scholarly journals Masyarakat dan Problematika Administrasi Wakaf (Upaya Pemberdayaan Produktivitas Aset Wakaf di Desa Sooko, Kabupaten Ponorogo)

2022 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 233-256
Author(s):  
Lia Noviana ◽  
Ika Susilawati ◽  
Asep Awaludin

Problems related to the misused of waqf assets have been taking their long way since previous decades to this era, as what has happened in Sooko Village, Ponorogo. Of the 31 mosques and prayer rooms that do not yet have a certificate, 11 areas have AIW while the rest of those have not recorded to have a waqf pledge. In addition, the discovery of Nadzir data, which recorded almost all of them have died and the waqf data entered in the Ministry of Religion's web (siwak) only lists the use of objects and addresses globally, which becomes a problem in the management of waqf assets. The method used in this research is Asset Based Community Development (ABCD). The results showed that the majority of waqf conditions in Sooko Village, Ponorogo, were not yet certified, Nadzir's Human Resources also still did not meet the expected standards. Stakeholder efforts in solving waqf problems in Sooko village, Ponorogo, are by organizing nadzir professionalism training in managing waqf assets and mass waqf pledges in Sooko sub-district, Ponorogo.Permasalahan yang berkaitan dengan aset wakaf yang disalahgunakan bukanlah merupakan hal baru, begitu pula yang terjadi di desa Sooko Kabupaten Ponorogo. Dari 31 masjid dan mushola belum memiliki sertifikat (11 bidang sudah AIW selebihnya belum melakukan ikrar wakaf). Selain itu, ditemukannya data Nadzir yang tercatat hampir keseluruhan sudah meninggal dunia serta data wakaf yang diinput dalam siwak web kementerian agama hanya mencantumkan kegunaan objek dan alamat secara global menjadi masalah dalam pengelolaan aset wakaf. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Asset Bassed Community Development (ABCD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi wakaf di desa Sooko Kabupaten Ponorogo mayoritas belum tersertifikasi, Sumber Daya Manusia Nadzir juga masih belum memenuhi standar yang diharapkan. Adapun upaya Stakeholder dalam penyelesaian problematika wakaf di desa Sooko Kabupaten Ponorogo ialah dengan menyelenggarakan pelatihan profesionalisme nadzir dalam mengelola asset wakaf serta ikrar wakaf massal se kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo. 

2019 ◽  
Vol 2 ◽  
pp. 799
Author(s):  
Edi Fitriana Afriza ◽  
S. Suhendra ◽  
Raden Roro Suci Nurdianti

The environment can be interpreted as everything existing around humans and affecting the development of their life. A clean environment is expected by everyone but it becomes a monolithic challenge to actualize. However, people’s bustle and other reasons may emerge as the primary factors of ignoring their surroundings, notably the home environment. Ciangir final landfill located in Tamansari village, Tamansari subdistrict, Tasikmalaya town is the sole final landfill for the entire people in Tasikmalaya town. For this reason, this program aimed at educating people through Asset Based Community Development (ABCD) approach to managing garbage. In particular, it prioritizes the utilization of assets and potentials owned by the community in their surroundings. Since people are a valuable asset for a village, optimizing human resources (e.g. family welfare program women community) through skills mentoring and training about Ecobrick remains pivotal.


2021 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 579
Author(s):  
Yoga Maulana Yusuf ◽  
Maulana Irfan ◽  
Nandang Mulyana

ABSTRAKKegiatan pengembangan masyarakat saat ini gencar dilakukan di Indonesia dalam berbagai sektor, dengan memfokuskan kepada potensi dibanding masalah yang ada di daerah tersebut. Dengan menggunakan pendekatan asset based community development, diyakini dapat menjadi alternatif yang tepat sebagai upaya untuk memanfaatkan asset yang ada guna meningkatkan kualitas hidup mereka. Pendekatan berbasis asset ini memiliki tujuan untuk fokus mengidentifikasi dan memanfaatkan asset yang ada daripada fokus terhadap kekurangan atau masalah. Kegiatan pemanfaatan asset lokal yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Gedang bertujuan agar kehidupan masyarakat setempat menjadi lebih baik dan mandiri dengan memanfaatkan potensi yang ada, mulai dari pemanfaatan bahan alam, sumber daya manusia, hingga fasilitas sarana dan prasarana setempat guna mendukung pengembangan batik tulis itu sendiri melalui kegiatan pemanfaatan asset lokal yang tidak terlepas dari kontribusi dan partisipasi aktif dari masayrakat sekitar melalui 3 tahap, yaitu identifying local asset, leveraging local asset, dan managing local asset. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, menggunakan studi literatur dan data sekunder lainnya dari berbagai sumber. Pada pembahasan menunjukan bahwa tahapan ABCD merupakan suatu langkah yang bisa diambil guna mendukung perkembangan Batik Ciwaringin, dengan mengadopsi konsep tersebut maka langkah pengembangan masyarakat melalui batik bisa terlaksana dengan baik. ABSTRACTCommunity development activity is now intensively being done in Indonesia in every sector, by focusing to the potensials rather than to the problems in the society. This approach has the purpose to only focus identifying dan utilize the existing assets rather than to the weaknesses and problems. The local assets utilization that is being done by the community in Kampung Gedang intend to improve their quality of life and to ba more independent by utilizing their own local potentials, such as nature resources, human resources, facilities and infrastructure of their own in order to improve the growth of batik it self through the utilization activity of the local assets which needs the community contribution and participation through three steps, which are identifying local asset, leveraging local asset, and managing local asset. The method that is used on this research is descriptive with qualitative approach, using literature study and other seconder data from any resources. The result of this research shows that ABCD is the right concept to be adapted in order to develop the Batik Ciwaringin by the locals in order to make Batik Ciwaringin a lot better in the future.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 38-44
Author(s):  
Juni Iswanto

The teacher is one of the important components in the teaching and learning process that participates in the formation of potential human resources in the field of development. Therefore, the teacher must play an active role and place his position as a professional force, in accordance with the demands of a growing community. TPQ al-Maghfiroh is an Islamic educational institution located in the Pilangglenteng Hamlet of Karangsemi Village, Gondang District, Nganjuk Regency. Educators at TPQ have not mastered the full learning methods. The approach in this service uses the Asset-Based Community Development (ABCD) approach.


2017 ◽  
Vol 36 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Purnama Rozak ◽  
Hafiedh Hasan ◽  
Sugarno Sugarno ◽  
Srifariyati Srifariyati ◽  
Afsya Septa Nugraha

<p>The success of the development of a nation is determined by the Human Development Index (HDI). International scale parameter indicates the level of development of human resources emphasizes on three areas: education, health, and income per capita. The various dimensions of community development was a collective responsibility to make it happen. One way to do is through the proselytizing activities of community empowerment. This is as done in the village of Pemalang district, Danasari that has HDI levels is low compared than other villages. Community development in this village was done by taking three primary focus , they are the field of economics, health, and education and religion.</p><p align="center"><strong>***</strong></p>Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh Human Develop-ment Indeks (HDI). Parameter berskala internsional ini menunjukkan tingkat pengembangan sumber daya manusia yang menitiberatkan pada tiga bidang yaitu pendidikan, kesehatan, dan pendapatan perkapita. Pengembangan masyarakat yang berbagai dimensi tadi merupakan tanggung jawab bersama untuk mewujudkannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan dakwah pemberdayaan masyarakat. Hal ini sebagaimana dilakukan di Desa Danasari Kabupaten Pemalang yang memiliki tingkat HDI yang rendah dibandingkan desa lainnya. Pemberdayaan masyarakat di desa ini dilakukan dengan mengambil tiga fokus utama yaitu bidang ekonomi, bidang kesehatan, dan pendidikan dan keagamaan. Potensi yang ada perlu diberdayakan secara bersama dengan tujuan pencapaian perbaikan kehidupan masyarakat desa Danasari.


Author(s):  
Andrew Ryder

The chapter analyses the historical and contemporary condition of the Gypsy, Traveller and Roma (GTR) civil society movement, its strengths, achievements, threats and pitfalls and the motivation, dynamism and tensions within its varied manifestations. It explores the struggles against assimilatory and discriminatory policy, the interplay between community bonds and diverse aspects of identity and analyses the transformative potential of inclusive, grassroots and asset based community development, which draws upon the strengths of identity and culture but fuses these with perceptions and strategies which are emancipatory and inclusive.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 77-85
Author(s):  
Pemi ◽  
Sabinus Beni

Perdagangan merupakan akar pokok pembangunan nasional dan pembangunan daerah. Yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Di daerah perbatasan saat ini tentunya sangat dibutuhkan kebutuhan sembako, karena kebutuhan bahan sembako yang masih terbatas, sehingga sebagian pasokan sembako dan kebutuhan lainnya masih didatangkan dari negara lain tentunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengangkat permasalahan mengenai “ Bagaimana desain strategi pengembangan berbasis asset yang dapat dilakukan oleh Toko Injek Balanja dan Bagaimana Implementasi strategi pengembangan berbasis asset yang dilakukan oleh Toko Injek Balanja”, untuk dapat menarik minat konsumen, strategi pembangunan Usaha Toko Sembako Injek Balanja yang berada diperbatasan menggunakan Asset Based Community Development. Penelitian ini menggunakan metode jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian yang menghasilkan kata-kata secara tertulis atau lisan dari objek yang diamati dan hasil dari wawancara, Penelitian ini berlokasi di dusun Tanjung, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini akan menggunakan prosedur yang dapat menghasilkan data yang berupa deskriptif dari ucapan, tulisan, perilaku, objek itu sendiri. usaha sembako Injek Balanja merupakan usaha yang akan menyediakan segala kebutuhan bahan-bahan sembako yang dimana toko sembako Injek balanja akan memenuhi kebutuhan yang dicari masyarakat. dimana Toko Sembako Injek balanja berkesempatan untuk menyediakan segala kebutuhan sembako agar orang-orang di sekitar tidak lagi mencari di kejauhan kebutuhan sembako ini. Sembako akrab di telinga  masyarakat Indonesia. Tentu saja karena hal tersebut sangat dekat dengan kebutuhan manusia. Secara luas sembako ini kebutuhan pokok yang selalu dibutuhkan manusia dalam kegiatan pemenuhan kebutuhannya atas pangan dimana bahan-bahan sembako yang pastinya dicari masyarakat hampir setiap harinya untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Perkembangan usaha sembako yang berbasis asset. Guna untuk memanfaatkan asset-asset yang telah ada. untuk dijadikan peluang usaha dengan sudah adanya memiliki fasilitas-fasilitas yang mendukung untuk mempermudah melakukan suatu kegiatan usaha. Usaha yang berbasis asset agar dimanfaatkan dengan baik serta lebih meningkat dan baik lagi.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 249-259
Author(s):  
Siti Rofi’ah ◽  
Jasminto

This research aimed to find and stimulate self-efficacy of children victims of gender-based sexual violence using the Asset Based Community Development (ABCD) method with the Apreciative Inquiry technique, individual assets and social assets owned by victims of sexual violence. Research findings show that  children who are victims of sexual violence are able to accept their condition today, realize their condition and have confidence that they still have success in the future, they will be successful in proving themselves that despite being victims of sexual violence they are able to achieve success in life by continuing school both formal and chase packages, working according to the field of expertise (working in a pharmacy, online business, training in cooking, continuing the business of parents).


2018 ◽  
Vol 19 (3) ◽  
pp. 572 ◽  
Author(s):  
MARCO LEZZI ◽  
ADRIANA GIANGRANDE

The present study investigates macrofouling development in the Mar Grande of Taranto (Central Mediterranean Sea), a wide confined area that has attracted considerable attention in recent years due to the establishment of numerous non-indigenous species (NIS). Different starting times of a yearly primary succession on artificial substrates were tracked so as to investigate the matching of the development pattern with contingency and/or convergence models, identifying NIS’s structural role in the community endpoint. Our results show that during the experiment all assemblages tended to converge towards multiple contingent communities according to starting times and depths. The differences are due to propagule availability which influence further species interactions. Thus the endpoint patterns are defined by a contingent community development determined by the seasonal species pool, their phenologies, pre- and post-settlement events, and species interactions. The most important structuring species was Mytilus galloprovincialis, which was present in almost all the endpoint assemblages, in particular when it recruits at early stages of the community development. Another abundant species at the endpoint was the alien Branchiomma boholense; which was a persistent structural component contributing to an alternative state in which Mytilus galloprovincialis loses its structural importance and where B. boholense becomes dominant, leading to an increase in fouling biodiversity of the endpoint assemblage.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document