KARAKTER PERTUMBUHAN, KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT, DAN KADAR NIKOTIN BEBERAPA GALUR TEMBAKAU TEMANGGUNG
<p>ABSTRAK<br />Pergeseran selera konsumen ke arah rokok ringan semakin nyata,<br />sehingga dirasa perlu memiliki galur-galur tembakau temanggung dengan<br />kadar nikotin rendah dan mutu sesuai dengan selera konsumen. Tembakau<br />temanggung memiliki kadar nikotin yang sangat tinggi (7,8%). Selain<br />kadar nikotin, kendala utama budi daya tembakau temanggung adalah<br />adanya penyakit tular tanah yang disebabkan oleh kompleks nematoda<br />Meloidogyne spp, bakteri Ralstonia solanacearum, dan jamur<br />Phytophthora nicotianae yang dikenal dengan nama ‘penyakit lincat”.<br />Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh galur tembakau temanggung<br />dengan kadar nikotin lebih rendah dari varietas yang sudah ada (Kemloko<br />1 dan Kemloko 2), mutu sesuai untuk konsumen, dan toleran terhadap<br />penyakit utama. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai<br />Oktober 2009, di Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu, Kabupaten<br />Temanggung pada lahan tegal endemik tiga patogen dengan ketinggian<br />tempat + 800 m dpl. Bahan penelitian terdiri atas tujuh genotipe F6 hasil<br />persilangan antara tembakau temanggung dan tembakau oriental. Masing-<br />masing genotipe ditanam sebanyak 520 tanaman. Seleksi pertama<br />dilakukan berdasarkan kriteria: tidak terserang penyakit, memiliki lebih<br />dari 18 daun, ukuran daun sedang sampai besar, morfologi mirip daun<br />tembakau temanggung, dan disenangi petani. Hasil penelitian<br />menunjukkan bahwa dari 2.436 tanaman yang tidak diserang penyakit<br />(berasal dari tujuh genotipe) secara visual terpilih 302 tanaman.<br />Berdasarkan ukuran daun, dari 302 tanaman terpilih tersebut diperoleh 40<br />genotipe. Keempat puluh genotipe tersebut dievaluasi pada tahap<br />berikutnya. Kadar nikotin semua galur berkisar 1,34-5,22% dan galur yang<br />memiliki rata-rata kadar nikotin terendah adalah genotipe hasil persilangan<br />antara Kemloko 1 dan Xanthi Yacca.<br />Kata kunci: persilangan, Nicotiana tabacum, kadar nikotin, tembakau<br />oriental, tembakau temanggung</p><p>ABSTRACT<br />A shift in consumer tastes toward lighter cigarette has led to finding<br />of low nicotine content of temanggung tobacco with the quality suitable to<br />consumer preferences. The nicotine content of temanggung tobacco is very<br />high, which can reach 7.8%. One of the main problem of temanggung<br />tobacco cultivation is soil born diseases caused by complexity of<br />nematodes Meloidogyne spp, Ralstonia solanacearum, and the fungi<br />Phytophthora nicotianae which is known as “lincat”. The research aimed<br />at obtaining hybrid lines of temanggung tobacco with nicotine levels lower<br />than the existing varieties (Kemloko 1 and Kemloko 2), quality suitable to<br />consumers preferences, and tolerant to the main diseases. The experiment<br />was conducted from February to Oktober 2009 in Gandurejo Village Bulu<br />Subdistrict, Temanggung District, on the dry land endemic pathogens with<br />altitude about 800 m asl. Research material consisted of 7 genotypes F6<br />from hybridization between temanggung and orient tobacco, and 5 parental<br />varieties. As many as 520 crops of each genotype were planted. First<br />selection was done based on the criteria: free from disease, having > 18<br />leaves, medium to big leaf size, and farmers’ favorite. The results showed<br />that from 2,436 healthy plants (derived from 7 genotypes) were visually<br />selected for 302 plants. From the second selection based on leaf size from<br />the 302 plants obtained 40 genotypes. The forty genotypes were<br />evaluated/screened at later stage. Nicotine content ranged from 1.07 to<br />5.22% and the lowest nicotine content was derived from crosses between<br />Kemloko 1 and Xanthi Yacca.<br />Key words: hybrid progenies, Nicotiana tabacum, nicotine content,<br />orient tobacco, temanggung tobacco</p>