KARAKTERISASI DAN ANALISIS SPASIAL SUMBER DAYA LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN SAWAH BERKELANJUTAN (Studi Kasus di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) - CHARACTERIZATION AND SPATIAL ANALYSIS OF LAND RESOURCES FOR THE DEVELOPMENT SUSTAINABLE RICE FIELD (Case Study in District Perbaungan, Serdang Bedagai Regency)
AbstrakPertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi sebagai konsekuensi dari kegiatan pembangunan disertai kegiatan pertanian yang kurang mempertimbangkan kaidah konservasi, olah tanah secara intensif, penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan merupakan permasalahan serius yang terjadi di Kecamatan Perbaungan. Hal ini mengakibatkan berkurangnya luas lahan pertanian serta terjadinya permasalahan lingkungan. Kecamatan Perbaungan sebagai lumbung beras di Kabupaten Serdang Bedagai membutuhkan jaminan ketersediaan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan di tingkat kecamatan dan tetap dapat berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan pangan di tingkat kabupaten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting pertanian di Kecamatan Perbaungan, menghitung luas kebutuhan lahan sawah 20 tahun ke depan serta mengetahui strategi pengelolaan lahan pertanian agar berkelanjutan di Kecamatan Perbaungan. Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan metode kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap informan yang dipilih secara purposive sampling, observasi dan studi pustaka. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen/literatur berupa data tabular dan peta-peta dari instansi terkait. Metode kualitatif digunakan untuk menggambarkan kondisi eksisting pertanian dan menentukan strategi pengelolaan lahan pertanian secara berkelanjutan di Kecamatan Perbaungan, sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk menghitung luas kebutuhan lahan sawah untuk 20 tahun ke depan dan menentukan lahan-lahan sawah mana saja yang harus dilindungi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) masyarakat petani di Kecamatan Perbaungan secara umum belum menerapkan prinsip pertanian berkelanjutan dalam kegiatan pertaniannya 2) Luas lahan yang tersedia guna memenuhi kebutuhan pangan di Kecamatan Perbaungan adalah seluas 3.938 Ha yang tersebar di 17 desa yang diperoleh melalui analisis spasial berdasarkan kriteria lahan pertanian pangan berkelanjutan dalam UU No. 41/2009. Sedangkan untuk 20 tahun ke depan, luas kebutuhan lahan sawah dengan 2 (dua) skenario perhitungan, didapat: 2,162 Ha untuk skenario optimis dan 3,332 Ha untuk skenario pesimis. Kedua hasil perhitungan menunjukkan nilai di bawah luas ketersedian lahan aktual (3.938 Ha) sehingga kebutuhan pangan untuk 20 tahun ke depan masih dapat dipenuhi dari lahan-lahan yang tersedia saat ini 3) Strategi untuk mempertahankan keberlanjutan pertanian di Kecamatan Perbaungan dilakukan dengan cara melindungi keberadaan lahan pertanian serta meningkatkan kemampuan manajemen petani dalam kelompok tani agar memiliki kemandirian dalam mengatasi persoalan yang berhubungan dengan upaya mempertahankan keberlanjutan pertanian di Kecamatan Perbaungan.Kata kunci: lahan pertanian, analisis spasial, strategi pengelolaan lahan pertanian berkelanjutanAbstractThe population and economic growth as a consequence of modern development that goes along with the unsustainable farming activity—without considering conservation principles, intensive tillage, and the uses of excessive fertilizers and chemical pesticides—is one of the problems that engulfed the Perbaungan Sub-district. This issue is causing the decrease of farmland and damaging the environment in the Sub-district. As the granary of Serdang Bedagai Regency, it's imperative that availability of agricultural lands in Perbaungan Sub-district to be maintained so this area could contribute to the fulfillment of foods needed by the Regency. This research is conducted to understand the actual farmland condition in Perbaungan Sub-district, to count the amount of lands needed for the next twenty years and to elaborate the most suitable strategy to ensure the farming sustainability in the area. The method used in this research is a combination of quantitative and qualitative method. The primary data is obtained by interviewing informants (selected using purposive sampling), observations, and literature reviews. The secondary data in this research is obtained from various documents or literatures, such as tabular data and maps extracted from relevant agencies. The qualitative method is used to describe the existing condition of the farm and to lay out the sustainable farm management strategy in Perbaungan Sub-district, while the quantitative method is used to count the need for farmlands for the next twenty years and to indicate what kind of lands that must be protected. The result of this research showed that : 1) the farmers in Perbaungan Sub-district have not yet comprehensively applied the principles of sustainable farming. 2) Using spatial analysis method based on characterizations mentioned in UU No. 41 Tahun 2009, it is concluded that there are 3.938 Ha of agricultural lands in Perbaungan that match the characteristics and are to be protected. For the next twenty years, Perbaungan Sub-district needs at least 2.162 hectare (Ha) of agricultural lands on optimistic scenario and 3.332 Ha on pessimistic scenario. The two scenarios indicate that for the next twenty years the Perbaungan Sub-district could still use the actual lands to meet the needs for foods in the region. 3) The strategy to maintain the availability of agricultural lands and farming cultures in this region could be conducted through the protection of its productive rice fields and by developing the farmers' management competences so the farmer could have the ability to solve any farming issues related to the efforts to maintain the sustainability of farms in Perbaungan Sub-district. Keywords: Agricultural land, spatial analysis, sustainable agricultural land management strategy