scholarly journals pengaruh model pembelajaran peer led guided inquiry terhadap kompetensi literasi sains ditinjau dari kemampuan akademik

2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Sri Lestari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh model pembelajaran Peer Led Guided Inquiry (PLGI) terhadap kompetensi literasi sains siswa, 2) pengaruh kemampuan akademik (tinggi, sedang dan rendah)  terhadap kompetensi literasi sains siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah posttest-only group design dengan rancangan faktorial 2 x 3. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIPA SMA N 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI MIPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 4 sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes uraian tertulis, lembar observasi dan dokumen. Uji hipotesis menggunakan Analisi Variansi Dua Jalan sedangkan uji lanjut menggunakan Uji Scheffe. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) model pembelajaran Peer Led Guided Inquiry (PLGI) berpengaruh nyata terhadap kompetensi literasi sains, 2) kemampuan akademik tidak berpengaruh terhadap kompetensi literasi sains. The influence of peer-led guided inquiry toward  competency of scientific literacy viewed from academic ability AbstractThe purposes of this research are to ascertain: 1) the influence of Peer Led Guided Inquiry model towards competency of scientific literacy, 2) the influence of academic ability toward competency of scientific literacy. The research was quasi experiment research. The research was designed using posttest-only group design with factorial design 2 x 3. The population of this research were all of 11th degree student at SMA N 2 Sukoharjo in academic year 2018/2019. The sample of this research were student of XI MIPA 3 as experiment group and XI MIPA 4 as control group. The sample of this research was established by cluster random sampling. The data was collected essay test, observation form, and document. The hypotheses analyzed by Anova Two Ways. The research concluded that 1) Peer Led Guided Inquiry (PLGI) model had significant effect toward competency of scientific literacy, 2) the academic ability didn’t has significant effect toward competency of scientific literacy.

2016 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
Juniar Hutahaean ◽  
Mariati Purnama Simanjuntak ◽  
Mailita Sari Pulungan

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1)  mengetahui pengaruh model pembelajaran guided inquirydan pemahaman konsep awal terhadap hasil belajar,2) mengetahui perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang memiliki pemahaman konsep awal tinggi dan siswa yang memiliki pemahaman konsep awal rendah, dan 3) mengetahui interaksi antara model pembelajaran guided inquirydengan pemahaman konsep awal siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Populasi penelitian adalah siswa kelas X MIA di salah satu SMA negeri di Medan  Tahun Pelajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan cluster random sampling yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah sampel di kelas kontrol sebanyak 36 orang dan di kelas eksperimen sebanyak 35 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi-eksperimental dengan pretest-posttest control group design. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar dan tes pemahaman konsep awal berbentuk pilihan berganda dengan lima option. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians dua jalur. Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan: 1) terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model guided inquiry dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional; 2) terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang memiliki pemahaman konsep awal di atas rerata dengan siswa yang memiliki pemahaman konsep awal di bawah rerata; dan 3) terdapat interaksi yang signifikan antara model guided inquirydan pembelajaran konvensional dengan pemahaman konsep awal  terhadap hasil belajar siswa.   Kata kunci:model guided inquiry, pemahaman konsep awal, hasil belajar


2011 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Marzuki Marzuki ◽  
Hinduan Hinduan

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan generik  sains (KGS) siswa, menguji apakah KGS siswa mengalami peningkatan yang signifikan melalui pembelajaran dengan Program Pembelajaran Fisika berbasis IT2PK, dan menyelidiki apakah pembelajaran fisika berbasis IT2PK lebih efektif dari pembelajaran reguler dalam meningkatkan KGS siswa. Penelitian  ini merupakan penelitian eksperimen kuasi dengan kelompok kontrol tidak ekivalen dan disertai pemberian tes awal dan tes akhir (nonequivalent pretest-posttest control group design). Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan pembelajaran fisika berbasis IT2PK, sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran reguler. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII semester 2 tahun ajaran 2008/2009 di sebuah SMP Negeri di Kota Mataram - NTB. Data dikumpulkan dengan tes kemampuan generik sains (KGS) berbentuk tes uraian sebanyak 14 butir, kemudian dianalisis secara deskriptif dan inferensial menggunakan program SPSS versi 16 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) KGS siswa setelah memperoleh pembelajaran berbasis IT2PK secara umum dalam kualifikasi baik, dengan  peningkatan skor yang dialami dikategorikan sedang; (2) setelah mendapatkan pembelajaran fisika berbasis IT2PK, KGS siswa kelompok ekperimen mengalami peningkatan yang cukup signifikan; dan (3) pembelajaran fisika berbasis IT2PK lebih efektif dari pembelajaran reguler dalam meningkatkan KGS siswa.Kata kunci: Program pembelajaran fisika, inkuiri terbimbing tipe penyelidikan kelompok,  kemampuan generik sains   AbstractThe aim of this research is to describe the students’ generic science skills, to know whether it would have increased significantly after the students underwent learning through the Physics learning program based on guided inquiry with group investigation type or not and to examine whether it is more effective than the Regular Learning Program in improving the students’ generic science skills or not. This is a quasi-experimental study in which nonequivalent pretest-posttest control group design is applied. The Physics learning program based on guided inquiry with group investigation type was employed in the experimental group, whereas the Regular Learning Program was employed in the control group. The subjects of this study are the second semester students of class VII in academic year 2008/2009 at a junior high school in Mataram NTB. The data are taken from the students’ generic science skills test in a 14 items essay test, and then they are analyzed descriptively and inferentially using SPSS 16 version for Windows. The results showed (1) the description of the students’ generic science skills, (2) after learning through the Physics learning program based on guided inquiry with group investigation type, the students’ generic science skills increased significantly; and (3) the Physics learning program based on guided inquiry with group investigation type is more effective than the Regular Learning Program in improving the students’ generic science skills. Keywords       : Physics learning program, guided inquiry with group investigation type, generic science skills


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Sulistiyono Sulistiyono

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan  pemahaman konsep fisika. Jenis penelitian yang dunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experiment research menggunakan pretest posttest control group design. Popolasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MA Riyadhus Sholihin teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling kelas X MIPA 1 sebagai eksperimen dan kelas X MIPA 3 sebagai kelas kontrol. Keterampilan proses sains diukur dengan menggunakan tes esay untuk keterampilan proses sains intelektual dan observasi untuk mengukur keterampilan proses sains manual. Pemahaman konsep fisika siswa diukur dengan menggunakan tes objekti. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Uji MANOVA dan korelari Pearson. Pemahaman konsep fisika siswa diukur dengan menggunakan soal tes. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep fisika siswa di kelas X MA Riyadhus Sholihin pada materi Suhu dan kalor.


2017 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 200 ◽  
Author(s):  
Azmi Aziz ◽  
Joni Rokhmat ◽  
Kosim Kosim

This research aims to find out the effect of problem based learning model with eksperiment method on the student’s results of learning physics of grade X SMAN 1 Gunungsari regency west Lombok in academic year 2014/2015. This research is a quasi eksperiment with pretest posttest control group design. The population of this research is students of grade X SMAN 1 Gunungsari, with cluster random sampling technique was obtained students of grade X5 as the experiment group and students of grade X2 as control group. The result of learning is analized by using t-test polled varians, was obtained 9,25 for thint and 1,99 for ttable with significant 5%. Because thint > ttable, then Ho will be rejected and Ha will be accepted. So can be concluded that available effect of problem based learning model with eksperiment method on the student’s results of learning physics of grade X SMAN 1 Gunungsari regency west Lombok in academic year 2014/2015.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Agustina Dewi ◽  
Nyoman Tika ◽  
I Nyoman Suardana

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan perbedaan hasil belajar kimia, antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan praktikum riil dan virtual. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan rancangan non equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Laboratorium Undiksha Singaraja tahun ajaran 2017/2018. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Siswa kelas eksperimen dibelajarkan dengan praktikum virtual dan siswa di kelas kontrol dibelajarkan dengan praktikum riil. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif hasil belajar kimia siswa dideskripsikan berupa skor rata-rata pre-test dan post-test siswa. Analisis inferensial hasil belajar kimia siswa menggunakan analisis kovarian (Anakova). Hasil uji Anakova menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,041, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan praktikum riil dan virtual. Skor rata-rata hasil belajar siswa di kelas kontrol (81,55) lebih baik dibandingkan dengan kelas eksperimen (79,22). Kata kunci: hasil belajar kimia, praktikum riil, praktikum virtual. ABSTRACTThis research was aimed to describe and explain the differences of high school student’s achievement between students who followed learning process with real practicum and virtual practicum. The research was conducted on the topic of buffer. It is a quasi-experiment research with nonequivalent pre-test post-test control group design. The population was the student of class XI IPA SMA Laboratorium Undiksha on academic year 2017/2018. The samples were the students of XI IPA 1 class as experimental class and the students of XI IPA 2 class as control class that selected with cluster random sampling technique.The students in the experimental class followed the learning process with virtual practicum and the student in control class followed the learning process with real practicum. The data of chemistry student’s achievement were collected using the student achievement test. The data were analyzed with descriptive and inferential analysis.Descriptive analysis of chemistry student’s achievement were described in the form of the mean score of student’s pre-test and post-test. Inferential analysis of chemistry student’s achievement were analyzed using covarian analysis (Anacova). The Anacova test result showed the significant level on 0,041, which shown there were the significant differences of High school student’s achievement between the student who followed learning process with real practicum and virtual practicum. The mean score of student’s achievement in control class (81,55) was higher than experimental class (79,22)..Keywords: chemistry student’s achievemen, real practicum, virtual practicumt.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Fitha Febrilia Ruli ◽  
Yusminah Hala ◽  
Syamsiah Syamsiah

Abstract.  This study is a quasy experimental with pretest posttest control group design that aimed to determine the influence of guided inquiry learning on students’ motivation and learning outcome. The population of this research was all of X grade students at SMA Negeri 3 Tana Toraja in academic year 2017/2018. Sampling technic used random sampling that choosed X MIA 3 grade as experiment group and X MIA 5 grade as control group. Technic of data collecting were test and non-test method which were analysed by using anacova. The results of this study showed that students’ motivation and learning outcome who taught by implementing guided inquiry learning in high category and there is  significantly difference between students’ motivation and learning outcome who taught by implementing guided inquiry learning and direct instruction. Keywords: guided inquiry, learning motivation, learning outcome.


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
TITIS IMANDA . ◽  
Mutiara Magta, S.Pd., M.Pd. . ◽  
Putu Rahayu Ujianti, S.Psi., M.Psi., Psi .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakter anak antara anak yang diberikan pembelajaran menggunakan permainan ular tangga “Budi Pekerti dan Kebiasaan Baik” dengan anak yang diberikan pembelajaran melalui metode ceramah. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment dengan rancangan non equivalent control group design. Populasi penelitian adalah anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Gugus VI Singaraja Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 387 orang. Sampel penelitian ini dipilih dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian tentang karakter anak dikumpulkan dengan metode observasi. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai karakter anak yang dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan uji-t. bedasarkan hasil analisis di peroleh thitung= 2.742 pada taraf Sig 0,05 dengan dk 40 diperoleh nilai ttebel= 2.021. Berdasarkan kriteria pengujian, maka H0 ditolak, ini berarti hipotesis H1 diterima yang menyatakan terdapat perbedaan karakter anak antara anak yang diberikan pembelajaran menggunakan permainan ular tangga “Budi Pekerti dan Kebiasaan Baik” dan anak yang diberikan pembelajaran tanpa melalui permainan ular tangga “Budi Pekerti dan Kebiasaan Baik”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa permainan ular tangga “Budi Pekerti dan Kebiasaan Baik” berpengaruh terhadap karakter anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Gugus VI Singaraja Tahun Pelajaran 2017/2018.Kata Kunci : karakter, permainan ular tangga, eksperimen The purpose of this research is to know the difference of children character between children who are given learning using "Character Education and Good Habit" Snake and Ladder Game with the children given by lecture method. This research type is quasi-experiment research with non-equivalent control group design. The population of this study is group B children in Kindergartens of Gugus VI Singaraja academic year 2017/2018 which is 387 students. The sample of this research is selected using cluster random sampling technique. The research data about the character of the children is collected by observation method. The data collected was the data on the character of the children analyzed using descriptive statistical analysis method and inferential statistic with t-test. Based on the analysis results obtained tcount = 2.742 at the level of Sig 0.05 with dk 40 obtained value ttable = 2.021. Based on the test criteria, H0 is rejected, this means the Ha hypothesis is accepted which states there are differences between the children character between the children who were given the lesson using the "Character Education and Good Habit" Snake and Ladder Game and children who are given learning through without the "Character Education and Good Habit" Snake and Ladder Game. Thus, it can be concluded that "Character Education dan Good Habit" Snake and Ladder game influences the character of group B's children in Kindergartens in Gugus VI Singaraja of academic year 2017/2018.keyword : character, snake and ladder game, experiment


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Kadir Kadir ◽  
Munawir Sadzali

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) terhadap keterampilan problem posing matematis siswa. Penelitian ini dilakukan di SD Al- Zahra Indonesia, untuk tahun akademik 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan Post-test Only Control Group Design, melibatkan 60 siswa sebagai sampel. Untuk menentukan sampel digunakan teknik cluster random sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen seperti tes esai tertulis. Keterampilan problem posing matematis siswa yang mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) lebih tinggi daripada keterampilan problem posing matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran klasik (t hitung = 2,01 table t tabel = 2,00 ). Persentase jawaban siswa dari problem posing berdasarkan gambar, tabel dan diagram yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) lebih tinggi daripada siswa yang mengajar dengan model pembelajaran klasik. Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa pembelajaran matematika Pecahan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan problem posing matematika siswa.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 243
Author(s):  
Made Dwi Savitri ◽  
I Gusti Putu Sudiarta ◽  
Sariyasa Sariyasa

<p class="JRPMAbstrakTitle">Abstrak</p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) berbantuan Geogebra berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep  dan disposisi matematika siswa. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan post-test only control group design pada populasi yang terdiri 132 siswa kelas VIII SMP Taman Pendidikan 45 Denpasar yang tersebar dalam 4 kelas. Penarikan sampel menggunakan cluster random sampling  dan ditetapkan kelas VIIIA dan VIIIC sebagai sampel penelitian. Data  penelitian berupa data pemahaman konsep dan disposisi matematika dikumpulkan masing-masing dengan tes uraian dan angket yang selanjutnya dianalisis dengan Uji Manova dengan taraf signifikansi 5%. Hasil analisis data menunjukan bahwa  nilai F dari uji wilks lambda sama dengan 5,656, dengan nilai signifikansi 0,023. Jika nilai signifikansi 0,023 dibandingkan dengan alpha 0,05, maka nilai tersebut jauh lebih kecil, sehingga dapat diputuskan Ho ditolak. Oleh karena itu, hasil eksperimen ini menunjukkan bahwa Pendekatan MEAs berbantuan Geogebra berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematika siswa.


2020 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 46-58
Author(s):  
Siti Mamartohiroh ◽  
Ramon Muhandaz ◽  
Rena Revita

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Contextual Teaching and Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis berdasarkan Kemandirian Belajar Siswa SMP/MTs. Penelitian ini merupakan penelitian Factorial Experiment dengan menggunakan Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs GUPPI Bandar Sungai. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling, dengan sampel terpilih memiliki kesamaan rata-rata sebelum perlakuan.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, angket, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan anova dua arah. Untuk hipotesis 1 diperoleh F_A=5,036>F_tabel=4,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan penerapan model Contextual Teaching and Learning dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional, dengan skor rata-rata yang lebih baik adalah kelas eksperimen daripada kontrol yaitu berturut-turut adalah 41,94 dan 38,92. Untuk hipotesis 2 diperoleh F_B=4,392>F_tabel=3,16 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi, sedang dan rendah, dengan skor rata-rata untuk siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi 43,69, sedang 38,63  dan rendah 42,83. Dan untuk hipotesis 3 diperoleh F_(A×B)=0,302≤F_tabel=3,16 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan kemandirian belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian ini dapat dimanfaatkan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas terutama dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document