scholarly journals PENGARUH EKSTRAK BIJI COKELAT (THEOBROMA CACAO L) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR) DENGAN INDUKSI HIPERKOLESTEROL

2016 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Faiz Zulkifli ◽  
Sulistyo Mulyo Agustini ◽  
Annisa’ Hasanah

Hiperkolesterol menyebabkan peningkatan peroksidasi lipid dan menghasilkan Malondialdehid (MDA) sebagai indikator stres oksidatif. Ekstrak biji cokelat mengandung flavonoid sebagai antioksidan untuk menurunankan kadar MDA plasma tikus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji cokelat (Theobroma Cacao L) terhadap kadar (MDA) tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar) dengan  induksi hiperkolesterol. Metode yang digunakan Penelitian ini true experimental dengan menggunaka post test only control group design. menggunakan 25 ekor tikus putih jantan, dibagi menjadi 5 kelompok (kontrol negatif, kontrol positif, diberi ekstrak biji cokelat 1,8 mg, 3,6 mg dan 5,4 mg p.o selama 37 hari) dengan Parameter MDA plasma tikus metode spektofometri dan dianalisis menggunakan uji ANOVA, Post Hoc Benferoni, Korelasi serta Regresi. Hasil Uji ANOVA menghasilkan pengaruh yang signifikan dengan Sig = 0,000 < p (0,05). Uji Post hoc Benferoni menunjukkan pengaruh yang berbeda diantara masing-masing kelompok perlakukan kecuali antara perlakuan 1 dan perlakuan 2 yang tidak berbeda signifikan. Hasil uji korelasi menunjukkan pearson correlation = -0,961 yang berarti hubungan korelasi sangat kuat. Hasil uji regresi menunjukkan pengaruh yang signifikan (R² = 0,919; Sig 0,000 < p(0,05)). Kesimpulan penelitian ini Ekstrak biji cokelat dapat menurunkan kadar MDA tikus putih jantan dengan induksi hiperkolesterol.Kata kunci: Ekstrak biji cokelat, hiperkolesterol, MDA.

Author(s):  
Yunita Liana ◽  
Yofa Anggriani Utama

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Proses penyembuhan tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh oleh banyak faktor, salah satunya adalah jenis obat-obatan. Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada kulit. Salah satu tanaman yang berpotensi terhadap penyembuhan luka adalah tanaman betadine. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak daun betadine terhadap ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka sayat tikus putih (Rattus norvegicus). Desain penelitian studi eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian post test only control group design. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Teknik Kimia Politeknik Sriwijaya Palembang untuk pelaksanaan ekstraksi dan pembuatan salep ekstrak daun betadine, di Animal House Fakultas Kedokteran Unsri Palembang untuk pemeliharaan dan perlakuan pada tikus putih dan Laboratorium Patologi RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang untuk pemeriksaan jaringan kulit tikus putih. Jumlah sampel 30 tikus putih. Analisis statistik uji homogenitas antar kelompok dengan menggunakan levene test, Independent t-test, Uji One Way Anova untuk mengetahui jaringan granulasi dan jarak tepi luka dilanjutkan dengan uji post hoc multiple comparisons t-test games howel. Hasil uji statistik salep ekstrak daun betadine mempunyai efek yang sama dengan salep madecassol terhadap ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka pada luka sayat tikus putih. Dosis yang paling efektif adalah pada dosis 40% salep ekstrak daun betadine. Diharapkan perlu penelitian lanjutan tentang efek daun betadine terhadap protein-protein pada saat proses inflamasi toksisitas dari daun betadine.


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Giovanna Kurnijuanto ◽  
Janette Rumbayan ◽  
Lydia E. N. Tendean

Abstract: A chocolate compound, flavonoid which is a subgroup of polyphenols, has protective effect on spermatozoa exposed to stress. The flavonoid compound in chocolate, (-)-epicatehin, plays important roles in neutralizing ROS, blocking the production of ROS, and inhibiting enzyme activity of DNA methyltransferase. Stress activates the hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA) and simpatoadrenomedular systems that have glucocorticoid as their end product that can cause an increase in essential catabolism and trigger the production of ROS. Oxidative stress can reduce the motility of spermatozoa and cause damage to DNA of spermatozoa. This study was aimed to determine the effect of chocolate (Theobroma cacao) on the quality of spermatozoa in stressed Wistar rats (Rattus norvegicus). This was an experimental study with a post-test only control group design. Samples were spermatozoa of Wistar rats. There were 9 Wistar rats divided into 3 groups, as follows: P0 (control), P1 (stress treatment only), and P2 (stress treatment and chocolate administration). The results showed that there were no significant differences in concentration and motility, albeit, there was a significant difference in morphology of spermatozoa in Wistar rats (Rattus norvegicus). Conclusion: Chocolate (Theobroma cacao) can influence the increase of morphologic quality of spermatozoa in stressed Wistar rats.Keywords: chocolate, stress, spermatozoa Abstrak: Kandungan coklat, yaitu flavonoid merupakan subgrup dari polifenol yang memiliki efek protektif terhadap spermatozoa dari paparan stres. Jenis flavonoid dalam coklat, (-)-epicatehin berperan dalam menetralisir ROS, memblokir produksi ROS, dan menginhibisi aktivitas enzim DNA methyltransferase. Stres mengaktifkan sistem hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) dan simpatoadrenomedular yang memiliki produk akhir glukokortikoid yang dapat menyebabkan peningkatan katabolisme esensial dan memicu produksi ROS. Stres oksidatif dapat menurunkan motilitas spermatozoa dan menyebabkan kerusakan DNA spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian coklat (Theobroma cacao) terhadap kualitas spermatozoa tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang terpapar stres. Jenis penelitian ialah eksperimental dengan post-test only control group design. Sampel penelitian ialah spermatozoa tikus Wistar (Rattus norvegicus). Dilakukan perlakuan terhadap 9 ekor tikus Wistar yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu P0 (kontrol), P1 (perlakuan stres saja), dan P2 (perlakuan stres dan pemberian coklat). Hasil penelitian tidak mendapatkan perbedaan bermakna pada konsentrasi dan motilitas tetapi terdapat perbedaan bermakna pada morfologi spermatozoa tikus Wistar (Rattus norvegicus). Simpulan: Pemberian coklat (Theobroma cacao) berpengaruh terhadap peningkatan kualitas morfologi spermatozoa tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang terpapar stres.Kata kunci: coklat, stres, spermatozoa


2018 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
pp. 169
Author(s):  
Golda Sharon Sitanggang ◽  
Martha Ardiaria ◽  
Ayu Rahadiyanti

Latar belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronik yang disebabkan defisiensi atau resistensi insulin, yang ditandai tingginya konsentrasi glukosa dalam darah. Kadar hsCRP dapat digunakan untuk melihat marker inflamasi yang paling sensitif pada diabetesi. Beras merah dan beras hitam diketahui kaya akan antosianin dan serat yang berpotensi meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi inflamasi.Tujuan: Mengetahui perbedaan pemberian nasi beras merah dan nasi beras hitam terhadap kadar hsCRP pada tikus wistar DM Tipe 2Metode: Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan post test control group design. Besar sampel penelitian 24 ekor tikus wistar jantan, 6 ekor dikondisikan sehat yaitu kelompok K(-) dan 18 ekor tikus dikondisikan DM dengan injeksi STZ 50 mg/kg BB dan 110 NA mg/kg BB. Kemudian tikus DM dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok K(+), kelompok perlakuan nasi beras merah (P1) dan kelompok perlakuan nasi beras hitam (P2). Intervensi dilakukan selama 28 hari, kadar hsCRP diukur menggunakan metode ELISA. Analisis statistik menggunakan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji post hoc Duncan.Hasil: Terdapat perbedaan signifikan kadar hsCRP antar kelompok (p=0,000). Kelompok P1 memiliki kadar hsCRP dengan nilai 18,8±0,50 ng/ml. Kelompok P2 memiliki kadar hsCRP dengan nilai 16,3±0,72 ng/ml.Simpulan: Pemberian nasi beras merah dan nasi beras hitam menunjukkan adanya perbedaan kadar hsCRP secara signifikan. Kadar hsCRP lebih rendah pada kelompok tikus dengan pemberian nasi beras hitam.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 39-49
Author(s):  
Rina Wijayanti ◽  
Abdur Rosyid

Demam merupakan proses yang dimiliki oleh tubuh dimana agen infeksi dan jaringan yang sudah rusak tidak bisa bertahan, ini disebabkan oleh aksi sekunder dari adanya suatu penyebab seperti agen infeksi, kerusakan jaringan, peradangan, keganasan dan penyakit lainnya. Kulit umbi bawang putih mempunyai kandungan flavonoid. Flavonoid dapat menghambat enzim siklooksigenase khususnya siklooksigenase-2 yang berperan dalam biosintesis prostaglandin sehingga proses terjadinya demam terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek (ekstrak kulit umbi bawang putih) EKUBP sebagai antipiretik  pada tikus putih yang diinduksi vaksin DTP-HB-Hib 0,3 ml intramuscular dan pengaruh ekstrak etanolik kulit umbi bawang putih (Allium sativum L.) (EEKUBP) pada dosis terapi antipiretik terhadap kadar SGOT dan SGPT tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang diinduksi vaksin DTP-HB-Hib. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian  post test only control group design. Tikus putih sebanyak 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I adalah kelompok kontrol negatif diberi CMC Na 1%, kelompok II kontrol positif diberi Parasetamol (PCT), kelompok III, IV, dan V diberi EKUBP dengan dosis 252 mg/200 gBB, 504 mg/200 gBB, dan 756 mg/200 gBB. Pengukuran suhu dilakukan sebelum pemberian vaksin DTP-Hb-Hib, 3 jam setelah pemberian vaksin DTP-Hb-Hib dan 30 menit sekali setelah perlakuan sampai menit 120. Pemberian dilakukan selama 7 hari dan pada hari ke-8 dilakukan pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT metode enzymatic colorimetric kinetic. Efektivitas antipiretik dilihat melalui penurunan suhu setelah diberi EKUBP. Data dianalisis menggunakan uji Annova di lanjutkan Post Hoc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EKUBP dosis 756 mg/200 gBB karena berbeda signifikan terhadap kelompok kontrol negatif (p0.05) dan tidak berbeda dengan parasetamol (p0.05). Analisa data kadar SGOT dan SGPT menggunakan Kruskal-wallis Test dan dilanjutkan Mann Whitney Test pada kadar SGOT. Hasil penelitian menunjukkan, kelompok I dengan kelompok Ekstrak tidak terdapat perbedaan bermakna pada pemeriksaan kadar SGOT dan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pula terhadap kadar SGPT tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi vaksin DTP-HB-Hib dengan pemberian EEKUBP 252mg/200gBB, 504mg/200gBB dan 756mg/200gBB. Kesimpulan yang dapat diambil adalah ekstrak kulit umbi bawang putih (EKUBP) dosis 756 mg/200 gBB terbukti memiliki aktivitas sebagai antipiretik, dan tidak berpengaruh meningkatkan kadar SGOT dan SGPT tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi vaksin DTP-HB-Hib. Kata Kunci : ekstrak kulit umbi bawang putih, vaksin DTP-HB-Hib, antipiretik, SGPT dan SGOT


2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
MENTARI AMENDA SAPUTRI ◽  
HERIN SETIANINGSIH

<p class="Default">Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Gaya hidup masyarakat terutama dalam mengkonsumsi diet yang tidak sehat dapat meningkatkan kadar LDL yang dapat menyebabkan  penyakit kardiovaskular. Rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>)<em> </em>yang banyak dibudidayakan di Indonesia mengandung flavonoid dan triterpenoid yang diduga dapat menurunkan kadar LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) <em> </em>terhadap kadar LDL pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni laboratorik dengan rancangan penelitian <em>Post Test Control Group Design. </em>Sampel yang digunakan adalah 24 ekor tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang dibagi ke dalam tiga kelompok: kelompok yang diberi diet standar selama 28 hari (K1), kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari (K2), dan kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari dan pada hari ke-15 sampai hari ke-28 diberi ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) dengan dosis 140mg/200grBB/hari (K3). Hasil analisis statistik <em>One Way Anova </em>menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar LDL yang signifikan antara ketiga kelompok pada penelitian ini (p&lt;0,001). Kadar LDL pada K2 (=16,00±3,29) meningkat secara bermakna dibandingkan dengan K1 (=10,62±1,77). Sedangkan kadar LDL pada K3 (=6,88±2,42) menurun secara bermakna dibandingkan dengan K2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) berpengaruh terhadap kadar LDL darah pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak.</p><p><strong>Kata kunci</strong> : diet tinggi lemak, LDL, <em>Kappaphycus alvarezii</em></p>


2017 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 75
Author(s):  
Reni Deviandra ◽  
Fathiyah Safitri ◽  
Djaka Handaja

Efek Pemberian Seduhan Seledri (Apium graveolens L.)Terhadap Kadar Asam Urat Pada Tikus Putih Jantan Strain Wistar (Rattus norvegicus) Hiperurisemia. Latar Belakang: Salah satu jenis tanaman yang diduga dapat menurunkan kadar asam urat adalah seledri. Seledri mengandung flavonoid dan 3-n butylphtalide (3nB) dapat menurunkan kadar asam urat dengan menghambat kerja enzim xantin oksidase. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh seduhan seledri (Apium graveolens L.) terhadap penurunan kadar asam urat pada tikus putih jantan hiperurisemia. Metode Penelitian: Menggunakan eksperimental murni, dengan rancangan Randomized Post Test Control Group Design. Sampel penelitian dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I: Kontrol positif (Saripati hati ayam mentah 3 ml/150grBB selama 21 hari + pakan normal selama 7 hari), II, III dan IV: diberikan Saripati hati ayam mentah 3 ml/150grBB selama 21 hari + seduhan seledri dengan dosis 50, 100, 150mg/ekor/hari selama 7 hari, V: Kontrol negatif (Pakan normal selama 28 hari). Pengukuran kadar asam urat dengan menggunakan metode kolometrik enzimatik. Hasil: Hasil pengukuran asam urat kelompok dengan pemberian seduhan seledri dosis 150 mg/ekor/hari menunjukkan kadar asam urat paling rendah (4,679±0,687) dibanding dengan kelompok kontrol positif menunjukkan kadar asam urat paling tinggi (11,563±1,541). Kesimpulan: Ada hubungan antara dosis seduhan seledri (Apium graveolens L.) terhadap kadar asam urat pada tikus putih jantan (Rattus Norvegicus) hiperurisemia.Kata Kunci: Seledri, Hiperurisemia, Kadar Asam Urat, Saripati Hati Ayam,


2020 ◽  
Vol 19 (03) ◽  
pp. 126-133
Author(s):  
Siska Toloan Toloan ◽  
Harimat Hendarwan

Masa nifas adalah hal sangat penting untuk diperhatikan guna untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Dan Lochea Pada Ibu Pasca Bersalin Yang Mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini Dan Mobilisasi Dini Di Praktek Bidan Mandiri Kota Depok Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian Quasy Exsperimental dengan pendekatan post test only control group design. Populasi yang diambil yaitu 65 ibu pasca bersalin. Sampel diambil dengan metode consecutive sampling besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Federer setiap variabel bebas terdiri atas 3 kelompok dan setiap kelompok sebanyak 9 sampel sehingga jumlah total sampel 27 ibu pasca bersalin. Pengumpulan data berupa data primer dan uji yang digunakan yaitu uji One Way Anova. Dapat dilihat dari nilai signifikan uji One Way Anova pada penurunan tinggi fundus uteri hari pertama sampai hari kesepuluh dengan nilai signifikan yaitu p-value < 0,05 yang artinya H0 ditolak atau ada perbedaan secara signifikan dan dilihat. Hasil post hoc test tidak terdapat perbedaan signifikan pada kelompok inisiasi menyusu dini, inisiasi menyusu dini dan mobilisasi dini dan kelompok inisiasi menyusu dini, mobilisasi dini dan senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri.


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 34
Author(s):  
I Made Suka Adnyana ◽  
Iswinarno Doso Saputro

Tujuan: untuk mengetahui dosis efektif enoxaparin dalam mencegah terjadinya trombosis pada anastomosis mikrovaskular. Metode: penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan the randomized post test only control group design. Terdapat 33 tikus jantan Rattus norvegicus Wistar strain yang dikelompokkan menjadi tiga perlakuan yaitu perlakuan A (enoxaparin 0,75 mg/kg), B (enoxaparin 1  mg/kg), dan C (kontrol). Tuck model anastomosis dilakukan pada arteri femoralis, kemudian luas trombus yang terjadi pada pembuluh darah dibandingkan dengan diameter lumen pembuluh darah diukur dengan graticule lens dan dinyatakan dalam persen. Hasil: trombus terbentuk pada semua subyek penelitian baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol. Rerata persentase luas trombus pada kelompok enoxaparin 0,75 mg/kg adalah 24,3%, enoxaparin 1 mg/kg sebesar 19,8% dan kelompok NaCl 0,9% sebesar 79,4%. Terdapat perbedaan antara perlakuan pemberian enoxaparin dosis 0,75 mg/kg dan 1 mg/kg dengan kontrol, namun tidak ada perbedaan bermakna rerata persentase luas trombus diantara kelompok enoxaparin dosis 0,75 mg/kg dan dosis 1 mg/kg (p=0,624). Perlu dilakukan penelitian secara klinis guna melihat efektivitas enoxaparin dalam meningkatkan patensi anastomosis pada free flap maupun replantasi. Simpulan: pemberian enoxaparin dosis 0,75 mg/kg dan enoxaparin dosis 1 mg/kg secara subkutan efektif mengurangi persentase luas trombus pada anastomosis arteri femoralis tikus. Tidak terdapat perbedaan efektivitas yang bermakna dalam mengurangi persentase luas trombus pada anastomosis arteri femoralis tikus setelah diberikan dosis enoxaparin 0,75 mg/kg dan 1 mg/kg secara subkutan.


e-GIGI ◽  
2014 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Juvensius R. Andries ◽  
Paulina N. Gunawan ◽  
Aurelia Supit

Abstrak: Minyak cengkeh berguna sebagai antibakteri alami. Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol dapat membunuh bakteri termasuk bakteri yang resisten terhadap antibiotika, salah satunya adalah bakteri Streptococcus mutans. Bakteri ini merupakan mikroorganisme penyebab utama terjadinya karies. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak cengkeh terhadap bakteri Streptococcus mutans secara in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan post test only control group design. Penelitian ini menggunakan bahan coba ekstrak cengkeh dengan konsentrasi 40%, 60%, dan 80%, Ciprofloxacin, aquades dengan pengulangan sebanyak lima kali. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan one-way ANOVA dan post-hoc uji LSD ( = 0,05). Berdasarkan hasil uji statistik penelitian uji efek antibakteri ekstrak cengkeh terhadap bakteri streptococcus mutans secara in vitro, dapat disimpulkaan bahwa ekstrak cengkeh memiliki efek antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans secara in vitro. Hasil uji lanjut post-hoc uji LSD menunjukan daya hambat ekstrak cengkeh 40%, 60%, 80%, lebih kecil (p<0,05) dalam menghambat Streptococcus mutans secara in vitro dibandingkan Ciprofloxacin. Kata Kunci: Ekstrak cengkeh, Streptococcus mutans.   Abstract: Clove oil is useful as a natural antibacterial agent, essential oil of clove has anesthetic and antimicrobial effect. Substances contained in clove called eugenol can kill bacteria including antibiotic resistant bacteria, one of which is the bacteria Streptococcus mutans. This bacteria is a major cause for caries. The purpose of this study was to mengetahui clove extrack antibacterial effects againts Streptococcus mutans bacteria in vitro. This study is an experimental study using a post test only control group design. This research try using clove extract with a concentration of 40%, 60%, and 80%, Ciprofloxacin, aquades repetition five times. Data collected and analyzed by one-way ANOVA and post-hoc LSD test (α = 0.05). Based on the results of the statistical test to test the effects of anti-bacterial research clove extracts against Streptococcus mutans bacteria in vitro, can disimpulkaan that clove extracts have antibacterial effects in inhibiting the growth of Streptococcus mutans bacteria in vitro.further test result post-hoc LSD test shoved its inhibitory clove extract 40%, 60%, 80% smaller (p<0,05)in hibiting Streptococcus mutans in vitro compared Ciprofloxacin. Keywords: clove extract, Streptococcus mutans


Media Farmasi ◽  
2018 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 118
Author(s):  
Amran Nur ◽  
Dedi Ma’ruf ◽  
Ira Widya Sari ◽  
Natsir Djide ◽  
Peter Kabo

Uji efek analgetik dan antiinflamasi ekstrak etanol 70% daun beruwas laut (Sacevola taccada. Gartn.) Roxb) terhadap Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan. Penelitian ini bertujuan menentukan efek analgetik dan antiinflamasi esktrak etanol 70% daun beruwas laut (Sacevola taccada. Gartn.) Roxb) terhadap Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan. Penelitian ini adalah  penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. Sampel dibagi dalam 6 kelompok, yaitu kelompok normal, kontrol negatif, kontrol positif, dan kelompok ekstrak. Pada kelompok ekstrak, menggunakan 3 dosis ekstrak yang berbeda yaitu ekstrak dosis 12,5 mg/kgBB, 25 mg/kgBB, dan 37,5 mg/kgBB. Penentuan analgetik dengan metode Writhing test yang diinduksi dengan asam asetat 1% sedangkan antiinflamasi dengan pembentukan edema buatan dengan penginduksi karagen 1%. Efek analgetik dan antiinflamasi diperoleh pada ekstrak etanol 70% daun beruwas laut (Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb) dengan dosis 12,5 mg/kgBB, 25 mg/kgBB, dan 37,5 mg/kgBB yang ditandai dengan jumlah geliatan dan radang pada kaki yang berbeda dengan kelompok kontrol. Hasil analisis statistik menggunakan metode SPSS (Statistical Product and Service Solution) menunjukkan bahwa efek analgetik dan antiinflamasi diperlihatkan oleh Ekstrak etanol 70% daun beruwas laut (Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb). dosis 12,5 mg/kgBB, 25 mg/kgBB, dan 37,5 mg/kgBB tidak berbeda nyata dengan asam mefenamat dan natrium diklofenak.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document