the psychological and spiritual needs of the client important terminal controlled by nurses in providing nursing care. The client needs at an advanced stage of disease, treatment requires not only physically alone, but requires also the support of the needs psychological and spiritual. The aim of this study was to determine the relationship between knowledge and attitude of nurses to meet the psychological and spiritual needs of the clients of the research terminal. This study uses descriptive correlation with a cross-sectional approach in this study are all nurses in Space III, Space X, XIII space, and ICU Hospital Level II Dustira with the sample amounted to 70 nurses.Tehnik used is total sampling.Terdapat two variables, namely knowledge and the attitude of nurses. Methods of data collection using the questionnaire. Validity and reliability of test results obtained 34 valid items. Analysis of the data is divided into two stages, namely to see the univariate and bivariate frequency distribution to see the connection. The research found that nearly half of respondents (42.9%) knowledgeable good, almost half of respondents (41.4%) knowledgeable enough, and a small proportion of respondents (15.7%) less knowledgeable. Most respondents (61.4%) have a supportive attitude and almost half of the respondents (38.6%) had the attitude that does not support. Chi-square result test was obtained p-value 0.798> α 0.05, which means there is no correlation between knowledge and attitude of nurses in psychological and spiritual needs. For nurses is expected to provide optimum nursing care to clients with terminal illnesses, especially in terms of psychological and spiritual in a way involving family. To improve knowledge, nurses can follow in-service training or seminar training at least 3 times.  


2019 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Dedi Maulana ◽  
Risma Tamrin ◽  
Andi Alim ◽  
Ali Imran

Waiting time for services is a problem that often causes patient complaints in several health agencies. The length of time a patient waits at registration, examination, and reception drugs are reflects how the agencies manages the service component that is tailored to the patient's situation and expectations. This study aims to see the relationship between waiting time and patient satisfaction. This study uses an analytic observational research design with a cross-sectional study approach conducted at Public Health Center, Maccini Sombala of Makassar City. The sampling technique used purposive sampling with a total of 170 respondents. Analysis test with chi square test with significance level p <0.05. From the results of the chi square test waiting time for registration and examination of the drug to patient satisfaction, the p value = 0.000 and 0.021 <0.05 means Ho is rejected and Ha is accepted, meaning that there is a relationship between waiting time registration and examination with patient satisfaction. While the time of receiving drugs with patient satisfaction is obtained p = 0.400> 0.05 means that Ho is accepted and Ha is rejected, meaning there is no relationship between waiting time of taking drugs with patient satisfaction. So, it is recommended to health workers to be more committed and disciplined in providing services in accordance with the schedule that has been set.ABSTRAKWaktu tunggu pelayanan merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien dibeberapa instansi kesehatan. Lamanya waktu tunggu pasien di pendaftaran, pemeriksaan, pengambilan obat mencerminkan bagaimana instansi tersebut mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan waktu tunggu dengan kepuasan pasien. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi Cross- sectional yang dilakukan di Puskesmas Maccini Sombala Kota Makassar. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 170 responden. Uji analasis dengan uji chi square dengan tingkat kemaknaan p < 0.05. Dari hasil uji chi square waktu tunggu pendaftaran dan pemeriksaa obat terhadap kepuasan pasien didapatkan nilai p=0.000 dan 0.021<0.05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara waktu tunggu pendaftran dan pemeriksaan dengan kepuasan pasien. Sedangkan waktu pengambilan obat terhadap kepuasan pasien di dapatkan nilai p=0.400>0.05 berarti Ho diterima dan Ha di tolak artinya tidak ada hubungan antara waktu tunggu pengambilan obat dengan kepuasan pasien. Sehingga, disarankan kepada petugas kesehatan agar lebih komitmen dan disiplin waktu dalam memberikan Pelayanan yang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Laila Kamila ◽  
Maulidiyah Salim

Abstract: Coronary heart is a disease that offense to blood vessels and heart attack due to constriction of blood vessels. A high level of cholesterol in blood or exceeds the normal limit can form sediment in wall of blodd vessels which cause blood vessels constriction or blockage. This research object to determine whether there is a correlation between cholesterol level total and hypertension with coronary heart disease in patients who hospitalized in Regional Public Hospital of dr. Soedarso Pontianak. This study was used cross sectional design, purposive sampling technique, it gained 50 people as samples. The measurement of blood pressure was done in heart poly and cholesterol total level in clinic laboratory of Regional Public Hospital of dr. Soedarso by using enzymatic CHOD-PAP method. It can be obtained that 10 people had hypertension and 40 people did not.the average of total cholesterol was 224 mg/dl. Maximum value of total cholesterol was 224 mg/dl and 152 mg/dl as minimum value. Data has been analyzed by using statistical test, Chi-Square, to determine the correlation of total cholesterol wit coronary heart disease, obtained p value=0,024 (less than α=0,05). Correlation of hypertension and coronary heart disease gained p value=0,923 (more than α=0,05), it can be concluded that total cholesterol correlated with coronary heart disease, and there was not a correlation between hypertension and coronary heart disease.Abstrak: Jantung koroner adalah penyakit yang  menyerang pembuluh darah dan serangan jantung, karena penyempitan pada pembuluh darah. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah melebihi normal dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol total dan hipertensi dengan penyakit jantung koroner pada pasien di RSUD dr. Soedarso Pontianak. Disain penelitian  ini menggunakan cross sectional, teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, didapat jumlah sampel 50 orang. Pengukuran Tensi Darah dilakukan di poli Jantung dan pemeriksaan kadar kolesterol total di laboratorium klinik RSUD dr. Soedarso Pontianak dengan metode enzimatik CHOD-PAP. Hasil penelitian didapatkan 10 orang mengalami hipertensi dan 40 orang non hipertensi. Rata-rata kadar kolesterol total 224 mg/ dl. Nilai maksimum kadar kolesterol total yaitu 224 mg/dl dan nilai minimum yaitu 152 mg/dl. Analisa data dengan uji statistik Chi-square untuk mengetahui hubungan kolesterol total dengan penyakit jantung koroner didapatkan nilai p = 0,024 (lebih kecil dari  α 0,05). Uji hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner didapat nilai p = 0,923 (lebih besar dari α 0,05), dapat disimpulkan terdapat hubungan kadar kolesterol total dengan penyakit jantung koroner dan tidak ada hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner.


Jurnal JKFT ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Imas Yoyoh ◽  
Imam Mutaqqijn ◽  
Nurjanah Nurjanah

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke tungkai, yang dapat berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 54 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang perawatan kaki dan lembar observasi tentang risiko ulkus kaki diabetes. Uji analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian sebanyak 54 responden didapatkan data kategori perawatan kaki baik dengan risiko ulkus rendah sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan kategori perawatan kaki kurang baik dengan risiko ulkus tinggi sebanyak 21 responden (70,0%). Hasil analisis diperoleh nilai OR = 3,267 artinya perawatan kaki yang kurang baik mempunyai peluang 3,267 kali untuk risiko tinggi ulkus. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,036 dimana nilai p-value < 0,05, maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Pasien DM dengan perawatan kaki yang kurang baik berpeluang untuk terjadinya risiko ulkus tinggi dibandingkan dengan pasien DM yang perawatan kakinya baik. 


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Yulianti Wulandari ◽  
Siska Afri Nofita

In health service, nurses are at the forefront of providing health care, if the nurses don’t provide the care and not accompanied by EPEEP implementation (Explain, Pain, Elimination, Environment and Plan Of Return) it will have an impact on decreasing client satisfaction. From the results of the preliminary survey the nurses have not done EPEEP implementation method (Explain, Pain, Elimination, Environment and Plan Of Return) properly. And the achievement of patient satisfaction in the pandoria room of Awal Bros Batam Hospital from the results of satisfaction survey in September 2018, very satisfied category was 46%, satisfied category was 54% and less satisfied category was 2%. Therefore , it is necessary to implement EPEEP (Explain, Pain, Elimination, Environment and Plan Of Return) in providing services to clients. This study aimed to determine the Relation between EPEEP Implementation Methods (Explain, Pain, Elimination, Environment and Plan Of Return) With Patient Satisfaction at Pandoria Inpatient Awa Bros Batam in 2019. This type of research was descriptive correlation with cross sectional approach, 129 respondents selected using purposive sampling technique. Data were obtained by observation sheets on nurses about EPEEP implementation (Explain, Pain, Elimination, Environment and Plan Of Return) and provide satisfaction questionnaires to clients. The study was conducted in February until March 2019 in the Pandoria room. Analysis of the data used Chi square. There was a relationship between EPEEP implementation method (Explain, Pain, Elimination, Environment and Plan Of Return) with patient satisfaction and with nurses inpatient at Pandoria Awal Bros Batam Hospital, and the p-value was 0.00 (p <0.05). It can be concluded that the implementation of EPEEP (Explain, Pain, Elimination, Environment and Plan Of Return) can affect client satisfaction. Suggestions for future researchers can conduct research related to how long the nurse responds if there are patients who call or press the bell (Patient Calls) and for the Home Pain as an input to perform research related to nurse daily activity, because Pandoria Room compared to other inpatient rooms was the room with the highest number of patients and the highest mobile patients.


Author(s):  
Febi Ratnasari ◽  
Yulia Fransisca Gandaria ◽  
H.Y.G Wibisono ◽  
Rina Puspita Sari

Menjalani kehidupan sebagai narapidana mengalami kehilangan kebebasan fisik, kehilangan kontrol atas hidup, kehilangan keluarga, kehilangan barang dan jasa, kehilangan  hubungan  heteroseksual, kurangnya stimulasi, dan gangguan psikologis yang dapat menjadi tekanan yang dapat menyebabkan stres. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres warga binaan di LP Perempuan Kelas II A Kabupaten Tangerang. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 4.746 orang dengan rerata dalam sebulan 396 orang. Sampel rumus Slovin didapatkan 199 . Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Menggunakan uji chi square. Hasil penelitian Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres warga binaan di  LP Perempuan Kelas II A  Tangerang dengan p value 0,000 (< alpha= 0,05). Kesimpulan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres warga binaan. Pelayanan kesehatan di Lapas tidak hanya fokus pada kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental sehingga dapat mendeteksi dini adanya masalah gangguan mental di lembaga pemasyarakatan dan mendapatkan penanganan yang komprehensif.


PROMOTOR ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 88
Author(s):  
Diki Dwi Wahyudi Arrahim ◽  
Rubi Ginanjar ◽  
Rahma Listyandini

<div class="WordSection1"><p>Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan utama dalam fasilitas kesehatan seperti rumah sakit yang bertanggung jawab dan berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya. Dengan tanggungjawab yang berat profesi perawat rentan terhadap stres yang berisiko bagi kesehatan dan keselamatanya. Jika melebihi kapasitas, sumber daya, dan kemampuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek dominan penyebab stress kerja pada perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Bogor Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain penelitian <em>cross sectional. </em>Jumlah populasi sebanyak 69 orang. Dengan jumlah sampel 59 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik <em>nonprobability sampling </em>yaitu <em>Purposive Sampling</em>. Pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder didapat dari data pada bagian keperawatan serta studi pustaka. Hasil analisis data penelitian menggunakan aplikasi statistik dengan menggunakan uji <em>chi-square. </em>Hasil penelitian didapat bahwa perawat yang mengalami stres ringan sebanyak 38 orang (64,4%) dan yang mengalami stres berat sebanyak 21 orang (35,6%). Perawat usia 20-40 tahun 19 orang (90,5%) mengalami stres berat dan 35 orang (92,1%) mengalami stres ringan, sedangkan usia &gt;40 tahun 2 orang (9,5%) stres berat dan 3 orang (7,9%) stres ringan. Perawat jenis kelamin laki-laki 5 orang (45,5%) mengalami stres berat dan mengalami stres ringan sebanyak 6 orang (54,5%), sedangkan perawat perempuan dengan 16 orang (33,3%) stres berat dan stres ringan sebanyak 32 orang (66,7%). Perawat S1 Ners dengan 2 orang (50,0%) mengalami stres berat dan 2 orang (50,0%) mengalami stres ringan, sedangkan perawat D3 keperawatan dengan 19 orang (34,5%) stres berat dan 36 orang (65,5%) stres ringan. Perawat dengan beban kerja ringan mengalami stres berat sebanyak 9 orang (33,3%) dan mengalami stres ringan 18 orang (66,7%), sedangkan 32 perawat dengan beban kerja berat mengalam stres berat 12 orang (37,5%) dan stres ringan 20 orang (62,5%). Perawat shift kerja buruk 1 orang (16,7%) mengalami stres berat dan 5 orang (83,3%) mengalami stres ringan, sedangkan perawat dengan shift kerja baik 20 orang (37,7%) stres berat dan 33 orang (62,3%) stres ringan. Perawat dengan hubungan yang buruk mengalami stres berat sebanyak 13 orang (32,5%) dan mengalami stres ringan sebanyak 27 orang (67,5%), sedangkan perawat dengan hubungan pekerjaan baik stres berat sebanyak 8 orang (42,1%) dan stres ringan sebanyak 11 orang (57,9%). Perawat dengan pengembangan karier buruk mengalami stres berat sebanyak 17 orang (37,0%) dan mengalami stres ringan sebanyak 29 orang (63,0%), sedangkan perawat dengan pengembangan karier baik 4 orang (30,8%) stres berat dan 9 orang (69,2%) stres ringan. Dari hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan dari tiap varabel (usia, jenis kelamin, tigkat pendidikan, beban kerja, shift kerja, hubungan dalam pekerjaan dan pengembangan karier) dengan stres kerja pada perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Bogor dengan nilai <em>p-value </em>(p&gt;0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, beban kerja, shift kerja, hubungan dalam pekerjaan dan pengembangan karier) dengan stres kerja pada perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Bogor Tahun 2020. Tingkat stres kerja perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Bogor masih dapat dikendalikan sehingga tidak menimbulkan masalah yang begitu besar.</p></div>


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 69
Author(s):  
Arlina Dhian Sulistyowati ◽  
Esri Rusminingsih ◽  
Wendhi Prakosa

Introduction: Therapeutic communication is communication between nurses and patient.  Some cases and action done by nurses make nurses only focus on the action carried out without regard to therapeutic communication. This study aims to determine the correlation of nurses' workload with therapeutic communication in RSU Islam Klaten. Methods: The research design was correlation with cross sectional approach. The population in this study was inpatient room nurses. Questionnaire was used as the instrument to collect the data from the total 80 respondents which were taken as sample using the purposive sampling technique. The data was analyzed using Kendall tau. Results: Based on the research show that most respondents stated that work as a nurse did not become a workload of 66,3% and able to implement communication well at 63,8%. There was correlation between nursing workload with therapeutic communication with p value= 0,000. Consulsion: Based on the results analysis, there was a correlation between nursing workload with therapeutic communication implementation. The task rolling should be applied to avoid the workload and to conduct development of therapeutic communication training.


2019 ◽  
Vol 14 (02) ◽  
pp. 25-30
Author(s):  
Bintang Agustina Pratiwi ◽  
Yanuarti Riska ◽  
Nopia Wati ◽  
Wulan Angraini ◽  
Lusi Okavianti

Cakupan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu tahun 2018 sebesar 63,8%, merupakan angka cakupan ASI Eksklusif terendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab kegagalan ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif  dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian pada penelitian ini adalah Ibu yang mempunyai anak umur 6 bulan – 24 bulan. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling di dapatkan sampel sebanyak 62 orang. Data di analisis Univariat, Chi Square, Regresi Logistik Berganda.Sebesar 51,6% Ibu memberikan ASI Eksklusif, 88,7% mendapat dukungan dari petugas kesehatan, 53,2% mendapat dukungan suami, 66,1% mendapat dukungan orang tua. Terdapat hubungan antara Dukungan Petugas Kesehatan dan dukungan orang tua dengan pemberian ASI Eksklusif (p value = 0,05 dan 0,020). Dukungan orang tua merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemberian ASI Esklusif.Petugas kesehatan menginformasikan kepada ibu hamil bahwa kehadiran orang tua sangat membantu ibu dalam proses menyusui. Orang tua akan berbagi pengalaman dengan anaknya


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document