scholarly journals Pengaruh Usia dan Jenis Kelamin Terhadap Pengetahuan Serta Perilaku Penggunaan Suplemen di Masa Pandemi pada Mahasiswa IIk Bhakti Wiyata

2021 ◽  
Vol 6 ◽  
pp. 49
Author(s):  
Esti Ambar Widyaningrum ◽  
Wika Wika Admaja ◽  
Lelly Winduhani Astuti ◽  
Badiaturisa Masyriqoh

Pada akhir tahun 2019 ditemukan adanya temuan virus baru SARS-CoV-2 dan penyakitnya disebut Corona Virus 2019 (COVID-19). Virus ini dapat menyebabkan berbagai gangguan terutama gangguan pada saluran pernapasan mulai dari flu biasa sampai sindrom pernapasan akut. Upaya pemerintah dan masyarakat guna mencegah penyebaran virus tersebut yaitu dengan protokol 5M serta dengan menguatkan imun yang salah satunya melalui konsumsi suplemen kesehatan, baik diperoleh melalui resep dokter maupun secara bebas di apotek. Diperlukan pengetahuan yang memadai agar pemilihan dan penggunaan suplemen aman dan rasional. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku serta pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap pengetahuan serta perilaku penggunaan suplemen yang rasional pada mahasiswa S1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri selama pandemi COVID-19. Penelitian observational analitik secara cross sectional dengan responden mahasiswa S1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner online yang disebarkan melalui grup whatsapp pada tiap angkatan. Data diperoleh dari 372 responden dan dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan mayoritas cukup baik 58,9% dengan perilaku positif 56,2%. Dari analisis dengan Chi-Square diketahui ada pengaruh usia terhadap pengetahuan dengan p value 0.000≤0.05 tetapi tidak ada pengaruh usia terhadap perilaku (0.0617>0.05). Berdasarkan jenis kelamin diketahui ada pengaruh jenis kelamin terhadap pengetahuan serta perilaku (p value ≤ 0.05). Ada pengaruh usia, jenis kelamin terhadap pengetahuan dan perilaku, sedangkan usia tidak berpengaruh terhadap perilaku penggunaan supplemen kesehatan peningkat imunitas tubuh selama pandemic COVID-19 

2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Laila Kamila ◽  
Maulidiyah Salim

Abstract: Coronary heart is a disease that offense to blood vessels and heart attack due to constriction of blood vessels. A high level of cholesterol in blood or exceeds the normal limit can form sediment in wall of blodd vessels which cause blood vessels constriction or blockage. This research object to determine whether there is a correlation between cholesterol level total and hypertension with coronary heart disease in patients who hospitalized in Regional Public Hospital of dr. Soedarso Pontianak. This study was used cross sectional design, purposive sampling technique, it gained 50 people as samples. The measurement of blood pressure was done in heart poly and cholesterol total level in clinic laboratory of Regional Public Hospital of dr. Soedarso by using enzymatic CHOD-PAP method. It can be obtained that 10 people had hypertension and 40 people did not.the average of total cholesterol was 224 mg/dl. Maximum value of total cholesterol was 224 mg/dl and 152 mg/dl as minimum value. Data has been analyzed by using statistical test, Chi-Square, to determine the correlation of total cholesterol wit coronary heart disease, obtained p value=0,024 (less than α=0,05). Correlation of hypertension and coronary heart disease gained p value=0,923 (more than α=0,05), it can be concluded that total cholesterol correlated with coronary heart disease, and there was not a correlation between hypertension and coronary heart disease.Abstrak: Jantung koroner adalah penyakit yang  menyerang pembuluh darah dan serangan jantung, karena penyempitan pada pembuluh darah. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah melebihi normal dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol total dan hipertensi dengan penyakit jantung koroner pada pasien di RSUD dr. Soedarso Pontianak. Disain penelitian  ini menggunakan cross sectional, teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, didapat jumlah sampel 50 orang. Pengukuran Tensi Darah dilakukan di poli Jantung dan pemeriksaan kadar kolesterol total di laboratorium klinik RSUD dr. Soedarso Pontianak dengan metode enzimatik CHOD-PAP. Hasil penelitian didapatkan 10 orang mengalami hipertensi dan 40 orang non hipertensi. Rata-rata kadar kolesterol total 224 mg/ dl. Nilai maksimum kadar kolesterol total yaitu 224 mg/dl dan nilai minimum yaitu 152 mg/dl. Analisa data dengan uji statistik Chi-square untuk mengetahui hubungan kolesterol total dengan penyakit jantung koroner didapatkan nilai p = 0,024 (lebih kecil dari  α 0,05). Uji hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner didapat nilai p = 0,923 (lebih besar dari α 0,05), dapat disimpulkan terdapat hubungan kadar kolesterol total dengan penyakit jantung koroner dan tidak ada hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner.


Jurnal JKFT ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Imas Yoyoh ◽  
Imam Mutaqqijn ◽  
Nurjanah Nurjanah

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke tungkai, yang dapat berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 54 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang perawatan kaki dan lembar observasi tentang risiko ulkus kaki diabetes. Uji analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian sebanyak 54 responden didapatkan data kategori perawatan kaki baik dengan risiko ulkus rendah sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan kategori perawatan kaki kurang baik dengan risiko ulkus tinggi sebanyak 21 responden (70,0%). Hasil analisis diperoleh nilai OR = 3,267 artinya perawatan kaki yang kurang baik mempunyai peluang 3,267 kali untuk risiko tinggi ulkus. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,036 dimana nilai p-value < 0,05, maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Pasien DM dengan perawatan kaki yang kurang baik berpeluang untuk terjadinya risiko ulkus tinggi dibandingkan dengan pasien DM yang perawatan kakinya baik. 


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


Author(s):  
Febi Ratnasari ◽  
Yulia Fransisca Gandaria ◽  
H.Y.G Wibisono ◽  
Rina Puspita Sari

Menjalani kehidupan sebagai narapidana mengalami kehilangan kebebasan fisik, kehilangan kontrol atas hidup, kehilangan keluarga, kehilangan barang dan jasa, kehilangan  hubungan  heteroseksual, kurangnya stimulasi, dan gangguan psikologis yang dapat menjadi tekanan yang dapat menyebabkan stres. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres warga binaan di LP Perempuan Kelas II A Kabupaten Tangerang. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 4.746 orang dengan rerata dalam sebulan 396 orang. Sampel rumus Slovin didapatkan 199 . Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Menggunakan uji chi square. Hasil penelitian Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres warga binaan di  LP Perempuan Kelas II A  Tangerang dengan p value 0,000 (< alpha= 0,05). Kesimpulan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres warga binaan. Pelayanan kesehatan di Lapas tidak hanya fokus pada kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental sehingga dapat mendeteksi dini adanya masalah gangguan mental di lembaga pemasyarakatan dan mendapatkan penanganan yang komprehensif.


PROMOTOR ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 88
Author(s):  
Diki Dwi Wahyudi Arrahim ◽  
Rubi Ginanjar ◽  
Rahma Listyandini

<div class="WordSection1"><p>Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan utama dalam fasilitas kesehatan seperti rumah sakit yang bertanggung jawab dan berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya. Dengan tanggungjawab yang berat profesi perawat rentan terhadap stres yang berisiko bagi kesehatan dan keselamatanya. Jika melebihi kapasitas, sumber daya, dan kemampuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek dominan penyebab stress kerja pada perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Bogor Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain penelitian <em>cross sectional. </em>Jumlah populasi sebanyak 69 orang. Dengan jumlah sampel 59 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik <em>nonprobability sampling </em>yaitu <em>Purposive Sampling</em>. Pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder didapat dari data pada bagian keperawatan serta studi pustaka. Hasil analisis data penelitian menggunakan aplikasi statistik dengan menggunakan uji <em>chi-square. </em>Hasil penelitian didapat bahwa perawat yang mengalami stres ringan sebanyak 38 orang (64,4%) dan yang mengalami stres berat sebanyak 21 orang (35,6%). Perawat usia 20-40 tahun 19 orang (90,5%) mengalami stres berat dan 35 orang (92,1%) mengalami stres ringan, sedangkan usia &gt;40 tahun 2 orang (9,5%) stres berat dan 3 orang (7,9%) stres ringan. Perawat jenis kelamin laki-laki 5 orang (45,5%) mengalami stres berat dan mengalami stres ringan sebanyak 6 orang (54,5%), sedangkan perawat perempuan dengan 16 orang (33,3%) stres berat dan stres ringan sebanyak 32 orang (66,7%). Perawat S1 Ners dengan 2 orang (50,0%) mengalami stres berat dan 2 orang (50,0%) mengalami stres ringan, sedangkan perawat D3 keperawatan dengan 19 orang (34,5%) stres berat dan 36 orang (65,5%) stres ringan. Perawat dengan beban kerja ringan mengalami stres berat sebanyak 9 orang (33,3%) dan mengalami stres ringan 18 orang (66,7%), sedangkan 32 perawat dengan beban kerja berat mengalam stres berat 12 orang (37,5%) dan stres ringan 20 orang (62,5%). Perawat shift kerja buruk 1 orang (16,7%) mengalami stres berat dan 5 orang (83,3%) mengalami stres ringan, sedangkan perawat dengan shift kerja baik 20 orang (37,7%) stres berat dan 33 orang (62,3%) stres ringan. Perawat dengan hubungan yang buruk mengalami stres berat sebanyak 13 orang (32,5%) dan mengalami stres ringan sebanyak 27 orang (67,5%), sedangkan perawat dengan hubungan pekerjaan baik stres berat sebanyak 8 orang (42,1%) dan stres ringan sebanyak 11 orang (57,9%). Perawat dengan pengembangan karier buruk mengalami stres berat sebanyak 17 orang (37,0%) dan mengalami stres ringan sebanyak 29 orang (63,0%), sedangkan perawat dengan pengembangan karier baik 4 orang (30,8%) stres berat dan 9 orang (69,2%) stres ringan. Dari hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan dari tiap varabel (usia, jenis kelamin, tigkat pendidikan, beban kerja, shift kerja, hubungan dalam pekerjaan dan pengembangan karier) dengan stres kerja pada perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Bogor dengan nilai <em>p-value </em>(p&gt;0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, beban kerja, shift kerja, hubungan dalam pekerjaan dan pengembangan karier) dengan stres kerja pada perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Bogor Tahun 2020. Tingkat stres kerja perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Bogor masih dapat dikendalikan sehingga tidak menimbulkan masalah yang begitu besar.</p></div>


2019 ◽  
Vol 14 (02) ◽  
pp. 25-30
Author(s):  
Bintang Agustina Pratiwi ◽  
Yanuarti Riska ◽  
Nopia Wati ◽  
Wulan Angraini ◽  
Lusi Okavianti

Cakupan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu tahun 2018 sebesar 63,8%, merupakan angka cakupan ASI Eksklusif terendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab kegagalan ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif  dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian pada penelitian ini adalah Ibu yang mempunyai anak umur 6 bulan – 24 bulan. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling di dapatkan sampel sebanyak 62 orang. Data di analisis Univariat, Chi Square, Regresi Logistik Berganda.Sebesar 51,6% Ibu memberikan ASI Eksklusif, 88,7% mendapat dukungan dari petugas kesehatan, 53,2% mendapat dukungan suami, 66,1% mendapat dukungan orang tua. Terdapat hubungan antara Dukungan Petugas Kesehatan dan dukungan orang tua dengan pemberian ASI Eksklusif (p value = 0,05 dan 0,020). Dukungan orang tua merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemberian ASI Esklusif.Petugas kesehatan menginformasikan kepada ibu hamil bahwa kehadiran orang tua sangat membantu ibu dalam proses menyusui. Orang tua akan berbagi pengalaman dengan anaknya


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 50-54
Author(s):  
Masta Melati Hutahaean

Banyak wanita yang mengalami gangguan pada menstruasinya, diantaranya adalah nyeri haid atau sering disebut dismenore. Prevalensi kejadian dismenore pada remaja wanita diperkirakan antara 20-90% dan sekitar 15% remaja dilaporkan mengalami dismenore berat. Dismenore berat ini menyebabkan mereka tidak mampu untuk melakukan kegiatan apapun serta mempengaruhi kinerja akademik mahasiswi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi angkatan 2017 dan 2018 yaitu sebanyak 135 orang mahasiswi. Sampel berjumlah 100 orang mahasiswi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Dianalisa secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. Dari hasil uji bivariat menunjukan bahwa ada hubungan antara dismenore dengan kinerja akademik mahasiswi STIKes Murni Teguh (p value 0,01) dengan OR sebesar 4,38 yang berarti bahwa mahasiswi yang tidak mengalami dismenore perkiraan peluangnya 4,38 kali memiliki kinerja akademik yang sangat memuaskan dibandingkan dengan mahasiswi yang mengalami dismenore. Disarankan agar STIKes Murni Teguh dapat mengaktifkan kegiatan olahraga rutin sebagai bentuk kegiatan kemahasiswaan bagi seluruh mahasiswi terutama mahasiswi yang mengalami dismenore mulai dari olahraga dengan gerakan fisik yang sederhana maupun olahraga aerobik yang dapat mengurangi nyeri haid yang dapat mengganggu aktifitas belajar mahasiswi.   Many women experience menstrual disorders, including menstrual pain or often called dysmenorrhea. The prevalence of dysmenorrhea in young women is estimated to be between 20-90% and around 15% of adolescents reported severe dysmenorrhea. This severe dysmenorrhea causes them to be unable to carry out any activities and influence the academic performance of female students. This type of research is descriptive analytic with cross sectional design. The population in this study were all female students of 2017 and 2018 namely 135 female students. The sample amounted to 100 female students. Sampling is done using purposive sampling. Analyzed by univariate and bivariate with chi square test.The results of the bivariate test showed that there was a relationship between dysmenorrhea and the academic performance of Murni Teguh STIKes students (p value 0.01) with an OR of 4.38 which means that students who did not experience dysmenorrhea estimated their chances of 4.38 times having very satisfying academic performance compared to female students who experience dysmenorrhea. It is recommended that Murni Teguh STIKes be able to activate regular sports activities as a form of student activities for all female students, especially female students who experience dysmenorrhea, from simple physical movements and aerobic exercise that can reduce menstrual pain which can interfere with the student's learning activities.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 135
Author(s):  
Ni Made Kristina Meikayanti ◽  
Ni Made Ari Sukmandari ◽  
Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi

<p><em>Therapeutic communication is carried out in every nursing care delivery. Through good communication between nurse and patient or patient's family, a trusting relationship can be developed. Thus, the treatment provided can be received optimally which can affect patient satisfaction. The purpose of this study was to determine the relationship between nurse therapeutic communication and patient satisfaction. The measuring instruments used in this study were nurse therapeutic communication and patient satisfaction questionnaires that had been tested for its validity and reliability. The design of this research was a descriptive analytic correlation using cross sectional design. The sampling technique used purposive sampling with 67 respondents. The research data were analyzed using the chi square correlation test. The results of this study indicated that 53.7% nurses had good therapeutic communication and 55.2% patients were satisfied. Chi square test revealed p value 0.001 with a confidence level of 95%. It is concluded that there was a relationship between nurse therapeutic communication and patient satisfaction at the Regional General Hospital of Tabanan Regency. It is hoped that nurses' therapeutic communication can be improved and applied in nursing care, and further explore factors that can improve the nurses’ therapeutic communication skills to increse patient satisfaction.</em></p><p> </p><p><strong>BAHASA INDONESIA </strong>Komunikasi terapeutik dilaksanakan pada setiap pemberian asuhan keperawatan. Melalui komunikasi yang baik antara perawat dan pasien atau keluarga pasien dapat membangun hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien. Sehingga perawatan yang diberikan dapat diterima dengan optimal dan dapat memengaruhi kepuasan pasien. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner komunikasi terapeutik perawat dan kuisioner kepuasaan pasien yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelumnya. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik korelasi dengan menggunakan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 67 responden. Data penelitian ini dianalisis menggunakan uji korelasi chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 53,7% perawat melakukan komunikasi terapeutikyang baik dan 55,2% pasien merasa puas. Hasil uji chi square didapatkan p value 0,001 dengan tingkat kepercayaan 95%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan. Komunikasi terapeutik perawat diharapkan dapat ditingkatkan dan diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan, dan peneliti selanjutnya dapat menemukan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi terapeutik perawat sehingga kepuasan pasien dapat lebih meningkat.</p><p> </p>


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Nindar Oktavian ◽  
Saiful Nurhidayat ◽  
Ririn Nasriati

Abstract Background: As the rapid development of Internet technology, online games are also experiencing development. Online Game presents a more varied challenge compared to offline games, this makes the players feel at home and play long enough. Online game is seductive which means it can cause addiction, Addictive online game is marked by how far someone play excessive game so that can interfere its life everyday.Method: Design of research using Cross Sectional with a population of 78, a sample of 45 respondents using purposive sampling technique. Data collection using questionnaires with data processing using Chi Square test.Result: From the result of research from total 45 respondent 24 (53,3%) respondent playing game excessively, and 21 (47,7%) not excessive. And 24 (53.3%) respondents experienced addiction. Statistical analysis showed significant result with p-value 0,002 <0,05. Then H1 accepted which means there is influence between the duration of playing online games towards online game addiction.Conclusion: Playing games with a long duration is one of the factors causing online game addiction among teenagers. So there needs to be self-control of online game play behavior.Keywords:Game Online, Addiction, Teenagers Abstrak Latar Belakang: Seiring pesatnya perkembangan teknologi internet, game online juga mengalami perkembangan. Game online. Game Online menyajikan tantangan yang lebih bervariasi dibandingkan dengan game offline, hal ini membuat para pemain betah dan bermain cukup lama. Game online bersifat seduktif yang berarti dapat menyebabkan kecanduan, Kecanduan game online ditandai oleh sejauhmana seseorang bermain game secara berlebihan sehingga dapat mengganggu kehidupannya sehari-hari.Metode:Desain penelitian menggunakan Cross Sectional dengan jumlah populasi 78, sampel 45 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan pengolahan data menggunakan uji chi square.           Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan dari total 45 responden 24 (53,3%) responden bermain game secara berlebihan, dan 21 (47,7%) tidak berlebihan. Dan 24 (53,3%) responden mengalami adiksi. Analisis statistika menunjukkan hasil yang signifikan dengan p-value 0,002 < 0,05. Maka H1 diterima yang artinya ada pengaruh antara durasi bermain game online terhadap adiksi game online.Kesimpulan: Bermain game dengan durasi waktu yang cukup lama menjadi salah satu faktor penyebab adiksi game online di kalangan remaja. Sehingga perlu adanya kontrol diri terhadap perilaku bermain game online.Kata kunci: Game Online, Adiksi, Remaja


2019 ◽  
Vol 12 (02) ◽  
Author(s):  
Prastiwi Putri Basuki ◽  
Triana Uminingsih

Stunting pada masa balita perlu mendapat perhatian khusus termasuk pada anak usia 24-36 bulan. Usia 24-36 bulan merupakan usia anak yang mengalami perkembangan pesat dalam kemampuan kognitif dan motorik. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kejadian stunting pada anak, antara lain karakteristik ibu. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kontribusi karakteristik ibu terhadap kejadian stunting pada anak usia 24-36 bulan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di Desa Sendang Mulyo Minggir Sleman Yogyakarta. Sampel yang diambil sebanyak 75 anak usia 24-36 bulan dengan teknik purposive sampling. Analisis data  bivariat menggunakan Chi Square dan Fisher Exact Test dan analisis multivariat menggunakan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan ibu (p value=0,000), pengetahuan ibu (p value=0,022) dan pemberian ASI Ekslusif (p value=0,011) yang artinya terdapat hubungan dengan kejadian stunting. Sedangkan status pekerjaan ibu (p value=0,217) tidak signifikan berhubungan dengan kejadian stunting. Berdasarkan analisis multivariat regresi linier menunjukkan hasil bahwa pendidikan ibu, status  pekerjaan ibu, pengetahuan ibu tentang gizi, dan pemberian ASI Ekslusif bersama-sama mempunyai kontribusi terhadap kejadian stunting sebesar 88,2%. Perlu peningkatan program multisektoral dengan melibatkan semua lapisan masyarakat untuk mengurangi kejadian stunting.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document