scholarly journals HUBUNGAN HUBUNGAN LAMA DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN KUALITAS TIDUR PADA USIA 19-22 TAHUN

2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Baiq Leny Suhartati ◽  
Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi ◽  
Ari Wibawa ◽  
I Made Niko Winaya

Media sosial meningkatkan konektivitas antar individu sehingga memberikan peluang untuk memperoleh dan berbagi informasi. Pengguna internet tahun 2017 didominasi oleh usia 19-34 tahun dan merupakan masa mengembangkan diri dengan memperluas relasi sosial. Penggunaan media sosial yang intens dapat menyebabkan penggunanya merasakan kesenangan hingga tercandu dan membuat durasi penggunaan media sosial semakin lama sehingga menyebabkan terganggunya pengaturan hormon melatonin saat malam hari dan menyebabkan jam tidur lebih lama sehingga mempengaruhi kualitas tidur individu. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional analitik yang dilakukan pada bulan April hingga Mei 2019. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive dengan jumlah 46 sampel. Sampel mengisi kuesioner identitas dan data subyek serta kuesioner Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengetahui durasi penggunaan media sosial perharinya dan kualitas tidur sampel. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariat dengan uji spearman. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p=0,037), tingkat kekuatan hubungan korelasi sedang (r=0.308), dan hubungan bersifat searah (r=0,308) antara durasi penggunaan media sosial dengan kualitas tidur. Penggunaan internet dan kecanduan media sosial dipengaruhi oleh keyakinan metakognitif tentang pemikiran dan pengaturan diri seseorang. Penggunaan media sosial yang intens dan kebiasaan membawa smartphone ketempat tidur membuat durasi penggunaan media sosial semakin lama sehingga menyebabkan terganggunya pengaturan hormon melatonin dan menyebabkan jam tidur lebih lama serta memengaruhi kualitas tidur individu. Simpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan lama durasi penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada usia 19-22 tahun yang mana semakin tinggi durasi penggunaan media sosial maka semakin buruk kualitas tidur pengguna.

2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 92
Author(s):  
Hermeksi Rahayu ◽  
Dwi Kustriyanti ◽  
Okta Indra

Hipertensi kehamilan dialamai 8% pada ibu hamil yang merupakan penyebab kematian ibu dan neonatus serta beresiko mengalami eclampsia dan pre eklampsia. Tekanan darah yang tinggi selama kehamilan dapat mempengaruhi kualitas tidur. Insomnia dialami 12% ibu hamil trimester pertama dan sebanyak 75% pada akhir kehamilan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kualitas tidur terhadap perubahan tekanan darah ibu hamil di Rumah Bersalin Bidan Nuril. Desain penelitian  ini menggunakan pendekatan cross sectional pada 42 ibu hamil trimester III yang diukur tekanan darah dan kualitas tidur menggunakan instrument Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian ini didapatkan ratarata kualitas tidur 5,78 dan p value systole sebesar 0,002 dan diastole 0,024 menggunakan uji Rank Speramen test. Ada hubungan antara kualitas tidur pada ibu hamil terhadap perubahan tekanan darah baik systole maupun diastole di Rumah Bersalin Bidan Nuril. Kata kunci: kehamilan; kualitas tidur; tekanan darahRELATIONSHIP OF QUALITY OF SLEEP AND CHANGES OF BLOOD PRESSURE OF PREGNANT WOMEN IN NURIL MATERNAL CLINIC  ABSTRACT Pregnancy hypertension is experienced by 8% of pregnant women which is the cause of mortality maternal and neonatal that can at risk of experiencing eclampsia and pre-eclampsia. High blood pressure during pregnancy can affect sleep quality. Sleep disturbance is experiencing 12% of pregnant women in the first trimester and as much as 75% at the end of pregnancy. This study aims was to see the relationship between sleep quality and changes in blood pressure of pregnant women at Nuril Maternal Clinic. This study was a cross-sectional study design with 42 third trimester pregnant women who measured blood pressure and sleep quality using the Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI). The results showed that the average sleep quality was 5.78 and the Pvalue systole was 0.002 and diastole was 0.024 using the Speramen Rank test. There was a relationship between the quality of sleep in pregnant women to changes in blood pressure, both systole and diastole at the Nuril Maternal Clinic.. Key words: pregnancy; sleep quality; blood pressure


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 63-66
Author(s):  
Narakusuma Wirawan ◽  
I Gusti Putu Suka Aryana ◽  
RA Tuty Kuswardhani

Latar Belakang: Kualitas tidur yang tidak adekuat dapat berimplikasi negatif pada lansia. Kualitas dan durasi tidur diidentifikasi berkorelasi negatif terhadap kadar HbA1C. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kualitas dan durasi tidur malam hari tentang korelasinya terhadap kadar gula darah pada lansia menggunakan instrumen skrining yang valid (Pittsburg Sleep Quality Index) dan pengukuran kadar HbA1C setelah dilakukan penyesuaian dengan berbagai variabel perancu. Metode: Desain cross-sectional dengan pola rekrutmen consecutive random sampling. Total sampel penelitian ini adalah 55 orang, 35 laki-laki (65%) dan 20 wanita (35%); dengan rataan umur 63,53 ± 3,3. Prosedur pengambilan data meliputi wawancara terstruktur (demografi, dan kuesioner PSQI) dan pencatatan gula darah dan HBA1C pasien melalui data rekam medis. Uji statistik menggunakan Spearman dan regresi linier. Hasil: Terdapat korelasi negatif antara kualitas tidur terhadap HbA1C (Spearman rho = -0.345, p<0,005). Analisis regresi linier yang melibatkan semua faktor perancu didapatkan hasil depresi memiliki korelasi yang lebih kuat dibandingkan kualitas tidur (r = -0,400, p<0,005).  Simpulan: Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan terjadinya peningkatan resistensi insulin dan penurunan efektivitas hormon insulin sehingga diperlukan kualitas tidur yang cukup untuk memperoleh kontrol glikemik yang optimal.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 107
Author(s):  
Ida Gustiawati ◽  
Arita Murwani

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia. Pada manusia, kualitas dan kuantitas dari tidur sangatlah penting. Tidur berdampak terhadap kemampuan kita dalam beraktifitas, diantaranya yaitu dapat mempengaruhi konsentrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan konsentrasi belajar siswa kelas VII dan VIII di MTs Binaul Ummah Bawuran Pleret Bantul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi 110 siswa, dengan sampel 65 siswa dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner The Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) dan kuesinoer konsentrasi belajar. Teknik analisa data menggunakan uji Chi-Square. Hasil analisis menunjukan mayoritas kualitas tidur dalam kategori buruk sebanyak 44 orang dengan persentase (67,6%) dan konsentrasi belajar dengan kategori kurang sebanyak 36 orang dengan persentase (55,3%). Hasil uji statistik menunjukan nilai person Chi-Square 7.743 dengan nilai p-value 0.021 < 0.05. Dapat disimpulkan bahwa kualitas tidur sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa kelas VII dan VIII di MTs Binaul Ummah Bawuran Pleret Bantul Yogyakarta. Hal ini karena kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi konsentrasi seseorang pada saat proses belajar.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 15-23
Author(s):  
Carla Teixeira ◽  
Andreia Caçador ◽  
Tatiana Ferreira ◽  
José Vasconcelos-Raposo

2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 17-30
Author(s):  
Nina Tabligha ◽  
Andri Sudjatmoko ◽  
Dessy Triana

Latar Belakang: Tidur merupakan kebutuhan fisiologis dasar bagi setiap individu yang  dapat memengaruhi kualitas serta keseimbangan hidup. Tidur memiliki fungsi salah satunya yaitu berpengaruh ke sistem saraf sehingga bisa berdampak terhadap memori dan kemampuan belajar. Tuntutan sekolah, kegiatan sosial setelah sekolah dan gaya hidup dapat menyita waktu tidur. Di Sumatera Utara, dari 287 pelajar dilaporkan 220 pelajar yang mengalami kualitas tidur yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja pada siswa SMA.Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di SMAIT Iqra’ Kota Bengkulu pada bulan Agustus 2018. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk menilai kualitas tidur yaitu kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index, sedangkan pengukuran kapasitas memori kerja menggunakan reading span test. Korelasi antara kedua variabel tersebut akan dianalisis mengggunakan uji Spearman.Hasil: Total sampel penelitian yang dianalisis adalah 53 siswa, 18 siswa (34%) memiliki kualitas tidur yang baik dan 35 siswa (66%) memiliki kualitas tidur buruk. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja dengan nilai p = 0,042, r = 0,281.Kesimpulan: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja pada siswa SMAIT Iqra’ Kota Bengkulu.KataKunci: kualitas tidur, kapasitas memori kerja, siswa sekolah menengah atas.


2020 ◽  
Vol 26 (3) ◽  
Author(s):  
Syela C Akasian ◽  
Flora Rumiati ◽  
William William

Musik merupakan suatu alunan nada yang bisa dinikmati, umumnya digunakan untuk menghilangkan rasa penat atau stres seseorang. Secara ilmiah musik juga dapat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas tidur terutama pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh musik terhadap kualitas tidur pada usia dewasa muda khususnya mahasiswa fakultas kedokteran yang biasanya memiliki kualitas tidur buruk. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik simple random sampling. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida angkatan 2018 sebanyak 96 mahasiswa. Pembagian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kuesioner tambahan untuk melihat kebiasaan mendengarkan musik pada mahasiswa dilakukan secara serentak saat proses perkuliahan.  Sebagian besar mahasiswa  memiliki kualitas tidur yang buruk yaitu 88 (91,7%) mahasiswa. Tiga dari  48  mahasiswa yang memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur  memiliki kualitas tidur baik. Lima dari delapan mahasiswa yang memiliki kualitas tidur baik  tidak memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara kebiasaan mendengarkan musik dan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida (p  0,714). 


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 27-32
Author(s):  
Piscolia Dynamurti Wintoro ◽  
Wiwin Rohmawati ◽  
Ana Sulistyowati

Latar Belakang: Seorang ibu hamil biasa mengalami kecemasan. Pada TM III kecemasan disebabkan oleh kekhawatiran menghadapi persalinan dan apakah bayinya lahir normal atau cacat. Kecemasan meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom. Metode: Desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom, sebanyak 40 responden dengan teknik total sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A) untuk mengukur tingkat kecemasan dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Analisis data yang digunakan chi square. Hasil : Penelitian ini menunjukkan ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi dengan P value sebesar 0,021. Simpulan : Ibu hamil trimester III dapat memperbaiki kualitas tidur dengan mengurangi aktivitas dan istirahat yang cukup, perasaan cemas dengan cara relaksasi, senam ibu hamil, dan yoga.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Qurrata A'yuni Rasyidah ◽  
Rizki Fitryasari ◽  
Andri Setiya Wahyudi

Pendahuluan: Tidur merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Kualitas tidur yang buruk salah satunya dapat disebabkan karena stres dan kondisi kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat stres dan burnout syndrome terhadap kualitas tidur pada mahasiswa ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa profesi ners Fakultas Keperawatan Unair program regular dan alih jenis. Jumlah sampel sebanyak 126 responden yang diperoleh dengan menggunakan teknik simple random sampling  dan mahasiswa profesi ners Fakultas Keperawatan Unair dari program regular maupun alih jenis sebagai kriteria inklusi. Variabel independen yaitu tingkat stress dan burnout syndrome dan variabel dependen yaitu kualitas tidur. Data dikumpulkan dengan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS), Maslach Burnout Invetory (MBI), Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) dan dianalisis menggunakan uji spearmen’s rho dan uji regresi logistik.Hasil: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa profesi ners Fakultas Keperawatan Unair program regular dan alih jenis. Jumlah sampel sebanyak 126 responden yang diperoleh dengan menggunakan teknik simple random sampling  dan mahasiswa profesi ners Fakultas Keperawatan Unair dari program regular maupun alih jenis sebagai kriteria inklusi. Variabel independen yaitu tingkat stress dan burnout syndrome dan variabel dependen yaitu kualitas tidur. Data dikumpulkan dengan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS), Maslach Burnout Invetory (MBI), Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) dan dianalisis menggunakan uji spearmen’s rho dan uji regresi logistik.Kesimpulan: Tingkat stress yang dialami oleh mahasiswa profesi terutama dalam merawat pasien dan situasi kelelahan emosional pada burnout syndrome dapat mengakibatkan  kualitas tidur mahasiswa profesi. ABSTRACTIntroduction: Sleep is a basic need that must be fulfilled. Poor sleep quality can be caused by stress and fatigue. This study aims to analyze the relationship between stress levels and burnout syndrome with sleep quality on clinical nursing students of the Nursing Faculty at Universitas Airlangga.Method: This study uses a cross-sectional design. The population is clinical nursing student Faculty of Nursing Universitas Airlangga from the regular program and over the program level. The total sample was 126 respondents using a simple random sampling technique. Independent variables are stress level and burnout syndrome and the dependent variable is sleep quality. Data collected by questionnaires Perceived Stress Scale (PSS), Maslach Burnout Inventory (MBI) and Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) and then analyzed using spearmen's rho test and logistic regression test.Results:  The results showed that there was a relationship between stress levels and sleep quality (p = 0,000, r = 0,311), there was a relationship between burnout syndrome specifically the dimensions of emotional exhaustion with sleep quality (p = 0,025) and the results of logistic regression tests showed a correlation between stress levels (p = 0,000) and burnout syndrome dimensions of emotional exhaustion (p = 0.025) with the quality of sleep in clinical nursing students of the Faculty of Nursing Universitas Airlangga.Conclusion: The level of stress experienced by clinical nursing students, especially stress in caring for patients and burnout syndrome, especially in the dimensions of emotional exhaustion affect the quality of sleep for clinical nursing students.


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Siti Annisa Rahmasita ◽  
Agustine Mahardika ◽  
Muhammad Rizkinov Jumsa

<p><strong>Pendahuluan: </strong>Kecemasan merupakan keadaan patologis yang ditandai dengan gejala fisiologis dan gejala psikologis, gejala-gejala tersebut dapat terjadi berbeda pada setiap orang dan situasi. Pada kehamilan, risiko terjadinya kecemasan akan meningkat. Memasuki trimester tiga, ibu hamil dapat merasa cemas akan keselamatan dirinya maupun keselamatan bayinya. Saat merasa cemas, akan terjadi peningkatan kadar noradrenergik akibat stimulasi sistem saraf simpatis yang akan menyebabkan berkurangnya siklus REM, sehingga meningkatkan frekuensi terbangun di malam hari dan menyebabkan kualitas tidur yang buruk. Kecemasan dapat menurunkan kadar GABA sehingga seseorang akan sulit untuk menginisiasi tidur.</p><p><strong>Metode: </strong>Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 32 ibu hamil trimester tiga di Puskesmas tanjung Karang Mataram, dengan teknik <em>consecutive sampling</em>. Alat pengambilan data pada penelitian ini adalah kuesioner <em>Hamilton Anxiety Rating Scale </em>(HARS) untuk mengukur tingkat kecemasan dan kuesioner <em>Pittsburgh Sleep Quality Index </em>(PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan uji korelasi spearman.<strong></strong></p><p><strong>Hasil dan pembahasan: </strong>Penelitian menyatakan bahwa tingkat kecemasan berpengaruh terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Tanjung Karang Mataram dengan P <em>value</em> &lt;0,001 (P <em>value</em> &lt; 0.5) dan r = 0.731 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang kuat.</p><strong>Kesimpulan: </strong>Tingkat kecemasan berpengaruh terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Tanjung Karang Mataram.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document