scholarly journals STUDI LITERATUR : PERBANDINGAN PENERAPAN TEKNIK TEPID WATER SPONGE DAN KOMPRES HANGAT UNTUK MENURUNKAN SUHU TUBUH PADA ANAK YANG MENGALAMI KEJANG DEMAM

2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 297
Author(s):  
Nova Ari Pangesti ◽  
Bayu Krisna Anggara Mukti

Latar Belakang: Prevalensi kejadian kejang demam pada anak umur dibawah lima tahun terjadi tiap tahun di Amerika, hampir sebanyak 1,5 juta dan sebagian besar lebih sering terjadi pada anak berusia 6 hingga 36 bulan (2 tahun), terutama pada usia 18 bulan. Gejala khusus dari kejang demam adalah hipertermia dengan meningkatnya metabolisme dalam tubuh maka pasokan oksigen ke otak akan menurun. Pada anak yang peka akan terjadi kejang demam. Kejang demam apabila tidak diatasi segera akan mengakibatkan peningkatan tekanan intra kranial (TIK) yang mempengaruhi gangguan suplai (perfusi) nutrisi kejaringan seluruh tubuh sehingga dapat terjadi gangguan tumbuh kembang. Tujuan: Literatur review ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan penerapan teknik tepid water sponge dan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam. Metode : Metode yang digunakan adalah literature review, yaitu mengumpulkan dan menganalisis artikel-artikel penelitian mengenai penerapan teknik Tepid Water Sponge dan Kompres Hangat. Penelusuran artikel dilakukan melalui (database) seperti Google scholar atau Google cendekia dengan menggunakan kata kunci seperti  “Tepid Water Sponge”, “Kompres Hangat”, “Kejang Demam”, “Tepid Water Sponge + Kejang demam,”. Artikel yang dipilih adalah artikel yang dipublikasikan sejak tahun 2015 sampai dengan 2020 yang dapat diakses full text dalam format pdf dan berbahasa Indonesia. Hasil : Berdasarkan uraian dari 6 jurnal yang telah dilakukan review menunjukkan pemberian teknik tepid water sponge lebih efektif daripada kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam. Kesimpulan : Pemberian teknik tepid water sponge sangat direkomendasikan untuk menurunkan hipertermia pada anak dengan kejang demam. Kata kunci: Kejang Demam, Hipertermia, Tepid Water Sponge, Kompres Air Hangat

2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1285-1290
Author(s):  
Arif Bagus Susetyo ◽  
Siti Rofiqoh ◽  
Aida Rusmariana

AbstractOne of the non-pharmacological therapies to reduce body temperature in children aged 1-5 years is the tepid water sponge. This paper aims to describe the therapy in reducing kid’s temperature. It is a literature review with three articles taken from Google-scholar. They were focused on tepid water sponge and fever as the keywords. To be known, all of them were full-text, published in 2016-2019. The result showed body temperature has reduced into 37,38°C from 38,55°C afther applying the therapy. Therefore, it could be concluded the therapy works well in reducing kid’s temperature. Thus, it is highly recommended for nursing staff to apply the therapy on the children aged 1-5 years.Keywords: fever, tepid water sponge AbstrakSalah satu terapi non farmakologi untuk menurunkan suhu tuhuh pada anak usia 1–5 tahun adalah tepid water sponge. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan Tepid Water Sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada anak usia 1-5 tahun. Desain karya tulis ilmiah berupa literature review dengan jumlah tiga artikel yang diambil dari laman jurnal google scolar dengan kata kunci “tepid water sponge” dan “demam” berupa artikel fulltex, terbit tahun 2016-2019. Hasil analisa dari ke 3 artikel menunjukan nilai rata - rata suhu tubuh sebelum dilakukan tindakan tepid water sponge 38,55°C dan setelah dilakukan tindakan tepid water sponge 37,38°C. Kesimpulannya adalah tepid water sponge dapat menurunkan suhu tubuh anak usia 1 – 5 tahun. Saran bagi pelayanan kesehatan hendaknya menerapkan teknik tepid water sponge untuk menurunkan suhu tubuh usia 1 – 5 tahun.Kata kunci: demam, tepid water sponge


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1103-1110
Author(s):  
Didi Rethodi ◽  
Dian Kartikasari

AbstractAsthma causes narrowing of the airways, which leads to various symptoms such as whezzing, coughing, and shortness of breath (dyspnea) in sufferers. Patients with asthma often complain of experiencing sudden shortness of breath, difficulty breathing, and pain when taking a breath. These conditions can causes the patient to become stressed, anxious and the breathing pattern in no longer effective. As a result, the prognosis of disease is poor. The purpose of this literature review study was to picture the frequency of breathing in asthma patients.This literature review highlighted five articles searched from 2011-2021 throught Garba Garuda and Google Scholar. The obtained articles were apprassied using the JBI (Joanna Briggs Institute) instrument before being analyzed. This study revealed that the respiratory rate in patients with asthma increases over 20x/minutes.The conclusion from this literature review is that patients with asthma have tachypnea. This literature review may be used as a reference for hospitals, educational institutions, and other researchers to determine appropriate nursing interventions for asthma patients.Keywords:Asthma; respiratoryrate. AbstrakPenyakit asma dapat menyebabkan penyempitan pada saluran napas dan hal ini dapat menimbulkan gejala seperti mengi, batuk, dan sesak napas (dyspnea) pada penderitanya. Keluhan pasien asma yaitu sering mengalami sesak napas yang dating secara mendadak, sulit untuk bernafas, nyeri saat menarik napas. Hal ini dapat menyebabkan pasien menjadi stress, cemas dan pola napas tidak lagi efektif dan prognosis penyakitnya menjadi buruk. Tujuan dari penelitian literature review ini adalah untuk mengetahui Gambaran Frekuensi Napas Pada Pasien Asma. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pengumpulan data literature review. Pencarian artikel dari tahun 2011-2021 melalui penelusuran Garba Garuda, dan Google Shcolar dengan kriteria inklusi populasi pasien asma dewasa, tahun artikel 2011-2021, penelitian kuantitatif. Hasil pencarian yang didapatkan berupa full text dan pdf, kemudian direview dengan menggunakan instrument JBI (Joanna Briggs Institute), didapatkan 5 artikel dari tahun 2012-2021, diekstraksi kemudian dibahas dan disimpulkan .Hasil penelitian literature review dari 5 atikel menunjukkan bahwa frekuensi napas pada pasien dengan kejadian asma mengalami peningkatan pernafasan >20x/menit. Simpulan dari literature review ini yaitu pasien dengan kejadian asma mengalami peningkatan frekuensi pernapasan. Penelitian literature review ini diharapkan dapat menjadi refrensi bagi pihak rumah sakit, institusi pendidikan maupun penelitilainnya sebagai pertimbangan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat bagi pasien asma.Kata kunci : Asma, Respirasi


2021 ◽  
Author(s):  
Amzal Mortin Andas ◽  
Ashar Prima ◽  
Rohmi Rahmawati

Latar belakang: Berbagai masalah yang dapat muncul pada pasien yang menjalani hemodialysis diantaranya kelelahan. Salah satunya dengan menggunakan inhalasi aromaterapi Tujuan: Telaah litelatur ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inhalasi aromaterapi pada pasien hemodialisis lansia yang mengalami masalah kelelahan. Metode: Disain dalam penelitin ini menggunakan literature review. Pencarian menghunakan electronic database dilakukan di google scholar dan Pubmed dengan kata kunci: hemodyalisis patient, inhalation aromatheraphy and fatigue. Kriteria inklusi yang digunakan yaitu jurnal yang dapat diakses full text. Publikasi 10 tahun terakhir. Jurnal berbahasa Inggris. Telah ditemukan 4 artikel 2 google scholar, 2 pubmed. Membahas efektifitas aromaterapi untuk menurunkan kelelahan. Kesimpulan: Berdasarkan telaah literatur pada artikel didapatkan bahwa terapi inhalasi aromaterapi dapat mengurangi skala kelelahan pada pasien hemodialisis. Diharapkan perawat lebih memperhatikan keadaan pasien hemodialisis yang mengalami kelelahan dan mengaplikasikan tindakan terapi inhalasi aromaterapi, sehingga tercapainya asuhan keperawatan yang bersifat holistik.


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 2129-2133
Author(s):  
Yanuar Sultan Pramana ◽  
I Isytiaroh

AbstractOne way to increase milk production is by doing oxytocin massage. This scientific paper aims to find out the description of oxytocin massage therapy to increase breast milk in postpartum mothers. It is a literature review with 3 articles taken from google scholar. Oxytocin massage, postpartum, and breast milk are the keywords. All are full-text, the first article published in 2016, the second one was in 2019, and the latter was in 2020. The result shows before applying the therapy, the average value of milk breast production was 10.02 ml, and it was 17.2 after applying the therapy with difference of the production was 7.18 ml. It means there was an increasing in producing breast milk. Therefore, nurses are suggested to apply this therapy on postpartum mothers.Keywords: oxytocin massage, postpartum, breast milk producing AbstrakSalah satu cara untuk meningkatkan produksi ASI yaitu pijat oksitosin. Tujuan karya tulis ilmiah ini yaitu mengetahui gambaran terapi pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post partum. Berdasarkan literature review Metode dalam karya tulis ilmiah ini adalah literature review dengan subyek literature review yang digunakan yaitu 3 artikel yang diambil dari laman jurnal google scholar dengan kata kunci “pijat oksitosin”, “post partum” dan “produksi ASI”. Berupa fulltext dan pada artikel pertama terbit pada tahun 2016, artikel kedua 2019 dan artikel ketiga tahun 2020. Hasil dari ketiga artikel menunjukan bahwa sebelum dilakukan pijat oksitosin terdapat nilai rata-rata produksi ASI 10,02 ml dan setelah dilakukan pijat oksitosin didapatkan bahwa terdapat nilai rata-rata produksi ASI 17,2 ml dengan perbedaan produksi ASI 7,18 ml sehingga terdapat adanya peningkatan produksi ASI. Simpulannya adalah terapi pijat oksitosin dapat meningkatkan produksi ASI pada ibu post partum. Saran untuk tenaga kesehatan diharapkan dapat menerapkan terapi pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post partum.Kata kunci: pijat oksitosin, post partum, produksi ASI


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 44-50
Author(s):  
Putri Cahya Mutiara Mas Hanafi ◽  
Andi Arniyanti

Anak yang menderita gangguan pada sistem pernapasan seringkali mengalami kelebihan produksi lendir di paru-parunya. Berdasarkan prevalensi tubercolosis sekitar 10 juta, sedangkan di Indonesia 0,42%. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2007) di Sulawesi Selatan jumlah suspek sebanyak 41.092 orang dan kasus BTA+ sebanyak 6.902. Salah satu tindakan keperawatan yang efektif dapat mengeluarkan dahak pada anak yang mengalami jalan napas tidak efektif adalah fisioterapi dada. Tujuan literature review ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penerapan fisioterapi dada untuk mengeluarkan dahak pada anak yang  mengalami jalan napas tidak efektif.  Proses pencarian dan seleksi artikel dalam literature review ini menggunakan bukti kuantitatif dalam database elektronik Pubmed, dan Google Scholar dengan melakukan review terhadap 4 artikel yang memiliki full text dari abstrak, tujuan, metode, dan hasil penelitian paling sesuai dengan tujuan literature. Penerapan fisioterapi dada terbukti efektif untuk mengeluarkan dahak pada anak yang mengalami jalan napas tidak efektif.  Untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan jumlah dari responden agar lebih efektif untuk mengetahui pengaruh fisioterapi dada terhadap pengeluaran sputum pada anak dan disarankan peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan penelitian ini dengan menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok kontrol.  


2021 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 26-32
Author(s):  
Heni Purnama ◽  
Nyayu Nina Putri Calisanie ◽  
Eva Sri Rizki Wulandari

Latar Belakang: Kebutuhan spiritualitas merupakan kebutuhan dasar setiap individu untuk mencari tujuan hidup, memaknai hidup dalam mencintai dan dicintai. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah menganalisi hasil penelitian-penelitian tentang kebutuhan spiritualitas pada lansia dengan penyakit kronis. Metode: Metode yang digunakan adalah literature review, sebanyak 6 artikel yang didapatkan dari tiga sumber databased yaitu Google Scholar, Pubmed dan Microsoft Academic yang terbit tahun 2016-2020. Kriteria inklusi untuk pencarian yaitu studi yang dilakukan adalah lansia dengan usia ?60 tahun, lansia yang menderita penyakit kronis, artikel berbahasa Indonesia dan berbahasa inggris dengan desain penelitian deskriptif kuantitatif, serta free full text. Penggunaan kuesioner dalam penelitian menggunakan kuesioner SpNQ (Spirituality Needs Quesstionaire). Penilaian artikel diukur dengan menggunakan format JBI (The Joanna Briggs Institute Critical Appraisal tools). Hasil: Hasil analisi dari ke enam jurnal menunjukan bahwa tingkat kebutuhan spiritualitas pada lansia dengan penyakit kronis berbeda-beda diantaranya adalah kebutuhan keagamaan (religiosity), kedamaian (inner peace), kebutuhan eksistensi (existential) dan kebutuhan memberi (needs giving). Kesimpulan: Spiritualitas dapat menjadi sumber kekuatan pada lansia ketika menderita penyakit kronis, sehingga semakin tinggi kebutuhan spiritualitas yang terpenuhi, maka lansia mampu mencapai potensi dan kualitas hidupnya.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Ninik Ambar Sari ◽  
Nisha Dharmayanti Rianto

Latar belakang: Infark miokard akut (IMA) penyebab non aterosklerotik pada dewasa muda disebabkan oleh trauma tumpul thorak merupakan kasus yang langka, tetapi berpotensi mengancam nyawa yang harus ditangani segera pada pasien yang datang ke IGD. Percutaneus Coronary Intervention (PCI) adalah standar emas untuk diagnosis dan manajemen. Karena prognosis pasien ini terkait erat dengan diagnosis dan penatalaksanaan dini, sangat penting untuk menjaga indeks kecurigaan yang tinggi untuk Acute Coronary Syndrome (ACS) pada pasien dengan trauma tumpul thorax dan nyeri dada. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk menyajikan tindakan PCI pada pasien IMA disebabkan oleh trauma tumpul thorax dan untuk meninjau beberapa litelatur mengenai topik ini.  Metode: penelitian ini merupakan bentuk literature review terhadap artikel dengan tema Percutaneus Coronary Intervention pada pasien infark miokard akut penyebab trauma tumpul thorax. Artikel pada penelitian ini berasal dari database elektronik Google Scholar, PubMed, Proquest, Scopus dan Science Direct  dimulai tahun 2005 sampai dengan 2020. Hasil: hasil penelusuran menggunakan kata kunci Percutaneus Coronary Intervention, acute myocardial infarction, blunt chest trauma diperoleh 56 artikel. 15 artikel yang memenuhi kriteria inklusi kemudian dilakukan review terhadap full text nya. Kesimpulan: Tindakan emergensi Percutaneus Coronary Intervention efektif dilakukan dan merupakan terapi yang aman untuk kasus Infark Miokard Akut akibat trauma tumpul Thorax. Tindakan emergensi Percutaneus Coronary Intervention menjadi pilihan terbaik untuk pasien tanpa disertai dengan perdarahan pada organ lain.


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1250-1253
Author(s):  
Afan Saputra ◽  
Windha Widyastuti ◽  
I Isytiaroh

AbstractNausea and vomiting (emesis gravidarum) is a common complaint in the first trimester pregnant women. One of non-pharmacological therapies which are safe to give to pregnant women who experience emesis gravidarum is lemon aromatherapy. This scientific paper aims to investigate the effect of lemon aromatherapy to reduce emesis gravidarum in pregnant women in trimester I. It is a literature review with three articles taken from Google scholar. Emesis gravidarum, lemon therapy, and pregnant women in trimester I are the keywords. These articles are full-text, published in 2018-2019. The analysis result of respondents characteristics from 71 people, most of them (75%) are 20-35 years old, parity 65% of multigravida, gestational age 25% of weeks. Nausea score measurement was measured by RHODES Indeks score. The analysis result of the articles stated there is a significant different before and after intervention. The total score average before applying the intervention was 19.18 and it reduced into 10.63 after the process. It means there is a reduction for about 8.55 after the treatment. The conclusion is applying lemon aromatherapy has effectively reduced emesis gravidarum in pregnant women in trimester I. therefore, nurses were suggested to apply this therapy as an alternative ways to reduce the frequency of nausea.Keywords : emesis gravidarum lemon ; aromatherapy ; pregnant women in trimester I AbstrakMual muntah (Emesis gravidarum) merupakan keluhan yang sering terjadi pada ibu hamil trimester pertama. Salah satu terapi nonfarmakologi yang aman di berikan pada ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum adalah aromaterapi lemon. Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan pengaruh aromaterapi lemon untuk mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I berdasarkan literature review. Desain Karya Tulis ilmiah ini berupa literature review dengan jumlah artikel tiga yang diambil dari laman jurnal google scolar dengan kata kunci “ emesis gravidarum” “Aromaterapi lemon” dan “ibu hamil trimester I,” berupa artikel fulltext, terbit tahun 2018-2019. Hasil analisa karakteristik responden dari tiga artikel menunjukan jumlah responden 71, sebagian besar 75.0 % umur 20-35 tahun, paritas 65% multigravida, usia kehamilan 25.0 % 9 minggu. Pengukuran skor mual di ukur dengan menggunakan skor Index RHODES. Hasil analisa dari tiga artikel menunjukan jumlah skor rata-rata sebelum intervensi 19,18 setelah intervensi 10,63, terdapat penurunan skor rata-rata setelah dilakukan pemberian aromaterapi lemon sebesar 8,55. Simpulan hasil menunjukan bahwa pemberian aromaterapi lemon efektif menangani emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. Saran bagi petugas kesehatan hendaknya bisa menerapkan aromaterapi lemon sebagai alternatif untuk mengurangi frekuensi mual.Kata Kunci : Emesis Gravidarum ; Aromaterapi Lemon ; Ibu hamil Trimester


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 915-920
Author(s):  
Muhammad Khaerun Niam ◽  
I Isytiaroh ◽  
Windha Widyastuti

AbstractCesarean section is one way to save the baby and mother in the process of delivery by means of an incision in the abdomen. Commonly, it will cause pain after the action, One of the non-pharmacological therapies to reduce pain is finger grip relaxation. This paper aims to investigate whether these techniques can reduce post-cesarean surgery painBased on literature review, which articles from google scholar. Keyword articles is finger grip relaxation, cesarean section, and pain. They are full-text; the first article was published in 2018, the second one was in 2019, and the latter was in 2020. The analysis result of the journals with 50 respondents showed there is a different in pain scale pre and post-finger grip relaxation, from 6.25 to 3.9. Therefore, it was proved the relaxation could reduce, pain on the, patients with Post-C-section Suroerv. Thus nurses are suggested to teach the technique in reducing the problem. Keywords:Pain; cesarean section surgery; finger clasp relaxation technique AbstrakSeksio sesarea adalah salah satu cara untuk menyelamatkan bayi dan ibu dalam proses persalinan dengan penyulit dengan cara insisi pada abdomen. Setelah tindakan ini menimbulkan rasa nyeri. Salah satu terapi non farmakologi untuk menurunkan nyeri adalah relaksasi genggam jari. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui apakah teknik relaksasi genggam jari dapat menurunkan nyeri operasi paska seksio sesarea berdasarkan literature review. Desain karya tulis ilmiah berupa literature review dengan jumlah tiga artikel yang diambil dari laman google scholar dengan kata kunci “relaksasi genggam jari”, seksio sesarea” dan “nyeri”. Berupa fulltex dan pada artikel pertama terbit pada tahun 2018, artikel kedua 2019 dan artikel ketiga tahun 2020. Hasil analisa dari ketiga jurnal dengan jumlah responden 50 orang, menunjukan bahwa sebelum dilakukan relaksasi genggam jari nilai rata-rata nyeri 6,25 dan setelah dilakukan relaksasi genggam jari nilai rata-rata nyeri 3,9. Simpulannya adalah teknik relaksasi genggam jari dapat menurunkan rasa nyeri pada pasien paska operasi seksio sesarea. Saran bagi tenaga kesehatan dapat mengajarkan teknik tersebut untuk menurunkan nyeri paska seksio sesarea. Kata kunci:Nyeri; paskaseksiosesarea;relaksasigenggamjari


2021 ◽  
Author(s):  
Indah Puspitasari ◽  
Meria Woro L

Riskesdas 2018 menyatakan bahwa prevalensi penderita gout artritis di Indonesia saat ini sebanyak 7.3%sedangkan di provinsi Jawa Barat populasi penderita gout artritis sebanyak 8,86% dengan jumlah penderitaberjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 8,46% dan pada penderita berjenis kelamin laki-laiki yaitusebanyak 6,13%. Telaah literatur review ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kompres hangat jaheterhadap skala nyeri pada pasien gout artritis. Desain dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah literatur reviewdengan menggunakan metode pencarian electronic data base dan sumber pencarian google scholar. Kata kunciyang digunakan yaitu Gout artritis, kompres hangat jahe, dan skala nyeri, dalam pencarian artikel internasionalyaitu dengan menggunakan kata kunci : Gout arthritis, ginger warm compress, dan pain scale Kriteria inklusiyang digunakan yaitu artikel yang dapat diakses full text yang tersedia berbahasa Inggris dan Indonesia. Hasilditemukan 5 artikel di google scholar yang membahas tentang keefektifan kompres hangat jahe pada pasiengout artritis berdasarkan klasifikasi intervensi dan outcome yang sesuai dengan kriteria penelitian. Hasilliteratur review dari kelima artikel menunjukkan bahwa kompres hangat jahe efektif untuk menangani nyeripada pasien gout artritis.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document