scholarly journals HUBUNGAN LATIHAN YOGA SURYANAMASKAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN WANITA PREMENOPAUSE DI KOTA DENPASAR

2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
Author(s):  
Anak Agung Istri Agung Padmi Swari Dewi ◽  
Ni Luh Putu Gita Karunia Saraswati ◽  
Indira Vidiari Juhanna ◽  
Anak Agung Gede Angga Puspa Negara

Premenopause merupakan sebuah fase yang pasti dialami oleh setiap wanita sebelum memasuki masa menopause. Ketika memasuki masa premenopause, akan timbul gejala-gejala yang berbeda pada setiap individu salah satunya adalah rasa cemas. Kecemasan merupakan respon emosional yang terdiri dari perasaan khawatir dalam menghadapi situasi tertentu. Sebagian besar orang yang mengalami kecemasan akan merasa gelisah sehingga menyebabkan gangguan tidur dan kesulitan dalam berkonsentrasi. Kecemasan dapat tanggulangi dengan beberapa cara seperti dengan melakukan latihan yoga. Adapun tujuan dilakukannya penelitian yakni untuk mengetahui hubungan latihan Yoga Suryanamaskar terhadap tingkat kecemasan wanita premenopause di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan studi observasional analitik dengan rancangan cross sectional dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Denpasar pada Desember 2020 – Februari 2021. Jumlah sampel pada penelitian ini sebesar 56 sampel yang disesuaikan dengan kriteria eksklusi dan inklusi. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat kecemasan pada wanita premenopause. Uji hipotesis yang digunakan adalah Kendall’s Tau-b untuk menganalisis hubungan antara Yoga Suryanamaskar dan tingkat kecemasan. Didapatkan dari uji Kendall’s Tau-b bahwa nilai p sebesar 0,02 (p<0,05). Selain itu, diperoleh pula koefisien korelasi dengan nilai -0,309. Berdasarkan hasil olah data, bisa disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan disertai korelasi yang cukup kuat dan tidak searah antara latihan Yoga Suryanamaskar dan tingkat kecemasan wanita usia premenopause di Kota Denpasar. Kata kunci: yoga suryanamaskar, premenopause, tingkat kecemasan

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Boby Irsan Sakbana ◽  
Suharyono Suharyono ◽  
Almujadi Almujadi

Fixed orthodontic treatment is attached to the tooth surface. If this orthodontic treatment is attached to teeth that are difficult to clean, dental caries will occur due to a lack of dental and oral hygiene. For this reason, it is necessary to have someone's knowledge about maintaining oral and dental health, especially fixed orthodontic users. This study aims to determine the relationship between dental and oral health knowledge and caries rates in students using fixed orthodontics at Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. This type of research is analytic observational and the research design is cross-sectional, with a population of 71 students using fixed orthodontics. This sampling technique is purposive sampling with the number of respondents using fixed orthodontics as many as 60 people. The results of the research on the analysis with the Kendall's-Tau test obtained a significant value = 0.000 <0.05. The conclusion is that there is a relationship between knowledge of oral health and dental hygiene with caries rates in Orthodontic Wearing students at Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Perawatan orthodontik cekat dipasang pada permukaan gigi. Perawatan orthodontik ini apabila dicekatkan pada gigi-gigi yang sulit dibersihkan akan terjadi  karies gigi diakibatkan oleh kurangnya kebersihan gigi dan mulut. Untuk itu diperlukan pengetahuan seseorang mengenai pelihara diri kesehatan gigi dan mulut terutama pengguna orthodontik cekat. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya hubungan pengetahuan pelihara diri kesehatan gigi dan mulut dengan angka karies pada mahasiswa pemakai orthodontik cekat di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Jenis penelitian bersifat observasional analitik dan desain penelitian Cross-sectional, dengan populasi pada mahasiswa yang memakai orthodontik cekat berjumlah 71 orang. Teknik pengambilan sampel ini adalah purposive sampling dengan jumlah yang menjadi responden pemakai orthodontik cekat sebanyak 60 orang. Hasil penelitian pada analisis dengan uji Kendall’s-Tau di peroleh nilai signifikan = 0,000<0,05. Kesimpulan ada hubungan pengetahuan pelihara diri kesehatan gigi dan mulut dengan angka karies pada mahasiswa Pemakai Orthodontik di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 100
Author(s):  
Atun Wigati ◽  
Ummi Kulsum

Seseorang yang memiliki tingkat ekonomi tinggi atau tingkat pendapatan yang baik akan merasa tidak cemas dibanding dengan seseorang yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah atau pendapatan kurang akan merasa cemas, tidak menutup kemungkinan jika tingkat ekonomi atau pendapatan pada ibu menopause menjadi salah satu faktor timbulnya kecemasan dalam menghadapi menopause. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tingkat ekonomi terhadap tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause di Desa Mindahan Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Tahun 2017. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita menopause yang tinggal di desa Mindahan Kecamatan Batealit, yang dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2017. Tehnik pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sampling, didapatkan sample sebanyak 37 responden. Tehnik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa hasil penelitian menggunakan uji Kendall’s tau, didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi tingkat ekonomi dengan kecemasan ibu dalam menghadapi menopause di Desa Mindahan Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Tahun 2017 (p<0,05) dengan nilai korelasi r = 0,571 yang menunjukkan bahwa korelasi sedang. Diharapkan dapat dilakukan penelitian terkait kecemasan pada ibu menopause dengan determinan yang berbeda dan wanita pada usia menopause agar lebih menambah wawasan tentang menopause dan penanganannya sehingga dapat mengurangi kecemasan ibu dan tidak tergantung pada keadaan ekonomi. Kata kunci : Tingkat ekonomi, Tingkat kecemasan


2021 ◽  
pp. 181-186
Author(s):  
Wiwin Hindriyawati ◽  
Widy Nurwiandani

Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang diminati masyarakat. Kontrasepsi hormonal progestin terdiri dari KB suntik 3 bulan dan implant, kontrasepsi hormonal jenis kombinasi berisi estrogen dan progestin terdiri dari KB suntik 1 bulan. Persepsi masyarakat menganggap kontrasepsi hormonal dapat membuat seseorang mengalami gangguan kesuburan.  Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan pasca pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kesuburan pada ibu hamil. Metode penelitian menggunakan deskriptif correlation dengan pendekatan retrospektif dengan rancangan cross sectional. Uji statistik bivariat menggunakan kendall’s tau. Populasi ibu hamil yang pernah menggunakan kontrasepsi hormonal di Desa Guwosari pada bulan November 2019-Januari 2020. Sampel penelitian 64 responden diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan bermakna pasca pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kesuburan pada ibu hamil (perolehan menstruasi p-value 0,003; perolehan kehamilan p-value 0,011). Kesimpulan penelitian terdapat hubungan bermakna pasca pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kesuburan pada ibu hamil. People tend to use hormonal contraceptives. Progestin hormonal contraceptives consist of 3-month injectable contraceptives and implants, combined hormonal contraceptives contain estrogen and progestin consisting of 1-month injections. People have perception considers hormonal contraception that can make a woman experience fertility problem. The aim of the study was to identify the relationship between post-hormonal contraceptive use and fertility in pregnant women. The research method was using descriptive correlation with a retrospective approach with a cross sectional design. Bivariate statistical test was using Kendall's tau. The population were pregnant women who have used hormonal contraception in Guwosari Village in November 2019-January 2020. The research sample of 64 respondents were taken using a purposive sampling technique. The result showed that there was a significant relationship after using hormonal contraception with fertility in pregnant women (menstrual gain p-value 0.003; pregnancy gain p-value 0.011). The conclusion of the study was there is a significant relationship after the use of hormonal contraception with fertility in pregnant women.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 58-65
Author(s):  
Lina Dewi Anggraeni ◽  
Gopie Elpasa ◽  
Jesika Pasaribu

Latar Belakang : Merokok merupakan salah satu perilaku yang merugikan kesehatan baik bagi diri sendiri dan orang lain, akan tetapi masih banyak orang yang merokok bahkan usia merokok paling banyak didapati pada usia remaja. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja di Nanga Bulik. Metode : Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2020Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling sebanyak 82 responden. Analisis statistik yang digunakan uji Kendall’s Tau B. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 75.6% remaja memiliki pengetahuan yang baik, 72% sikap yang positif, 64.6% adanya pengaruh dari orang tua, 86.6% adanya pengaruh teman sebaya, dan 53.7% memilki perilaku merokok yang baik. Dalam uji hubungan menunjukkan bahwa adanya hubungan, variabel yang berhubungan yaitu pengaruh orang tua (p value = 0.008) dan pengaruh teman sebaya (p value = 0.000). Simpulan : Terdapat hubungan pengaruh orang tua dan teman sebaya dengan perilaku merokok. Remaja diharapkan mendapatkan informasi dan mengikuti sosialisasi mengenai bahaya merokok agar terhindar dari bahaya yang mengancam kesehatan dan pentingnya pengawasan dari orang tua dalam pergaulan anaknya. Kata kunci : perilaku merokok, remaja, teman sebaya


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Boby Irsan Sakbana ◽  
Suharyono Suharyono ◽  
Almujadi Almujadi

Fixed orthodontic treatment is attached to the tooth surface. If this orthodontic treatment is attached to teeth that are difficult to clean, dental caries will occur due to a lack of dental and oral hygiene. For this reason, it is necessary to have someone's knowledge about maintaining oral and dental health, especially fixed orthodontic users. This study aims to determine the relationship between dental and oral health knowledge and caries rates in students using fixed orthodontics at Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. This type of research is analytic observational and the research design is cross-sectional, with a population of 71 students using fixed orthodontics. This sampling technique is purposive sampling with the number of respondents using fixed orthodontics as many as 60 people. The results of the research on the analysis with the Kendall's-Tau test obtained a significant value = 0.000 <0.05. The conclusion is that there is a relationship between knowledge of oral health and dental hygiene with caries rates in Orthodontic Wearing students at Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Perawatan orthodontik cekat dipasang pada permukaan gigi. Perawatan orthodontik ini apabila dicekatkan pada gigi-gigi yang sulit dibersihkan akan terjadi  karies gigi diakibatkan oleh kurangnya kebersihan gigi dan mulut. Untuk itu diperlukan pengetahuan seseorang mengenai pelihara diri kesehatan gigi dan mulut terutama pengguna orthodontik cekat. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya hubungan pengetahuan pelihara diri kesehatan gigi dan mulut dengan angka karies pada mahasiswa pemakai orthodontik cekat di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Jenis penelitian bersifat observasional analitik dan desain penelitian Cross-sectional, dengan populasi pada mahasiswa yang memakai orthodontik cekat berjumlah 71 orang. Teknik pengambilan sampel ini adalah purposive sampling dengan jumlah yang menjadi responden pemakai orthodontik cekat sebanyak 60 orang. Hasil penelitian pada analisis dengan uji Kendall’s-Tau di peroleh nilai signifikan = 0,000<0,05. Kesimpulan ada hubungan pengetahuan pelihara diri kesehatan gigi dan mulut dengan angka karies pada mahasiswa Pemakai Orthodontik di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.


2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 223
Author(s):  
Silvia Alfinnia ◽  
Lailatul Muniroh ◽  
Dominikus Raditya Atmaka

ABSTRAK Latar Belakang: Anak usia sekolah mengalami peningkatan kebutuhan gizi untuk tumbuh kembang. Di usia ini, anak-anak bisa memilih makanan maupun media bermain sesuai keinginan mereka. Aktivitas menggunakan layar yang berlebih serta perilaku makan yang buruk dapat memicu terjadinya obesitas.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan Screen Based Activity (SBA) dan perilaku makan dengan status gizi anak usia sekolah.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di SDI Darush Sholihin Kabupaten Nganjuk. Besar sampel sebanyak 48 siswa yang dipilih secara proportional random sampling. Pengumpulan data meliputi berat badan, tinggi badan, kuesioner SBA, Food Frequency Questionnaire (FFQ), serta food recall 2x24 jam. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman dan Kendall’s tau dengan nilai signifikansi 0,05.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan SBA (p=0,151), perilaku makan makanan pokok (p=0,101), perilaku makan lauk hewani (p=0,212), perilaku makan lauk nabati (p=0,829), perilaku makan sayuran (p=0,751) dan perilaku makan jajanan (p=0,109) dengan status gizi. Namun, terdapat hubungan perilaku makan buah (p=0,040) dengan status gizi.Kesimpulan: Konsumsi buah-buahan yang sering tanpa memperhatikan kandungan gula dan cara penyajian dapat memberikan risiko obesitas pada anak. Diperlukan pendidikan gizi kepada pihak sekolah maupun orang tua mengenai pembatasan SBA dan perilaku makan sehat terutama buah untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal dan terhindar dari obesitas.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Halimatus Saidah

ABSTRAKHubungan tingkat kecemasan emosional ibu Post Partum dengan kejadian Post Partum Blues  sangat penting diketahui karena pada fase ini terjadi perubahan secara fisiologis maupun secara psikologis yang dapat mempengaruhi kelabilan emosional ibu setelah melahirkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan emosional ibu Post Partum dengan kejadian Post Partum Blues  yang ada dikelurahan sukorame wilayah kerja puskesmas sukorame.Desain yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analitik korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling, diperoleh jumlah sampel 24 orang responden dengan kriteria responden yaitu ibu Post Partum hari ke 7- minggu ke 2, nifas normal. Pengumpulan data menggunakan lembar ceklist skala Hamilton Anxiety Rating Scale dan kuesioner Edinburgh Post Natal Depression Scale. Analisa data menggunkan uji Sperman Rank.         Tingkat kecemasan emosional ibu post partum sebagian kecil (25,0%) yaitu 6 responden. dan kejadian Post Partum Blues  sebagian besar (62,5%) yaitu 15 responden. Hasil analisa data dengan menggunakan uji Spearmen Rank didapatkan hasil p-value 0,000 taraf signifikan (α = 0,05) dengan demikian ada hubungan antara tingkat kecemasan emosional ibu post partum dengan kejadian Post Partum Blues  di Kelurahan Sukorame wilayah Kerja Puskesmas Sukorame. Dan  nilai koefisien (r) sebesar 0,859 kekuatan korelasi dalam kategori sangat kuat dengan arah positif.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan adanya hubungan antara tingkat kecemasan emosional ibu post partum dengan kejadian Post Partum Blues  di kelurahan Sukorame wilayah kerja Puskesmas Sukorame. Kata Kunci: Tingkat Kecemasan, Post Partum, dan Kejadian Post Partum Blues  ABSTRACT       The relationship between the level of emotional anxiety of the mother of post partum with Post Partum Blues  occurrence is very important because in this phase there is a change physiologically and psychologically wich can affect the emotional stability of mother after giving birth.       The purpose of this study to determine the relationship of emotional anxiety level of post partum mother with Post Partum Blues  incident that exist in sukorame’s Village its work area of puskesmas Sukorame.       Design used correlational analytics with cross sectional approach. The sample research using purposive sampling technique, obtained the number of samples 24 respondents with the criteria of respondents is post partum mother day 7 to week 2, its good puerperium. Data’s collection using hamilton anxiety rating scale and       Edinburgh Postnatal Depression Scale. Data’s processing is interpreted according to the classification of each measuring instrument.       The result of the research showed that  the relationship of emotional anxiety level of post partum mother with Post Partum Blues  incidence was the amount of the anxiety level 12,5%, 25% heavy anxiety , medium anxiety 16,6% and mild anxiety 20,9% with Post Partum Blues  event. While those without anxiety were 0% for Post Partum Blues  event.        From the result of this study it can be concluded that almost all postpartum mothers with anxiety that there is in the field of Sukorame work area puskesmas Sukorame experience Post Partum Blues . As for recommendation of this research is holding counseling about how to handle Post Partum Blues .Key Word : Anxiety level, Post Partum, Post Partum Blues  Event


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 27-32
Author(s):  
Piscolia Dynamurti Wintoro ◽  
Wiwin Rohmawati ◽  
Ana Sulistyowati

Latar Belakang: Seorang ibu hamil biasa mengalami kecemasan. Pada TM III kecemasan disebabkan oleh kekhawatiran menghadapi persalinan dan apakah bayinya lahir normal atau cacat. Kecemasan meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom. Metode: Desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom, sebanyak 40 responden dengan teknik total sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A) untuk mengukur tingkat kecemasan dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Analisis data yang digunakan chi square. Hasil : Penelitian ini menunjukkan ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi dengan P value sebesar 0,021. Simpulan : Ibu hamil trimester III dapat memperbaiki kualitas tidur dengan mengurangi aktivitas dan istirahat yang cukup, perasaan cemas dengan cara relaksasi, senam ibu hamil, dan yoga.


Author(s):  
Jessica Lise Hanna ◽  
Andrico Napolin Lumban Tobing ◽  
Suandy Suandy

AbstrakObesitas adalah faktor risiko utama pada berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, kelainan muskuloskeletal,hipertensi, bahkan kanker. Setidaknya ada 2,8 juta orang meninggal per tahun sebagai akibat overweight atauobesitas. Terdapat sekitar 63.309.620 orang mengalami hipertensi di Indonesia pada tahun 2018, dimana427.218 diantaranya meninggal karena hipertensi. Aktivasi sistem saraf simpatis, jumlah total lemak dalamtubuh, peningkatan reabsorpsi natrium dan aktivitas sistem renin-angiotensin di ginjal akibat retensi dari ion inimenjadi penyebab yang mendasari dari hipertensi yang disebabkan obesitas. Sehingga, tujuan dari penelitianini untuk mengekplorasi pengaruh antara kategori obesitas terhadap tekanan darah pada petugas kepolisian diPolresta Deli Serdang. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional pada 51 orang petugas kepolisian diPolresta Deli Serdang. Parameter yang dievaluasi meliputi umur, jenis kelamin, lingkar perut, indeks massatubuh, tekanan darah, dan kolesterol total. Seluruh data penelitian dianalisa dengan analisa deskriptif,kemudian dilanjutkan dengan uji kendall’s tau b dan uji two sample t-test dengan uji mann-whitney sebagai ujialternative. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif lemah antara indeks massatubuh dengan hipertensi, walaupun hubungan antara keduanya tidak signifikan (Nilai p= 0.0830; r= 0.030).Sehingga dapat disimpulan bahwa IMT tidak mempengaruhi kejadian hipertensi.Kata kunci: IMT, Hipertensi, Deli Serdang, obesitas 


2016 ◽  
Vol 19 (17) ◽  
pp. 3106-3113 ◽  
Author(s):  
Natalie Rangelov ◽  
L Suzanne Suggs ◽  
Pedro Marques-Vidal

AbstractObjectiveTo assess the level of agreement between children and their parents when reporting a child’s food consumption.DesignCross-sectional study in which children and parents independently completed 7 d food diaries describing the foods and drinks the child consumed at every meal and snack. The association between child and parent reporting was assessed for nineteen food groups using Kendall’s tau-b non-parametric correlations, Spearman’s rank correlations, kappa coefficients and Lin’s concordance measure of agreement. Results were also stratified by gender of the child and his/her grade at school.SettingHouseholds in Ticino, Switzerland, April–June 2014.SubjectsTwo hundred and ninety-nine children aged 6–12 years and one of their parents participated, with 264 providing complete data (35 % completion rate).ResultsResults showed a high level of agreement between child and parent reporting. Spearman correlations ranged from 0·55 (sauces) and 0·57 (fatty meat) to 0·80 (fruit), 0·83 (starchy foods) and 0·84 (pastries). All nineteen Spearman correlations were significant at the 0·001 level. Kendall’s tau-b correlations ranged from 0·44 (fat meat) to 0·81 (puff pastry). Kappa values showed low to high levels of agreement, ranging from 0·15 (sweets) to 0·77 (puff pastry). Lin’s concordance correlation coefficients ranged from 0·39 (whole grains) to 0·86 (puff pastry).ConclusionsWhen assessing the eating behaviour of children using a 7 d food diary, children’s reports might be as reliable as their parents’.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document