Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Indonesia (Studi Literatur)

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 83-94
Author(s):  
Siti Hasanah ◽  
Sarah Handayani ◽  
Ikhwan Ridha Wilti

Stunting merupakan suatu keadaan yang menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan terjadi sejak bayi dalam kandungan sampai bayi dilahirkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur. Literatur yang diulas diperoleh dari penelusuran artikel penelitian-penelitian ilmiah dari rentang tahun 2014-2019 dengan menggunakan database Google Scholar, PubMed Central, dan Biomel Central. Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Penelitian ini dilakukan antara bulan Juni hingga Agustus 2020. Berdasarkan penelusuran judul dan abstrak didapatkan 76 artikel namun hanya 20 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil telaah terhadap literatur terdapat hubungan signifikan antara variabel sumber air bersih, akses sanitasi, pengelolaan limbah rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, kejadian diare dan kejadian ISPA dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia. Kata Kunci   : Balita, Indonesia, Sanitasi Lingkungan, Stunting

2017 ◽  
Vol 2017 ◽  
pp. 1-13 ◽  
Author(s):  
Newman Osafo ◽  
Kwesi Boadu Mensah ◽  
Oduro Kofi Yeboah

Ethnopharmacological Relevance. Cryptolepis sanguinolenta is a scrambling thin-stemmed shrub found in Africa. Traditionally in West Africa, it is employed in the treatment of malaria, diarrhea, and respiratory conditions. This review discusses the traditional importance as well as the phytochemical, ethnomedical, pharmacological, and toxicological importance of this plant. Materials and Methods. Excerpta Medica Database, Google Scholar, Springer, and PubMed Central were the electronic databases used to search for and filter primary studies on Cryptolepis sanguinolenta. Results. The detailed review of various studies conducted on C. sanguinolenta and some of its constituents gives an important body of proof of its potential therapeutic benefits and also of its use as a source of lead compounds with therapeutic potentials. Conclusion. The review on C. sanguinolenta is important in identifying grey areas in the research on this medicinal plant and also provides comprehensive data thus far to continue research on this plant.


2017 ◽  
Author(s):  
Melissa Vaught ◽  
Diana C. Jordan ◽  
Hilda Bastian

AbstractBackgroundAn editorial expression of concern (EEoC) is issued by editors or publishers to draw attention to potential problems in a publication, without itself constituting a retraction or correction.MethodsWe searched PubMed, PubMed Central (PMC), and Google Scholar to identify EEoCs issued for publications in PubMed and PMC up to 22 August 2016. We also searched the archives of the Retraction Watch blog, some journal and publisher websites, and studies of EEoCs. In addition, we searched for retractions of EEoCs and affected articles in PubMed up to 8 December 2016. We analyzed overall historical trends, as well as reported reasons and subsequent editorial actions related to EEoCs issued between August 2014 and August 2016.ResultsAfter screening 5,076 records, we identified 230 EEoCs that affect 300 publications indexed in PubMed, the earliest issued in 1985. Half of the primary EEoCs were issued between 2014 and 2016 (52%). We found evidence of some EEoCs that had been removed by the publisher without leaving a record and some were not submitted for PubMed or PMC indexing. A minority of publications affected by EEoCs had been retracted by early December 2016 (25%). For the subset of 92 EEoCs issued between August 2014 and August 2016, affecting 99 publications, the rate of retraction was similar (29%). The majority of EEoCs were issued because of concerns with validity of data, methods, or interpretation of the publication (68%), and 31% of cases remained open. Issues with images were raised in 40% of affected publications. Ongoing monitoring after the study identified another 17 EEoCs to year’s end in 2016, increasing the number of EEoCs to 247 and publications in PubMed known to be affected by EEoCs to 320 at the end of 2016.ConclusionsEEoCs have been rare publishing events in the biomedical literature, but their use has been increasing. Most have not led to retractions, and many remain unresolved. Lack of prominence and inconsistencies in management of EEoCs reduce the ability of these notices to alert the scientific community to potentially serious problems in publications. EEoCs will be made identifiable in PubMed in 2017.


Author(s):  
Rajendra K. Ghritlaharey

This is a review of the literature related to the progress in the management of intussusception. Literature and other publication on the topic of “intussusception” were retrieved from 1674 to August 2021. The online literature search was – performed using various websites, i e, PubMed, PubMed central, ResearchGate, and Google - eBooks, Google Scholar, and Google Images. The important historical events that occurred in the management of intussusception were briefly presented in this manuscript.


2021 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 242
Author(s):  
Rosdiana Mus ◽  
Thaslifa Thaslifa ◽  
Mutmainnah Abbas ◽  
Yanti Sunaidi

Latar Belakang: Penyakit Corona virus 19 (COVID-19) yang disebabkan oleh SARS-COV-2 terjadi melalui droplet dengan menyerang saluran pernafasan melalui reseptor ACE2, menyebabkan pneumonia berat yaitu Acute Respiratory Distress Syndrome. Pemeriksaan laboratorium penting dalam menunjang diagnosis dan menilai prognosis penyakit COVID-19.Tujuan: Tinjauan ini menjelaskan peran diagnosis dan prognosis pengembangan COVID-19 pada tes laboratorium berdasarkan kemajuan penelitian terbaru SARS-CoV-2 yang telah dilaporkan.Metode: Penelitian bersifat studi literatur dengan menggunakan data sekunder. Sumber data penelitian berasal dari e-journal yaitu Google Scholar, Open Access, dan PubMed Central yang dilakukan skrining berdasarkan kata kunciHasil: Pemeriksaan imunoserologi menunjukan IgM dan IgG muncul secara berurutan pada hari ke 12 dan 14 setelah terinfeksi. Pemeriksaan hematologi melaporkan peningkatan jumlah neutrofil dan penurunan jumlah limfosit. NLR tinggi pada pasien yang parah. Pemeriksaan kimia klinik menunjukan penurunan albumin, peningkatan CRP, LDH, kreatinin, AST dan ALT.Kesimpulan: Pemeriksaan imunoserologi dilakukan dengan pemeriksaan sel T, sel B serta menilai kadar immunoglobin (IgM dan IgG). Parameter hematologi digunakan untuk memprediksi keparahan COVID-19, termasuk limfosit, leukosit dan neutrofil. Peningkatan neutrofil-leukosit rasio (NLR)  dapat digunakan sebagai marker untuk menilai faktor risiko COVID-19. Pada pemeriksaan kimia klinik ditemukan peningkatan kadar pada parameter fungsi hati, fungsi jantung, analisa gas darah dan penanda inflamasi.


2019 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 169
Author(s):  
Jessica Sindy Sirait ◽  
Shinta Melia Desiana

Autism spectrum disorder (ASD) adalah developmental disability dimana seseorang mempunyai gangguan pada interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku secara signifikan. Salah satu pengembangan yang dilakukan untuk pengobatan ASD adalah animal-assisted therapy (AAT). AAT adalah intervensi yang diarahkan pada tujuan dimana hewan yang memenuhi kriteria spesifik menjadi bagian integral dari proses pengobatan. AAT paling sering dilakukan untuk ASD adalah anjing, kuda, dan lumba-lumba. Metode yang digunakan pada penulisan ini adalah studi literature review menggunakan sumber pustaka 16 artikel/jurnal dari tahun 2011-2019. Proses pencarian sumber pustaka melalui Google Scholar, PubMed Central, dan Springer Link. Tema yang mendukung artikel ini yaituanimal-assisted therapy untuk pengobatan autism spectrum disorder. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa AAT dapat mengembangkan kemampuan sosialiasi, bahasa, perilaku, serta motorik pada pasien ASD. Ulasan ini memberikan pengetahuan terkait terapi alternatif dengan hewan yang dapat dilakukan untuk pasien dengan autisme. Kata kunci: animal-assisted therapy,gangguan spektrum autisme ANIMAL-ASSISTED THERAPY AS A TREATMENT FOR AUTISM SPECTRUM DISORDER PATIENTS IN CHILDREN ABSTRACTAutism spectrum disorder (ASD) is a developmental disability that can cause significant social, communication and behavioral disorder. One of the development carried out for ASD intervention is animal-assisted therapy (AAT). AAT is a goal-directed intervention in which ananimal that meets specific criteria is an integral part of the treatmentprocess.The method used in writingliterature review studies uses article library sources, where the search proses uses Google Scholar, PubMed Central, and Springer Link. The themes in the articles collected were related to the animal-assisted therapy for autism spectrum disorder treatment. The results that collected has shown that AAT can improve social skills, language skills, behaviour, and motor skills in ASD patient. This review provides knowledge related to alternative therapy with animal that can be done to patient with autism. Keywords: animal-assisted therapy, autism spectrum disorder


2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 133-149
Author(s):  
Yusria Apriliani ◽  
Arif Pristianto ◽  
Wijianto Wijianto ◽  
Wahyuni Wahyuni

Latar belakang Nyeri leher menyebabkan penurunan kekuatan otot, dan penurunan daya tahan otot sternocleidomastoid dan deep cervical flexor. Hal itu menyebabkan disfungsi mekanis dan nyeri kronis. Aktivasi deep cervical flexion muscle merupakan bentuk latihan penguatan pada otot, mampu memberikan efek yang signifikan dalam menurunkan nyeri leher. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian deep neck flexor muscle activation pada nyeri leher Metode metode penelitian critical review dan desain studi randomized controlled trial menggunakan mesin pencarian literatur seperti Pubmed Central (PMC) dan Google Scholar, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi jenis Quartile (Q1-3) menggunakan Scimago Journal and Country Rank (SJR) dan penilaian dengan PEDro scale Hasil Sebanyak 9 artikel yang digunakan sebagai landasan penelitian, pada DCF menunjukan penurunan nyeri dengan VAS. Kesimpulannya penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada latihan deep neck flexor muscle activation terhadap penurunan nyeri leher pada kondisi nyeri leher kronis maupun non spesifik. Pemberian deep neck flexor muscle activation yang terdiri dari craniocervical flexion, dan cervical stabilizating exercise. Latihan ini dilakukan dengan mendorong kepala kearah belakang dengan menjaga posisi kepala tetap lurus dan diberikan berupa tahanan hingga waktu yang sudah ditentukan Kata kunci nyeri leher, muscle activation, DFC 


2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 150-161
Author(s):  
Rahayu Gita Junita ◽  
Arif Pristianto ◽  
Arin Supriyadi ◽  
Taufik Eko Susilo

Latar belakang Duduk dengan waktu yang lama dapat meningkatkan ketegangan pada otot punggung serta pinggul dan menimbulkan ketegangan pada persendian dalam posisi statis untuk waktu yang lama. Otot punggung mengalami kontraksi yang berlebihan, kemudian untuk menahan dan mempertahankan posisi duduk, otot menjadi spasm atau tightness. Nyeri pada punggung bawah adalah kondisi musculoskeletal yang paling umum ditemukan. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk meriview artikel penelitian terdahulu tentang hubungan aktivitas duduk lama dengan keluhan musculoskeletal pada punggung bawah. Metode Metode penelitian menggunakan critical review dan pencarian data dilakukan untuk mengidentifikasi metode cross sectional observational menggunakan mesin pencarian literatur seperti pubmed central (PMC) dan google scholar, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi jenis quartile (Q1-4) menggunakan mesin pencarian scimago journal and country rank (SJR) dan penilaian dengan quality assessment tool for observational cohort and cross-sectional study. Hasil Didapatkan hasil sebanyak 9 artikel yang digunakan sebagai landasan penelitian yang disesuaikan dari kriteria inklusi, dilakukan review artikel, disesuaikan dengan kaidah what, who, where, when hingga dinilai dengan quality assessment tool for observational cohort and cross-sectional study. Kesimpulan Penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pada aktivitas duduk lama dengan keluhan musculoskeletal pada punggung bawah.Kata Kunci Aktivitas duduk lama, gangguan muskuloskeletal, nyeri punggung bawah.


2018 ◽  
Vol 24 (4) ◽  
pp. 9-19
Author(s):  
A. P. Sereda ◽  
M. A. Andrianova

The present paper is dedicated to the publications analysis by Russian authors in top-rated foreign journals. The aim of the research to define the avant-garde status of the national trauma and orthopaedics science. The authors of the present paper analyzed the publications in the first thirty journals under the heading «Orthopaedics and sports medicine» from Scimago Journal & Country Rank rating. The search was conducted from the moment of the first issue of each journal. Total number of publications was calculated, total number of publications from each author, number of publications per institution, citations of each publication in PubMed Central и Google Scholar. The subject, chronologic characteristics and relation of the year of publication with number of citations were analyzed. 


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 74-90
Author(s):  
Made Hendra Satria Nugraha

Stroke merupakan suatu kelainan neurologis yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan atau pecahnya pembululuh darah. Stroke menjadi penyebab kecacatan utama di dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan kajian pustaka mengenai mobilisasi dini dan pembelajaran motorik pada pasien stroke. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kajian pustaka (narrative review) dengan mengakses artikel journal databse, seperti: PubMed Central (PMC) NCBI dan google scholar. Prosedur mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik, perdarahan intraserebral, dan perdarahan aneurisma subaraknoid, memiliki manajemen yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan waktu pertama kali diberikan mobilisasi, tipe dan jenis intensitas pelatihan, serta efek dari pengobatan dan prosedur operasi yang dilakukan. Sementara untuk penerapan pembelajaran motorik memperhatikan enam indikator diantaranya: (1) teori dasar dari pembelajaran motorik, (2) prinsip pembelajaran motorik, (3) tahapan pembelajaran motorik, (4) dosis/durasi pelatihan, (5) tipe pelatihan yang dapat diberikan, dan (6) waktu awal untuk memulai pembelajaran motorik.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document